• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP N 24 Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP N 24 Semarang"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 24 Semarang

Sejarah singkat SMP 24 SMP 24 Semarang bermula dari Atas dasar intruksi Bapak Kepala Kantor Wilayah P DAN K Proprnsi Jawa Tengah 27 Agustus 1990 No. : 1084/103/ T’80 tentang penugasan Kepala SMP Negeri Gunungpati (sekarang SMP 22 Semarang) Drs. DIRMAN Karsimin untuk Merangkap dan mempersiapkan SMP 2 GunungPati surat Perintah kepala Bidang

Dikmenum bulan Juli 1980 No. 1866 P/I03-4/80’

agar kepala SMP Negeii 24 GunungPati menerima 3 (tiga) untuk siswa kelas I baru di SMP Negeri 2 GunungPati.

Dengan telah diserah terimakan Jabatan Kepala SMP Negeri 2 Gunungpati kepada pejabat baru Drs. AJAR SYAMSURI pada hari- selasa, 30

Desember 1980 maka berakhilrah status

(2)

55

Januari 1981 SMP 2 Gunungpati telah berdiri dengan profil sekolah sebagai berikut :

Tempat belajar : Masih di SMP Negeri Gunungpati

Waktu belajar : Siang hari, 12.30 – 17.20 WIB

Jumlah pengajar : 5orang

Jumlah TU/Karyawan : 2 orang Jumlah kelas : 3 kelas

Jumlah siswA: 138 siswa

Dikarenakan waktu belajar di siang hari kurang efektif karena waktunya sangat pendek. Untuk mengatasi hambatan tersebut, pada hari Jumat kliwon tanggal 13 Februari 1981SMP 2 Gunungpati meminjarn tempat unit Sekolah Baru di Jl. Pramuka yang kelak akan menjadi miliknya.

(3)

56

Pada hari Kamis tanggal 4 Juni 1981 sebanyak 26 buah SMP Unit Baru Seluruh Jawa Tengah. (Termasuk SMP 2 Gunungpati) telah diresmikan oleh Bapak Menteri-Pendidikan dan

Kebudayaan dengan SK Menteri No.

0206/0/1980 tanggal 30 Juli 1981. Surat inilah yang menjadi dasar hukum berdirinya SMP 2 Gunungpati yang sekarang menjadi SMP Negeri 24 Semarang.

4.1.2 Profil Sekolah

SMP negeri 24 merupakan sekolah negeri yang beramalat di Jl. Pramuka 1 Gunungpati

dengan No. Statistik Sekolah / NPSN :

201030102024 (Kecamatan) Gunungpati

(4)

57

4.1.3 Visi dan Misi

Visi:

Berkualitas dalam iman, ilmu dan memiliki keterampilan serta berakhlak mulia.

Misi:

1. Membina ketaqwaan dan keimanan, budi

pekerti luhur sesuai dengan tuntunan agama dan budaya bangsa.

2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki oleh setiap siswa.

3. Meningkatkan pembelajaran siswa melalui

proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan.

4. Menggali, memupuk, mengembangkan bakat,

minat dan prestasi siswa dalam bidang seni,

olahraga, keterampilan melalui

(5)

58

TUJUAN

Tujuan SMP Negeri 24 Semarang

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut:

1. Semua kelas melaksanakan pendekatan

“pembelajaran aktif” pada semua pelajaran.

2.Mengembangkan berbagai kegiatan dalam

proses belajar di kelas berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa.

3.Mengembangkan budaya sekolah yang

kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan dasar.

4.Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.

5.Menjalin kerja sama lembaga pendidikan

dengan media dalam mempublikasikan

program sekolah.

(6)

59

4.1.4 Kinerja Komite Sekolah sebagai pemberi

pertimbangan (advisor)

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah dibentuk dan dikembangkan

secara khas dan bermula dari budaya,

demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat

secara kolektif. Artinya, Komite Sekolah

mengembangkan konsep yang berorientasi

kepada pengguna (client model), berbagai

kewenangan (power sharing and advocacy model)

dan kemitraan (partnership model) yang

difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

Dalam perannya sebagai badan yang

memberikan pertimbangan atau masukan.

Komite Sekolah memiliki tugas yang

berkesinambungan dalam hal pengambilan

(7)

60

memiliki peran mengidentifikasi kemampuan sumber daya pendidikan di sekolah serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam

menetapkan RAPBS, termasuk dalam

penyelenggaraan rapat RAPBS.

