• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Berbasis Resource Based View (RBV) SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga T2 942015020 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Berbasis Resource Based View (RBV) SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga T2 942015020 BAB IV"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

4.1.1 Profil Sekolah

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah lembaga pendidikan Kristen yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 111b Salatiga, Jawa Tengah. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Eben Haezer yang berdiri sejak tahun 1954. SMP Kristen 2 Eben Haezer adalah sekolah swasta yang memiliki akreditasi A dan merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Salatiga. Selain itu sekolah tersebut merupakan sekolah piloting yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu sekolah percontohan implementasi Kurikulum Pendidikan Tahun 2013 di Kota Salatiga.

(2)

70 maupun di luar kota (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

Selain program peningkatan akademik, sekolah juga menyediakan berbagai macam kegiatan sebagai wadah pengembangan diri dan kreativitas siswa di SMP Kristen 2 Eben Haezer berupa kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan kerohanian (ibadah mingguan, retreat), keolahragaan (bola basket, bulutangkis, futsal, tarung derajat), kesenian (membatik, fotografi, paduan suara, band, drumband, menari), kepemimpinan (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau LDKS, pramuka) dan Kelompok Ilmiah Siswa (KIS).

Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk mengembangkan potensi, kemampuan, minat, bakat, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Segala aktivitas kegiatan ekstrakuriler di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga berada di bawah binaan dan pengawasan guru yang telah diberikan tugas oleh kepala sekolah.

(3)

71 dipantau langsung dari ruang kepala sekolah. Selain itu sekolah juga telah dilengkapi dengan microphone

yang terhubung di masing-masing ruangan di sekolah untuk memudahkan penyampaian informasi antar seluruh warga sekolah.

SMP Kristen 2 Eben Haezer juga telah banyak mengukir prestasi baik di tingkat Kota maupun Provinsi diantaranya adalah juara kedua OSN mata pelajaran IPS Tingkat Kota Salatiga tahun 2015, juara kedua OSN mata pelajaran Matematika Tingkat Kota Salatiga, Juara pertama Natural Science Olympiade (NSO UNES) se-Jawa Tengah dan juara ketiga POPDA Basket Tingkat Karisidenan Semarang.

(4)

72 Salatiga. SMP Anak Terang merupakan sekolah swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Anak Terang Indonesia. Sekolah ini berdiri pada tahun 2013 namun telah menjadi salah satu sekolah swasta favorit di Salatiga. Pada tahun 2016, SMP Anak Terang berhasil meraih peringkat pertama SMP swasta se-Kota Salatiga dan peringkat kedua seluruh SMP di kota Salatiga dalam meraih hasil Ujian Nasional.

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga juga harus menghadapi persaingan dengan salah satu sekolah swasta favorit di kota Salatiga yaitu SMP Kristen Satya Wacana. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) yang telah berdiri sejak tahun 1985. SMP Kristen Wacana juga telah memperoleh banyak prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik diantaranya Juara I Siswa Berprestasi Putra tingkat Kota Salatiga tahun 2011 dan mewakili Salatiga ke tingkat Provinsi, Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Tingkat Jawa Tengah tahun 2011, dan Juara I pada ajang Junior Basketball League

(5)

73 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMP Kristen 2 Eben

Haezer Salatiga

1. Visi

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memiliki visi unggul dalam prestasi yang berwawasan iptek berdasarkan iman Kristen dan nilai moral yang berkembang dalam masyarakat.

2. Misi

Adapun misi dari SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah:

a. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama kristen dan memiliki budi pekerti luhur.

b. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa.

c. Menumbuhkan semangat untuk berprestasi bagi semua warga sekolah.

d. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berakhlak, kreatif, berprestasi, berwawasan iptek dan dan lingkungan.

(6)

74 f. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan untuk berprestasi dibidang akademik, seni dan olahraga

g. Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya peningkatan keterampilan hidup h. Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib,

bersih, indah dan nyaman 3. Tujuan

Dalam rangka menggenapi visi dan misi sekolah, SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga menetapkan tujuan sekolah yaitu:

a. Semua peserta didik mampu melakukan ibadah secara rutin dan khusus kepada Tuhan Yang MahaEsa

b. Memiliki kepedulian sosial yang tinggi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat c. Pada akhir tahun pelajaran 2016/2017, sekolah

dapat meningkatkan perolehan Nilai hasil Ujian Nasional GSA ( gain score achievement ) 0,02 (7,87 naik menjadi 7,89 )

d. Meraih kejuaraan baik dibidang akademik maupun non akdemik di tingkat Kota/Kab dan Provinsi

(7)

75 f. Mampu menjuarai berbagai lomba baik di

tingkat kota, propinsi, maupun nasional

g. Mampu menerapkan teknologi informasi dalam pembelajaran

h. Mampu menyelenggarakan suasana belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan

4.1.3 Data Peserta Didik

Gambaran mengenai peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Table 4.1 Data Peserta Didik

No. Tahun

Jumlah Siswa

Total

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

1 2010/2011 84 71 62 217

2 2011/2012 82 81 66 229

3 2012/2013 94 80 78 252

4 2013/2014 99 91 78 252

5 2014/2015 76 97 93 266

6 2015/2016 92 75 100 267

7 2016/2017 85 93 76 254

Sumber: Data Kesiswaan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, diolah

(8)
(9)

77 4.1.4 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Gambaran mengenai jumlah pendidik dan tenaga kependidikan beserta kualifikasinya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Data Kualifikasi Akademik Guru SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

Tabel 4.2 menginformasikan bahwa jumlah tenaga pendidik di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 guru tetap yayasan, guru tidak tetap berjumlah 6 orang dan guru pegawai negeri sipil yang diperbantukan sebanyak 3 orang. Kualifikasi tenaga pengajar di sekolah tersebut juga sudah memenuhi standar kualifikasi dari pemerintah yaitu telah bergelar sarjana (S1) bahkan terdapat 3 guru yang telah bergelah master (S2).

