• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro Boyolali T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro Boyolali T2 BAB IV"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Sekolah

SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro didirikan pada tahun 1977, dengan alasan untuk menampung siswa dari ekonomi menengah ke bawah, khususnya dari umat muhammadiyah dengan harapan mereka tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Muhammadiyah. Nilai akreditasi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro sekarang adalah B. SMP tersebut memiliki sarana dan prasarana yang cukup menunjang. Sarana utamanya meliputi ruang kepsek, ruang wakil kepsek, ruang tata usaha, ruang guru, 6 ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang konseling, dan ruang laboratorium komputer/multimedia. Sarana pendukung meliputi masjid, ruang OSIS, ruang UKS, lapangan basket, lapangan voli, dan kantin. Jumlah siswa di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro sekarang ini adalah 119 siswa.

(2)

36 dan siap bersaing dalam era global; (b) melaksanakan pembelajaran terintegrasi dengan penanaman sikap spiritual dan sikap sosial yang membentuk insan yang agamis dan berkarakter; (c) membiasakan warga sekolah untuk berperilaku santun, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli dan percaya diri; (d) mengembangkan sikap demokratis, hidup kebersamaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (e) mengembangkan 8 SNP meliputi kurikulum, proses, kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, saran, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.

4.1.1 Data Siswa

Tabel 4.1

Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro

Tahun Pelajaran 2010/2011 – 2014/2015

Tahun Pelajaran

Jumlah Siswa Jumlah

Total Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

2010/2011 44 46 43 133

2011/2012 44 44 46 134

2012/2013 47 44 44 135

2013/2014 46 47 44 137

2014/2015 26 46 47 119

Sumber: data sekolah, diolah

(3)

37 Wonosegoro lima tahun terakhir mengalami penurunan. Sebenarnya target sekolah untuk daya tampung siswa adalah 64 siswa. Dengan jumlah tersebut maka kondisi keuangan sekolah dikatakan sehat, namun target tersebut belum tercapai. Sebagai sekolah swasta sebagian biaya operasional dibebankan kepada siswa. Adanya jumlah siswa yang belum memenuhi target sehingga kondisi keuangan sekolah dalam keadaan defisit. Namun demikian dari pihak yayasan membantu sekolah dalam masalah keuangan sehingga kondisi keuangan sekolah dapat teratasi.

4.1.2 Nilai Ujian Nasional

Nilai Ujian Nasional dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang menggambarkan nilai Ujian Akhir Nasional siswa kelas IX tahun ajaran 2009/2010 – 2013/2014.

Tabel 4.2

Nilai Ujian Akhir Nasional 2009/2010 – 2013/2014

Tahun Ajaran

Rata-Rata Nilai

Prosentase Kelulusan

Peringkat Sekolah

2009/2010 7,19 93,10% 28

2010/2011 7,34 100% 24

2011/2012 7,98 100% 22

2012/2013 7,25 100% 37

2013/2014 6,57 100% 79

(4)

38 Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan rata-rata nilai Ujian Akhir nasional dari tahun 2012/2013 – 2013/2014. Nilai rata-rata tahun 2011/2012 adalah 7,98, menurun pada tahun 2012/2013 menjadi 7,25, dan menurun lagi pada tahun 2013/2014 menjadi 6,57. Sedangkan prosentase kelulusan mengalami kenaikan. Pada tahun 2009/2010 prosentase kelulusan 93,10%, sedangkan tahun 2010/2011 sampai dengan 2013/2014 prosentase kelulusan mengalami kenaikan menjadi 100%. Peringkat sekolah dari tahun 2009/2010 sampai dengan tahun 2011/2012 mengalami kenaikan peringkat, namun pada tahun 2012/2013 mengalami penurunan peringkat menjadi peringkat 37, dan tahun 2013/2014 mengalami penurunan peringkat menjadi peringkat 79.

