• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kinerja Keuangan Daerah Kota Bandar Lampung Berdasarkan Rasio Efektivitas Keuangan Daerah

Rasio efektivitas keuangan daerah diperoleh dengan membandingkan antara realisasi pendapatan asli daerah dengan target pendapatan asli daerah. Hasil perhitungan rasio efektivitas keuangan daerah dapat dilihat pada lampiran 1. Rasio efektivitas keuangan daerah pada tahun 2008 sebesar 111,98 persen merupakan kriteria sangat efektif. kemudian mengalami penurunan pada lain-lain pendapatan asli daerah tahun 2009 sehingga hasil perhitungan rasio efektivitas menjadi 97,82 persen dikategorikan efektif menurut kriteria pengukuran karena berada pada tingkat rasio di bawah 100 persen.

Akan tetapi pada tahun 2010 rasio efektivitas keuangan daerah mengalami kenaikan pada pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sehingga hasil perhitungan rasio efektivitas menjadi 115,54 persen masuk dalam kategori sangat efektif dan merupakan rasio efektivitas tertinggi selama periode tahun 2008-2017. Hal ini berarti kemampuan pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan pendapatan sesuai dengan yang ditargetkan mengalami peningkatan dan penurunan. Selanjutnya pada tahun 2011 sampai 2015 kembali mengalami penurunan.

81

Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan pada pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah tetapi jika dilihat dari hasil perhitungan rasio efektivitas pada tabel 4.2 mengalami penurunan menjadi 103,54 persen dikategorikan sangat efektif dan tahun 2012 menjadi 102,20 persen dikategorikan sangat efektif karena target pendapatan asli daerah setiap tahunnya juga ikut meningkat. Pada tahun 2013 mengalami penurunan pada retribusi daerah sehingga hasil perhitungan rasio efektivitas menjadi 86,27 persen dikategorikan cukup efektif. Pada tahun 2014 mengalami penurunan pada retribusi daerah sehingga hasil perhitungan rasio efektivitas menjadi 79,69 persen dikategorikan kurang efektif.

Pada tahun 2015 mengalami penurunan pada hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sehingga hasil perhitungan rasio efektivitas menjadi 51,69 persen dikategorikan tidak efektif dan pada tahun 2015 merupakan rasio efektivitas keuangan daerah paling terendah selama periode tahun 2008-2017. Pada tahun 2016 dan 2017 kembali mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2016 mengalami kenaikan pada pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sehingga hasil perhitungan rasio efektivitas menjadi 63,79 persen dikategorikan kurang efektif dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan pada pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sehingga hasil

82

perhitungan rasio efektivitas menjadi 92,14 persen berada pada kemampuan kurang efektif dan efektif berdasarkan kriteria tingkat kemampuan efektivitas keuangan daerah.

Kemudian dilihat dari pencapaian target pendapatan asli daerah di Kota Bandar Lampung pada tahun 2008, 2010, 2011, dan 2012 sudah mencapai target yang telah ditentukan. Sedangkan pada tahun 2009, 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017 pendapatan asli daerah di Kota Bandar Lampung tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa rasio efektivitas keuangan daerah Kota Bandar Lampung cenderung mengalami penurunan. Secara rata-rata tahun 2008 sampai dengan tahun 2017 efektivitas keuangan daerah Kota Bandar Lampung sebesar 90,495 yang berada pada kategori efektif yang berarti kemampuan daerah Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugasnya termasuk baik.

Pemerintah Kota Bandar Lampung sudah berupaya menerapkan potensi yang sebenarnya tetapi masih banyak kendala sehingga tidak mencapai target yang telah ditentukan seperti dalam hal pemungutan pajaknya yang mempengaruhi pendapatan asli daerah di Kota Bandar Lampung yaitu kemampuan sumber daya manusia yang masih kurang, sarana prasarana yang belum maksimal, tingkat kesadaran dari wajib pajak masih sangat kurang, masih kurang maksimalnya sanksi bagi wajib pajak yang belum melakukan pembayaran pajak dalam bentuk sanksi administrasi maupun sanksi pidana

83

sesuai dengan peraturan pada Undang-Undang 28 dan dilihat dari kondisi ekonomi di Kota Bandar Lampung, daya beli masyarakatnya juga ikut mempengaruhi. Jika daya beli masyarakat naik pendapatan restoran hotel atau bisnis lainnya akan ikut naik sehingga mereka bisa membayar pajaknya.

Dilihat dari trend efektivitas keuangan daerah Kota Bandar Lampung selama periode tahun 2008-2017 menunjukan perkembangan yang kurang baik dengan tahun dasar yaitu tahun 2008 sebesar 100 persen. Pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 87,35 persen sedangkan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 103,18 persen dan termasuk trend rasio kemandirian keuangan daerah tertinggi selama periode tahun 2008-2017. Selanjutnya pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016 mengalami penurunan secara terus menerus yaitu pada tahun 2011 sebesar 92,73 persen pada tahun 2012 sebesar 91,27 persen.