Dalam pelaksanaan program, yang

menyangkut kurikulum, KBM, penilaian dan Evaluasi, Komite Sekolah sebagai badan pemberi

pertimbangan berperan penting dalam

memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan

proses pengelolaan pendidikan di sekolah.

Termasuk proses KBM. Hal ini penting, sebab dengan berlakunya otonomi pendidikan dengan pengelolaan pendidikan yang lebih otonom di sekolah, guru memiliki peran yang penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif bagi sarana demokratisasi pendidikan.

Komite Sekolah dalam fungsinya sebagai badan penasihat sekolah, berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya pendidikan antara lain

berperan mengidentifikasi berbagai potensi

sumber daya pendidikan yang ada di dalam

masyarakat. Fungsi ini berguna dalam

(8)

61

dapat diperbantukan di sekolah. Sementara itu, secara meyeluruh indikator kinerja Komite

Sekolah dalam peranannya sebagai badan

petimbangan dapat diamati pada Tabel 1.

Tabel 1 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pertimbangan

PERAN

pendidikan di

masyarakat.

(sekolah, orang

(9)

62

pendidikan di

sekolah.

potensi sumber

daya

tentang tenaga

(10)

63

tentang sarana

dan prasarana

yang dapat

anggaran yang

dapat

dimanfaatkan

di sekolah.

Berdasarkan dari hasil wawancara, kinerja komite sekolah SMP 24 Semarang dikategorikan

cukup dan cukup banyak memberikan

(11)

64

oleh hasil wawancara dengan ketua Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah tersebut:

“Komite Sekolah juga ikut berpartisipasi dengan terlibat melakukan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa. Setelah

mendapatkan laporan pendataan tersebut,

Komite Sekolah tidak langsung setuju, tetapi

mengecek atau survey ke masing-masing rumah

siswa. Jika ada siswa yang berasal dari tempat lain, kami mengeceknya melalui ketua RT/RW setempat mengenai keadaan ekonomi dari orang

tua siswa tersebut” (wawancara dilakukan 18

Desember 2014).

Sementara dalam hal menyampaikan

masukan atau pertimbangan secara tertulis pada sekolah dengan tembusan dari Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, juga belum banyak dilakukan oleh Komite Sekolah di SMP 24 Semarang. Hal ini dikarenakan dari pihak Komite Sekolah lebih memilih melakukannya secara langsung atau lisan menyampaikannya kepada

sekolah. Kondisi ini didukung oleh hasil

(12)

65

Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah di SMP tersebut:

“Kami memang belum pernah memberikan masukan secara tertulis dengan tembusan pada Dinas Pendidikan, karena kami merasa hal itu dapat dibicarakan secara langsung pada pihak

sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember

2014).

Hal ini juga didukung dengan wawancara dengan sekretaris Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah di SMP tersebut:

“Jika memang tidak ada masalah yang

urgent sekali, kami tidak pernah menulis dan

memakai tembusan pada Dinas Pendidikan. Kami langsung mengutarakannya secara lisan kepada

pihak sekolah” (wawancara dilakukan 18

Desember 2014).

Untuk memberikan pertimbangan pada

(13)

66

“Setiap kami rapat, dari Komite selalu menanyakan terlebih dahulu kegiatan sekolah apa yang sedang akan direncanakan oleh pihak sekolah, setelah itu Komite terlibat dalam memberikan masukan dan pertimbangan untuk

kegiatan Sekolah. Sebagai contoh, Komite

Sekolah pernah mengusulkan untuk

menanamkan nilai moral siswa sesuai dengan unsur S (salam, senyum, sapa, sopan dan santun) yang menjadi visi dan misi sekolah. Bagaimana untuk melakukan hal itu, pihak Komite mengusulkan agar guru dapat memberi contoh sebagai model melalui hal-hal sederhana dengan memberi salam pada siswa di gerbang sekolah ketika siswa datang ke sekolah. Tidak hanya itu, untuk menciptakan insan yang beraklak mulia dan jujur sesuai dengan visi-misi sekolah, Komite Sekolah pun turut mengusulkan agar dibentuk Koperasi Kejujuran di sekolah dimana Koperasi tersebut hanya menjual alat-alat tulis dengan siswa sebagai buyer dan seller atau

self-serving atau melayani diri sendiri, sehingga

(14)

67

dalam kehidupan mereka sehari-hari di luar

sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember

2014).

Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut. Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan berusaha untuk menciptakan generasi yang bermanfaat kembali kepada masyarakat.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP 24 Semarang menyatakan :

“Komite Sekolah sebagai pemberi

pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat

satuan pendidikan, minimal memberikan

masukan, pertimbangan dan rekomendasi

kepada satuan pendidikan. Supaya masukan

tersebut sesuai dengan kebutuhan satuan

(15)

68

didasarkan pada kegiatan-kegiatan, seperti : mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah; menganalisis hasil

pendataan sebagai bahan pemberian

masukan; pertimbangan dan rekomendasi

kepada sekolah;menyampaikan masukan,

pertimbangan atau rekomendasi secara tertulis

kepada sekolah; memberikan pertimbangan

kepada sekolah dalam rangka pengembangan Kurikulum; memberikan pertimbangan kepada

sekolah untuk meningkatan mutu

pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran

yang menyenangkan (PAKEM); memberikan

masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam pembentukan visi, misi, tujuan, kebijakan,

program dan kegiatan pendidikan di

sekolah, memberikan masukan dan

pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan

RAPBS” (wawancara dilakukan 18 Desember

(16)

69

4.1.5 Kinerja Komite Sekolah sebagai Pendukung

Pengelolaan Komite Sekolah sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan Komite Sekolah bertindak sebagai Pendukung (supporting agency) baik yang berujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

Dalam peranannya sebagai badan

pendukung (Supporting Agency), Komite Sekolah

berfungsi mengamati kondisi tenaga

kependidikan di sekolah-sekolah.Hal ini penting karena akan dapat diketahui sekolah-sekolah mana yang harus mendapat perhatian serius dalam masalah tenaga kependidikan. Hal ini

dimaksudkan agar beberapa sekolah yang

mengalami kekurangan tenaga pendidikan di suatu daerah tidak terjadi, sehingga akan mengganggu pelaksanaan pendidikan. Komite Sekolah diharapkan ikut berperan mengenai persoalan yang terjadi. Kemudian melakukan

pemberdayaan guru sukarelawan, termasuk

(17)

70

Komite Sekolah juga dapat mengidentifikasi tenaga ahli yang ada dalam masyarakat, yang

dapat dimanfaatkan bagi instansi sekolah.

Dengan demikian, aspek hubungan sekolah dengan masyarakat yang selama ini menjadi persoalan dalam pengelolaan pendidikan di sekolah dapat teratasi, karena masyarakat terlibat dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sebagai bagian dari pelaksanaan

pendidikan, sarana dan prasarana juga harus mendapat perhatian penting. Sekolah yang kurang memiliki sarana dan prasarana memadai tentu akan mengalami kendala dalam pencapaian hasil belajar. Karena itu, Komite Sekolah berfungsi memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana kebutuhan pendidikan di sekolah. Tahap selanjutnya, tentu Komite Sekolah akan memberdayakan bantuan saran dan prasaran yang diperlukan di sekolah melalui sumber daya yang terdapat pada masyarakat, serta melakukan koordinasi dengan dewan pendidikan.

Memberdayakan bantuan sarana dan

prasarana yang dilakukan Komite Sekolah

(18)

71

melalui evaluasi pelaksanaan dukungan atau

bantuan tersebut. Harus diakui anggaran

pendidikan yang pada pemerintah (daerah) sangat terbatas. Oleh Karena itu penggunaan sumber-sumber anggaran pendidikan yang ada menjadi kebutuhan yang sifatnya mendesak. Dalam era otonomi pendidikan yang meletakkan otonomi sekolah sebagai hal yang terpenting, sekolah harus merupakan bagian terpenting dari

masyarakat, sehingga masyarakat memiliki

kepedulian dan rasa memiliki terhadap sekolah. Secara keseluruhan indikator kinerja Komite

Sekolah dalam peranannya sebagai badan

pendukung dan dapat diamati pada tabel 2. Tabel 2 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pendukung.

PERAN

1. Memantau kondisi

ketenagaan

pendidikan di

sekolah

2. Mobilisasi guru

sukarelawan

(19)

72

menanggulangi

kekurangan guru

di sekolah

3. Mobilisasi tenaga

kependidikan

nonguru untuk

kekurangan di

sekolah.

2.

