54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 24 Semarang
Sejarah singkat SMP 24 SMP 24 Semarang bermula dari Atas dasar intruksi Bapak Kepala Kantor Wilayah P DAN K Proprnsi Jawa Tengah 27 Agustus 1990 No. : 1084/103/ T’80 tentang penugasan Kepala SMP Negeri Gunungpati (sekarang SMP 22 Semarang) Drs. DIRMAN Karsimin untuk Merangkap dan mempersiapkan SMP 2 GunungPati surat Perintah kepala Bidang
Dikmenum bulan Juli 1980 No. 1866 P/I03-4/80’
agar kepala SMP Negeii 24 GunungPati menerima 3 (tiga) untuk siswa kelas I baru di SMP Negeri 2 GunungPati.
Dengan telah diserah terimakan Jabatan Kepala SMP Negeri 2 Gunungpati kepada pejabat baru Drs. AJAR SYAMSURI pada hari- selasa, 30
Desember 1980 maka berakhilrah status
55
Januari 1981 SMP 2 Gunungpati telah berdiri dengan profil sekolah sebagai berikut :
Tempat belajar : Masih di SMP Negeri Gunungpati
Waktu belajar : Siang hari, 12.30 – 17.20 WIB
Jumlah pengajar : 5orang
Jumlah TU/Karyawan : 2 orang Jumlah kelas : 3 kelas
Jumlah siswA: 138 siswa
Dikarenakan waktu belajar di siang hari kurang efektif karena waktunya sangat pendek. Untuk mengatasi hambatan tersebut, pada hari Jumat kliwon tanggal 13 Februari 1981SMP 2 Gunungpati meminjarn tempat unit Sekolah Baru di Jl. Pramuka yang kelak akan menjadi miliknya.
56
Pada hari Kamis tanggal 4 Juni 1981 sebanyak 26 buah SMP Unit Baru Seluruh Jawa Tengah. (Termasuk SMP 2 Gunungpati) telah diresmikan oleh Bapak Menteri-Pendidikan dan
Kebudayaan dengan SK Menteri No.
0206/0/1980 tanggal 30 Juli 1981. Surat inilah yang menjadi dasar hukum berdirinya SMP 2 Gunungpati yang sekarang menjadi SMP Negeri 24 Semarang.
4.1.2 Profil Sekolah
SMP negeri 24 merupakan sekolah negeri yang beramalat di Jl. Pramuka 1 Gunungpati
dengan No. Statistik Sekolah / NPSN :
201030102024 (Kecamatan) Gunungpati
57
4.1.3 Visi dan Misi
Visi:
Berkualitas dalam iman, ilmu dan memiliki keterampilan serta berakhlak mulia.
Misi:
1. Membina ketaqwaan dan keimanan, budi
pekerti luhur sesuai dengan tuntunan agama dan budaya bangsa.
2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki oleh setiap siswa.
3. Meningkatkan pembelajaran siswa melalui
proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan.
4. Menggali, memupuk, mengembangkan bakat,
minat dan prestasi siswa dalam bidang seni,
olahraga, keterampilan melalui
58
TUJUAN
Tujuan SMP Negeri 24 Semarang
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut:
1. Semua kelas melaksanakan pendekatan
“pembelajaran aktif” pada semua pelajaran.
2.Mengembangkan berbagai kegiatan dalam
proses belajar di kelas berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa.
3.Mengembangkan budaya sekolah yang
kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan dasar.
4.Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.
5.Menjalin kerja sama lembaga pendidikan
dengan media dalam mempublikasikan
program sekolah.
59
4.1.4 Kinerja Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisor)
Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah dibentuk dan dikembangkan
secara khas dan bermula dari budaya,
demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat
secara kolektif. Artinya, Komite Sekolah
mengembangkan konsep yang berorientasi
kepada pengguna (client model), berbagai
kewenangan (power sharing and advocacy model)
dan kemitraan (partnership model) yang
difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
Dalam perannya sebagai badan yang
memberikan pertimbangan atau masukan.