Pada tahun 2013 sebesar 77,04 persen, pada tahun 2014 sebesar 71,16 persen, pada tahun 2015 sebesar 46,16 persen dan pada tahun 2016 sebesar 56,97 persen. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 82,28. Kemudian jika dilihat secara rata-rata selama tahun 2008-2017 trend efektivitas keuangan daerah hanya sebesar 70,814 persen dikatakan bahwa kemampuan efektivitas keuangan daerah Kota Bandar Lampung selama periode 2008-2017 tidak mengalami perkembangan karena rata-rata trend efektivitas keuangan daerah tidak mencapai 100 persen.

84

Penelitian ini sama hasilnya dengan landasan teori yaitu semakin tinggi rasio efektivitas menggambaran kemampuan daerah semakin baik. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dori Saputra pada tahun 2014 yang berjudul “Analisis kemandirian dan efektivitas keuangan daerah pada kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat”. Dalam penelitian Dori Saputra dimana penelitian tersebut mengukur tentang efektivitas keuangan daerah dari tahun 2004-2011 yang memperoleh rata-rata sebesar 109,8 persen yang menandakan berada pada kategori sangat efektif dengan trend efektivitas sebesar 116,02 persen yang menandakan cenderung berkembang dari tahun ke tahun karena persentase lebih dari 100 persen.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Oesi Agustuna pada tahun 2013 yang berjudul “Analisis kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tingkat kemandirian daerah di era otonomi daerah: studi kasus Kota Malang tahun anggaran 2007-2011”. Dalam penelitian Oesi Agustuna dimana penelitian tersebut mengukur tentang efektivitas keuangan daerah dari tahun 2007-2011 yang memperoleh rata-rata sebesar 105,4 persen yang berarti pemungutan pendapatan asli daerah cenderung stabil atau sangat efektif. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Andry Haryanto pada tahun 2014 yang berjudul ”Analisis efektivitas, kemandirian, dan desentralisasi pemerintah Kota Medan”.

85

Dalam penelitian Andry Haryanto dimana penelitian tersebut mengukur tentang efektivitas keuangan daerah dari tahun 2009-2013 yang memperoleh rata-rata sebesar 87,96 persen yang berada pada kategori cukup efektif dengan trend efektivitas keuangan daerah Kota Medan sebesar 72,74 persen yang berarti tidak mengalami perkembangan karena tidak mencapai 100 persen. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ririn Dwi Anggraini pada tahun 2015 yang berjudul “Analisis kemampuan daerah, tingkat kemandirian dan efektivitas realisasi anggaran pemerintah Kota Tanggerang tahun anggaran 2010-2014”.

Dalam penelitian Ririn Dwi Anggraini dimana penelitian tersebut mengukur tentang efektivitas keuangan daerah dari tahun 2010-2014 yang memperoleh rata-rata sebesar 120,32 persen berada pada kategori efektif yang artinya Kota Tanggerang telah mampu merealisasikan pendapatan asli daerah sesuai dengan yang telah ditargetkan, bahkan dapat melebihi target. Peningkatan perolehan pendapatan asli daerah ini juga didukung dengan perolehan hasil pajak daerah yang setiap tahun mengalami peningkatan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Cheris Enjelita Kaunang, Amran T. Naukoko dan Albert T. Londa pada tahun 2016 yang berjudul “Analisis kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tingkat kemandirian daerah di era otonomi daerah: studi pada Kota Manado tahun 2010-2014”.

Dalam penelitian Cheris Enjelita Kaunang, Amran T. Naukoko dan Albert T. Londa efektivitas dimana penelitian tersebut mengukur tentang

86

efektivitas keuangan daerah dari tahun 2010-2014 yang memperoleh rata-rata sebesar 106,95 persen dikategorikan sangat baik. Jadi berdasarkan penelitian terdahulu, efektivitas keuangan daerah Kota Bandar Lampung hanya sebesar 90,495 persen lebih kecil dibandingkan dengan efektivitas keuangan daerah di Kota Malang, Kota Tanggerang, Kota Manado, dan Kabupaten atau Kota di Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan trend efektivitas keuangan daerah Kota Bandar Lampung hanya sebesar 70,814 persen lebih kecil dibandingkan dengan trend efektivitas keuangan daerah di Kota Medan dan Kabupaten atau Kota di Provinsi Sumatera Barat.

2. Kinerja Keuangan Daerah Kota Bandar Lampung Berdasarkan Rasio

Dokumen terkait