Pengelolaan

sarana dan

prasarana

1. Memantau kondisi

sarana dan

prasarana

pendidikan yang

ada di sekolah

2. Mobilisasi

bantuan sarana

dan prasarana

(20)

73 3.

Pengelolaan

Anggaran

1. Memantau kondisi

anggaran

pendidikan di

sekolah.

2. Memobilisasi

dukungan

terhadap anggaran

pendidikan di

sekolah

3. Mengkoordinasika

n dukungan

terhadap anggaran

pendidikan di

sekolah

4. Mengevaluasi

pelaksanaan

dukungan

anggaran

pendidikan di

sekolah

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP 24 Semarang menyatakan :

“Perencanaan dalam hal sebagai

pendukung (supporting agency) baik yang

finansial, pemikiran dan tenaga dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan

(21)

74

tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat

terhadap penyelengaraan pendidikan yang

bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan

seperti: mengadakan pertemuan secara berkala

dengan stakeholders di lingkungan

sekolah; mendorong masyarakat ikut

berpartisipasi dan dunia usaha/industri untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang

bermutu; memotivasi masyarakat kalangan

menengah ke atas untuk meningkatkan

komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah; mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam

penyediaan sarana/prasarana serta biaya

pendidikan untuk masyarakat kurang mampu, dan memberikan motivasi masyarakat untuk

mewujudkan kebijakan pendidikan sekolah.

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

4.1.6 Kinerja Komite Sekolah sebagai Mediator

(22)

75

dalam perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah berfungsi sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat, atau antara sekolah dengan dinas pendidikan. Komite Sekolah juga dapat

berperan sebagai penghubung dalam

pelaksanaan program sekolah, sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Sumber-sumber daya pendidikan yang ada

dalam masyarakat begitu besar, namun

pemanfaatannya kurang optimal. Peran Komite

Sekolah yang harus dijalankan adalam

memberdayakan sumber daya yang ada pada masyarakat terutama dari orang tua bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah adalah perannya sebagai mediator dapat diamati pada tabel 4.

Tabel 4 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Mediator.

(23)

76

penghubung antara

Komite Sekolah

dengan masyarakat,

Komite Sekolah

dengan sekolah,

Komite Sekolah

dengan Dewan

Pendidikan.

2. Mengidentifikasi

aspirasi masyarakat

untuk perencanaan

pendidikan.

3. Membuat usulan

kebijakan dan

program pendidikan

kebijakan dan

program sekolah

kepada masyarakat.

2. Memfasilitasi

berbagai masukan

kebijakan program

terhadap sekolah.

3. Menampung

pengaduan dan

keluhan terhadap

(24)

77

kondisi sumber

daya di sekolah.

2. Mengidentifikasi

sumber-sumber

daya masyarakat.

3. Memobilisasi

bantuan

masyarakat untuk

pendidikan di

sekolah.

4. Mengkoordinasikan

bantuan

masyarakat.

Komite sekolah sebagai mediator antara

pemerintah dengan masyarakat di satuan

pendidikan seperti: (a) melakukan kerjasama dengan masyarakat baik perorangan, organisasi

pemerintah dan kemasyarakatan untuk

penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran

(25)

78

hubungan kerjasama yang harmonis dengan

seluruh stakeholder pendidikan di sekitar

sekolah; (2) mengadakan penjagaan tentang

kemungkinan untuk dapat mengadakan

kerjasama dengan lembaga lain diluar sekolah

untuk memajukan mutu pembelajaran di

sekolah. (b) menampung dan menganalisis aspirasi ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang di ajukan oleh masyarakat dalam bentuk: (1) menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran dan ide kreatif dari

stakeholder pendidikan di sekitar sekolah; (2)

menyampaiakan laporan kepada masyarakat secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di daerah sekitar sekolah.