Komite Sekolah memiliki tugas yang
berkesinambungan dalam hal pengambilan
60
memiliki peran mengidentifikasi kemampuan sumber daya pendidikan di sekolah serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam
menetapkan RAPBS, termasuk dalam
penyelenggaraan rapat RAPBS.
Dalam pelaksanaan program, yang
menyangkut kurikulum, KBM, penilaian dan Evaluasi, Komite Sekolah sebagai badan pemberi
pertimbangan berperan penting dalam
memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan
proses pengelolaan pendidikan di sekolah.
Termasuk proses KBM. Hal ini penting, sebab dengan berlakunya otonomi pendidikan dengan pengelolaan pendidikan yang lebih otonom di sekolah, guru memiliki peran yang penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif bagi sarana demokratisasi pendidikan.
Komite Sekolah dalam fungsinya sebagai badan penasihat sekolah, berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya pendidikan antara lain
berperan mengidentifikasi berbagai potensi
sumber daya pendidikan yang ada di dalam
masyarakat. Fungsi ini berguna dalam
61
dapat diperbantukan di sekolah. Sementara itu, secara meyeluruh indikator kinerja Komite
Sekolah dalam peranannya sebagai badan
petimbangan dapat diamati pada Tabel 1.
Tabel 1 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pertimbangan
PERAN
pendidikan di
masyarakat.
(sekolah, orang
62
pendidikan di
sekolah.
potensi sumber
daya
tentang tenaga
63
tentang sarana
dan prasarana
yang dapat
anggaran yang
dapat
dimanfaatkan
di sekolah.
Berdasarkan dari hasil wawancara, kinerja komite sekolah SMP 24 Semarang dikategorikan
cukup dan cukup banyak memberikan
64
oleh hasil wawancara dengan ketua Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah tersebut:
“Komite Sekolah juga ikut berpartisipasi dengan terlibat melakukan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa. Setelah
mendapatkan laporan pendataan tersebut,
Komite Sekolah tidak langsung setuju, tetapi
mengecek atau survey ke masing-masing rumah
siswa. Jika ada siswa yang berasal dari tempat lain, kami mengeceknya melalui ketua RT/RW setempat mengenai keadaan ekonomi dari orang
tua siswa tersebut” (wawancara dilakukan 18
Desember 2014).
Sementara dalam hal menyampaikan
masukan atau pertimbangan secara tertulis pada sekolah dengan tembusan dari Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, juga belum banyak dilakukan oleh Komite Sekolah di SMP 24 Semarang. Hal ini dikarenakan dari pihak Komite Sekolah lebih memilih melakukannya secara langsung atau lisan menyampaikannya kepada
sekolah. Kondisi ini didukung oleh hasil
65
Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah di SMP tersebut:
“Kami memang belum pernah memberikan masukan secara tertulis dengan tembusan pada Dinas Pendidikan, karena kami merasa hal itu dapat dibicarakan secara langsung pada pihak
sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember
2014).
Hal ini juga didukung dengan wawancara dengan sekretaris Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah di SMP tersebut:
“Jika memang tidak ada masalah yang
urgent sekali, kami tidak pernah menulis dan
memakai tembusan pada Dinas Pendidikan. Kami langsung mengutarakannya secara lisan kepada
pihak sekolah” (wawancara dilakukan 18
Desember 2014).
Untuk memberikan pertimbangan pada
66
“Setiap kami rapat, dari Komite selalu menanyakan terlebih dahulu kegiatan sekolah apa yang sedang akan direncanakan oleh pihak sekolah, setelah itu Komite terlibat dalam memberikan masukan dan pertimbangan untuk
kegiatan Sekolah. Sebagai contoh, Komite
Sekolah pernah mengusulkan untuk
menanamkan nilai moral siswa sesuai dengan unsur S (salam, senyum, sapa, sopan dan santun) yang menjadi visi dan misi sekolah. Bagaimana untuk melakukan hal itu, pihak Komite mengusulkan agar guru dapat memberi contoh sebagai model melalui hal-hal sederhana dengan memberi salam pada siswa di gerbang sekolah ketika siswa datang ke sekolah. Tidak hanya itu, untuk menciptakan insan yang beraklak mulia dan jujur sesuai dengan visi-misi sekolah, Komite Sekolah pun turut mengusulkan agar dibentuk Koperasi Kejujuran di sekolah dimana Koperasi tersebut hanya menjual alat-alat tulis dengan siswa sebagai buyer dan seller atau
self-serving atau melayani diri sendiri, sehingga
67
dalam kehidupan mereka sehari-hari di luar
sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember
2014).
Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut. Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan berusaha untuk menciptakan generasi yang bermanfaat kembali kepada masyarakat.
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP 24 Semarang menyatakan :
“Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat
satuan pendidikan, minimal memberikan
masukan, pertimbangan dan rekomendasi
kepada satuan pendidikan. Supaya masukan
tersebut sesuai dengan kebutuhan satuan
68
didasarkan pada kegiatan-kegiatan, seperti : mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah; menganalisis hasil
pendataan sebagai bahan pemberian
masukan; pertimbangan dan rekomendasi
kepada sekolah;menyampaikan masukan,
pertimbangan atau rekomendasi secara tertulis
kepada sekolah; memberikan pertimbangan
kepada sekolah dalam rangka pengembangan Kurikulum; memberikan pertimbangan kepada
sekolah untuk meningkatan mutu
pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran
yang menyenangkan (PAKEM); memberikan
masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam pembentukan visi, misi, tujuan, kebijakan,
program dan kegiatan pendidikan di
sekolah, memberikan masukan dan
pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan
RAPBS” (wawancara dilakukan 18 Desember
69
4.1.5 Kinerja Komite Sekolah sebagai Pendukung
Pengelolaan Komite Sekolah sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan Komite Sekolah bertindak sebagai Pendukung (supporting agency) baik yang berujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
Dalam peranannya sebagai badan
pendukung (Supporting Agency), Komite Sekolah
berfungsi mengamati kondisi tenaga
kependidikan di sekolah-sekolah.Hal ini penting karena akan dapat diketahui sekolah-sekolah mana yang harus mendapat perhatian serius dalam masalah tenaga kependidikan. Hal ini
dimaksudkan agar beberapa sekolah yang
mengalami kekurangan tenaga pendidikan di suatu daerah tidak terjadi, sehingga akan mengganggu pelaksanaan pendidikan. Komite Sekolah diharapkan ikut berperan mengenai persoalan yang terjadi. Kemudian melakukan
pemberdayaan guru sukarelawan, termasuk
70
Komite Sekolah juga dapat mengidentifikasi tenaga ahli yang ada dalam masyarakat, yang
dapat dimanfaatkan bagi instansi sekolah.
Dengan demikian, aspek hubungan sekolah dengan masyarakat yang selama ini menjadi persoalan dalam pengelolaan pendidikan di sekolah dapat teratasi, karena masyarakat terlibat dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Sebagai bagian dari pelaksanaan
pendidikan, sarana dan prasarana juga harus mendapat perhatian penting. Sekolah yang kurang memiliki sarana dan prasarana memadai tentu akan mengalami kendala dalam pencapaian hasil belajar. Karena itu, Komite Sekolah berfungsi memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana kebutuhan pendidikan di sekolah. Tahap selanjutnya, tentu Komite Sekolah akan memberdayakan bantuan saran dan prasaran yang diperlukan di sekolah melalui sumber daya yang terdapat pada masyarakat, serta melakukan koordinasi dengan dewan pendidikan.
Memberdayakan bantuan sarana dan
prasarana yang dilakukan Komite Sekolah
71
melalui evaluasi pelaksanaan dukungan atau
bantuan tersebut. Harus diakui anggaran
pendidikan yang pada pemerintah (daerah) sangat terbatas. Oleh Karena itu penggunaan sumber-sumber anggaran pendidikan yang ada menjadi kebutuhan yang sifatnya mendesak. Dalam era otonomi pendidikan yang meletakkan otonomi sekolah sebagai hal yang terpenting, sekolah harus merupakan bagian terpenting dari
masyarakat, sehingga masyarakat memiliki
kepedulian dan rasa memiliki terhadap sekolah. Secara keseluruhan indikator kinerja Komite
Sekolah dalam peranannya sebagai badan
pendukung dan dapat diamati pada tabel 2. Tabel 2 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pendukung.
