• Tidak ada hasil yang ditemukan

KHAYALAN YANG DICIPTAKAN OLEH PERSAINGAN

Kita telah menunjukkan bagaimana nilai komoditi, atau harga produksi ditentukan oleh keseluruh nilai mereka, dapat dipecah menjadi:

(1) Suatu komponen nilai yang menggantikan kapital konstan atau mewakili kerja yang sudah dilalui, yang dikerahkan dalam bentuk alat produksi untuk produksi komoditi; dengan kata-kata lain, nilai atau harga yang dengannya alat-alat produksi ini masuk ke dalam proses produksi komoditi itu. Kita di sini tidak merujuk pada komoditi individual melainkan selalu pada kapital komoditi, yaitu bentuk yang dengannya produk kapital itu mengambil alih suatu seksi waktu tertentu, misalnya secara setahun, dan yang darinya komoditi individual itu semata-mata merupakan satu unsur, sekalipun nilainya juga terbagi menjadi komponen-komponen analog yang sama.

(2) Komponen nilai dari kapital variabel yang menjadi ukuran pendapatan pekerja dan ditransformasi baginya menjadi upah, upah oleh karena itu yang telah direproduksi oleh si pekerja dalam komponen variabel ini; dengan kata lain komponen nilai yang mewakili bagian kerja yang di bayar, yang baru ditambahkan pada bagian yang pertama, bagian konstan, di dalam produksi komoditi itu.

(3) Nilai-lebih, yaitu komponen nilai dari produk komoditi yang dengannya kerja yang tidak dibayar atau kerja surplus itu dinyatakan. Komponen nilai terakhir ini kembali mengambil bentuk yang berdiri sendiri itu yang pada waktu bersamaan merupakan bentuk pendapatan: bentuk laba atas kapital (bunga atas kapital itu sendiri, dan laba perusahaan atas kapital sebagai kapital yang berfungsi), dan sewa-tanah, yang jatuh pada pemilik-tanah yang memainkan peranannya di dalam proses produksi.

Komponen (2) dan (3), yaitu komponen nilai yang selalu mengambil bentuk pendapatan upah (ini hanya setelah ia sebelumnya melalui bentuk kapital variabel), laba dan sewa, dibedakan dari komponen konstan (1) oleh kenyataan bahwa ia mengandung keseluruhan nilai itu yang di dalamnya telah diwujudkan kerja yang baru ditambahkan kepada bagian konstan itu, alat-alat produksi komoditi itu. Jika kita mengenyampingkan komponen nilai konstan, maka tepat untuk mengatakan bahwa nilai suatu komoditi, sejauh ini mewakili kerja yang baru ditambahkan, selalu dapat direduksi pada tiga unsur, upah, laba dan sewa, yang merupakan tiga bentuk pendapatan itu,13 Sedangkan masing-masing besaran nilai, yaitu bagian integral darinya merupakan seluruh nilai itu, ditentukan oleh hukum-hukum tertentu, yang berbeda yang sudah diuraikan. Namun akan

salahlah jika dikatakan bahwa nilai upah-upah, tingkat laba dan tingkat sewa merupakan unsur pembentuk nilai yang berdiri sendiri, dengan nilai komoditi itu, minus komponen konstannya, yang timbul dari kombinasi mereka; dengan kata-kata lain, akan salah untuk mengatakan bahwa ini merupakan komponen pembentuk dari nilai komoditi atau dari harga produksi.14

Perbedaannya mudah sekali diketahui.

Anggaplah bahwa nilai yang diproduksi oleh suatu kapital sebesar 500 adalah 400c + 100v + 150s = 650; 150s dibagi lagi menjadi 75 laba + 75 sewa. Selanjutnya kita mengasumsikan, untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang tidak perlu, bahwa kapital ini adalah dengan komposisi rata-rata, sehingga harga produksinya dan nilainya bertepatan; yang menjadi kenyataannya kapan saja produk dari kapital individual ini dapat diperlakukan sebagai produk dari satu bagian keseluruhan kapital yang bersesuaian dengannya dalam ukuran.