Kepala sekolah juga menambahkan bahwa pelaksanaan peran mediator tersebut memiliki tujuan antara lain memberikan informasi tentang

tujuan-tujuan, program-program serta

kebutuhan-kebutuhan sekolah kepada

masyarakat. Disamping itu juga memberikan penerangan kepada sekolah tentang kebutuhan,

harapan dan tuntutan masyarakat yang

(26)

79

sebagai penghubung antara sekolah dan

masyarakat terinci pada program kegiatan komite sekolah. Program tersebut antara lain: 1) menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry; 2) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan stakeholders; 3) mengadakan sarasehan pendidikan; 4) menyelenggarakan

diskusi pendidikan; 5) menerbitkan media

komunikasi; dan 6) pemutahiran data. Program kegiatan yang disusun agar lebih konkrit dan dapat terlaksana, maka harus disertai dengan alokasi dana anggaran. Komite sekolah dalam menjalankan perannya sebagai mediator dengan kegiatan antara lain: mengidentifikasi aspirasi

masyarakat, menampung usulan kebijakan

program yang berasal dari wali murid,

masyarakat maupun komite sekolah. Komite

sekolah sebagai mediator membuat perumusan

kegiatan mediasi antara sekolah dengan

(27)

80

bantuan sarana prasarana; 4) pengajuan bantuan anggaran untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan

Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3).

Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Hasil wawancara Kepala sekolah mengungkapkan :

“Komite sekolah yang berkedudukan disetiap satuan pendidikan, merupakan badan mandiri yang tidak memiliki hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Komite sekolah dapat terdiri dari satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang, tetapi berada pada lokasi yang

berdekatan, atau satuan pendidikan yang

dikelola oleh suatu penyelenggraan pendidikan, atau karena pertimbangan lain, tanpa intervensi

dengan lembaga pemerintahan” (wawancara

dilakukan 18 Desember 2014).

(28)

81

“Kepala sekolah juga menyatakan bahwa pada dasarnya komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta disatu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah, dinas pendidikan”

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Dukungan dari masyarakat dan orang tua siswa sangat berpengaruh pada pengembangan sekolah dan meningkatkan pendidikan. Komite sekolah tentunya berperan aktif dalam proses

pengembangan dan pelaksanaan program

sekolah. Pengawasan yang dilakukan sekolah dalam pengadaan komite sekolah merupakan bentuk kedua dari peran komite sekolah. Dengan adanya pengontrolan dari pihak sekolah baik itu dari segi penyelenggaraan pendidikan sampai pada saat keluaran pendidikan akan terdapat suatu hal yang bernilai positif dihadapan sekolah,

pemerintah maupun masyarakat. Dalam

melakukan pengontrolan tentunya ada evaluasi

terhadap program, penyelenggaraan, dan

keluaran pendidikan. Pengadaan komite sekolah

ada yang namanya untuk memberi

(29)

82

peran komite sekolah. Tahap awal yang

dilakukan dalam memberikan masukan,

pertimbangan, serta rekomendasi kepada sekolah adalah mengadakan pendataan kondisi sosial

ekonomi masyarakat, menganalisis hasil

pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dan memberi pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mediator antara sekolah dengan masyarakat adalah bentuk keempat dari peran komite sekolah. Untuk menjadi penghubung antara keduanya maka sekolah melakukan pertemuan/rapat dalam menyampaikan tentang program yang dibuat sekolah.

Di SMP Negeri 24 Semarang untuk dukungan yang dimaksudkan disini adalah berupa bentuk dukungan partisipasi orang tua yaitu melalui dana dari orang tua, berdasarkan

anggaran yang direncanakan oleh sekolah

(30)

83

4.1.7 Kinerja Komite Sekolah sebagai

Pengontrol (Kegiatan Sekolah)

Bagian yang terpenting dalam manajemen adalah pengontrol (controlling). Peran Komite Sekolah sebagai pengontrol tentu akan berbeda dengan dengan apa yang dilakukan DPRD Komisi E Bidang Pendidikan. Beberapa fungsi dilakukan Komite Sekolah dalam hubungannya dengan perannya sebagai badan pengontrol terhadap perencanaan pendidikan antara lain: melakukan kontrol terhadap proses pengambilan keputusan dan perencanaan program di sekolah, termasuk kebijakan di sekolah.

Fungsi Komite Sekolah dalam melakukan

kontrol terhadap pelaksanaan program

pendidikan adalah melakukan pemantauan

terhadap pelaksanaan program sekolah, seperti alokasi dana dan sumber daya bagi pelaksanaan program tersebut. Indikator kinerja Komite

Sekolah dalam perannya sebagai badan

pengontrol dapat dilihat pada tabel 3.

(31)
(32)

85

kualitas program sekolah.

2. Memantau pelaksanaan program sekolah

1. Memantau

organisasi sekolah

2. Memantau

penjadwalan program sekolah

3. Memantau

alokasi anggaran untuk

pelaksanaan program sekolah.