No Jabatan Pendidikan Jumlah

S2 S1 D3 D2 D1 SMA/K

1 Kepala Sekolah 1 1

Tenaga Pendidik

2 a. Guru Yayasan 3 9 12

3 b. Guru DPK 3 3

4 c. GTT 6 6

5 Total 21

6 Tenaga

(10)

78 4.2 Analisis Hasil Penelitian

Sesuai dengan desain penelitian dan pengembangan yang telah dipaparkan dalam sub bab 3.2 Desain Penelitian, dalam penelitian ini terdapat enam tahapan yang dilakukan. Tahapan tersebut meliputi 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan Data, 3) Desain Produk 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk (Uji Kelayakan) dan 7) Revisi Produk. Hasil yang diperoleh pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

4.2.1 Potensi dan Masalah

(11)

79 Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, maka diperoleh hasil bahwa potensi yang dimiliki sekolah antara lain: potensi pertama yaitu kemampuan akademik yang baik. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan guru BK yang mengungkapkan bahwa:

Sekolah memang tidak menyaring murid baru tiap tahunnya dan tidak ada standar nilai yang ditetapkan seperti yang dilakukan kebanyakan sekolah. Namun, selalu ada murid yang memiki kecerdasan istimewa yang masuk ke sekolah tiap tahunnya dan saat ini ditempatkan ke dalam sebuah kelas yang disebut BCP (Brilliant Class Program) dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka mengikuti lomba-lomba akademik seperti OSN, cerdas cermat, dan lain sebagainya. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

Hal ini juga didukung dengan pernyataan bidang sarana dan prasarana bahwa:

Sekolah memiliki program yang di sebut kelas BCP yang bekerjasama dengan dosen UKSW untuk mempersiapkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademik yang bagus dalam mengikuti lomba-lomba seperti olimpiade, lomba mata pelajaran dan lain-lain. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

Pernyataan senada juga disampaikan oleh bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:

(12)

80 Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga mendukung hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa:

Di sekolah ada kelas BCP yang bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak mengikuti lomba-lomba akademik. Anak-anak ini diseleksi dari kelas 7 – 9 dan diberikan tambahan khusus setelah pulang sekolah. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Kepala sekolah pun mempertegas hal tersebut dengan mengungkapkan:

Siswa di sini meskipun beragam dari sisi akademiknya karena saat masuk tidak ada tes untuk mereka, namun di antara mereka selalu ada anak yang berbakat yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain baik dalam bidang akademik mau pun non akademik. Mereka ditempatkan ke dalam kelas BCP yang diadakan tiap minggu sekali tiap hari kamis setelah pulang sekolah selama 2 jam pada pukul 01.30 – 15.30. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

Dari hasil wawancara tersebut yang kemudian didukung dari hasil observasi mengenai kegiatan

(13)

81 melalui lomba-lomba akademik yang diikuti tiap tahunnya.

Potensi kedua yang dimiliki sekolah adalah kualitas tenaga pengajar yang handal. Hal ini terlihat dari wawancara dengan guru BK yang mengungkapkan bahwa:

Guru-guru memiliki kemampuan dan kinerja yang baik dimana ada beberapa guru sudah menjadi instruktur kurtilas bahkan ditingkat nasional untuk melatih guru-guru di sekolah lain. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

Pernyataan di atas juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:

Sekolah saat ini menjadi sekolah pilotting untuk pelatihan kurikulum 2013 dari pemerintah. Terdapat dua sekolah imbas yaitu SMPN 8 dan SMP Lab sehingga dua sekolah ini sering ke sekolah untuk belajar. Beberapa guru juga sudah menjadi instruktur kurtilas dan telah mendapatkan pelatihan di luar kota. Selain itu ada satu guru yang menjadi instruktur nasional sebagai guru pembelajar. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Hal senada juga terlihat dari hasil wawancara kepala sekolah yang mengungkapkan:

(14)

82 Hasil wawancara di atas menginformasikan bahwa tenaga pengajar di SMP Kristen 2 Eben Haezer memiliki kualitas yang sangat baik. Sekolah yang ditunjuk dari pemerintah sebagai sekolah pilotting

(15)

83 Potensi ketiga yang dimiliki oleh sekolah adalah daya juang karyawan yang tinggi. Potensi ini terlihat dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:

Guru-guru saat ini memberikan tambahan pelajaran untuk siswa yang nilainya di bawah KKM di jam ke nol (06.15-07.00) selama 4 hari setiap minggunya. Selain itu, guru-guru juga selalu menawarkan dan membuka pintu rumah untuk anak-anak yang ingin belajar tambahan khususnya jika mendekati ujian nasional. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:

Siswa di sekolah ini mendapat tambahan mata pelajaran untuk anak-anak yang nilainya masih di bawah kkm pada jam ke nol (6.15-06.55) dan juga pengayaan atau tambahan pelajaran untuk kelas 9 diadakan pada jam ke nol untuk persiapan ujian nasional. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

(16)

84 pemberian jam tambahan pada pagi hari untuk siswa yang masih kesulitan dalam pelajaran dan juga studi dokumen mengenai jadwal pemberian pelajaran tambahan serta RKAS Tahun 2016/2017 yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka dilakukan pemberian pelajaran tambahan untuk 8 mata pelajaran bagi siswa kelas VII dan VIII yang mengalami kesulitan dalam penguasaan materi dan juga bagi siswa kelas IX untuk persiapan ujian sekolah dan nasional selama 4 hari dalam seminggu.