Dalam kasus ini, upah, yang diukur dengan kapital variabel, merupakan 20 persen dari kapital yang dikeluarkan di muka; nilai-lebih, diperhitungkan atas seluruh kapital, adalah 30 proses, yaitu 15 persen laba dan 15 persen sewa. Seluruh komponen nilai komoditi itu yang di dalamnya kerja yang baru ditambahikan itu diwujudkan adalah 100v + 150s = 250. Keseluruhan jumlahnya tidak bergantung pada pembagiannya ke dalam upah, laba dan sewa. Hubungan kesebandingan antara komponen-komponen ini menunjukkan bawa tenaga-kerja yang telah dibayar dengan 100 dalam uang, misalnya £100, telah memasok suatu kuantum kerja yang dinyatakan dalam sejumlah uang sebesar £250. Kita dapat melihat dari ini bahwa si pekerja telah melakukan 11/2 kali kerja surplus sebagaimana ia telah bekerja untuk dirinya sendiri. Jika hari kerja itu 10 jam, maka ia akan bekerja 4 jam untuk dirinya sendiri dan 6 jam bagi si kapitalis. Kerja para pekerja yang dibayar £100 oleh karena itu dinyatakan dalam suatu nilai uang sebesar £250. Kecuali nilai £250 ini, tiada yang tersisa untuk berbagi di antara pekerja dan kapitalis, atau kapitalis dan pemilik-tanah. Adalah seluruh nilai yang baru ditambahkan kepada nilai alat-alat produksi, yang adalah £400. Nilai komoditi £250 yang diproduksi ini, dan ditentukan oleh jumlah kerja yang diwujudkan di dalamnya, menetapkan batas pada dividen-dividen yang dapat ditarik oleh pekerja, kapitalis dan pemilik-tanah dari nilai ini dalam bentuk pendapatan –upah, laba dan sewa.

Mari kita mengasumsikan bahwa suatu kapital dengan komposisi organik yang sama, yaitu kesebandingan yang sama antara tenaga-kerja hidup yang digunakan dan kapital konstan yang digerakkan, terpaksa membayar £150 gantinya £100 untuk tenaga-kerja yang sama yang menggerakkan kapital konstan £400 itu. Mari kita selanjutnya mengasumsikan bahwa laba dan sewa berbagi nilai-lebih dalam perbandingan yang sama. Karena telah diasumsikan bahwa

kapitsal variabel £150 menggerakkan jumlah kerja yang sama sebagaimana yang dilakukan £100 sebelumnya, maka nilai yang baru diproduksi akan tetap £250 dan nilai seluruh produk itu £650, namun kini akan didapatkan 400c + 150v + 100s; dan 100s ini dapat terbagi menjadi 45 laba ditambah 55 sewa. Perbandingan yang di dalamnya seluruh nilai yang diproduksi dibagi menjadi upah, laba dan sewa akan menjadi sangat berbeda; demikian pula dengan seluruh kapital yang dikeluarkan di muka, sekalipun ia hanya menggerakkan seluruh jumlah kerja yang sama. Upah akan merupakan 273/11 persen dari kapital yang dikeluarkan di muka, laba 82/11 persen, dan sewa 10 persen atas kapital ini, sehingga seluruh nilai-lebih akan sedikit di atas 18 persen.

Peningkatan dalam upah akan mempengaruhi bagian seluruh kerja yang tidak dibayar, dan dengannya nilai-lebih itu. Pekerja telah bekerja 6 jam dari 10-jam hari kerja untuk dirinya sendiri dan hanya 4 jam bagi si kapitalis. Pembagian laba dan sewa juga akan berbeda, dan nilai-lebih yang telah berkurang akan dibagi dalam suatu perbandingan yang berubah antara kapitalis dan pemilik-tanah. Akhirnya, karena nilai kapital konstan telah tetap tidak berubah sedangkan nilai kapital variabel yang dikeluarkan di muka telah baik, maka nilai-lebih yang telah berkurang akan dinyatakan dalam suatu tingkat laba bruto yang semakin berkurang, yang dengannya kita maksudkan di sini rasio seluruh nilai-lebih dengan seluruh kapital yang dikeluarkan di muka.