4. Memantau

(33)

86

1. Memantau hasil

ujian akhir

(34)

87

menelan biaya melebihi dari yang telah

dianggarkan oleh pemerintah pusat. Kegiatan dalam pendanaan biasanya diselesaikan secara prosedural/berdasarkan tahapan-tahapan dan berhati-hati. Sikap ini perlu diambil mengingat telah ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengungkapkan :

“Demi kepentingan program sekolah,

komite selalu berupaya mengakomodir

permintaan tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai pengontrol (controlling) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah, seperti evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan

program penyelenggaraan dari satuan

pendidikan. Dalam bentuk sebagai berikut: (a) meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa di sekolahnya; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan prestasi

siswa; (c) menyampaikan hasil kajian

pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder

(35)

88

kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik

yang sifatnya materi, ataupun non materi”

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Hasil wawancara selanjutnya dengan

kepala sekolah menyatakan : “Perencanaan

Komite Sekolah sebagai pengontrol

(controlling agency) dalam rangka tranparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan di satuan pendidikan. Minimal

melakukan evaluasi dan pengawasan kebijakan

sekolah, serta program penyelenggaraan,

terhadap satuan pendidikan. Dalam bentuk

kegiatan-kegiatan seperti: meminta penjelasan

sekolah tentang hasil belajar siswa di

sekolahnya; mencari penyebab ketidakberhasilan siswa, dan mendorong berbagai hal yang menjadi keberhasilan siswa”. (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Komite Sekolah menyampaikan hasil

kajian pelaksanaan program sekolah kepada

stakeholder secara terperinci, baik keberhasilan

maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan

(36)

89

pertanggungjawaban bantuan masyrakat baik yang sifatnya materi ataupun non materi kepada

masyarakat dan pemerintah setempat”

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Kepala Sekolah menyatakan bahwa komite

sekolah dapat melaksanakan pengawasan

terhadap kebijakan yang diambil oleh

penyelenggaran/managemen sekolah, juga dapat melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap

program yang telah ditetapkan bersama.

(37)

90

tujuan awal. Kaitannya dengan penyelenggaraan sekolah, komite mempunyai peran kontrol pula.

Dalam menyelengarakan kegiatan sekolah

diharapkan memenuhi beberapa harapan agar suasana sekolah benar-benar memiliki rasa nyaman, aman bagi siswa dan para tenaga kependidikan.

4.2 P

embahasan

4.2.1 Kinerja Komite Sekolah sebagai

pemberi pertimbangan (advisor)

Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah yang

berperan sebagai berikut: (a) Masyarakat

(38)

91

pelayanan pendidikan dengan memberikan

pertimbangan, arahan, serta dukungan tenaga,

sarana dan prasarana serta pengawasan

pendidikan di tingkat nasional, propinsi, dan

kabupaten/kota yang tidak mempunyai

hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan

dalam peningkatan mutu pelayanan dan

memberikan pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Secara kontekstual sesuai dengan

Keputusan Mendiknas No. 044/U/2002,

keberadaan komite sekolah berperan sebagai Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam

penentuan dan pelaksanaan kebijakan

pendidikan di sekolah.

Komite Sekolah sebagai pemberi

pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat

satuan pendidikan, setidaknya memberikan

masukan, pertimbangan dan rekomendasi

kepada satuan pendidikan. Agar masukan sesuai

(39)

92

informasi-informasi yang didasarkan pada

kegiatan-kegiatan, seperti : mengadakan

pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah; menganalisis hasil pendataan

sebagai bahan pemberian

masukan; pertimbangan dan rekomendasi

kepada sekolah; menyampaikan masukan kepada

sekolah; memberikan pertimbangan kepada

sekolah dalam rangka pengembangan

Kurikulum; memberikan pertimbangan kepada

sekolah untuk meningkatan mutu

pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran

yang menyenangkan (PAKEM); memberikan

masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan

sekolah, program-program dan kegiatan

pendidikan di sekolah, memberikan

pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan RAPBS.

Berdasarkan dari hasil wawancara, kinerja komite sekolah SMP 24 Semarang dikategorikan

cukup dan cukup banyak memberikan

(40)

93

menentukan kebijakan sekolah yang tampak dalam banyak hal. Misalnya seperti dalam mendata kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa yang tidak mampu, dapat dikatakan Komite Sekolah Negeri di SMP 24 Semarang ikut memberikan pertimbangan.

