• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORITIK

B. Kerangka Teori

3. Kinerja karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Mangkunegara Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan. Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan24.

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama25 .

b. Tujuan Kinerja Karyawan

Untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan agar bisa menerapkan konsep manajemen kinerja yang berkualitas dan professional maka perlu kita pahami apa yang menjadi tujuan menyeluruh dan spesifik dari manajemen kinerja. Dalam hal ini Amstrong mengatakan, “Tujuan menyeluruh dari manajemen kinerja untuk menumbuhkan suatu budaya dimana individu dan kelompok bertanggung jawab

24

Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja Rosdakarya. Bandung.50 25

Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.hlm 50

atas kelanjutan peningkatan proses bisnis dan peningkatan keterampilan dan kontribusi mereka sendiri. Menurut Michael Armstrong adalah :

1. Mencapai peningkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi.

2. Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam memngambangkan suatu budaya yang berorientasi pada kinerja.

3. Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan.

4. Mengembngkan hubungkan yang kontruksi dan terbuka antar individu dan manajer dalam suatu proses dialog yang dihubungakn dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan sepanjang tahun.

5. Memberikan suatu kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran sebagaimana diekspresikan dalam target standar kinerja sehingga pengertian bersama tentang sasaran dan peran yang harus dimainkan manajer dan individu dalam menjapai sasaran tersebut meningkat,

6. Memusatkan perhatian pada atribut dan kompetnsi yang diperlukan agar bisa dilaksanakan secara efektif dan apa yang seharusnya dilakukan untuk dikembangkan atribut dan kompentensi tersebut.

c. Prinsip Manajemen Kinerja karyawan

Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip dasar manajemen kinerja menjadi pondasi yang kuat bagi kenerja organisasi nuntuk mencapai tujuan. Sebagai prinsip dasar manajemen kinerja adalah yaitu.

1. Strategi manajemen kinerja bersifat strategis dalam arti membahas masalah kinerja secara lebih luas, lebih urgent dan dengan tujuan jangka panjang.

2. Perumusan tujuan manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan klarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi.

3. Perencanaan kinerja menyangkut pendefinisian tujuan dan sasaran organisasi, membangun strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan hierarki perencanaan secara komperhensif untuk mengintegrasi dan mengoordiasikan aktifitas.

4. Umpan balik, pelaksanaan manajemen kinerja memerlukan umpan balik terus-menerus. Umpan balik memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang di peroleh dari pekerjaan oleh individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi.

5. Pengukuran Setiap organisasi berkeinginan mencapai tingka kinerja tinggi. Untuk itu perlu mengetahui perkembangan pencapaian standart, target dan waktu yang teresedia.

6. Perbaikan kinerja , kinerja individu team atau organisasi mungkin dapat mencapai tujuan dan sasaran seperti yang diharapkan, namun dapat pula mencapai harapan.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Prawirosentono, adalah sebagai berikut 26

1. Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai

26

sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien

2. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya . Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.

4. Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku (Praw. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.

5. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

Timpe mengungkapkan kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu:27

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat-sifat-sifat kepribadian, sifat-sifat fisik, keinginan

27

Timpe, A. Dale. 1992. The Art and Science of Business Management Performance, Mumbai: Jaico Publishing House.l. hlm 78-79

atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.

2. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempenga-ruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

e. Karakteristik Kinerja Karyawan

Menurut mangkunegara Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut28:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

f. Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Robbins, Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu29:

28

Mangkunegara, Anwar, Prabu . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm 68

29

Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku Organisasi Jilid II, Alih Bahasa HadayanaPujaatmaka, Jakarta, Prenhalindo.hlm 260

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

g. Pandangan Islam Tentang Kinerja

Kinerja dalam pandangan Islam telaah teks tentang kinerja pengertian kinerja atau prestasi kerja ialah kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan pekerjaan. sejauh mana keberhasilan seseorang atau organisasi dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut “level of performance”. 30

Biasanya orang yang level of performance tinggi disebut orang yang produktif dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standart dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance rendah. Al-Qur’an tentang kinerja Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaaf ayat 19.

َنوُمَلْ ُي ا ْمَُو ْمَُااَمْعَأ ْمُهَ ِّفَوُ ِلَو اوُلِمَع اِّ ٌتاَجَرَد ٍّلُكِلَو

31

Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka

kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.

Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan.” Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keuntungan bagi organisasinya

Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 39

َنوُبِسْكَت ْمُتْ ُك اَِِ َااَذَعْلا اوُقوُذَف ٍلْ َف ْنِم اَْ َلَع ْمُكَل َناَك اَمَف ْمُاَرْخا ْمُاوُأ ْ َلاَقَو

32

Dan Berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada

orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, Maka rasakanlah siksaan Karena perbuatan yang Telah kamu lakukan".

Ayat diatas menjelaskan bahwasanya segala kelebihan hanya milik Allah oleh karena itu bekerja tidak hanya sebatas ubuddiyah saja, karena pekerjaan merupakan proses yang frekuensi logisnya adalah pahala (balasan) yang akan kita terima. Dalam konteks ini, pekerjaan tidak hanya bersifat ritual dan ukhrowi, akan tetapi juga merupakan pekerjaan sosial yang bersifat duniawi.

1. Pengaruh Antara Jenjang Karir, Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Menurut Mulia, Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasan yang dibebankan

31

Ibid, hlm 337 32

kepadanya33. Kinerja karyawan meliputi kualitas dan kuantitas output serta keandalan dalam bekerja. Karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula. Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki karyawan, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai. Sebaliknya, tujuan organisasi susah atau bahkan tidak dapat tercapai bila karyawannya bekerja tidak memiliki kinerja yang baik sehingga tidak dapat menghasilkan kerja yang baik pula.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kepemimpinan, menurut Martyo, kepemimpinan merupakan keterampilan dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian dan kesadaran bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin tersebut. 34Dalam suatu organisasi atau perusahaan, pemimpin merupakan salah satu faktor penting karena faktor kepemimpinan dapat memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja karyawan karena pimpinan yang merencanakan, menginformasikan, membuat, dan mengevaluasi berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor yang yang berhubungan dengan sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat berpengaruh terhadap karyawan yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

Jika jenjang karir dan kepemimpinan dalam suatu organisasi terbangun dengan baik, maka kinerja dari karyawanpun juga akan baik. Jika kinerja karyawan itu bak maka seorang karyawan akan mendapatkan jenjang karir atau penempatan pekerjaan yang baik di perusahaan, dan sebaliknya jika jenjang karir yang di miliki

33

Nasution, Mulia, (1994) “Manajemen Personalia, Aplikasi Dalam Perusahaan”, Djambatan,Jakarta.hlm 89 34

seorang pegawai itu baik, maka kinerja yang dihasilkanpun juga akan baik dan maksimal. Begitupun dengan kepemimpinan, jika kepemimpinan dalam suatu perusahaan atau organisasi baik mata kinerja yang di hasilkan pun juga akan baik.35

Dokumen terkait