Perubahan-perubahan dalam nilai upa, tingkat laba dan tingkat sewa ini, apapun pengaruh hukum-hukum yang menentukan proporsi di antara bagian-bagian ini, hanya dapat bergerak di dalam batas-batas yang ditetapkan oleh nilai komoditi 250 yang baru diciptakan itu. Satu-satunya kecualian ialah jika sewa didasarkan pada suatu harga monopoli. Ini sama sekali tidak akan mempengaruhi hukum itu, melainkan semata-mata merumitkan pembahasan kita mengenainya. Karena apabila kita membahas kasus ini semata-mata dengan produk itu sendiri, hanya pembagian nilai-lebih yang akan berbeda; padahal jika kita membahas nilai relatifnya vis-à-vis komoditi lain, satu-satunya perbedaan ialah bahwa satu bagian nilai-lebih itu akan dipindahkan dari komoditi-komoditi ini kepada komoditi tertentu kita.

Untuk rekapitulasi:

Nilai produk Nilai baru Tingkat nilai-lebih

Tingkat laba bruto

Kasus pertama : 400c+100v+150s = 650 250 150% 30% Kasus kedua : 400c+150v+100s = 650 250 662/3% 182/11%

Nilai-lebih itu, pertama-tama, jatuh dengan sepertiga dari jumlah sebelumnya, dari 150 menjadi 100.Tingkat laba jatuh dengan sedikit di atas sepertiga, dari

30 persen ke sekitar 18 persen, karena nilai-lebih yang telah berkurang mesti diperhitungkan terhadap suatu peningkatan seluruh kapital yang dikeluarkan di muka. Namun ia sama sekaliu tidak jatuh dalam perbandingan yang sama seperti tingkat nilai-lebih. Ini jatuh dari 150/100 menjadi 100/150, yaitu dari 150 persen menjadi 662/3 persen, sedangkan tingkat laba hanya jatuh dari 150/ 500 menjadi 100/550, atau dari 30 persen menjadi 182/11persen. Demikian tingkat laba secara sebanding jatuh lebih banyak daripada massa nilai-lebih, sekalipun lebih sedikit daripada tingkat lebih. Juga terbukti bahwa nilai-nilai dan kuantitas-kuantitas yang diproduksi tetap sama seakan-akan jumlah kerja yang sama masih digunakan seperti sebelumnya, sekalipun kapital yang dikeluarkan di muka telah berkembang sebagai akibat peningkatan dalam komponen variabelnya. Ekspansi kapital yang dikeluarkan di muka ini juga akan sangat penting sekali bagi si kapitalis dalam memulai suatu bisnis baru. Namun, dengan reproduksi sebagai suatu keseluruhan, suatu peningkatan dalam kapital variabel tidak berarti lebih daripada suatu bagian yang lebih besar dari nilai yang baru diciptakan oleh kerja yang baru ditambahkan telah ditransformasi menjadi upah-upah, dan karenanya terlebih dulu menjadi kapital variabel, gantinya menjadi nilai-lebih dan produk surplus. Nilai produk itu dengan demikian tetap sama, karena ia ditentukan di satu pihak oleh nilai kapital konstan 400 dan di lain pihak oleh angka 250 yang mewakili kerja baru yang ditambahkan. Kedua-duanya ini telah tetap tidak berubah. Produk ini, jika ia sendiri kembali menjadi kapital konstan, masih akan mewakili jumlah yang sama dari nilai-pakai di dalam jumlah nilai yang sama; yaitu jumlah yang sama dari unsur-unsur kapital konstan akan mempertahankan nilai yang sama itu. Keadaannya akan berbeda jika upah-upah naik, tidak karena si pekerja menahan suatu bagian lebih besar dari kerjanya sendiri, melainkan lebih karena produktivitas kerja telah menurun dan ia menahan suatu bagian yang lebih besar dari kerjanya sebagai sebagai suatu hasil. Dalam hal ini, seluruh nilai yang dengannya kerja yang sama itu dinyatakan, yaitu dibayar dan tidak dibayar, akan tetap sama; namun kuantitas kerja ini akan dinyatakan dalam suatu produk yang berkurang, yaitu harga masing-masing bagian integral dari produk itu akan naik, karena masing-masing bagian mewakili lebih banyak kerja. Upah 150 yang meningkat akan mewakili suatu produk yang tidak lebih besar daripada yang diwakili 100 sebelumnya; nilai-lebih 100 yang telah berkurang kini akan mewakili hanya dua-per-tiga produk sebelumnya, 662/3 persen dari massa nilai-lebih yang sebelumnya dinyatakan dalam 100. Dalam hal ini, kapital konstan juga akan menjadi lebih mahal, sejauh produk ini masuk ke dalamnya. Namun ini tidak akan menjadi akibat kenaikan dalam upah, peningkatan upah akan lebih diakibatkan oleh kenyataan bahwa komoditi itu

telah menjadi lebih mahal dan bahwa produktivitas jumlah kerja yang sama telah menurun. Khayalan timbul bahwa kenaikan upah telah membuat produk itu lebih mahal; namiun di sini ini bukan sebab tetapi akibat dari suatu

perubahan dalam nilai komoditi, yang disebabkan oleh menurunnya produktivitas kerja.