4.1.3 Tenaga Guru

(5)

39

Tabel 4.3

Jumlah Guru yang Mengajar Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro

Jenis Guru Jumlah Guru

Jumlah Total Laki-laki Perempuan

Guru PNS 3 3 0

Guru Non PNS 13 6 7

Jumlah 16 9 7

Sumber: data sekolah, diolah

Tabel 4.4

Kualifikasi Pendidikan Guru yang Mengajar Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro

Tingkat Pendidikan Jumlah Studi lanjut (S1) 1

S1 14

Studi lanjut (S2) 1

Total 16

Sumber: data sekolah, diolah

(6)

40

4.2 Analisis SWOT

Hasil analisis SWOT yang dilakukan dengan kepala sekolah, 2 perwakilan guru, perwakilan yayasan, muhammadiyah, 2 karyawan, perwakilan orang tua siswa, perwakilan alumni, dan perwakilan komite yang ada di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro dalam Focus Group Discussion (FGD), dapat diidentifikasi beberapa faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro dalam tiga aspek yaitu aspek input, proses, dan output.

Berdasarkan hasil FGD tersebut, faktor-faktor yang diidentifikasi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu pada aspek input, proses dan output di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah sebagai berikut:

4.2.1 Aspek Input

(7)

41

Tabel 4.5

Matrik IFAS Aspek Input

No Faktor Bobot Skor

2. Sekolah memiliki fasilitas yang memadai

0,2 3 0,6

3. Sekolah mempunyai program-program yang jelas menengah ke bawah

0,3 4 1,2

2. Kemampuan akademis siswa beragam

0,2 3 0,6

3. Pemanfaatan laboratorium IPA untuk praktikum kurang maksimal

0,2 2 0,4

4. Kemampuan staf (TU,

keuangan, laboran, komputer) kurang maksimal

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014

(8)

42 bobot 0,2 dan skor 3. Kekuatan selanjutnya adalah banyak siswa yang mandiri, siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah dengan bobot 0,2 dan skor 3. Kekuatan yang terakhir adalah siswa berkelakuan baik, tidak terlibat masalah penyimpangan sosial diberi bobot 0,1 dan skor 3. Kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu aspek input, sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,3.

(9)

43 belum maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,8. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 0,5, berati faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.5, selanjutnya diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.6

Matriks EFAS Aspek Input

No Faktor Bobot Skor

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

0,1 3 0,3

(10)

44

1. Situasi ekonomi yang semakin sulit

0,3 3 0,9

2. Pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang negatif

0,2 3 0,6

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014

(11)

45 Semua hal sudah disebutkan merupakan peluang yang baik bagi sekolah, akan tetapi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input yaitu situasi ekonomi yang semakin sulit sehingga idealisme orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik terbentur dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki yang diberi bobot 0,3 dan skor 3. Ancaman lain yang muncul adalah pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang negatif seperti mengakses situs dewasa dan game online yang diberi bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman yang lain adalah munculnya sekolah baru yang berdekatan dengan bobot 0,1 dan skor 3. Selanjutnya ancamannya adalah promosi sekolah lain (competitor) lebih gencar dengan bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman lainnya adalah mindset orang tua cenderung memilih sekolah negeri untuk anaknya dengan bobot 0,2 dan skor 3, sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 3,0.

Hasil skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 0,8, berarti faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman, sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang datang.

4.2.2 Aspek Proses

(12)

46 Tabel 4.7. Tahap selanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Matrik IFAS Aspek Proses

No Faktor Bobot Skor pendidikan yang beriman, dan berkarakter

0,3 4 1,2

2. SMP Muhammadiyah 5

Wonosegoro bagian dari Yayasan Muhammadiyah

0,2 4 0,8

3. Mempunyai laboratorium IPA, komputer sebagai penunjang KBM memadai

0,2 3 0,6

4. Kualifikasi pendidikan guru baik kepala sekolah masih kurang

0,3 4 1,2

2. Penyusunan RPP belum maksimal

0,2 2 0,4

3. Variasi penggunaan metode dan media pembelajaran belum maksimal

(13)