Selanjutnya potensi keempat yang dimiliki oleh sekolah adalah komitmen dan loyalitas karyawan. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan:

Terdapat beberapa kegiatan jika harus melibatkan guru-guru tidak menjadi masalah. Kemarin ada 3 kegiatan yang dilakukan bersamaan dalam minggu yang sama yaitu live ini, study tour dan perkemahan dan semua dapat dilakukan dengan baik. Sejauh ini juga saya melihat guru-guru tetap setia bekerja di tempat ini sampai pensiun. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana yang mengungkapkan bahwa:

(17)

85 Dari wawancara tersebut terlihat bahwa loyalitas dan komitmen guru-guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya baik. Guru-guru memiliki komitmen dalam menjalankan setiap kegiatan sekolah meskipun gaji yang diberikan masih minim dan juga tetap setia di ladang pekerjaan mereka hingga pensiun. Hal ini didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dimana ditemukan 2 guru yang telah menyelesaikan masa kerja mereka karena telah mencapai usia pensiun pada tahun 2015/2016.

Potensi kelima yang dimiliki oleh sekolah adalah sarana pembelajaran berbasis IT dan internet. Hal ini terlihat dari wawancara dengan bidang sarana dan prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Sekolah ini sudah dilengkapi dengan cctv dan LCD di tiap kelas dan ada WIFI sekolah sehingga diharapkan guru-guru dapat lebih terbantu dalam mengajar. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa:

(18)

86 Kepala sekolah juga menegaskan hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa:

Sarana prasarana sekolah sudah mendukung khususnya dalam PBM sudah berbasis IT, kelas-kelas sudah diperlengkapi dengan LCD dan WIFI. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana sekolah untuk menunjang proses pembelajaran sudah baik. Dari observasi mengenai sarana dan prasaran sekolah dan juga studi dokumen terhadap data inventarisasi sarana dan prasarana sekolah ditemukan bahwa sekolah memang sudah memfasilitasi LCD, CCTV di masing- serta menyediakan Hot Spot area di sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar agar dapat berjalan lebih optimal.

Potensi keenam yang dimiliki oleh sekolah adalah dukungan dan keterlibatan orangtua yang tinggi terhadap kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Relasi dan keterlibatan orang tua dengan sekolah sangat baik dan bisa dibilang menjadi potensi yang unggul. Jika sekolah memiliki kegiatan maka orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) ini pasti akan membantu sekolah. Pada kegitan

(19)

87 Bazaar sekolah sebagai bentuk partisipasi dalam membantu kegiatan sekolah. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa:

Sekolah memiliki paguyuban orang tua yang dinamakan POSG yang bertujuan untuk menjembatani program-program sekolah dengan orang tua sehingga memiliki pemahaman yang sama. Kegiatan-kegiatan yang akan diadakan sekolah tersebut biasanya selalu mendapat respon yang positif dari orang tua bahkan mereka selalu mau terlibat membantu dalam menfasilitasi kegiatan sekolah seperti halnya menyediakan mobil untuk membantu trasportasi anak. Tahun ini dalam program live ini sekolah, ada orang tua yang berprofesi sebagai dokter bersedia untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

Selanjutnya wakil kepala sekolah bidang kurikulum sekolah juga mendukung hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa:

Sekolah memiliki POSG yang sudah berjalan sangat baik. Salah satu contohnya untuk live in bulan ini ada kerjasama dengan orang tua yang berprofesi sebagai dokter untk mengadakan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat sekitar tempat anak-anak live in. Orang tua juga sangat aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti memberi pelatihan atau menjadi motivator sukarela di kegiatan LDKS. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

(20)

88 Sekolah memiliki wadah untuk berkomunikasi dengan orang tua mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang akan sekolah lakukan yang disebut POSG. Paguyuban orang tua ini selalu mendukung kegiatan-kegiatan sekolah dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

Dari wawancara tersebut terlihat bahwa peran orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) sangat berdampak bagi terlaksananya kegiatan-kegiatan sekolah. Dari observasi yang dilakukan pada kegiatan Bazaar sekolah pada bulan oktober 2016 serta studi dokumen mengenai kegiatan wacana warsa (graduation) siswa kelas sembilan tahun 2015/2016 ditemukan bahwa orang tua melalui wadah POSG memang membantu sekolah baik dalam bentuk dana maupun tenaga dan memiliki keterlibatan yang sangat baik dalam menunjang terlaksananya kegiatan sekolah. Hal ini menjadi potensi bagi sekolah untuk dapat terus dipertahankan sehingga apa yang menjadi tujuan sekolah yaitu agar tercipta kepedulian sosial yang tinggi baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat tercapai.

(21)

89 murid baru tiap tahunnya. Hal ini didukung dengan pernyataan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

YPE memiliki 2 SD yaitu SD kristen 3 dan 4 dimana sekitar 70% - 80% persen muridnya masuk ke SMP kristen 2.” (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016).

Pernyataan ini juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:

Sekolah juga puji Tuhan memiliki dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 dan 4 yang sebagian besar lulusannya masuk ke SMP Kristen 2 tiap tahunnya.” (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut dan didukung dari observasi yang dilakukan terhadap keberadaan kedua SD tersebut serta dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data peserta didik SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga ditemukan bahwa potensi yang penting yang dimiliki oleh SMP Kristen 2 Eben Haezer saat ini adalah dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 dan SD Kristen 4 yang merupakan penyumbang murid terbesar bagi sekolah tiap tahunnya.