Sebaliknya dalam situasi yang identik, yaitu di mana jumlah kerja yang sama dipergunakan dan masih dinyatakan pada 250, maka jika nilai alat produksi yang digunakannya naik atau turun, nilai jumlah produk yang sama akan naik atau turun dengan jumlah yang sama. 450c+100v+150s memberikan suatu nilai produk 700 untuk nilai jumlah produk yan sama, sedangkan 350c+100v+150s, memberikan hanya 600, gantinya 650 seperti sebelumnya. Demikian, jika kapital yang dikeluarkan di muka untuk menggerakkan jumlah kerja yang sama bertumbuh atau berkurang, nilai produk itu naik atau jatuh, dengan kondisi-kondisi sebaliknya tetap, selama peningkatan atau penurunan dalam kapital yang dikeluarkan di muka berasal dari suatu perubahan dalam besaran nilai komponen kapital konstan. Ia tetap tidak terpengaruh, sebaliknya, jika peningkatan atau penurunan dalam kapital yang dikeluarkan di muka berasal dari suatu perubahan dalam besaran nilai dari komponen kapital variabel, dengan produktivitas kerja tetap sama. Sejauh yang mengenai kapital konstan, peningkatan atau penurunan dalam nilainya tidak dikompensasi dengan sesuatu gerakan dalam arah yang sebaliknya pada pihak nilai-lebih, sehingga tiada terdapat perubahan dalam nilai kapital variabel ditambah nilai-lebih, yaitu nilai yang baru ditambahkan pada alat produksi oleh kerja dan dinyatakan di dalam produk itu.

Jika peningkatan atau penurunan dalam kapital variabel atau upah-upah merupakan akibat dari suatu kenaikan atau kejatuhan dalam harga-harga komoditi, yaitu suatu penurunan atau peningkatan dalam produktivitas kerja yang digunakan dalam investasi kapital itu, hal ini memang mempengaruhi nilai produk itu. Tetapi dalam hal ini kenaikan atau kejatuhan dalam upah-upah bukanlah sebabnya, melainkan semata-mata akibatnya.

Jika dalam contoh di atas, di mana kita mengasumsikan bahwa kapital konstan tetap 400c, perubahan dari 100c+150s, menjadi 150v+100s, yaitu kenaikan dalam kapital variabel, sebaliknya merupakan akibat dari suatu kemerostotan dalam produktivitas kerja tidak dalam cabang tertentu ini, misalnya pemintalan-kapas, melainkan misalnya dalam pertanian, yang menyediakan tunjangan kaum pekerja, yaitu jika ia merupakan akibat dari suatu peningkatan dalam harga bahan-bahan persediaan itu, maka nilai produk itu akan tetap tidak berubah. Nilai 650 itu akan tetap dinyatakan dalam jumlah benang kapas yang sama seperti sebelumnya.

Juga muncul dari yang telah diperbincangkan sejauh ini bahwa, jika penurunan dalam pengeluaran untuk kapital konstan ialah efek penghematan, dsb., dalam

cabang-cabang produksi yang produk-produknya masuk ke dalam konsumsi para pekerja, maka ini akan mengakibatkan suatu penurunan dalam upah tepat seperti yang terjadi dengan suatu peningkatan langsung dalam produktivitas kerja yang digunakan, karena ia akan membikin murah bahan kebutuhan hidup kaum pekerja dan karenanya meningkatkan nilai-lebih. Dalam hal ini tingkat laba akan naik karena dua sebab: di satu pihak karena nilai kapital konstan telah menurun dan di lain pihak karena nilai-lebih telah meningtkat. Dalam mempertimbangkan transformasi nilai-lebih menjadi laba kita mengasumsikan bahwa upah-upah tidak jatuh melainkan tetap konstan, karena kita berkepentingan di sana untuk menyelidiki fluktuasi-fluktuasi dalam tingkat laba secara tidak bergantung pada perubahan-perubahan dalam tingkat nilai-lebih. Namun, hukum-hukum yang dikembangkan di sana adalah hukum-hukum yang umum, dan digunakan juga untuk investasi-investasi kapital di mana produk-produk tidak masuk ke dalam konsumsi kaum pekerja, sehingga perubaan-perubahan dalam nilai produk tidak berpengaruh atas upah.