47 Faktor kekuatan aspek proses yaitu sekolah mempunyai konsep pendidikan yang beriman, dan berkarakter dengan bobot 0,3 dan skor 4. Sekolah mempunyai prinsip tidak saja mendidik siswa sebagai seorang yang intelek tetapi juga sebagi orang yang bermoral. Kekuatan selanjutnya adalah SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro merupakan bagian dari Yayasan Muhammadiyah dengan bobot 0,2 dan skor 4. Kekuatan lainnya adalah mempunyai laboratorium IPA, komputer sebagai penunjang KBM memadai dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu, kekuatannya adalah kualifikasi pendidikan guru baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Faktor kekuatan lainnya yaitu jumlah rombongan belajar ideal yaitu 20 sampai dengan 32 siswa sehingga guru lebih mudah dalam pengelolaaan kelas dan pengelolaan pembelajaran dengan bobot 0,1 dan skor 3. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,5.

(14)

48 yang baik guru bisa menerapkan langkah-langkah yang ada dalam PBM sehingga berjalan lebih teratur dan tepat pada sasaran sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 2. Hal ini bisa mempengaruhi guru dalam mengelola PBM yaitu variasi penggunaan metode dan media pembelajaran belum maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2. Selanjutnya beban mengajar yang terlalu tinggi dengan bobot 0,2 dan skor 2. Kelemahan yang lain yaitu sistem analisa data masih secara manual diberi bobot 0,1 dan skor 2. Semua aktivitas sekolah masih dijalankan secara manual sehingga perlu dirubah dalam sistem komputerisi sehingga mempermudah dalam kegiatan. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,6.

Hasil akhir total bobot dikalikan skor faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 0,9. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diaatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek proses dapat dilihat dalam Matriks Eksternal Factors

Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.8 sebagai

(15)

49

Tabel 4.8

Matriks EFAS Aspek Proses

No Faktor Bobot Skor pembelajaran yang bisa diakses

0,2 4 0,8

2. Banyak pelatihan yang bagus dan inovatif untuk pengembangan diri guru

0,2 4 0,8

3. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang dapat diakses oleh guru

0,2 3 0,6

4. Pemerintah memfasilitasi pelatihan tentang kurikulum

0,2 3 0,6

5. Ada kebutuhan orang tua akan pendidikan agama Islam yang baik

0,2 3 0,6

Total Skor 1 3,4

Ancaman

1. Semakin tingginya

persaingan positif antar sekolah

0,3 4 1,2

2. Kesempatan sekolah lain (negeri) mendapatkan dana dari pemerintah lebih terbuka

0,2 3 0,6

3. Pemerintah memindahkan guru-guru dengan status PNS ke sekolah lain

(16)

50 Untuk aspek proses, semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses merupakan salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan oleh guru maupun siswa untuk meningkatkan pengetahuan dengan bobot 0,2 dan skor 4. Selain itu, guru bisa mengikuti pelatihan yang bagus dan inovatif untuk pengembangan dirinya seperti latihan kepemimpinan, pengelolaan laboratorium, juga latihan-latihan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti internet dan penggunaan media dalam pembelajaran diberi bobot 0,2 dan skor 4. Peluang lainnya yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang dapat diakses oleh guru dengan bobot 0,2 dan skor 3. Faktor peluang lainnya adalah pemerintah memfasilitasi pelatihan kurikulum dengan bobot 0,2 dan skor 3. Sebagai sekolah Islam sekolah juga bisa menangkap peluang adanya kebutuhan orang tua terhadap pendidikan Islam yang baik. Orang tua mengharapkan anaknya kelak tidak saja mempunyai ilmu pengetahuan yang baik tetapi juga menjadi anak yang bermoral yang diberi bobot 0,2 dan skor 3. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,4.