PERAN
1. Memantau kondisi
ketenagaan
pendidikan di
sekolah
2. Mobilisasi guru
sukarelawan
72
menanggulangi
kekurangan guru
di sekolah
3. Mobilisasi tenaga
kependidikan
nonguru untuk
kekurangan di
sekolah.
2.
Pengelolaan
sarana dan
prasarana
1. Memantau kondisi
sarana dan
prasarana
pendidikan yang
ada di sekolah
2. Mobilisasi
bantuan sarana
dan prasarana
73 3.
Pengelolaan
Anggaran
1. Memantau kondisi
anggaran
pendidikan di
sekolah.
2. Memobilisasi
dukungan
terhadap anggaran
pendidikan di
sekolah
3. Mengkoordinasika
n dukungan
terhadap anggaran
pendidikan di
sekolah
4. Mengevaluasi
pelaksanaan
dukungan
anggaran
pendidikan di
sekolah
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP 24 Semarang menyatakan :
“Perencanaan dalam hal sebagai
pendukung (supporting agency) baik yang
finansial, pemikiran dan tenaga dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan
74
tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelengaraan pendidikan yang
bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan
seperti: mengadakan pertemuan secara berkala
dengan stakeholders di lingkungan
sekolah; mendorong masyarakat ikut
berpartisipasi dan dunia usaha/industri untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang
bermutu; memotivasi masyarakat kalangan
menengah ke atas untuk meningkatkan
komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah; mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam
penyediaan sarana/prasarana serta biaya
pendidikan untuk masyarakat kurang mampu, dan memberikan motivasi masyarakat untuk
mewujudkan kebijakan pendidikan sekolah.
(wawancara dilakukan 18 Desember 2014)”.
4.1.6 Kinerja Komite Sekolah sebagai Mediator
75
dalam perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah berfungsi sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat, atau antara sekolah dengan dinas pendidikan. Komite Sekolah juga dapat
berperan sebagai penghubung dalam
pelaksanaan program sekolah, sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Sumber-sumber daya pendidikan yang ada
dalam masyarakat begitu besar, namun
pemanfaatannya kurang optimal. Peran Komite
Sekolah yang harus dijalankan adalam
memberdayakan sumber daya yang ada pada masyarakat terutama dari orang tua bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah adalah perannya sebagai mediator dapat diamati pada tabel 4.
Tabel 4 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Mediator.
76
penghubung antara
Komite Sekolah
dengan masyarakat,
Komite Sekolah
dengan sekolah,
Komite Sekolah
dengan Dewan
Pendidikan.
2. Mengidentifikasi
aspirasi masyarakat
untuk perencanaan
pendidikan.
3. Membuat usulan
kebijakan dan
program pendidikan
kebijakan dan
program sekolah
kepada masyarakat.
2. Memfasilitasi
berbagai masukan
kebijakan program
terhadap sekolah.
3. Menampung
pengaduan dan
keluhan terhadap
77
kondisi sumber
daya di sekolah.
2. Mengidentifikasi
sumber-sumber
daya masyarakat.
3. Memobilisasi
bantuan
masyarakat untuk
pendidikan di
sekolah.
4. Mengkoordinasikan
bantuan
masyarakat.
Komite sekolah sebagai mediator antara
pemerintah dengan masyarakat di satuan
pendidikan seperti: (a) melakukan kerjasama dengan masyarakat baik perorangan, organisasi
pemerintah dan kemasyarakatan untuk
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
78
hubungan kerjasama yang harmonis dengan
seluruh stakeholder pendidikan di sekitar
sekolah; (2) mengadakan penjagaan tentang
kemungkinan untuk dapat mengadakan
kerjasama dengan lembaga lain diluar sekolah
untuk memajukan mutu pembelajaran di
sekolah. (b) menampung dan menganalisis aspirasi ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang di ajukan oleh masyarakat dalam bentuk: (1) menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran dan ide kreatif dari
stakeholder pendidikan di sekitar sekolah; (2)
menyampaiakan laporan kepada masyarakat secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di daerah sekitar sekolah.
