Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini mengartikan bahwa peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan
98
bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah
. Komite Sekolah merupakan nama baru
pengganti Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu terdapat perbedaan.
Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Komite Sekolah sebagai badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan di satuan pendidikan,
baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di
luar sekolah (Kepmendiknas nomor:
044/U/2002).
Peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Hal itu diakui secara resmi, baik
dalam Undang-Undang maupun beberapa
Peraturan Menteri. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
99
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orangtua dan
masyarakat.Untuk meningkatkan mutu
pendidikan baik pada sekolah pemerintah
maupun swasta, masyarakat diharapakan dapat
berperan aktif dan mengambil inisiatif.
masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan dalam berbagai hal harus megikuti kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah. Di masa depan masyarakat harus bekerjasama dengan sekolah, agar dapat menetukan berbagai kebijakan yang berguna bagi kemajuan sekolah tersebut. Masyarakat juga menjadi lembaga yang dapat mengontrol kegiatan sekolah, sehingga dapat dipacu dengan baik lagi. Peran masyarakat
ini juga dapat sekaligus sebagai sarana
mensosialisasikan berbagai program pendidikan
yang relatif baru, dan sebagai wahana
mencerdaskan masyarakat.
Komite Sekolah dibentuk untuk mewadahi
peranserta masyarakat dalam rangka
peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,
dibentuk berdasarkan musyawarah yang
100
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan
kualitas proses dan hasil pendidikan.
Peran komite sekolah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas terhadap dana anggaran menjadi prioritas utama, terutama apabila sekolah mengadakan kegiatan yang
menelan biaya melebihi dari yang telah
dianggarkan oleh pemerintah.
Demi kepentingan program sekolah, komite
selalu berupaya mengakomodir permintaan
tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya
bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai
pengontrol (controlling) dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan
terhadap kebijakan dan program sekolah,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan
darisekolah. Dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a) meminta penjelasan sekolah
101
tentang hasil belajar di sekolah; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan
memperkuat berbagai hal yang menjadi
keberhasilan belajar siswa; (c) menyampaikan
hasil kajian pelaksanaan program sekolah
kepada stakeholder secara terperinci, baik yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik yang sifatnya materi, ataupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.
Peran komite sekolah sebagai pengontrol bukan saja hanya untuk siswa melainkan pengawasan pada segi dari salah satu program yang dibuat sebelumnya. Dan pengawasan yang dilakukan disini bukan hanya dari pihak sekolah akan tetapi dari pihak komite sekolah juga melakukan pengontrolan ataupun pemantauan terhadap kinerja pihak sekolah. Pengontrol disini sebagai pengawasan yang dilakukan oleh sekolah maupun pengurus komite tentang pelaksanaan serta pengadaan dana, pembangunan untuk gedung sekolah dan setiap anggaran-anggaran yang direnggut sebelumnya komite memantau
102
pelaksanaan program yang dibuat sejauh mana pencapaian dari pengadaan komite sekolah ini. Komite Sekolah dalam menjalankan perannya selalu memberi pertimbangan perihal anggaran. Pertimbangan disampaikan ke sekolah melalui mekanisme yang sudah menjadi kesepakatan yakni lewat RAPBS. Optimalisasi peran Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan pada SMP perlu terus ditingkatkan.
Sekolah merupakan lembaga yang bekerja
dalam bidang sosial. Sekolah mengambil
siswanya dari masyarakat sekitar, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial maupun finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelrnggaraan pendidikan.
Adapun hubungan yang harmonis antar sekolah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan, dalam bentuk : a) Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas pendidikan, memberikan bantuan dana serta
103
pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah. b) Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, dan c) Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Depdiknas, 2001:19).
Berkenaan dengan peningkatan hubungan
sekolah dengan masyarakat stempat,
substansinya diarahkan kepada meningkatkan kemampuan seluruh personil sekolah dalam :
a.Memupuk pengertian dan pengetahuan orang
tua tentang pertumbuhan pribadi anak.
b.Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak, dengan harapan mereka dapat memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran.
c. Memupuk pengertian orang tua dan
masyarakat tentang program pendidikan yang sedang dikembangkan di sekolah.
d.Memupuk pengertian orang tua dan
masyarakat tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah.
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk berperan serta memajukan sekolah.
f. Mengikutsertakan orang tua dan tokoh
104
mengawasi program sekolah (Depdiknas,