(17)

51 kesempatan sekolah lain dalam hal ini sekolah negeri untuk mendapatkan dana dari pemerintah lebih terbuka dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu ancaman datang dari pemerintah jika memindahkan guru status PNS ke sekolah lain juga bisa menimbulkan kesulitan bagi sekolah dengan bobot 0,1 dan skor 2. Ancaman yang lain adalah kurikulum yang dibuat pemerintah sering mengalami perubahan dengan bobot 0,2 dan skor 2. Usaha sekolah untuk meningkatkan mutu juga perlu mendapat dukungan dari orang tua, karena jika orang tua kurang kooperatif dengan guru dalam mendidik maka semua kesalahan yang dilakukan anak maupun kegagalan anak akan dilimpahkan kepada sekolah sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 2. Total akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,6.

Hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Meskipun ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih lebih dominan.

4.2.3 Aspek Output

(18)

52 penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Matrik IFAS Aspek Output

No Faktor Bobot Skor

3. Lulusan mampu berorganisasi yang baik di dalam dan di luar sekolah

0,2 3 0,6

4. Mempunyai organisasi alumni yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah

0,2 3 0,6

5. Lulusan mempunyai

pendidikan Islam yang baik

0,1 3 0,3 bahwa kemungkinan lulusan sekolah swasta untuk diterima ke sekolah negeri favorit kecil

0,2 2 0,4 mempunyai karakter yang kuat

0,2 2 0,4

5. Masih kurangnya prestasi akademik

(19)

53 Aspek output faktor kekuatan yaitu prosentase kelulusan tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 3. Kekuatan lainnya adalah sekolah mempunyai prestasi non akademik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Prestasi ini bisa dijadikan sebagai ajang promosi sekolah, karena dengan banyaknya prestasi orang semakin mengenal sekolah dan tertarik untuk mendaftarkan anaknya kesekolah yang mempunyai prestasi. Lulusan mampu berorganisasi yang baik di dalam dan di luar sekolah dengan bobot 0,2 dan skor 3. Sekolah juga mempunyai organisasi alumni yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di sekolah diberi bobot 0,2 dan skor 3. Lulusan mempunyai pendidikan Islam yang baik dengan bobot 0,1 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,0.

(20)

54 kurang mempunyai karakter kuat dengan bobot 0,2 dan skor 2. Kelemahan lainnya adalah masih kurangnya prestasi akademik dengan bobot 0,1 dan skor 2. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan pada aspek output adalah 2,3, sehingga total skor akhir IFAS untuk aspek output adalah 0,7.

Faktor yang mempengaruhi output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

(21)

55

Tabel 4.10

Matriks EFAS Aspek Output

No Faktor Bobot Skor

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

0,3 4 1,2

mempunyai prestasi non akademik yang lebih baik

0,2 3 0,6

4. Lulusan menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan menghormati orang lain

0,1 3 0,3

5. Adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Islami yang baik

0,2 3 0,6

Total Skor 1 3,3

Ancaman

1. Orang tua melihat

keberhasilan anak dari sisi hasil/nilai bukan dari proses

0,3 4 1,2

2. Ambisi orang tua yang tidak realistik kepada anak

0,2 3 0,6

3. Semakin kompleknya

tuntutan masyarakat

terhadap mutu sekolah

0,1 2 0,2

4. Semakin meningkatnya syarat kualifikasi lulusan dari stakeholder

0,2 2 0,4

5. Kemampuan lulusan untuk menyesuaikan diri di sekolah yang kompetisinya tinggi

(22)

56 Peluang yang dapat dimanfaatkan sekolah adalah hasil evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4. Peluang lainnya adalah harapan orang tua agar lulusan mempunyai nilai UN yang tinggi dengan bobot 0,2 dan skor 3, serta harapan orang tua mempunyai prestasi non akademik yang lebih baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu, lulusan menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan menghormati orang lain dengan bobot 0,1 dan skor 3. Peluang lainnya adalah adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Islami yang baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Adanya kepercayaan ini membuat sekolah bisa terus menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua alumni. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek output adalah 3,3.