(22)

90 ditemukan permasalahan yang cukup signifikan yaitu belum adanya rencana strategis sekolah sebagai patokan dalam menyusun program tahunan sekolah untuk mencapai visi, misi serta tujuan sekolah. Hal ini menjadi sumber masalah belum berjalannya pengelolaan dan kegiatan sekolah dengan maksimal. Permasalahan mengenai belum adanya rencana strategis sekolah terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Sekolah memang belum memiliki rencana strategis untuk saat ini dan masih dalam proses penggodokan karena butuh melibatkan banyak data pendukung. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

Hal ini juga didukung oleh wakil bidang kurikulum bahwa:

Untuk rencana strategis sekolah yang empat tahunan itu setahu saya masih dalam proses penyusunan dan yang dijalankan selama ini masih berupa program tahunan sekolah yang mengacu pada program tahunan sebelumnya. Tetapi idealnya harus ada untuk menjadi acuan tiap tahunnya agar visi misi sekolah dapat tercapai. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Senada dengan itu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan juga mempertegas hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa:

(23)

91 menggarap itu. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

Hal tersebut juga didukung oleh bendahara sekolah dengan mengunkapkan bahwa:

Sekolah saat ini memiliki acuan program yang disebut RKAS atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah yang merupakan turunan dari RKT atau Rencana Kerja Tahunan. Untuk acuan RKT tersebut sepengetahuan saya harusnya dari RKJMS atau Rencana Kerja Jangka Menengah Sekolah. Namun selama ini yang terlihat di sekolah adalah hanya rencana kerja tahunan saja sedangkan untuk rencana kerja menengah empat atau lima tahun itu belum ada. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rencana strategis sekolah atau yang identik dengan rencana jangka menengah sekolah belum ada. Dari studi dokumen yang dilakukan terkait rencana kegiatan sekolah ditemukan bahwa selama ini sekolah masih berpatokan pada rencana kerja tahunan yang diperbaharui setiap tahunnya. Sekolah belum memiliki rencana strategis yang menjadi acuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah untuk kurun waktu tertentu sehingga hal ini memberikan beberapa dampak permasalahan yang ditemukan dilapangan yaitu:

(24)

92 Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kurikulum bahwa:

Tenaga SDM sekolah masih sangat kurang, guru-guru banyak merangkap mengajar seperti guru IPA merangkap mengahar prakarya, guru bahasa inggris mengajar bahasa jawa dan rata-rata jumlah jam perminggunya lebih dari 25 jam. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:

Permasalahan yang ada di sekolah saat ini adalah jumlah SDM kita masih sangat terbatas mengingat kegiatan-kegiatan sekolah sangat banyak. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

Selanjutnya hal ini dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengungkapkan bahwa:

Dari jumlah SDM juga kita memang terbatas. Terlihat saat pelajaran ekstrakurikuler dimana terdapat sangat banyak siswa yang berminat pada ekskul tertentu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

(25)

93 dan putri). Ektrakurikuler band pun terkendala dalam keterbatasan alat dimana jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut sekitar 22 siswa.

Kedua, belum adanya laboran sekolah. Hal ini disampaikan oleh wakil bidang kurikulum bahwa:

Sekolah saat ini tidak memiliki laboran yang mengurusi Lab sehingga guru seringkali kelabakan saat akan mengadakan eksperimen dengan siswa karena harus mempersiapkan alat dan bahan sendiri, mencuci alat, merapikan dsb. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut dan didukung dari observasi dan studi dokumen terhadap data tenaga pendidik dan kependidikan ditemukan bahwa laboran sekolah memang belum ada dan selama ini kegiatan praktikum di handle oleh guru mata pelajaran masing-masing

Ketiga, upah karyawan masih minim. Hal ini disampaikan oleh guru BK dalam hasil wawancara yang mengungkapkan bahwa:

Hal lain yang sering menjadi perbincangan di sekolah adalah sangat minimnya gaji yang diberikan yayasan kepada pegawainya dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

Hal serupa juga disampaikan oleh wakil bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:

(26)

94 sedangkan gaji yang diberikan oleh yayasan masih sangat kurang. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Pernyataan ini juga dipertegas oleh bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Gaji karyawan di sekolah ini masih di bawah UMR Salatiga. Hal ini sudah sering dibicarakan dengan yayasan namun belum mendapat jawaban. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

Hal senada juga didukung oleh bidang sarana dan prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Permasalahan lain yang memang masih sering diusulkan ke pihak yayasan adalah gaji yang diberikan masih sangat kurang sehingga kadang masih sering menjadi pembicaraan di dalam rapat sekolah. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016).

Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap slip gaji salah seorang guru di sekolah yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun ditemukan bahwa gaji guru masih sangat minim dan belum mencapai standar UMR Salatiga.

Keempat, image sekolah mahal di mata masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa:

(27)

95 Hal tersebut juga didukung oleh bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Image sekolah mahal di mata masyarakat dimana SPP sekolah tiap bulannya itu berkisar Rp. 385.000 s/d Rp. 420.000 (tergantung bulan masuknya) dan UPP sekolah Rp. 4.500.000. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut dan didukung dari studi dokumen terhadap biaya sekolah dan RKAS tahun 2016/2017 ditemukan bahwa biaya sekolah di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang berkisar antara Rp. 385.000 – Rp. 420.000 tergantung pada waktu kapan calon siswa baru mendaftar. Semakin cepat calon siswa tersebut mendaftar maka biaya SPP sekolah pun lebih ringan. Kelima, perpustakaan sekolah yang belum memadai. Hal ini diungkapakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:

Buku-buku di Library juga masih sangat kurang menunjang karena berisi kebanyakan buku paket, sedangkan buku fiksi, non fiksi dan buku referensi masih sangat minim. Kondisi ruangan di library juga masih pengap dan panas. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Senada dengan itu bendahara sekolah juga sependapat dengan mengungkapkan:

(28)

96 Buku-bukunya banyak yang sudah tua sehingga perlu ada penambahan buku fiksi, non fiksi dan referensi. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Hal ini juga dipertegas oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Saat ini sekolah masih menggarap perbaikan sarana dan prasarana perpustakaan dan elengkapan penyediaan referensi buku-bukunya. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut serta didukung dari observasi terhadap perpustakaan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, ditemukan bahwa ruang perpustakaan memang masih belum kondusif, buku-buku yang tersedia pun kebanyakan buku-buku paket pelajaran dan juga masih terdapat buku-buku cerita yang sudah sangat lama.

