• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

Ha = Metode mengajar dan motivasi intrinsik berpengaruh secara simultan terhadap sikap wirausaha

Ho = Metode mengajar dan motivasi intrinsik tidak berpengaruh secara simultan terhadap sikap wirausaha

Nilai F dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

xk xk Y Y R k R k n F ) 1 ( ) 1 ( 2 2     Kaidah keputusan:

- Jika nilai Sig lebih besar dan 0.05 (Sig> 0.05) atau jika nilai Fhitung lebih kecil dan Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

- Jika nilai Sig lebih kecil dan 0.05 (Sig < 0.05) atau jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

1) Ho = Metode mengajar tidak berpengaruh terhadap motivasi intninsik (Px2x1 = 0)

Ha = Metode mengajar berpengaruh terhadap motivasi intrinsik (Px2x1 ≠ 0) Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:

A. Kholiq Muharam, 2014 2 1 1 2 x Se p T p x x

2) Ho = Metode mengajar tidak berpengaruh terhadap sikap wirausaha (Pyx1 = 0) Ha = Metode mengajar berpengaruh terhadap sikap wirausaha (Pyx1≠ 0) Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: y Se p T p yx1 2

3) Ho = Motivasi intrinsik tidak berpengaruh terhadap sikap wirausaha (Pyx2 = 0)

Ha = Motivasi intrinsik berpengaruh terhadap sikap wirausaha (Pyx2≠ 0) Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung

dengan rumus: y Se p T p yx2 3  Kaidah keputusan:

- Jika nilai Sig lebih besar dan 0.05 (Sig > 0.05) atau jika thitung lebih kecil dari ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

- Jika nilai Sig lebih kecil dan 0.05 (Sig < 0.05) atau jika nilai thitung lebih besar dan ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

A. Kholiq Muharam, 2014

PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK DAN SIKAP WIRAUSAHA

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode mengajar di Akademi Tata Boga Bandung termasuk

kategori baik yang menunjukkan bahwa tenaga pengajar di Akademi Tata Boga Bandung telah menerapkan dengan baik metode mengajarnya.

2. Motivasi intrinsik mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung termasuk kategori tinggi yang menunjukkan bahwa mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung memiliki motivasi intrinsik yang besar atau tinggi dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3. Sikap wirausaha mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung termasuk kategori

tinggi yang menunjukkan bahwa mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung memiliki sikap yang tinggi dalam wirausaha.

4. Metode mengajar berpengaruh positif terhadap motivasi intrinsik pada mahasiswa di Akademi Tata Boga Bandung.

5. Metoda mengajar berpengaruh positif terhadap sikap kewirausahaan pada mahasiswa di Akademi Tata Boga Bandung.

6. Motivasi intrinsik berpengaruh positif terhadap sikap kewirausahaan pada mahasiswa di Akademi Tata Boga Bandung.

A. Kholiq Muharam, 2014

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan saran-saran peningkatan sikap wirausaha mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung yaitu sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan sikap wirausaha melalui peningkatan metode mengajar disarankan agar para dosen meningkatkan penerapan metode mengajar yang baik terutama pada pemberian rasa nyaman dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan waktu dalam memberikan pengajaran untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa menyampaikan pertanyaan atau pendapatnya. Selain itu dosen dapat mengalokasikan waktu khusus dalam proses belajar mengajarnya dengan mengadakan diskusi berkaitan dengan materi yang diberikan, sehingga para mahasiswa terdorong untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya berkaitan dengan materi yang diberikan.

2. Upaya peningkatan sikap wirausaha melalui peningkatan motivasi intrinsik mahasiswa disarankan agar para dosen memberikan materi yang memiliki tingkat kesulitan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswanya, yang menganggap materi yang diberikan relatif mudah. Selain itu dosen juga dapat memberikan tugas yang mendorong mahasiswanya untuk memperoleh materi di luar materi yang diajarkan di kelas, sehingga tingkat kesulitan materi yang diberikan oleh dosen dapat ditingkatkan melalui tugas yang diberikan kepada mahasiswanya.

3. Hasil analisis jalur memperlihatkan masih cukup besarnya pengaruh lain selain metode mengajar dan motivasi intrinsik yang berpengaruh terhadap sikap wirausaha, sehingga disarankan agar penelitian lebih lanjut dilakukan berkaitan dengan faktor eksternal dalam proses belajar mengajar seperti motivasi ekstrinsik dan kualitas pelayanan seperti kelengkapan sarana dan prasarana serta fasilitas kampus dalam memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berwiraswasta.

A. Kholiq Muharam, 2014

PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI INTRINSIK DAN SIKAP WIRAUSAHA Abdurahman, Maman, 2011. Dasar-dasar Metode Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: CV. Pustaka Setia

Abramson, L.Y. Hankin, B.L., Silva, P.A. & McGee, R., Silva, P.A. 1998.

