• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN TERDAHULU

7. Keyakinan Agama

Harun Nasution134 menyatakan agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya. Beliau memaparkan defenisi-defenisi agama sebagai berikut: (1) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi; (2) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang menguasai manusia; (3) mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.; (4) kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.; (5) suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan ghaib; (6) pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib; (7) pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia; (8) ajaran- ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.

Dengan demikian unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama ialah: (1) kekuatan ghaib:manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan ghaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan ghaib tersebut. Hubungan baik dapat diwujutkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekurangan gaib itu. (2) keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud.(3) respon yang bersifat emosional dari manusia; (4) paham adanya yang kudus dan suci. Terdapat ayat Al-Qur‟an, hadits, dan ijma‟ulama yang menggambarkan bahwa keyakinan agama seseorang berpengaruh terhadap kesadaran untuk mengkonsumsi kosmetik halal. Pengaruh tersebut dijadikan landasan berpikir bahwa Syari‟at Islam mengakui hal tersebut, seperti ayat berikut ini:

134

َهُّػيَأ اَي

ٍضاَرَػت نَع ًةَراَِتج َفوُكَت فَأ َّلاِإ ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْػيَػب ْمُكَلاَوْمَأ ْاوُلُكْأَت َلا ْاوُنَمآ َنيِذَّلا ا

﴿ ًاميِحَر ْمُكِب َفاَك َوّللا َّفِإ ْمُكَسُفنَأ ْاوُلُػتْقَػت َلاَو ْمُكنِّم

ٕٜ

135 Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa. 4:29)

Tafsir At-Thabari menerangkan tentang pengaruh keyakinan agama terhadap kesadaran konsumen munggunakan kosmetik halal. Beliau menyatakan bahwa orang yang hatinya membenarkan Allah dan Rasulnya dilarang melakukan kegiatan memakan harta sesama dengan cara yang batil dan yang dilarang Allah kecuali dengan kegiatan ekonomi yang saling meridhai antara kedua belah pihak.136 Tafsir ini merupakan landasan berpikir bahwa agama berpengaruh membentuk kesadaran konsumen dalam mengkonsumsi kosmetik halal.

Islam adalah keyakinan agama. Dalam prinsip Islam yang mengendalikan kegiatan konsumsi sesuai dengan etika yaitu prinsip moralitas.137 Tidak hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan tujuan terakhirnya, yakni untuk meningkatkan kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah sebelum mengkonsumsi dan menyatakan terima kasih kepadanya- Nya. Dengan demikian ia akan merasakan kehadiran ilahi pada waktu memenuhi keinginan fisiknya. Keyakinan agama adalah sistem

135

Depag RI, Al-Qur’an, h. 83

136 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari. Jami‟ al Bayān fī Ta‟wīl al-Qur‟ān. Qahirah: Markaz al-Bahsyu Wa Ad-dirāsah al-„arabiyah al-Islamiyah, 2001, jilid. Vi, h. 626.

137 Abdul Manna, Teori dan Praktek Ekonomi Islam. (Yokyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1993), h. 45

kepercayaan dan praktik yang dengannya sekelompok orang menafsirkan dan meresponsnya apa yang mereka rasakan adalah supranatural dan sakral.138

Pengetahuan agama atau kepercayaan adalah pedoman terbaik untuk mengetahui kosmetik yang boleh digunakan. Beberapa agama memberlakukan beberapa pembatasan konsumsi. Larangan daging babi dan bukan daging hasil pembantaian ritual dalam Yudaisme dan Islam, dan daging babi dan daging sapi dalam agama Hindu dan Budha, ketenangan pikiran bagi komunitas Vegetarian, kecuali agama Kristen yang tidak memiliki tabu dalam mengkonsumsi, Meskipun hukum diet yang diberlakukan oleh beberapa agama mungkin agak ketat, Orang yang mengikuti biasanya cukup besar.

Louren dan Tournis menemukan kata-kata pendiri industri kosmetik dalam hasil penelitian mereka bahwa halal adalah titik penjualan unik PHB (dengan orang Halal mungkin menganggap itu hanya untuk muslim, tapi sebenarnya tidak, justru sebaliknya. (Kami hanya berusaha membantu orang untuk memahami apa yang dimaksud halal mereka tidak berpikir, 'Oh itu Halal bukan untuk saya,' mereka berpikir 'Halal' dan melihatnya sebagai jaminan.139Agama Islam adalah sistem keyakinan dan tindakan menyeluruh yang mengatur iman, individu, dan masyarakat dan melampaui dunia material.140 Dasar utama peraturan Islam adalah Shari'ah. Shari'ah merujuk pada nilai-nilai (values) dan institusi atau peraturan untuk membuat masyarakat memenuhi kewajiban-kewajibannya dan mencegah kerusakan sosial untuk memastikan penegakan keadilan, pembangunan dan tercapainya well-being untuk semua141. Shari‟ah Islam mengatur segala aspek kehidupan termasuk prilaku konsumsi. Termasuk mengatur kosmetik yang boleh

138

Johnstone. L. R. (1975). Religion and society in interaction: the sociology of religion. Prentice-Hall dalam Ambalia, Abdul Raufu dan Bakara, Ahmad Naqiyuddin. People‟s

Awareness,…p.9.