Keenam, keterbatasan biaya anggaran sekolah yaitu kenaikan maksimal 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan dari hasil wawancara dengan wakil bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:

(29)

97 Bendahara sekolah juga sependapat dengan hal ini dengan mengungkapkan:

Permasalahan yang terjadi sekarang adalah standar pengeluaran dana dari yayasan yang sangat rendah. Sekolah kurang bisa leluasa melakukan kegiatan-kegiatan tambahan karena dana yang diperbolehkan oleh yayasan hanya boleh 7% - 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap RKAS sekolah pada tahun 2014/2015 dan 2016/2017 ditemukan bahwa adanya keterbatasan anggaran yang sudah menjadi kebijakan dari yayasan yaitu sekolah hanya diperbolehkan menaikkan anggaran setiap tahunnya berkisar antara 10% hingga15% dari total anggaran tahun lalu.

Ketujuh, penurunan pencapaian nilai UN tahun 2016. Permasalahan ini terlihat dari ungkapan wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

Rata-rata nilai Ujian Nasional yang diperoleh selama ini cukup memuaskan. Tetapi tahun ini sekolah mengalami penurunan pencapaian nilai rata-rata UN dimana sekolah turun posisi ke enam dari seluruh SMP di Salatiga. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016

Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala sekolah yang mengungkapkan:

(30)

98 Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap hasil Ujian Nasional siswa ditemukan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang mengalami penurunan pencapaian nilai UN dimana pada tahun 2015 sekolah mampu meraih peringkat ke dua sekota salatiga untuk SMP/MTS, kini turun ke peringkat ke enam pada tahun 2016.

Dari data yang telah dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang muncul terkait belum adanya rencana strategis sebagai acuan dalam merancang program sekolah tiap tahunnya menimbulkan beberapa permasalahan di lapangan yaitu: (1) jumlah tenaga pengajar di sekolah masih terbatas, (2) belum adanya laboran sekolah, (3) Gaji karyawan yang minim, (4) image

sekolah yang mahal, (5) perpustakaan sekolah yang belum memadai, (6) keterbatasan biaya anggaran sekolah dan (7) penurunan pencapaian nilai UN tahun 2016.

(31)

99 4.2.2 Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi yang lebih dalam dan mendapatkan data yang lebih akurat terkait permasalahan yang ada. Permasalahan sekolah yang ditemukan pada tahapan pertama akan ditinjau ke dalam tujuh aspek sumber daya dan kapabilitas sekolah yang diharapkan beberapa permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui penyusunan rencana strategis berbasis modal sumber daya sekolah (RBV). Ke tujuh aspek sumber daya ini meliputi (1) sumber daya finansial, (2) sumber daya fisik, (3) sumber daya manusia, (4) sumber daya organisasional, (5) sumber daya teknologi, (6) sumber daya inovasi dan kreativitas dan (7) reputasi sekolah.

(32)

100 beberapa kepala sekolah kompetitor SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga yaitu SMP Kristen Laboratiorium Satya Wacana dan SMP Anak Terang (Bethany school). Wawancara terhadap kompetitor SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga ini dilakukan untuk mendapatkan data dalam menunjang analisis yang dilakukan terhadap sumber daya dan kapabilitas SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Selanjutnya observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap untuk menunjang hasil wawancara.

Berikut dipaparkan mengenai sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

a. Sumber Daya Finansial

(33)

101 Anggaran sekolah setiap tahunnya didasarkan pada RKAS yang disusun pada akhir semester dua untuk diajukan kepada Yayasan. Selama ini sekolah tidak pernah kekurangan dana atau melakukan peminjaman dana ke pihak ketiga karena seluruh kegiatan sekolah selama satu tahun selalu dapat terlaksana dengan adanya bantuan dana BOS dan dana Yayasan. Hal ini disampaikan oleh bendahara sekolah dalam hasil wawancara bahwa:

Sekolah tidak pernah melakukan peminjaman uang ke pihak ketiga. Selama ini event yang dilakukan sekolah mengacu ke RKAS sekolah. Dana operasional sekolah berasal dari dana BOS dari pemerintah dan dana Yayasan. Selain itu ada juga dana OSIS yang diperoleh dari uang persembahan ibadah mingguan siswa dan persembahan tali kasih dari sekolah-sekolah menengah atas yang datang promosi ke sekolah. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Selama saya di sini sejak tahun 2006, sekolah belum pernah meminjam dana ke pihak ketiga untuk melaksanakan operasional sekolah. Sumber dana sekolah berasal dari dana BOS pemerintah dan dan Yayasan dan selama ini dana BOS itu selalu lancar. Sekolah juga tidak pernah mengalami minus anggaran dan semua kegiatan sekolah berjalan sesuai dengan RKAS dalam satu tahun. (Sumber: wawancara kepala sekolah sekolah pada 17 Oktober 2016).

(34)

102 besaran dana BOS APBN yang diterima oleh sekolah per tahunnya adalah Rp. 254.000.00 dan BOS APBD kota sebesar Rp. 10.835.000. Sedangkan dana yayasan yang diterima oleh sekolah sebesar Rp. 989.963.000 dimana dana ini termasuk dana operasional sekolah dan gaji karyawan selama satu tahun.

Peran orang tua juga sangat dirasakan oleh sekolah khususnya dalam membantu kegiatan sekolah. Tahun lalu orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban orang tua siswa dan guru) berinisiatif membantu mengadakan kegiatan wacana warsa yaitu penamatan siswa kelas sembilan yang diselenggarakan di sebuah hotel di salatiga. Hal ini diungkapkan oleh bendahara sekolah bahwa:

Peran orang tua sangat besar bagi sekolah, tahun kemarin dana kegiatan wacana warsa sekolah yang diadakan di hotel sebagian besar dari POSG karena dana yayasan terbatas. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Hal senada juga didukung dari pernyataan kepala sekolah bahwa:

(35)

103

(Sumber: wawancara kepala sekolah sekolah pada 17 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen mengenai laporan kegiatan wacana warsa sekolah tahun 2015/206 ditemukan bahwa memang peran orang tua dalam membantu sekolah khususnya dalam bentuk dana dan fasilitas untuk mendukung kegiatan sekolah agar menjadi lebih optimal sangat besar dan hal ini merupakan keuntungan bagi sekolah karena memiliki komunitas orang tua siswa yang sangat partisipatif.

