• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori

1. Kinerja Keuangan

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori

1. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012: 2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan pegelolaan keuangan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan untuk mengukur kinerja keuangan diperlukan landasan yang kuat berupa aturan-aturan.

Definisi lain tentang kinerja keuangan yaitu kinerja yang ditekankan pada seberapa jauh organisasi sebagai lembaga yang mempu menghasilkan laba agar dapat mencapai visi misi yang telah ditetapkan. (LAN dan BPKP, 2008). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dilihat secara jelas bila kinerja keuangan sangat erat hubungannya dengan laba. Hubungan yang erat antara laba dan kinerja keuangan mengakibatkan banyaknya rasio keuangan yang digunakan dalam penngukuran kinerja keuangan menggunakan laba sebagai salah satu elemen.

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja

14

perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka diperusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.

Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena itu tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian serta perikanan. Maka begitu juga pada perusahaan sektor keuangan seperti perbankan yang jelas memiliki ruang lingkup bisnis berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya. Hal tersebut karena perbankan adalah mediasi yang menghubungkan pihak dana lebih (surplus financial) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit financial),

b. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012: 3-4) mengungkapkan lima tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan

Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan

yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

2) Melakukan perhitungan

Penerapan metode perhitungan disini disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang ada sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan kesimpulan sesuai dengan analisis yang digunakan.

3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.

Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua yaitu :

a) Time Series Analysis, yaitu membandingkan antar waktu atau

periode, dengan tujuan nantinya terlihat dalam grafik.

b) Cross Sectional Approach, yaitu melakukan perbandingan

terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antar perusahaan dalam ruang lingkup yang sejenis secara bersamaan.

Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan dapat dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, sedang/ normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.

16

4) Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.

5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi, guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Terdapat beberapa pengertian laporan keuangan diantaranya sebagai berikut: Menurut Jumingan (2012: 4) laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa yang dimaksud laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi.

Menurut Munawir (2010: 5) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan Menurut IAI (IAI: 2007), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus kas dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan yang dimaksud laporan keuangan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang digunakan sebagai alat mengkomunikasikan data keuangan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan kombinasi dari data keuangan suatu perusahaan yang menggambarkan kemajuan perusahaan dan dibuat secara periodik. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut PSAK No. 1 tujuan laporan keuangan adalah untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

18

sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan apabila laporan keuangan memiliki peran sebagai sumber informasi yang vital bagi berbagai pihak.

Definisi lain tentang tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 4) adalah:

1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.

3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya.

Berdasarkan definisi di atas IAI kembali memperkuat definisi dari PSAK bila peran laporan keuangan sangat besar terkait sebagai penyedia informasi keuangan.

c. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

1) Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owners' equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup

yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun (Jumingan, 2006: 13).

Neraca terdiri dari tiga unsur yaitu aktiva, kewajiban, utang, modal sendiri

a) Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan (Jumingan, 2006: 13).

b) Utang

Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar tersebut (Jumingan, 2006: 13).

c) Modal Sendiri

Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Bersama-sama dengan modal yang berasal dari kredtur kemudian ditanamkan dalam berbagai bentuk aktiva perusahaan (Jumingan, 2006: 14).

2) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

20

laba selama periode tertentu (Dwi Prastowo, 2011: 17). Laporan laba rugi mengandung beberapa elemen informasi pokok, diantarannya:

a) Pendapatan

Pendapatan yaitu kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan selama periode tertentu (Dwi Prastowo, 2011: 22).

b) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva atau kewajiban yang menyebabkan penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik perusahaan selama periode tertentu. Beban merupakan pengorbanan ekonomi yang harus ditanggung untuk mendapatkan pendapatan atau laba. 3) Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal digunakan untuk mengetahui apakah modal peusahaan bertambah atau berkurang alam satu periode tertentu.

4.) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.

5.) Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. Catatan atas laporan keuangan (CALK) merupakan informasi pendukung terkait metode dan kebijakan perusahaan terkait penyusunan laporan keuangan.

Dokumen terkait