*

Nilai baru yang setiap tahun ditambahkan oleh kerja baru pada alat-alat produksi atau komponen kapital konstan dapat dipisahkan dan dipecahkan menjadi berbagai bentuk pendapatan upah, laba dan sewa; hal ini sama sekali tidak mengubah batas-batas nilai itu sendiri, jumlah nilai yang dibagi di antara berbagai kategori ini. Dalam cara yang sama, suatu perubahan dalam rasio bagian-bagian individual di kalangan mereka sendiri ini tidak dapat mempengaruhi jumlah mereka, jumlah nilai tertentu ini. Angka tertentu dari 100 selalu tetap sama, apakah ia dipecah menjadi 50+50, atau 20+70+10 atau 40+30+30. Komponen nilai dari produk yang telah dipecah menjadi pendapatan ini ditentukan, tepat sebagaimana komponen nilai konstan dari kapital itu, oleh nilai komoditi, yaitu oleh kuantum kerja yang diwujudkan di dalamnya pada masing-masing kasus. Oleh karena itu, yang pertama ditentukan ialah massa nilai komoditi yang dibagi menjadi upah, laba dan sewa; yaitu batas mutlak pada jumlah bagian nilai dalam komoditi ini. Kedua, sejauh yang berkenaan dengan kategori individual itu sendiri, batas rata-rata dan yang menentukan secara serupa telah ditentukan. Di dalam pembatasan ini, upah merupakan dasarnya. Dalam hubungan ini mereka ditentukan oleh suatu hukum alam; batas minimum mereka ditentukan oleh minimum kebutuhan hidup ragawi yang mesti diterima si pekerja untuk mempertahankan dan mereproduksi tenaga-kerjanya; yaitu suatu jumlah komoditi tertentu. Nilai komoditi ini ditentukan oleh waktu-kerja yang diperlukan untuk reproduksi mereka; yaitu oleh bagian kerja baru yang ditambahkan pada alat produksi, atau bagian

dari hari kerja, yang diperlukan si pekerja untuk memproduksi dan mereproduksi suatu kesetaraan untuk nilai kebutuhan hidup yang diperlukan ini. Jika kebutuhan hidup ratanya mencapai 6 jam kerja rata per hari, maka ia mesti rata-rata menghabiskan 6 jam kerja seharinya untuk bekerja bagi dirinya sendiri. Nilai sesungguhnya tenaga-kerjanya berbeda dari minimum ragawi ini; ia berbeda sesuai iklim dan tingkat perkembangan masyarakat; ia tidak saja bergantung pada kebutuhan-kebutuhan ragawi tetapi juga pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang berkembang secara bersejarah, yang menjadi sifat kedua. Namun, di setiap negeri, upah rata-rata yang menentukan ini ialah suatu kuantitas tertentu pada suatu waktu tertentu. Nilai semua pendapatan lainnya dengan demikian mempunyai suatu batasan. Ini selalu setara dengan nilai yang mewujudkan seluruh hari kerja (yang bertepatan di sini dengan hari kerja rata-rata, karena ia terdiri atas seluruh jumlah kerja yang digerakkan oleh seluruh kapital masyarakat), minus bagian yang diwujudkannya dalam upah. Batasnya oleh karena itu ditentukan oleh batas nilai yang mewakili kerja yang tidak dibayar, yaitu oleh jumlah kerja yang tidak dibayar ini. Jika bagian dari hari kerja yang diperlukan si pekerja untuk mereproduksi nilai upahnya mempunyai rintangan akhirnya dalam minimum ragawi upah ini, maka bagian lain dari hari kerja yang di dalamnya kerja surplus dinyatakan, yaitu komponen nilai yang menyatakan nilai-lebih, mempunyai rintangannya dalam maksimum ragawi hari kerja itu, yaitu dalam seluruh jumlah waktu-kerja sehari yang dapat diberikan si pekerja jika ia mesti mempertahankan dan mereproduksi tenaga-kerjanya. Karena yang kita bahas di sini ialah distribusi nilai yang menyatakan seluruh kerja yang baru ditambahkan setiap tahunnya, maka hari kerja dapat dianggap sebagai suatu kuantitas konstan, dan ia dianggap seperti itu seberapa pun banyak atau sedikitnya ia mungkin menyimpang dari maksimum ragawinya. Dengan demikian kita mendapatkan suatu batas mutlak bagi komponen nilai yang merupakan nilai-lebih dan dapat dipecah menjadi laba dan sewa-tanah; ini ditentukan oleh ekses bagian yang tidak dibayar dari hari kerja melebihi bagiannya yang dibayar, yaitu oleh komponen nilai dari total produk di yang dengannya kerja surplus ini direalisasikan. Jika kita menyebutkan nilai-lebih yang batas-batasnya dengan demikian menentukan laba, manakala ia diperhitungkan atas seluruh kapital yang dikeluarkan di muka, maka laba ini, dipandang dalam jumlah mutlaknya, manakala ia dikalkulasi atas seluruh kapital yang dikeluarkan di muka, sebagaimana sudah kita lakukan, maka laba ini, dipandang dalam jumlah mutlaknya, ada setara dengan nilai-lebih, yaitu ia secara sama teraturnya ditentukan dalam batas-batas, sebagaimana hal itu adanya. Ia merupakan rasio antara seluruh nilai-lebih dan seluruh kapital masyarakat yang dikeluarkan di muka dalam produksi Jika kapital ini 500 (yang sudah tentu dapat juga berjuta-juta) dan nilai-lebih 100, maka batas