Development of depression from preadolescence to young adulthood: emerging gender in a 10 year longitudinal study. Journal of AbnormalPsychology. Vol. 107, (1): 128-140.

Andersen, Lorin. W. 1981. Assessing affective characteristic in the schools. Boston: Allyn and Bacon.

Anoraga, Pandji, 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung: Alfabeta.

Arends, Richard. 2001. Learning to Teach 6 th Ed. United States of America: Mc Graw-Hill.

Arifin, Zainal, 2013. Peningkatan Motivasi Belajar melalui Analisis Pengaruh Pemberian Penguatan dalam Kegiatan Pembelajaran Siswa SMA Negeri 3 Takalar, Ikhtiyar, Volume 11 No. 2. April – Juni 2013. UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makasar.

Arikunto, Suharsimi. 1986. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Chambers, J.H., 1983. TheAchievement of Education, New York: Harper & Row Publishers.

Choueke dan Amstrong. 1988. The Learning Organization in Small and Medium-size Enterprises, A destination or a journey, International Journal of Entrepreneurial Behavior & ResearchVol.4 (2),129–140.

Drucker. 1988. The Organization of The Future. New York USA: McGraw-Hill Book Company.

Dzaki, Muhammad Faiq (2009), Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction), http://penelitiantindakankelas.blogspot.com. Aktivitas Belajar Pada Model Pembelajaran Kooperatif.

Engkoswara, 1999. Menuju Indonesia Modern. Bandung: Yayasan Amal

Keluarga.

Ermidawati, 2010. Perkembangan Pendidikan Kejuruan di Kota Medan, Seminar Internasional: Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia, Aptekindo, Universitas Negeri Medan.

Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley. Gagné, M., & Deci, E. L., 2005. Self-determination theory and work motivation.

Journal of Organizational Behavior, 26, 331-362.

Haas, Matthew Steven, 2002. The Influence of Teaching Methods on Student Achievement on Virginia‘.s End of Course Standards of Learning Test for Algebra I.

Harter, S., Effectance motivation reconsidered: Toward a developmental model.

Human Development, 1978. 1: p. 34-64.

Khamis, Vivian, Samir Dukmak, dan Hala Elhoweris, 2008. Factors Affecting the Motivation to Learn Among United Arab Emirates Middle and High School Students. Educational Studies, Vol. 34, Iss. 3, pp. 191-200

Kuratko, Donald F., 2003. Entrepreneurship Education: Emerging Trends and Challenges for the 21st Century. White Papers Series, Chicago, IL.: Coleman Foundation.

Mc. Shane, Steven L. dan Von Glinow, 2008. Organizational Behaviour. 4th edition. New York:McGraw-Hill

Mulyani, Endang (2011). Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011.

A. Kholiq Muharam, 2014

Rao, M.S., 2010. Soft Skills: Enhancing Employability; Connecting Campus with Corporate, New Delhi: I.K. Publishing.

Rupert, Evans. 1978. Tujuan Pendidikan. Bandung: Pustaka Insan Madani.

Ryan, R.M., dan E.L. Deci, 2000. Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New directions. Contemporary Educational Psychology 25:54-67.

Sanusi, Achmad 1994. Menelaah Potensi Perguruan Tinggi Untuk Membina Program Kewirausahaandan Mengantar Kehadiran Pewirausaha Muda. Makalah Seminar Kewirausahaan, Inkubator BisnisBandung, STMB-KADIN Jabar.

Shroff , Ronnie H., dan Douglas R. Vogel, 2009. Assessing the Factors Deemed to Support Individual Student Intrinsic Motivation in Technology Supported Online and Face to Face Discussion.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru Algesindo

Sudrajat, Akhmad. 2008. Metode Dan Tehnik Pembelajaran,

www.wijayalabs.wordpress.com

Suparman, S. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Suprodjo Pusposutardjo, Pengembangan Budaya Kewirausahaan Melalui

Matakuliah Keahlian. Makalah. Disampaikan dalam Semiloka Wawasan Entrepreneurship IKIP YOGYAKARTA pada tanggal 17 dan 19 Juli 1999. Suryana, 2001. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Suryana, 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Tan, Wee-Ling., John Williams, dan Teck Meng Tan, 2005. ‘Defining the ‘Sosial’ in ‘Sosial Entrepreneurship’: Altruism and Entrepreneurship’. International Entrepreneurship and Management Journal 1, pp 353-365

Tea,Taufik, 2009. Inspiring Teacher. Jakarta: Gema Insani.

Uno, Hamzah B., 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Vallerand et al., 1992. Academic Motivation Scale (AMS-C 28), College Version.

Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Malang,

Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14, Nomor 2, Juli 2009, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Wright. 2000. Encouraging Student Academic Motivation: Going Beyond Reward Systems.

Zimmerer, W. Thomas et.al., 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Dokumen terkait