Permasalahan yang cukup signifikan juga dirasakan oleh pihak sekolah terkait pendanaan sekolah tiap tahunnya yaitu adanya pembatasan anggaran oleh pihak Yayasan. Rencana anggaran yang disusun oleh sekolah tiap tahunnya hanya diperbolehkan mengalami kenaikan maksimal 10% dari total anggaran kegiatan sekolah di tahun sebelumnya sehingga hal ini membuat sekolah agak kesulitan dalam merancang program-program baru untuk sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara dengan bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa:

(36)

104 karena dana yang diperbolehkan oleh yayasan hanya boleh 7% - 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Hal tersebut juga didukung dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan:

Semua dana baik SPP maupun UPP siswa itu semua terpusat ke Yayasan. Sekolah selama satu tahun akan membuat rencana kegiatan dan anggaran yang dituangkan ke dalam RKAS lalu anggaran yang telah selesai di rancang akan diajukan ke yayasan. Namun dana yang diajukan ini sudah di batasi oleh yayasan yaitu kenaikan 10% dari anggaran tahun lalu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap RKAS sekolah pada tahun 2015/2016 dan tahun 2016/2017 ditemukan bahwa sekolah memang mengalami keterbatasan dalam menaikkan anggaran sekolah tiap tahunnya yang disebabkan kebijakan dari Yayasan sehingga hal ini membuat sekolah kesulitan dalam membuat program-program baru ataupun kegiatan yang membutuhkan dana yang cukup besar untuk tahun berikutnya.

b. Sumber Daya Fisik

(37)

105 minimal sekolah. SMP Kristen 2 Eben Haezer telah memilki WIFI sekolah serta LCD di tiap ruang kelas untuk menunjang proses pembelajaran agar lebih optimal. Selain itu sekolah juga telah memasang CCTV di tiap ruang kelas dan halaman sekolah untuk memudahkan pemantauan kegiatan yang terjadi di sekolah dan microphone di tiap ruangan untuk memudahkan koordinasi.

Fasilitas lain berupa lapangan basket yang multifungsi, perpustakaan, laboratorium dan ruang multimedia juga telah disediakan oleh sekolah untuk memfasilitasi para siswa dalam belajar. Saat ini juga sekolah sedang membangun Gedung Olah Raga (GOR) yang diharapkan dapat beroperasi secepatnya. Namun perlu adanya perawatan secara berkala terkait sarana yang ada di sekolah untuk menjaga agar barang-barang tersebut tetap optimal untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan bidang sarana dan prasarana yang mengungkapkan:

(38)

106 Hal senada juga disampaikan oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Sarana dan prasaran sekolah sudah menunjang dan sudah memenuhi standar pelayanan minimal dari pemerintah. Guru-guru juga sudah difasilitasi dengan LCD ditiap ruangan, WIFI sekolah, Laboratorium dan sebagainya. GOR masih dalam proses penyelesaian sehingga diharapkan ketiga GOR ini selesai, kegiatan anak-anak khususnya dalam bidang olahraga dapat lebih optimal. Namun yang menjadi permasalahan adalah perlu adanya perbaikan untuk beberapa LCD di ruang kelas dan penambahan kuota WIFI karena cenderung lambat untuk mengakses internet. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

(39)

107 titik area sekolah dan hot spot (WIFI) dalam mengoptimalkan proses kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Namun, diperlukan adanya perawatan dan pengecekan secara berkala terhadap sarana dan prasarana sekolah sehingga kualitas pengajaran di kelas yang berbasis IT dapat terus dipertahankan.

c. Sumber Daya Manusia

Dari hasil wawancara mengenai sumber daya sekolah diperoleh data bahwa tenaga pengajar di sekolah sudah bergelar sarjana bahkan ada tiga guru yang sudah bergelar master. Selain itu guru-guru juga telah mengajar sesuai dengan bidang yang diampuh namun rata-rata guru di sekolah masih merangkap mengajar mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Syarat minimal untuk tenaga pengajar sudah terpenuhi. Guru-guru sudah bergelar sarjana dan ada tiga guru yang sudah bergelar master. Guru-guru di sekolah 95% berasal dari lulusan UKSW dan sudah mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing.

(Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

(40)

108 Guru-guru di sekolah sudah memenuhi kualifikasi semua bahkan sudah ada guru yang sudah S2. Guru-guru juga sudah mengajar sesuai bidangnya masing-masing namun tetap ada tambahan tanggungjawab yang diberikan di luar bidang yang diampuh. Salah satu contohnya guru bahasa inggris merangkap mengajar bahasa jawa. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa:

Tingkat pendidikan guru-guru di sini sudah sarjana semua dan sudah ada guru yang S2. Guru-guru juga sudah mengajar sesuai bidangnya namun tetap memiliki tambahan mengajar mata pelajaran di luar bidangnya seperti contohnya guru IPA tetapi juga mengajar prakarya. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

(41)

109 Salatiga sudah berkualifikasi Sarjana dan Master. Namun yang menjadi permasalahan adalah guru-guru tersebut juga dituntut untuk dapat mengajar mata pelajaran yang lain di luar dari bidang keahlian mereka.

Hubungan antar SDM di sekolah pun baik dan harmonis, serta tingkat adaptasi, loyalitas dan komitmen pegawai cukup tinggi. Hal ini terlihat dari dari pernyataan kepala sekolah bahwa:

Hubungan antar karyawan di sekolah serta tingkat adaptasi guru-guru cukup baik. Minggu kemarin ini kita memiliki tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu live in kelas IX, study tour kelas VIII dan perkemahan kelas VII dan semua dapat berjalan dengan baik. Selama ini sepengetahuan saya tidak ada guru yang mendundurkan diri bahkan rata-rata mereka pensiun di tempat ini. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Hal tersebut juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:

Loyalitas dan komitmen guru-guru sangat tinggi dan tidak pernah hitung-hitungan. Guru-guru di tempat ini tanpa dibayar pun rela memberikan tambahan mata pelajaran di rumah bagi siswa-siswa yang membutuhkan. (Sumber: wawancara wakasek kurikulum sekolah pada 3 Oktober 2016).

Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa:

(42)

110 setiap kebijakan bisa dijalankan dengan baik di sekolah. Tingkat komitmen dan loyalitas pegawa juga di sekolah ini tinggi dan sejauh ini belum ada pegawai yang saya lihat mengundurkan diri. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut serta didukung dari observasi pada kegiatan sekolah yaitu perayaan Dies Natalis Sekolah melalui kegiatan Bazaar dan observasi terhadap kegiatan pelajaran tambahan pada pukul 06.15 pagi ditemukan bahwa hubungan antar pegawai di sekolah terjalin dengan baik dalam menjalankan kegiatan tersebut, komitmen guru-guru juga tinggi dimana guru-guru datang tepat waktu ke sekolah. Selain itu, dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data pendidik dan kependidikan, ditemukan bahwa loyalitas karyawan di SMP Kristen 2 Eben Haezer cukup tinggi mengingat tidak ada karyawan yang mengundurkan diri bahkan ditemukan 2 guru yang setia melayani di sekolah hingga pensiun.

(43)

111 Guru-guru di sekolah juga mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum pendidikan tahun 2013 dari pemerintah tiga kali dalam satu semester dan aktif dalam mengikuti MGMP tiap bulannya untuk pengembangan profesionalisme mereka. Hal ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Pengembangan SDM sekolah rutin dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan desember dalam bentuk in house training dengan mendatangkan motivator atau pakar di bidang pendidikan dari LPMP semarang dan dinas pendidikan kota salatiga terkait implementasi kurtilas atau peningkatan profesionalisme guru. Guru-guru juga difasilitasi untuk mengikuti MGMP tiap bulannya. Pemerintah rutin mengadakan pelatihan terkait implementasi kurtilas di sekolah karena sekolah kita adalah sekolah pilotting dan tahun ini dilakukan tiga kali dalam satu semester. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

(44)

112 Selanjutnya pernyataan tersebut juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bahwa:

Workshop atau pelatihan guru-guru untuk pengembangan diri dilakukan tiap tahunnya di bulan desember. Kegiatan ini biasa dilakukan di luar sekolah dengan mendatangkan nara sumber dari luar. Materi yang utama dikembangkan ada dua yaitu spiritual dan akademik/profesionalisme. (Sumber: wawancara wakasek bidang kesiswaan pada 3 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut yang didukung dari studi dokumen terhadap laporan kegiatan workshop

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga pada tahun 2015/2016 dan dari surat yang dikeluarkan oleh sekolah, ditemukan bahwa bahwa sekolah memang rutin mengadakan pelatihan kepada guru guru tiap tahunnya mengenai peningkatan profesionalisme guru ataupun terkait implementasi kurikulum pendidikan tahun 2013 (kurtilas).

Kegiatan workshop sekolah pada tahun 2015/2016 dilaksanakan pada tanggal 14-16 Desember 2015 bertempat di Taman Eden 1 Kaliurang, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mereview, merevisi dan membuat RKS, RKAS, RKT, KKM, RPP dan memotivasi pendidik dalam sisi spiritualitas dan etos kerja. Selanjutnya, workshop

(45)

113 tenaga kependidikan di sekolah dan juga mengundang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga, KABID Dikdas-Disdikpora Kota Salatiga, Kepala Seksi Kurikulum SMP Kota Salatiga, Pendeta Listijabudi, Ph.D, Ketua Penguru YP Eben Haezer GKI Salatiga, Pengawas SMP Kota Salatiga, dan Ketua Komite SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Permasalahan mengenai SDM sekolah yang dirasakan oleh SMP Kristen 2 Eben Haezer selain dari upah pegawai yang sangat rendah adalah belum adanya pengembangan atau pelatihan PTK untuk guru-guru di sekolah. Hal ini dinyatakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

Untuk penghasilan rata-rata sekolah jika dibandingkan dengan UMR dan rata-rata gaji PNS masih sangat di bawah. Permasalahan lain adalah meskipun sekolah menjadi pilotting untuk kurtilas namun sekolah belum memfasilitasi guru-guru untuk pelatihan penulisan PTK. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

(46)

114 tindakan kelas (PTK). Padahal dari data yang telah terkumpul, guru-guru di sekolah memiliki kualitas yang baik dan juga sarana dan prasarana sekolah yang menunjang. Oleh karena itu diperlukan adanya optimalisasi kompetensi guru-guru di sekolah saat ini.

d. Sumber Daya Organisasional

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terkait sumber daya organisasional sekolah yaitu pertama struktur pelaporan yang dilakukan oleh sekolah terbagi dalam dua bagian yaitu pelaporan ke dinas pendidikan dan ke pihak yayasan. Selain itu terdapat juga sistem pealporan internal yang diberikan ke kepala sekolah oleh masing-masing ketua panitia kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:

(47)

115 Pernyataan serupa juga disampaikan oleh bendahara sekolah bahwa:

Untuk pelaporan terkait finance sendiri ada pelaporan bulanan ke yayasan mengenai dana yang digunakan sekolah beserta rinciannya kemudian ditandatangani oleh kepala sekolah. Untuk pelaporan ke Diknas dilakukan setiap triwulan terkait penggunaan Dana BOS sesuai pentnjuk teknis yang ada. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Hal ini juga dipertegas oleh kepala sekolah yang mengungkapan bahwa:

Pelaporan yang dilakukan sekolah selama ini ada dua yaitu ke dinas pendidikan dan juga ke Yayasan. Untuk internal sekolah juga ada pelaporan yang diberikan dari masing-masing ketua kegiatan yang saya sudah tunjuk di awal tahun ajaran. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut dan didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap laporan sekolah memang ditemukan bahwa sekolah melaksanakan pelaporan rutin ke dinas tiap semesternya dan juga setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh sekolah dituangkan ke dalam laporan pertanggungjawaban yang diserahkan ke Yayasan.