Kepala sekolah juga menambahkan bahwa pelaksanaan peran mediator tersebut memiliki tujuan antara lain memberikan informasi tentang
tujuan-tujuan, program-program serta
kebutuhan-kebutuhan sekolah kepada
masyarakat. Disamping itu juga memberikan penerangan kepada sekolah tentang kebutuhan,
harapan dan tuntutan masyarakat yang
79
sebagai penghubung antara sekolah dan
masyarakat terinci pada program kegiatan komite sekolah. Program tersebut antara lain: 1) menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry; 2) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan stakeholders; 3) mengadakan sarasehan pendidikan; 4) menyelenggarakan
diskusi pendidikan; 5) menerbitkan media
komunikasi; dan 6) pemutahiran data. Program kegiatan yang disusun agar lebih konkrit dan dapat terlaksana, maka harus disertai dengan alokasi dana anggaran. Komite sekolah dalam menjalankan perannya sebagai mediator dengan kegiatan antara lain: mengidentifikasi aspirasi
masyarakat, menampung usulan kebijakan
program yang berasal dari wali murid,
masyarakat maupun komite sekolah. Komite
sekolah sebagai mediator membuat perumusan
kegiatan mediasi antara sekolah dengan
80
bantuan sarana prasarana; 4) pengajuan bantuan anggaran untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3).
Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Hasil wawancara Kepala sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah yang berkedudukan disetiap satuan pendidikan, merupakan badan mandiri yang tidak memiliki hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Komite sekolah dapat terdiri dari satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang, tetapi berada pada lokasi yang
berdekatan, atau satuan pendidikan yang
dikelola oleh suatu penyelenggraan pendidikan, atau karena pertimbangan lain, tanpa intervensi
dengan lembaga pemerintahan” (wawancara
dilakukan 18 Desember 2014).
81
“Kepala sekolah juga menyatakan bahwa pada dasarnya komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta disatu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah, dinas pendidikan”
(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).
Dukungan dari masyarakat dan orang tua siswa sangat berpengaruh pada pengembangan sekolah dan meningkatkan pendidikan. Komite sekolah tentunya berperan aktif dalam proses
pengembangan dan pelaksanaan program
sekolah. Pengawasan yang dilakukan sekolah dalam pengadaan komite sekolah merupakan bentuk kedua dari peran komite sekolah. Dengan adanya pengontrolan dari pihak sekolah baik itu dari segi penyelenggaraan pendidikan sampai pada saat keluaran pendidikan akan terdapat suatu hal yang bernilai positif dihadapan sekolah,
pemerintah maupun masyarakat. Dalam
melakukan pengontrolan tentunya ada evaluasi
terhadap program, penyelenggaraan, dan
keluaran pendidikan. Pengadaan komite sekolah
ada yang namanya untuk memberi
82
peran komite sekolah. Tahap awal yang
dilakukan dalam memberikan masukan,
pertimbangan, serta rekomendasi kepada sekolah adalah mengadakan pendataan kondisi sosial
ekonomi masyarakat, menganalisis hasil
pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dan memberi pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mediator antara sekolah dengan masyarakat adalah bentuk keempat dari peran komite sekolah. Untuk menjadi penghubung antara keduanya maka sekolah melakukan pertemuan/rapat dalam menyampaikan tentang program yang dibuat sekolah.
