21.688.667 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
25. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA Program Imbalan Pasti
Perseroan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. B7774/DJM/III.5/12/1976 tanggal 18 Desember 1976 untuk mendirikan Dana Pensiun Semen Gresik yang merupakan dana pensiun manfaat pasti yang dikelola oleh pengurus yang terpisah, yang memberikan manfaat pasti bagi seluruh karyawan yang telah memenuhi persyaratan tertentu apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia.
Anak perusahaan (SP dan ST) masing-masing memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk mendirikan dana pensiun manfaat pasti yang dikelola oleh pengurus yang terpisah berdasarkan Surat Keputusan No. S065/MK-II/1979 tanggal 3 April 1979 untuk Dana Pensiun Semen Padang dan No. S-016/MK.13/1989 tanggal 5 Januari 1989 yang telah diubah dengan Surat Keputusan No. Kep-405/KM.17/1999 tanggal 5 November 1999 untuk Dana Pensiun Semen Tonasa yang memberikan manfaat pasti bagi seluruh karyawan yang telah memenuhi persyaratan tertentu apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal
Program Imbalan Pasti (lanjutan)
Estimasi kewajiban aktuarial per tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
Kewajiban imbalan pensiun 83.737.597 55.682.119
Kewajiban imbalan kerja lainnya 120.603.130 90.916.101
204.340.727
146.598.220
Asumsi aktuarial utama yang digunakan untuk menentukan estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan dalam program imbalan pasti pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Tingkat mortalita Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI’99)
Usia pensiun normal 56 tahun
Tingkat cacat 10% dari tingkat mortalita
Tingkat kenaikan gaji:
Program pensiun 7,5% (2009: 7,5%) per tahun
Imbalan kerja lainnya 10% (2009: 10%) per tahun
Tingkat diskonto tahunan 10% (2009: 13%) per tahun
Tingkat pengembalian Investasi 9% (2009: 10%) per tahun
Tingkat pengunduran diri 1% untuk umur di bawah 30 tahun
dan menurun secara linear sampai 0% pada umur 52 tahun
Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka, surat-surat berharga dan investasi jangka panjang dalam bentuk saham, reksadana, obligasi, tanah dan bangunan.
Imbalan Pensiun
Beban imbalan kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian merupakan jumlah bersih dari:
2010 2009
Biaya jasa kini 15.104.699 23.762.855
Biaya bunga 54.606.763 67.775.108
Hasil yang diharapkan dari aktiva dana pensiun (41.621.682) (61.423.265)
Amortisasi dari keuntungan aktuarial
dan biaya jasa lalu yang belum diakui 2.527.465 (3.298.910)
Selisih perhitungan aktuarial - 7.740
Beban 30.617.245 26.823.528
Dari jumlah yang dibebankan, Rp18.676.519 (2009: Rp16.362.352) termasuk dalam beban pokok pendapatan dan Rp11.940.726 (2009: Rp10.461.176) dalam beban usaha.
Imbalan Pensiun (lanjutan)
Kewajiban bersih imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
2010 2009
Nilai kini dari kewajiban 1.158.607.265 877.234.058
Nilai wajar aktiva (1.080.702.538) (833.061.106)
77.904.727
44.172.952
Keuntungan aktuarial yang belum diakui 7.170.323 11.509.167
Biaya jasa masa lalu yang belum diakui (1.337.453)
-Kewajiban bersih 83.737.597 55.682.119
Rekonsiliasi perubahan kewajiban bersih selama tahun berjalan yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
2010 2009
Kewajiban bersih pada awal periode 76.844.313 56.228.547
Beban periode berjalan 30.617.245 26.823.528
Pembayaran imbalan kerja (23.723.961) (27.369.956)
Kewajiban bersih pada akhir periode 83.737.597 55.682.119
Aktiva Dana Pensiun Semen Padang (“DPSP”) termasuk penempatan dalam bentuk surat pengakuan hutang (“SPH”) yang diterbitkan oleh dua perusahaan masing-masing sebesar Rp20.000.000 dan Rp15.000.000 yang berjangka waktu 12 bulan dan menghasilkan bunga sebesar 15% per tahun. SPH tersebut dijamin dengan aset berupa bangunan, tanah serta saham.