4.2.2 Kinerja Komite Sekolah sebagai

Pendukung

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,

jalur pendidikan sekolah maupun jalur

pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

Kinerja Komite Sekolah sebagai pendukung diwujudkan dalam hal perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai pendukung (supporting

agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran,

ataupun tenaga dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, setidaknya dalam

mendorong perhatian dan komitmen masyarakat

(41)

94

bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan

seperti: mengadakan pertemuan secara berkala

dengan stakeholders di lingkungan

sekolah; mendorong peran serta masyarakat dan

dunia usaha/industri untuk mendukung

penyelenggaraan pembelajaran yang

bermutu; memotivasi masyarakat kalangan

menengah ke atas untuk meningkatkan

komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah; mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam

penyediaan sarana/prasarana serta biaya

pendidikan untuk masyarakat tidak mampu,

dan ikut memotivasi masyarakat untuk

melaksanakan kebijakan pendidikan sekolah.

4.2.3 Kinerja Komite Sekolah sebagai

Mediator

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu

proses yang terintegrasi dengan proses

(42)

95

sendiri. Salah satu permasalahan pendidikan

yang dihadapi oleh bangsaIndonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui usaha bebagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, pebaikan sarana dan

prasarana pendidikan, dan peningkatan

manajemen sekolah.

Pengadaan komite sekolah ada yang

namanya untuk memberi pertimbangan, ini adalah bentuk ketiga dari peran komite sekolah. Tahap awal yang dilakukan dalam memberikan

masukan, pertimbangan, serta rekomendasi

kepada sekolah adalah mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat, menganalisis

hasil pendataan sebagai bahan pemberian

masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara

tertulis kepada sekolah, dan memberi

pertimbangan kepada sekolah untuk

(43)

96

Untuk memediatori antara keduanya maka

sekolah melakukan pertemuan/rapat dalam

menyampaikan tentang program yang dibuat sekolah.

Dalam perannya sebagai penghubung

antara sekolah dan masyarakat terinci pada program kegiatan komite sekolah. Program tersebut antara lain: 1) menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry; 2) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan

stakeholders; 3) mengadakan sarasehan

pendidikan; 4) menyelenggarakan diskusi

pendidikan; 5) menerbitkan media komunikasi; dan 6) pemutahiran data. Program kegiatan yang disusun agar lebih konkrit dan dapat terlaksana, maka harus disertai dengan alokasi dana anggaran. Komite sekolah dalam menjalankan

perannya sebagai mediator dengan kegiatan

antara lain: mengidentifikasi aspirasi

masyarakat, menampung usulan kebijakan

program yang berasal dari wali murid,

masyarakat maupun komite sekolah. Komite

sekolah sebagai mediator membuat perumusan

kegiatan mediasi antara sekolah dengan

(44)

97

dunia industri. Rumusan mediasi tersebut kemudian dibahas bersama sekolah untuk disusun ke dalam suatu proposal. Proposal yang diajuakan meliputi: 1) pengajuan kegiatan; 2) permintaan nara sumber kegiatan; 3) pengajuan

bantuan sarana prasarana; 4) pengajuan

bantuan anggaran untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti

Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan

(BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut

tidak begitu mengalami perbedaan yang

membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan.

4.2.4 Kinerja Komite Sekolah sebagai

Pengontrol (Kegiatan Sekolah)

Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran

serta masyarakat dalam penyelenggaraan

(45)

98

bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah

. Komite Sekolah merupakan nama baru

pengganti Badan Pembantu Penyelenggara

Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu terdapat perbedaan.

Yang membedakan hanya terletak pada

pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Komite Sekolah sebagai badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan di satuan pendidikan,

baik pada pendidikan pra sekolah, jalur

pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di

luar sekolah (Kepmendiknas nomor:

044/U/2002).

Peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Hal itu diakui secara resmi, baik

dalam Undang-Undang maupun beberapa

(46)

99

pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, orangtua dan

masyarakat.Untuk meningkatkan mutu

pendidikan baik pada sekolah pemerintah

maupun swasta, masyarakat diharapakan dapat

berperan aktif dan mengambil inisiatif.

masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan dalam berbagai hal harus megikuti kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah. Di masa depan masyarakat harus bekerjasama dengan sekolah, agar dapat menetukan berbagai kebijakan yang berguna bagi kemajuan sekolah tersebut. Masyarakat juga menjadi lembaga yang dapat mengontrol kegiatan sekolah, sehingga dapat dipacu dengan baik lagi. Peran masyarakat

ini juga dapat sekaligus sebagai sarana

mensosialisasikan berbagai program pendidikan

yang relatif baru, dan sebagai wahana

mencerdaskan masyarakat.