139

Isabelle, Building, h.7

140Isabelle, Building h.3.

141 M. Umar Chapra,. 2008. Ibn Khaldun Teori Does it help ecplain the Low Performance of

digunakan oleh ummat Islam yaitu kosmetik halal. Hadis yang menerangkan tentang halal: 8.

َفاَمْيَلُس ْنَع ُّىُِجمْرُػبْلا َفوُراَى ُنْب ُفْيَس اَنَػثَّدَح ُّىِراَزَفْلا ىَسوُم ُنْب ُليِعاَْسِْإ اَنَػثَّدَح - 0

ْنَع ِّىِمْيَّػتلا

ِوَّللا ُؿوُسَر َلِئُس َؿاَق َفاَمْلَس ْنَع َفاَمْثُع ِبَِأ

-ملسو ويلع للها ىلص

-

ِنَع

َؿاَقَػف .ِءاَرِفْلاَو ِْبُْْلجاَو ِنْمَّسلا

«

ِوِباَتِك ِف ُوَّللا َـَّرَح اَم ُـاَرَْلحاَو ِوِباَتِك ِف ُوَّللا َّلَحَأ اَم ُؿَلاَْلحا

َِّمد َوُهَػف ُوْنَع َتَكَس اَمَو

ُوْنَع اَفَع ا

»

Telah bercerita kepada kami Ismail bin Musa Al-Fajari bercerita kepada kami Sofyan bin Harun Al Burjumi dari Sulaiman At Taimi Dari Abi Usman dari Salman ditanya Rasulullah SAW tentang minyak Samin, keju dan bulu binatang, maka beliau bersabda, "Yang Halal adalah apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam kitabNya dan yang haram adalah apa yang diharamkan Allah di dalam kitabNya, dan apa yang didiamkan termasuk sesuatu yang dimaafkan”.142

Halal merupakan konsep sentral bagi syariah dan keyakinan Muslim, yang mencakup filosofi yang lebih luas daripada sekadar merek produk atau pemasaran; itu adalah etos dan kode etik moral dengan sikap etis yang kuat.143 Tayyiban adalah konsep sentral lainnya Syariah, dengan makna yang lebih luas lagi terkait

dengan kebajikan, mengaitkan kebaikan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan.144

Kedua konsep sentral ini menyarankan yang lebih seimbang, lestari, dan manusiawi pendekatan terhadap sistem dan praktik. Konsep-konsep ini secara luas

142 HR at-Tirmidzi dalam Kitab Libas, Bab: Ma Ja-a fi Lubsi al- Fira, no. 1830.

143 Wilson, J., and Liu, J. (2010), “Shaping the Halal in to Brand ?”, Journal of Islamic Marketing, Vol. 1 No. 2, pp. 107–123. Lihat juga pada Isabelle Aoun dan Laurent Tournois.2015.

Building holistic brand,….p.3.

144 Noordin, N., Noor, N. L., Hashim, M., and Samicho, Z. (2009), “Value chain of Halal

certification system: A case of the Malaysia Halal industry”, paper presented at the European and

Mediterranean Conference on Information Systems (EMCIS), 1-14 July, Izmir, Turkey, available at: http://www.halalrc.org/litrature.php (accessed 12 January 2013). Dalam Isabelle Aoun dan Laurent Tournois.2015. Building holistic brands,….p.3

mempengaruhi kesadaran konsumen terhadap kosmetik halal yang merupakan dasar konseptual dari brand holistic terletak pada etos spiritual serta berdampak terhadap pencitraan suatu merek dan mencerminkan pandangan dunia tertentu, yang berakar pada sistem kepercayaan. Schiffman & Kanuk menegaskan bahwa anggota dari berbagai keputusan pembelian kelompok agama dipengaruhi oleh agama mereka identitas, orientasi, pengetahuan dan kepercayaan.145 Terdapat tantangan terhadap produk manufaktur seperti produk kosmetik yang berisi informasi tersembunyi. Solusi untuk ini telah dibahas melalui pelabelan atau sertifikasi sebagai sumber kesadaran lainnya tentang produk halal oleh pengambil kebijakan dan lembaga sertifikasi di banyak negara Islam seperti di Indonesia terdapat LPPOM MUI.