mutlak dari tingkat laba adalah 20 persen. Pembagian laba masyarakat sebagaimana diukur dengan tingkat ini di antara kapital-kapital yang digunakan dalam berbagai bidang produksi yang berbeda-beda, menghasilkan harga-harga produksi yang berbeda dari nilai-nilai komoditi dan yang merupakan rata-rata yang sesungguhnya yang menentukan harga-harga pasar. Namun berbedaan dari nilai-nilai ini tidak menghapuskan penentuan harga-harga oleh nilai-nilai ataupun batas-batas yang dipaksakan atas laba oleh hukum-hukum kita. Nilai suatu komoditi tidak setara dengan kapital yang dikonsumsi di dalamnya ditambah nilai-lebih yang dikandungnya; sebagai gantinya itu, harga produksinya kini adalah setara dengan kapital k yang dikonsumsi di dalamnya ditambah nilai-lebih yang jatuh padanya berdasarkan tingkat laba rata-rata, misalnya 20 proses, atas kapital yang dikeluarkan di muka untuk produksinya, entah ini dikonsumsi atau semata-mata digunakan. Harga tambahan sebesar 20 persen ini, namun, sendiri ditentuksan oleh nilai-lebih yang diciptakan oleh seluruh kapital masyarakat, dan proporsinya dengan nilai kapital ini; dan inilah sebabnya mengapa ia adalah 20 persen dan bukan 10 proses atau 100 persen. Transformasi nilai-nilai menjadi harga-harga produksi tidak menghapus batas-batas pada laba, namun semata-mata mempengaruhi distribusinya di kalangan berbagai kapital tertentu yang darinya kapital masyarakat itu terdiri, mendistribusikannya pada kesemuanya secara merata, dalam kesebandingan sebagaimana mereka membentuk komponen-komponen nilai dari seluruh kapital ini. Harga-harga pasar naik di atas atau di bawah harga-harga produksi yang berlaku, namun fluktuasi-fluktuasi ini saling mengimbangi satu-sama-lain. Jika seseorang menyusun daftar-daftar harga yang meliputi suatu periode yang berkepanjangan, dan mengabaikan kasus-kasus di mana nilai sesungguhnya dari suatu komoditi berubah sebagai akibat suatu perubahaan dalam produktivitas kerja, maupun kasus-kasus di mana proses produksi diganggu oleh musibah-musibah alam atau masyarakat, maka sungguh mengejutkan betapa sempit batas perbedaan-perbedaan ini adanya dan betapa teratur mereka itu saling mengimbangi satu-sama-lain. Ketentuan yang