SPH sebesar Rp20.000.000 dari salah satu perusahaan tersebut pada awalnya merupakan penempatan DPSP pada SPH yang diterbitkan oleh PT Eurocapital Peregrine Securities (“EPS”) sebesar Rp15.000.000 sesuai dengan Akta No. 3 tanggal 11 Juni 2008 yang dibuat oleh Kristian, S.H., kemudian SPH tersebut dinovasi oleh EPS ke perusahaan tersebut sesuai dengan Akta No. 25 tanggal 26 September 2008 yang dibuat oleh Tedy Triadi, S.H. Biro Dana Pensiun BAPEPAM-LK telah melakukan pemeriksaan atas penempatan DPSP pada SPH yang diterbitkan oleh EPS. Pemeriksaan dilakukan karena penempatan DPSP pada SPH yang diterbitkan oleh EPS tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 511/KMK.06/2002 tentang Tata Cara Investasi Dana Pensiun serta Peraturan DPSP Tahun 2002 dan Surat Keputusan Direksi SP (Pendiri DPSP) Nomor 109/SKG/PER12/04.2003 tentang Arahan Investasi DPSP.
Sebagai tindak lanjut atas pemeriksaan tersebut, Biro Dana Pensiun BAPEPAM-LK mengirim surat kepada SP (sebagai Pendiri DPSP) tanggal 3 Februari 2010 perihal penyelesaian SPH senilai Rp20.000.000, yang pada prinsipnya mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh SP, Dewan Pengawas dan Pengurus DPSP dalam merealisasikan nilai investasi DPSP tersebut.
Berdasarkan analisa terhadap status legalitas jaminan yang diterima DPSP sehubungan dengan SPH senilai Rp15.000.000 dan Rp20.000.000, dan penilaian terhadap nilai pasar jaminan dan kemampuan bayar dari kedua perusahaan tersebut, manajemen SP telah menurunkan nilai SPH tersebut sebesar Rp17.500.000 dalam menentukan nilai wajar aset DPSP untuk tujuan perhitungan aktuaria atas kewajiban pensiun. Penurunan nilai wajar aset DPSP tersebut belum menimbulkan kenaikan kewajiban pensiun; karena penurunan sebesar Rp17.500.000 tersebut merupakan kerugian aktuarial yang diakui dengan menggunakan “pendekatan koridor” (Catatan 2l). Dengan pertimbangan adanya penyelesaian secara tunai atas SPH sebesar Rp15.000.000 pada tahun 2009 serta peningkatan status legalitas jaminan yang diterima berupa Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) sehubungan dengan SPH yang sebesar Rp20.000.000, dan nilai perkiraan nilai pasar jaminan tersebut sebesar Rp46.131.280, manajemen SP telah menghapus penyisihan sebesar Rp17.500.000 diatas dalam menentukan nilai wajar aset DPSP untuk tujuan perhitungan aktuaria atas kewajiban pensiun SP per 30 Juni 2010.
Imbalan kerja lainnya
Beban imbalan kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian merupakan jumlah bersih dari:
2010 2009
Biaya jasa kini 10.830.386 9.939.416
Biaya bunga 6.956.716 9.807.175
Amortisasi dari:
- Keuntungan aktuarial yang belum diakui 6.613.144 769.482
- Biaya jasa lalu yang belum diakui 1.848.947 1.539.313
Beban bersih 26.249.193 22.055.386
Dari jumlah yang dibebankan, Rp16.012.007 (2009: Rp13.453.785) termasuk dalam beban pokok pendapatan dan Rp10.237.186 (2009: Rp8.601.601) dalam beban usaha.
Kewajiban bersih imbalan kerja lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
2010 2009
Nilai kini dari kewajiban 138.960.037 106.694.674
Nilai wajar aktiva -
-138.960.037
106.694.674
Kerugian aktuarial yang belum diakui (14.782.830) (11.221.036)
Biaya jasa lalu yang belum diakui (3.574.077) (4.557.537)
Kewajiban bersih 120.603.130 90.916.101
Rekonsiliasi perubahan selama tahun berjalan atas kewajiban bersih yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
2010 2009
Kewajiban bersih pada awal periode 120.667.135 90.946.542
Beban bersih 26.249.193 22.055.386
Pembayaran imbalan kerja (26.313.198) (22.085.827)
Kewajiban bersih pada akhir periode 120.603.130 90.916.101 Program Iuran Pasti
a. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Karyawan Perseroan mengikuti program pensiun iuran pasti yang meliputi semua karyawan tetap. Program ini dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI) dan DPLK Allianz-Indonesia yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan masing-masing No. KEP-1100/ KM.17/1998 dan No. KEP-129/KM.10/2007, tanggal 23 November 1998 dan 9 Juli 2007. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia. Iuran untuk program pensiun tersebut adalah sebesar 20% dari gaji bulanan karyawan dan menjadi beban Perseroan.