Untuk aspek output faktor yang mengancam yaitu orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil atau nilai bukan dari proses dengan bobot 0,3 dan skor 4, oleh karena itu orang tua sering memiliki ambisi yang kurang realistik kepada anak dengan bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman lainnya yaitu semakin kompleknya tuntutan masyarakat terhadap mutu sekolah dengan bobot 0,1 dan skor 2. Ancaman lainnya yaitu semakin meningkatnya syarat kualifikasi lulusan dari

(23)

57 kemampuan lulusan untuk menyesuaikan diri di sekolah yang kompetisinya tinggi dengan bobot 0,2 dan skor 2. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman 2,8, maka total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,5.

Hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro mempunyai peluang yang masih bisa dimanfaatkan, namun terdapat beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.

4.3 Penentuan Strategi

4.3.1 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Input

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek

input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh

(24)

58 memanfaatkan peluang. Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1

Matriks SWOT untuk Aspek Input

Ancaman

Kelemahan Kekuatan

Peluang

-1 -2

-3 1 2 3

1 2 3

-1

-2

-3 0

(0,5 ; 0,8)

Kuadran SO Strategi Agresif

(25)

59

Tabel 4.11

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT Aspek Input

Kekuatan Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Minat dan

motivasi belajar siswa tinggi

1. Membentuk pusat pengembangan potensi anak.

2. Menyusun desain promosi dan membentuk tim promosi yang kuat. 3. Program pendidikan karakter pada

semua mata pelajaran.

4. Memberdayakan guru dengan

program-program pelatihan.

5. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa.

6. Meningkatkan pelayanan konseling. Sekolah memiliki

(26)

60 pelajaran, 4) Memberdayakan guru dengan program-program pelatihan. 5) Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa, 6) Meningkatkan pelayanan konseling.

4.3.2 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Proses

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek

proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh

hasil skor akhir IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah 0,9. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman) adalah 0,6. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities) yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro untuk dapat memanfaatkan peluang. Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Matriks SWOT untuk Aspek Proses

Ancaman

(0,9 ; 0,6)

Kuadran S-O Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada

(27)

61

Tabel 4.12

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT Aspek Proses

Kekuatan Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Mempunyai konsep

pendidikan yang

beriman dan

berkarakter

1. Mengembangkan program character building Muhammadiyah untuk siswa.

2. Memberdayakan guru untuk

menggunakan media atau teknologi pembelajaran dalam PBM.

3. Mengembangkan program

pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 4. Melengkapi SDM dengan ketrampilan

yang diperlukan untuk peningkatan kinerja.

5. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah.

6. Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah database sekolah. SMP

(28)

62 Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah : 1) Mengembangkan program character building Muhammadiyah untuk siswa, 2) Memberdayakan guru untuk menggunakan media atau teknologi pembelajaran dalam PBM, 3) Mengembangkan program pembelajaran yang kreatif dan inovatif, 4) Melengkapi SDM dengan ketrampilan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja, 5) Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah, 6) Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah database sekolah.

4.3.3 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Output

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek

output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh

(29)

63

Gambar 4.3

Matriks SWOT untuk Aspek Output

Ancaman

Kelemahan Kekuatan

Peluang

-1 -2

-3 1 2 3

1 2 3

-1

-2

-3 0

(0,7 ; 0,5)

Kuadran SO Strategi Agresif

(30)

64

Tabel 4.13

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT Aspek Output

Kekuatan Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Prosentase kelulusan tinggi

1. Penambahan jam belajar, remedial teaching dan evaluating.

2. Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.

3. Membangun image positif melalui alumni. 4. Mengintensifkan jaringan alumni.

Mempunyai

(31)

65 Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah : 1) Penambahan jam belajar, remedial teaching dan evaluating, 2) Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, 3) Membangun image positif melalui alumni, 4) Mengintensifkan jaringan alumni.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Analisis SWOT Aspek Input

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek input (kekuatan-kelemahan) adalah 0,5. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek input (peluang-ancaman) adalah 0,8. Angka ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,5, 0,8) yaitu berada di kuadran SO (

Strenghts-Opportunities) yang mengindikasikan perlu

(32)

66

4.4.2 Analisis SWOT Aspek Proses

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek proses (kekuatan-kelemahan) adalah 0,9. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek

proses (peluang-ancaman) adalah 0,6. Angka ini

menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,9, 0,6) yaitu berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities) yang mengindikasikan perlu dilakukannya strategi agresif, yaitu menfokuskan upaya menggunakan kekuatan internal SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro untuk dapat memanfaatkan peluang.