Di SMP Negeri 24 Semarang untuk dukungan yang dimaksudkan disini adalah berupa bentuk dukungan partisipasi orang tua yaitu melalui dana dari orang tua, berdasarkan
anggaran yang direncanakan oleh sekolah
83
4.1.7 Kinerja Komite Sekolah sebagai
Pengontrol (Kegiatan Sekolah)
Bagian yang terpenting dalam manajemen adalah pengontrol (controlling). Peran Komite Sekolah sebagai pengontrol tentu akan berbeda dengan dengan apa yang dilakukan DPRD Komisi E Bidang Pendidikan. Beberapa fungsi dilakukan Komite Sekolah dalam hubungannya dengan perannya sebagai badan pengontrol terhadap perencanaan pendidikan antara lain: melakukan kontrol terhadap proses pengambilan keputusan dan perencanaan program di sekolah, termasuk kebijakan di sekolah.
Fungsi Komite Sekolah dalam melakukan
kontrol terhadap pelaksanaan program
pendidikan adalah melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan program sekolah, seperti alokasi dana dan sumber daya bagi pelaksanaan program tersebut. Indikator kinerja Komite
Sekolah dalam perannya sebagai badan
pengontrol dapat dilihat pada tabel 3.
85
kualitas program sekolah.
2. Memantau pelaksanaan program sekolah
1. Memantau
organisasi sekolah
2. Memantau
penjadwalan program sekolah
3. Memantau
alokasi anggaran untuk
pelaksanaan program sekolah.
4. Memantau
86
1. Memantau hasil
ujian akhir
87
menelan biaya melebihi dari yang telah
dianggarkan oleh pemerintah pusat. Kegiatan dalam pendanaan biasanya diselesaikan secara prosedural/berdasarkan tahapan-tahapan dan berhati-hati. Sikap ini perlu diambil mengingat telah ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengungkapkan :
“Demi kepentingan program sekolah,
komite selalu berupaya mengakomodir
permintaan tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai pengontrol (controlling) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah, seperti evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan
program penyelenggaraan dari satuan
pendidikan. Dalam bentuk sebagai berikut: (a) meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa di sekolahnya; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan prestasi
siswa; (c) menyampaikan hasil kajian
pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder
88
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik
yang sifatnya materi, ataupun non materi”
(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).
Hasil wawancara selanjutnya dengan
kepala sekolah menyatakan : “Perencanaan
Komite Sekolah sebagai pengontrol
(controlling agency) dalam rangka tranparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan. Minimal
melakukan evaluasi dan pengawasan kebijakan
sekolah, serta program penyelenggaraan,
terhadap satuan pendidikan. Dalam bentuk
kegiatan-kegiatan seperti: meminta penjelasan
sekolah tentang hasil belajar siswa di
sekolahnya; mencari penyebab ketidakberhasilan siswa, dan mendorong berbagai hal yang menjadi keberhasilan siswa”. (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).
“Komite Sekolah menyampaikan hasil
kajian pelaksanaan program sekolah kepada
stakeholder secara terperinci, baik keberhasilan
maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan
89
pertanggungjawaban bantuan masyrakat baik yang sifatnya materi ataupun non materi kepada
masyarakat dan pemerintah setempat”
(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).
Kepala Sekolah menyatakan bahwa komite
sekolah dapat melaksanakan pengawasan
terhadap kebijakan yang diambil oleh
penyelenggaran/managemen sekolah, juga dapat melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
program yang telah ditetapkan bersama.
90
tujuan awal. Kaitannya dengan penyelenggaraan sekolah, komite mempunyai peran kontrol pula.
Dalam menyelengarakan kegiatan sekolah
diharapkan memenuhi beberapa harapan agar suasana sekolah benar-benar memiliki rasa nyaman, aman bagi siswa dan para tenaga kependidikan.
4.2 P
embahasan
4.2.1 Kinerja Komite Sekolah sebagai
pemberi pertimbangan (advisor)
Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah yang
berperan sebagai berikut: (a) Masyarakat
91
pelayanan pendidikan dengan memberikan
pertimbangan, arahan, serta dukungan tenaga,
sarana dan prasarana serta pengawasan
pendidikan di tingkat nasional, propinsi, dan
kabupaten/kota yang tidak mempunyai
hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dan
memberikan pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Secara kontekstual sesuai dengan
Keputusan Mendiknas No. 044/U/2002,
keberadaan komite sekolah berperan sebagai Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan di sekolah.
Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat
satuan pendidikan, setidaknya memberikan
masukan, pertimbangan dan rekomendasi
kepada satuan pendidikan. Agar masukan sesuai
92
informasi-informasi yang didasarkan pada
kegiatan-kegiatan, seperti : mengadakan
pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah; menganalisis hasil pendataan
sebagai bahan pemberian
masukan; pertimbangan dan rekomendasi
kepada sekolah; menyampaikan masukan kepada
sekolah; memberikan pertimbangan kepada
sekolah dalam rangka pengembangan
Kurikulum; memberikan pertimbangan kepada
sekolah untuk meningkatan mutu
pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran
yang menyenangkan (PAKEM); memberikan
masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan
sekolah, program-program dan kegiatan
pendidikan di sekolah, memberikan
pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan RAPBS.
Berdasarkan dari hasil wawancara, kinerja komite sekolah SMP 24 Semarang dikategorikan
cukup dan cukup banyak memberikan
93
menentukan kebijakan sekolah yang tampak dalam banyak hal. Misalnya seperti dalam mendata kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa yang tidak mampu, dapat dikatakan Komite Sekolah Negeri di SMP 24 Semarang ikut memberikan pertimbangan.
4.2.2 Kinerja Komite Sekolah sebagai
Pendukung
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,
jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Kinerja Komite Sekolah sebagai pendukung diwujudkan dalam hal perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai pendukung (supporting
agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran,
ataupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, setidaknya dalam
mendorong perhatian dan komitmen masyarakat
94
bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan
seperti: mengadakan pertemuan secara berkala
dengan stakeholders di lingkungan
sekolah; mendorong peran serta masyarakat dan
dunia usaha/industri untuk mendukung
penyelenggaraan pembelajaran yang
bermutu; memotivasi masyarakat kalangan
menengah ke atas untuk meningkatkan
komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah; mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam
penyediaan sarana/prasarana serta biaya
pendidikan untuk masyarakat tidak mampu,
dan ikut memotivasi masyarakat untuk
melaksanakan kebijakan pendidikan sekolah.
4.2.3 Kinerja Komite Sekolah sebagai
Mediator
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu
proses yang terintegrasi dengan proses
95
sendiri. Salah satu permasalahan pendidikan
yang dihadapi oleh bangsaIndonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui usaha bebagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, pebaikan sarana dan
prasarana pendidikan, dan peningkatan
manajemen sekolah.
Pengadaan komite sekolah ada yang
namanya untuk memberi pertimbangan, ini adalah bentuk ketiga dari peran komite sekolah. Tahap awal yang dilakukan dalam memberikan
masukan, pertimbangan, serta rekomendasi
kepada sekolah adalah mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat, menganalisis
hasil pendataan sebagai bahan pemberian
masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara
tertulis kepada sekolah, dan memberi
pertimbangan kepada sekolah untuk
96
Untuk memediatori antara keduanya maka
sekolah melakukan pertemuan/rapat dalam
menyampaikan tentang program yang dibuat sekolah.
Dalam perannya sebagai penghubung
antara sekolah dan masyarakat terinci pada program kegiatan komite sekolah. Program tersebut antara lain: 1) menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry; 2) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan
stakeholders; 3) mengadakan sarasehan
pendidikan; 4) menyelenggarakan diskusi
pendidikan; 5) menerbitkan media komunikasi; dan 6) pemutahiran data. Program kegiatan yang disusun agar lebih konkrit dan dapat terlaksana, maka harus disertai dengan alokasi dana anggaran. Komite sekolah dalam menjalankan
perannya sebagai mediator dengan kegiatan
antara lain: mengidentifikasi aspirasi
masyarakat, menampung usulan kebijakan
program yang berasal dari wali murid,
masyarakat maupun komite sekolah. Komite
sekolah sebagai mediator membuat perumusan
kegiatan mediasi antara sekolah dengan
97
dunia industri. Rumusan mediasi tersebut kemudian dibahas bersama sekolah untuk disusun ke dalam suatu proposal. Proposal yang diajuakan meliputi: 1) pengajuan kegiatan; 2) permintaan nara sumber kegiatan; 3) pengajuan
bantuan sarana prasarana; 4) pengajuan
bantuan anggaran untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti
Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
(BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut
tidak begitu mengalami perbedaan yang
membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan.