Anak perusahaan (SP dan ST) memberikan imbalan iuran pasti untuk karyawan tetap yang diselenggarakan masing-masing oleh DPLK Avrist Assurance (dahulu AIA Indonesia) dan DPLK Jiwasraya. SP dan ST memberikan kontribusi bulanan kepada DPLK masing-masing sebesar 8,5% dan 5% dari gaji bulanan. Anak perusahaan mengakui hutang iuran pada DPLK pada tahun dimana karyawan memberikan jasanya. Untuk SP terdapat tambahan kontribusi sebesar 20,85% dari gaji dasar pensiun untuk karyawan tetap yang diangkat setelah tanggal 1 Oktober 2007. Beban iuran ini dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian kecuali PSAK lain membolehkan pencatatan beban iuran tersebut sebagai harga perolehan suatu aktiva.
Program Iuran Pasti (lanjutan)
a. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) (lanjutan)
Tidak terdapat iuran terhutang untuk program tersebut pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009. Jumlah beban sehubungan dengan program ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp31.380.312 dan Rp19.000.168.
Dari jumlah yang dibebankan, Rp15.822.605 (2009: Rp9.675.225) termasuk dalam beban pokok pendapatan dan Rp15.557.707 (2009: Rp9.324.943) dalam beban usaha.
b. Program tunjangan kesejahteraan hari tua
Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) memberikan imbalan pasca-kerja dalam bentuk Program Tunjangan Kesejahteraan Hari Tua (TKHT) bekerja sama dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB BP). Berdasarkan perjanjian kerja sama tersebut, Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) membayar premi asuransi kepada AJB BP masing-masing sebesar 5%, 8% dan 10% dari gaji dasar asuransi karyawan, dimana tingkat kenaikan tahunan gaji dibatasi maksimum sebesar 7,5% per tahun. AJB BP harus membayar manfaat program tersebut kepada karyawan yang berhak atau kepada tanggungan mereka pada saat karyawan mencapai usia 56 tahun, mengundurkan diri, atau meninggal atau cacat berdasarkan perkalian tertentu dari gaji dasar asuransi pada saat manfaat program tersebut terhutang.
Tidak terdapat premi asuransi terhutang oleh Perseroan dan anak perusahaan atas program ini pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009.
Jumlah beban sehubungan dengan program ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp3.895.186 dan Rp3.284.538.
Dari jumlah yang dibebankan, Rp2.332.832 (2009: Rp1.975.644) termasuk dalam beban pokok pendapatan dan Rp1.562.354 (2009: Rp1.308.894) dalam beban usaha.
Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) tidak mengakui kewajiban atas selisih nilai kini kewajiban dengan nilai wajar kekayaan karena manajemen Perseroan dan anak perusahaan berkeyakinan AJB BP akan dapat memenuhi kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo.
c. Program bantuan pemeliharaan kesehatan purnakarya
Anak perusahaan (SP) memberikan imbalan pasca-kerja dalam bentuk Program Bantuan Pemeliharaan Kesehatan Purnakarya (“BPKP”) untuk karyawan tetap bekerja sama dengan AJB BP. SP membayar premi bulanan kepada AJB BP sebesar 4,5% dari gaji dasar asuransi karyawan, dimana tingkat kenaikan tahunan gaji dasar asuransi tersebut dibatasi maksimum sebesar 7,5% pertahun. AJB BP harus membayar manfaat program tersebut setiap tahun kepada karyawan yang berhak selama peserta masih hidup setelah karyawan mencapai usia 56 tahun, mengundurkan diri, meninggal atau cacat berdasarkan perkalian tertentu dari gaji dasar asuransi pada saat manfaat program tersebut terhutang. Manajemen SP berkeyakinan AJB BP akan dapat memenuhi kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo.
Tidak terdapat premi asuransi terhutang pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
Jumlah beban sehubungan dengan program ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp476.143 dan Rp424.582.
Dari jumlah yang dibebankan, Rp322.015 (2009: Rp295.191) termasuk dalam beban pokok pendapatan dan Rp154.128 (2009: Rp129.391) dalam beban usaha.
SP tidak mengakui kewajiban atas selisih nilai kini kewajiban dengan nilai wajar kekayaan karena manajemen SP berkeyakinan AJB BP akan dapat memenuhi kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo.