4.4.3 Analisis SWOT Aspek Output

(33)

67 kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek output (peluang-ancaman) adalah 0,5. Angka ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,7, 0,5) yaitu berada di kuadran SO (Strenght-Opportunities) yang mengindikasikan perlu dilakukannya strategi agresif, yaitu menfokuskan upaya menggunakan kekuatan internal SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro untuk dapat memanfaatkan peluang.

4.4.4 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Input

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO ( Strenghts-Opportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu aspek input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.

(34)

68 pengembangan tersebut dapat diikuti siswa melalui pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Strategi kedua yang perlu dilakukan adalah menyusun desain promosi dan membentuk tim promosi yang kuat. Kegiatan promosi dilakukan dalam rangka rekrutmen siswa baru dan merupakan titik tumpu dari semua kegiatan sekolah. Kegiatan tersebut perlu disusun tim promosi yang kuat terdiri dari orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga, mempunyai kreativitas dalam membuat desain promosi dan mau bekerja keras dalam pelaksanaan promosi. Kegiatan promosi dapat dilakukan mulai awal tahun ajaran baru misalnya promosi di sekolah pemasok, di forum yayasan, dan promosi yang efektif adalah melalui layanan terbaik yang diberikan kepada siswa. Seluruh kegiatan promosi dapat berhasil maksimal jika desainnya dibuat dengan baik, terencana dan melibatkan seluruh komponen sekolah.

(35)

69 Nilai-nilai karakter yang diharapkan tumbuh pada diri siswa misalnya jujur, aktif, bertanggung jawab, kreatif, dsb.

Strategi keempat yang perlu dilakukan adalah memberdayakan guru dengan program-program pelatihan yang berkualitas. Program-program pelatihan seperti pelatihan laboratorium, pembekalan media pembelajaran. Pendidikan dan ketrampilan yang memadai, guru bisa menyiapkan diri untuk mendidik siswa sebagai input yang bermutu.

Strategi kelima yang perlu dilakukan yaitu pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. Sebagai input utama dalam suatu sekolah, siswa perlu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan sebagai sarana belajarnya sehingga bisa meningkatkan prestasinya disekolah. Sekolah perlu memfasilitasi sarana belajar siswa berbasis TIK seperti internet secara terbuka. Kemajuan teknologi, siswa bisa menggunakannya untuk mencari materi-materi yang diperlukan melalui internet sehingga akan memperluas wawasan berpikirnya.

(36)

70 layanan kepada siswa baik secara prestasi maupun secara psikologis. Dalam hal prestasi, konselor bertugas memberikan bimbingan dan arahan terhadap siswa yang mempunyai bakat untuk dapat berprestasi. Konselor juga membantu siswa dalam memecahkan masalah yang ada dirumah atau lingkungan sosialnya dengan bekerja sama dengan wali kelas, orang tua dan juga pihak lain yang berkepentingan.

4.4.5 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Proses

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO ( Strenght-Opportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu aspek proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.

Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah mengembangkan character building muhammadiyah. Pembentukan karakter ini berkaitan dengan pembentukan iman, mental, dan karakter siswa. Siswa pandai secara akademis tetapi jika tidak diimbangi iman, mental dan karakter yang baik akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Sekolah perlu menanamkan sikap siswa untuk menghargai orang lain terutama orang yang lebih tua.

(37)

71 berkembangnya kemajuan teknologi, guru perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Guru tidak cukup mengajar secara kreatif saja, tetapi perlu menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Melalui internet guru bisa mencari materi-materi sebagai tambahan dalam menyiapkan bahan ajar untuk siswa. Bantuan media informasi, guru bisa melakukan suatu proses pembelajaran yang kreatif dan menarik. Hal tersebut diharapkan semakin meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan kemampuan guru itu sendiri. Proses evaluasi guru bisa menggunakan sistem komputerisasi sehingga data-data dapat simpan dan diakses kapan saja.