Komite Sekolah dibentuk untuk mewadahi

peranserta masyarakat dalam rangka

peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,

dibentuk berdasarkan musyawarah yang

(47)

100

Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang

bertanggung jawab terhadap peningkatan

kualitas proses dan hasil pendidikan.

Peran komite sekolah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas terhadap dana anggaran menjadi prioritas utama, terutama apabila sekolah mengadakan kegiatan yang

menelan biaya melebihi dari yang telah

dianggarkan oleh pemerintah.

Demi kepentingan program sekolah, komite

selalu berupaya mengakomodir permintaan

tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya

bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai

pengontrol (controlling) dalam rangka

transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan

terhadap kebijakan dan program sekolah,

penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan

(48)

101

tentang hasil belajar di sekolah; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan

memperkuat berbagai hal yang menjadi

keberhasilan belajar siswa; (c) menyampaikan

hasil kajian pelaksanaan program sekolah

kepada stakeholder secara terperinci, baik yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik yang sifatnya materi, ataupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

(49)

102

pelaksanaan program yang dibuat sejauh mana pencapaian dari pengadaan komite sekolah ini. Komite Sekolah dalam menjalankan perannya selalu memberi pertimbangan perihal anggaran. Pertimbangan disampaikan ke sekolah melalui mekanisme yang sudah menjadi kesepakatan yakni lewat RAPBS. Optimalisasi peran Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan pada SMP perlu terus ditingkatkan.

Sekolah merupakan lembaga yang bekerja

dalam bidang sosial. Sekolah mengambil

siswanya dari masyarakat sekitar, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial maupun finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelrnggaraan pendidikan.

(50)

103

pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah. b) Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, dan c) Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Depdiknas, 2001:19).

Berkenaan dengan peningkatan hubungan

sekolah dengan masyarakat stempat,

substansinya diarahkan kepada meningkatkan kemampuan seluruh personil sekolah dalam :

a.Memupuk pengertian dan pengetahuan orang

tua tentang pertumbuhan pribadi anak.

b.Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak, dengan harapan mereka dapat memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran.

c. Memupuk pengertian orang tua dan

masyarakat tentang program pendidikan yang sedang dikembangkan di sekolah.

d.Memupuk pengertian orang tua dan

masyarakat tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah.

e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat

untuk berperan serta memajukan sekolah.

f. Mengikutsertakan orang tua dan tokoh

(51)

104

mengawasi program sekolah (Depdiknas,

Gambar

Tabel 1 Indikator Kinerja Komite Sekolah
Tabel 2 Indikator Kinerja Komite Sekolah
Tabel 4 Indikator Kinerja Komite Sekolah
Tabel 3 Indikator Kinerja Komite Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain yang sama dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ngadiyo (2010) menunjukkan bahwa 1) Upaya pemberdayaan komite sekolah di SMA Negeri 2

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SMPN 1 Bawen adalah

Untuk itu dalam penerapannya di sekolah, kepala sekolah perlu membuat suatu rencana strategis yang mana dikoordinasikan dengan para guru dan komite untuk dijalankan

Menurut Sri Wardiah, Murniati, Djailani (2015: 12) Strategi komite sekolah merupakan salah satu faktor keberhasilan program pendidikan yang meliputi pengetahuan dan

Ketersediaan dokumen yang berupa SK Pembentukan Komite Sekolah, program kerja, RAKS, dan dokumen yang lain, menunjukkan kesiapan sekolah juga komite dalam

stekholder yaitu Penilik Sekolah (PS), Kepala Sekolah, Guru kelas 6,dan perwakilan Komite se-Gugus I Gajah Mada mendapatkan kesimpulan bahwa untuk

Hasil analisis SWOT yang dilakukan dengan kepala sekolah, 2 perwakilan guru, perwakilan yayasan, muhammadiyah, 2 karyawan, perwakilan orang tua siswa, perwakilan alumni,

Penelitian tetang Komite Sekolah yang pernah dilaksanakan oleh Utami, (2012) dengan judul Peran Komite Sekolah Dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SMA N 1 Temon,