Program Iuran Pasti (lanjutan)
d. Program kesejahteraan karyawan
Anak perusahaan (SP) memberikan imbalan pasca-kerja dalam bentuk Program Kesejahteraan Karyawan untuk karyawan tetap bekerja sama dengan AJB BP. Berdasarkan perjanjian kerja sama tersebut, SP membayar premi bulanan kepada AJB BP sebesar 3% dari gaji dasar asuransi karyawan, dimana kenaikan tingkat kenaikan gaji dasar asuransi tersebut dibatasi maksimum sebesar 7,5% pertahun. AJB BP harus membayar manfaat program tersebut kepada karyawan yang berhak atau kepada tanggungan mereka pada saat karyawan mencapai usia 56 tahun, mengundurkan diri, meninggal atau cacat berdasarkan perkalian tertentu dari gaji dasar asuransi pada saat manfaat program tersebut terhutang. Manajemen SP berkeyakinan AJB BP akan dapat memenuhi kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo.
Tidak terdapat premi asuransi terhutang pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
Jumlah beban sehubungan dengan program ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp287.462 dan Rp235.439.
Dari jumlah yang dibebankan, Rp194.410 (2009: Rp163.689) termasuk dalam beban pokok pendapatan dan Rp93.052 (2009: Rp71.750) dalam beban usaha.
SP tidak mengakui kewajiban atas selisih nilai kini kewajiban dengan nilai wajar kekayaan karena manajemen berkeyakinan AJB BP akan dapat memenuhi kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo.
a. Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan
Penyertaan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
PT Industri Kemasan Semen Gresik
Nilai tercatat - awal 44.324.314 38.480.319
Bagian laba bersih periode berjalan 10.067.941 7.217.891
Deviden (5.116.566) (4.389.138)
49.275.689
41.309.072
PT United Tractors Semen Gresik
Nilai tercatat - awal 40.374.074 34.733.028
Bagian laba bersih periode berjalan 3.900.328 5.935.447
Deviden (4.302.680) (2.964.314)
39.971.722
37.704.161
PT Kawasan Industri Gresik
Nilai tercatat - awal 28.617.732 25.399.169
Bagian laba bersih periode berjalan 3.050.290 4.861.699
Deviden (2.845.323) (2.233.875)
28.822.699
28.026.993
PT Sepatim Batamtama
Nilai tercatat - awal 1.658.043 1.625.065
Bagian laba bersih periode berjalan 52.120 130.770
1.710.163
1.755.835
PT Bima Sepaja Abadi
Nilai tercatat - awal 5.440.911 3.891.613
Bagian laba bersih periode berjalan 651.718 1.555.972
Deviden (606.701)
-5.485.928
5.447.585
125.266.201
114.243.646
b. Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
2010 2009
PT Industri Kemasan Semen Gresik 10.067.941 7.217.891
PT United Tractors Semen Gresik 3.900.328 5.935.447
PT Kawasan Industri Gresik 3.050.290 4.861.699
PT Sepatim Batamtama 52.120 130.770
PT Bima Sepaja Abadi 651.718 1.555.972
17.722.397
Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek, PT Datindo Entrycom, susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
Saham Nilai Nominal
(ribuan lembar) Saham % Kepemilikan
Pemerintah Republik Indonesia 3.025.406 302.540.600 51,01
Masyarakat (masing-masing
dibawah 5%) 2.906.114 290.611.400 48,99
5.931.520
593.152.000 100,00 2009
Saham Nilai Nominal
(ribuan lembar) Saham % Kepemilikan
Pemerintah Republik Indonesia 3.025.406 302.540.600 51,60
Blue Valley Holdings Pte., Ltd. 1.476.948 147.694.800 25,19
Masyarakat (masing-masing
dibawah 5%) 1.361.134 136.113.400 23,21
Sub Jumlah 5.863.488 586.348.800 100,00
Jumlah saham yang dibeli kembali 68.032 6.803.200
5.931.520
593.152.000
Pada tanggal 31 Maret 2010, Blue Valley Pte. Ltd. sebagai pemegang saham Perseroan sebesar 24,90% atau sejumlah 1.476.948.480 lembar saham Perseroan yang telah disetor dan ditempatkan, telah memberitahukan kepada BAPEPAM-LK tentang transaksi penjualan saham Perseroan yang dimilikinya, sejumlah 1.403.101.056 atau sekitar 23,65%.