4.2.4 Kinerja Komite Sekolah sebagai
Pengontrol (Kegiatan Sekolah)
Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan
98
bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah
. Komite Sekolah merupakan nama baru
pengganti Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu terdapat perbedaan.
Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Komite Sekolah sebagai badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan di satuan pendidikan,
baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di
luar sekolah (Kepmendiknas nomor:
044/U/2002).
Peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Hal itu diakui secara resmi, baik
dalam Undang-Undang maupun beberapa
99
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orangtua dan
masyarakat.Untuk meningkatkan mutu
pendidikan baik pada sekolah pemerintah
maupun swasta, masyarakat diharapakan dapat
berperan aktif dan mengambil inisiatif.
masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan dalam berbagai hal harus megikuti kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah. Di masa depan masyarakat harus bekerjasama dengan sekolah, agar dapat menetukan berbagai kebijakan yang berguna bagi kemajuan sekolah tersebut. Masyarakat juga menjadi lembaga yang dapat mengontrol kegiatan sekolah, sehingga dapat dipacu dengan baik lagi. Peran masyarakat
ini juga dapat sekaligus sebagai sarana
mensosialisasikan berbagai program pendidikan
yang relatif baru, dan sebagai wahana
mencerdaskan masyarakat.
Komite Sekolah dibentuk untuk mewadahi
peranserta masyarakat dalam rangka
peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,
dibentuk berdasarkan musyawarah yang
100
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan
kualitas proses dan hasil pendidikan.
Peran komite sekolah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas terhadap dana anggaran menjadi prioritas utama, terutama apabila sekolah mengadakan kegiatan yang
menelan biaya melebihi dari yang telah
dianggarkan oleh pemerintah.
Demi kepentingan program sekolah, komite
selalu berupaya mengakomodir permintaan
tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya
bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai
pengontrol (controlling) dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan
terhadap kebijakan dan program sekolah,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan
101
tentang hasil belajar di sekolah; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan
memperkuat berbagai hal yang menjadi
keberhasilan belajar siswa; (c) menyampaikan
hasil kajian pelaksanaan program sekolah
kepada stakeholder secara terperinci, baik yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik yang sifatnya materi, ataupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.
102
pelaksanaan program yang dibuat sejauh mana pencapaian dari pengadaan komite sekolah ini. Komite Sekolah dalam menjalankan perannya selalu memberi pertimbangan perihal anggaran. Pertimbangan disampaikan ke sekolah melalui mekanisme yang sudah menjadi kesepakatan yakni lewat RAPBS. Optimalisasi peran Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan pada SMP perlu terus ditingkatkan.
Sekolah merupakan lembaga yang bekerja
dalam bidang sosial. Sekolah mengambil
siswanya dari masyarakat sekitar, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial maupun finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelrnggaraan pendidikan.
103
pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah. b) Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, dan c) Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Depdiknas, 2001:19).
Berkenaan dengan peningkatan hubungan
sekolah dengan masyarakat stempat,
substansinya diarahkan kepada meningkatkan kemampuan seluruh personil sekolah dalam :
a.Memupuk pengertian dan pengetahuan orang
tua tentang pertumbuhan pribadi anak.
b.Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak, dengan harapan mereka dapat memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran.
c. Memupuk pengertian orang tua dan
masyarakat tentang program pendidikan yang sedang dikembangkan di sekolah.
d.Memupuk pengertian orang tua dan
masyarakat tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah.
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk berperan serta memajukan sekolah.
f. Mengikutsertakan orang tua dan tokoh
104
mengawasi program sekolah (Depdiknas,