Strategi ketiga yang perlu dilakukan yaitu mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Penerapan metode mengajar yang konvensional bisa membosankan siswa. Oleh karena itu guru harus bisa membuat program pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga semakin bisa menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran.

(38)

72 bidang kerjanya masing-masing. Banyaknya pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah maupun swasta, sekolah bisa memberikan kesempatan bagi sumber daya manusia yang ada.

Strategi kelima yang perlu dilakukan yaitu mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi dan pembimbingan oleh kepala sekolah dilakukan untuk mengontrol kegiatan proses belajar mengajar agar berjalan dengan baik mulai tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Kegiatan ini bertujuan memotivasi guru untuk dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik meliputi persiapan administrasi, media, metode pembelajaran yang bervariasi, pendalaman materi, dan evaluasi. Melalui kegiatan supervisi pengajaran maka guru akan termotivasi untuk mengadakan inovasi dalam pembelajaran dan merupakan sarana yang baik bagi kepala sekolah untuk memonitoring terhadap kinerja guru dalam pelayanan pembelajaran. Selain supervisi kegiatan, pembinaan juga sangat penting untuk dilakukan. Semua unsur yang ada di sekolah merupakan team work. Team work dapat menghasilkan produk yang maksimal jika semua unsur yang ada di sekolah memiliki konsep yang sama dan mau bekerja keras untuk menghasilkan produk yang maksimal.

(39)

73 database sekolah. Proses pengolahan database sekolah secara manual mengakibatkan banyak urusan sekolah yang terhambat, seperti urusan administrasi maupun keuangan sekolah. Adanya sistem komputerisasi akan mempermudah dalam mengolah semua data yang ada.

4.4.6 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Output

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO ( Strenghts-Opportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu aspek output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.

Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penambahan jam belajar, remedial teaching, dan

evaluating. Penambahan jam belajar lebih dikhususkan

untuk siswa kelas IX pada mata pelajaran Ujian Akhir Nasional dalam jam tambahan pagi, dan pendampingan belajar. Remedial teaching dan evaluating dilakukan pada semua mata pelajaran dan ditujukan untuk siswa yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(40)

74 sehingga bakat siswa lebih diasah. Selain itu dengan pelaksanaan secara intensif siswa lebih mengenali potensi yang ada pada dirinya.

Strategi ketiga yang perlu dilakukan adalah membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan. Output adalah hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan sekolah, oleh karena itu output yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kriteria sesuai dengan harapan sekolah dan masyarakat. Harapan dari output yang dihasilkan mempunyai kepribadian yang baik antara lain mempunyai sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan nilai-nilai positif lain.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Tabel 4.3 Jumlah Guru yang Mengajar
Tabel 4.5
Tabel 4.7.
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 Kepala sekolah selalu melibatkan guru BK, orang tua siswa saat ada siswa yang bermasalah. 9 Kepala sekolah selalu melibatkan guru BK

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SMPN 1 Bawen adalah

Dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam hal pembelajaran, prestasi akademik dan prestasi non akademik apakah sekolah melibatkan guru, peserta didik, penjaga ,orang

Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen mengenai laporan kegiatan wacana warsa sekolah tahun 2015/206 ditemukan bahwa memang peran orang tua

2. Bagaimana menurut Panitia Pembangunan Sekolah P2S), Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah II, Kaur Sarpras, guru dan karyawan.. mengenai pengadaan/rehabilitasi

Kriteria yang tidak terpenuhi seperti: (1) pembuatan tujuan indikator tidak melibatkan orang tua hanya melibatkan guru dan kepala sekolah; (2) tujuan indikator

” setelah Kepala Sekolah melakukan supervisi pelaksanaan pembelajaran dengan masuk kelas, guru dipanggil ke ruang Kepala Sekolah untuk menyampaikan hasil supervisi, kemudian guru

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah terkait dengan konteks (context) program DAK menunjukkan bahwa kebutuhan sarana dan