(48)

116 Hal ini disampaikan oleh wakil bidang kurikulum bahwa:

Sistem perencanaan sekolah mengacu ke RKAS yang disusun dengan guru-guru. Jadi guru-guru ini sudah dibagi di awal tahun ajaran dan masing-masing sudah memiliki tanggung jawab terkait 8 SNP itu. (Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh bendahara sekolah bahwa:

Sistem perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah dilakukan setiap tahun di akhir semester dua dalam bentuk rapat dengan semua guru yang juga menjadi penanggungjawab tiap standar nasional pendidikan. Dalam rapat ini semua saran, kritik, dan masukan akan dicatat untuk menjadi pertimbangan dalam pembuatan RKAS tahun berikutnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh kepala sekolah yang mengungkapkan:

Sistem perencanaan yang dilakukan sekolah mengacu ke penyusunan RKAS yang diadakan pada bulan juni sebelum tahun ajaran baru dimulai. Tiap tahun kita ada evaluasi diri sekolah (EDS) yang dijadikan acuan penyusunan kegiatan RKAS tersebut. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

(49)

117 mengacu kepada anggaran dan rencana kegiatan sekolah dalam RKAS yang dibuat setiap tahunnya yang didasarkan kepada 8 standar nasional pendidikan.

Ketiga, sistem koordinasi yang dilakukan sekolah dalam bentuk rapat yaitu rapat di tingkat struktural yang melibatkan kepala sekolah bersama waka kurikulum dan kesiswaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, rapat bersama pekarya yang juga tidak terjadwal dan disesuaikan dengan kebutuhan, rapat dengan seluruh guru-guru dilakukan rutin sebulan sekali dan rapat keseluruhan guru dan staf sekolah di akhir tahun. Selain itu sekolah juga memfasilitasi microphone yang terhubung di tiap ruangan di kelas untuk memudahkan koordinasi antar guru, staf dan siswa. Hal ini diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

(50)

118 Hal senada juga disampaikan oleh bendahara sekolah bahwa:

Sistem koordinasi di sekolah biasanya menggunakan microphone yang dipasang disetiap ruangan sehingga memudahkan koordinasi. Selain itu ada juga rapat bulanan dengan guru-guru. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Kita memiliki rapat koordinasi yang rutin diadakan sebulan sekali dengan guru-guru. Selebihnya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika saya perlu maka saya akan mengadakan rapat baik bersama waka, pekarya atau pun karyawan. Untuk guru sendiri kalau misalnya ada sesuatu yang perlu untuk saya sampaikan biasanya akan saya kumpulkan di pagi hari. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh bidang sarana dan prasarana sekolah yang mengungkapkan:

Guru-guru ada rapat rutin setiap bulannya dengan kepala sekolah sedangkan untuk staf atau pekarya ada juga rapat setiap bulan atau dua bulan sekali. Untuk rapat bersama keseluruhan itu ada di akhir tahun atau di pertengahan semester. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

(51)

119 sekolah, (3) sistem koordinasi yang terdiri dari rapat di tingkat struktural, rapat bulanan guru, rapat staf dan pekarya dan rapat keseluruhan guru dan staf yang belum terjadwal rutin serta koordinasi melalui microphone yang terhubung di tiap ruangan di sekolah.

e. Sumber Daya Teknologi

Sumber daya teknologi yang digunakan sekolah adalah komputer, wifi sekolah, CCTV, LCD dan ruang multimedia untuk menunjang pembelajaran. Guru-guru juga sudah dapat mengoperasikan teknologi yang ada mesikpun belum seluruh guru dapat memanfaatkannya. Hal ini disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

Sekolah sudah memiliki komputer, ruang multimedia, WIFI, CCTV, dan microphone yang terhubung dengan ruangan di sekolah untuk memudahkan komunikasi. Menurut saya dDari segi kemampuan menjalankan teknologi sebagian besar guru-guru sudah mampu apalagi sudah menjadi guru sasaran. (Sumber: wawancara waka bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh bidang sarana prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa:

(52)

120 tingkat pengetahuan pegawai sendiri dalam menjalankan teknologi seperti komputer itu sebagian besar sudah bisa dan sudah dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas. (Sumber: wawancara sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh bendahara sekolah bahwa:

Teknologi yang digunakan sekolah saat ini cukup lengkap. Sekolah sudah menyediakan WIFI, CCTV, LCD, ruang multimedia. Untuk pemanfaatan dan pengopreasian teknologi ini, saya kira belum semua karyawan dapat memanfaatkannya, terlihat dari beberapa guru yang sudah senior yang masih kesulitan dn juga masih ada karyawan yang belum memanfaatkan fasilitas WIFI dalam kelas tetapi sebagian besar sudah dapat memanfaatkan. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016).

Kepala sekolah juga mempertegas hal ini dengan mengungkapkan:

Di sekolah sudah ada CCTV, WIFI sekolah, lab multimedia, LCD dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan guru-guru dalam memanfaatkan teknologi ini sudah baik meskipun belum 100%. Untuk operasional dasar seperti Ms. Word, Power point, memutar video sudah mampu tapi lebih dari itu masih ada yang beberapa yang belum mampu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

(53)

121 pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa:

Web sekolah sudah ada namun web untuk guru-guru mata pelajaran itu belum ada. Pengelolaan web sekolah juga belum optimal hingga saat ini. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil bidang kurikulum sekolah yang mengungkapkan bahwa:

Untuk hak paten dalam menciptakan teknologi sendiri belum ada karena SDM juga menurut saya belum memadai. Website guru-guru juga sampai saat ini belum ada. (Sumber: wawancara waka bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

(54)

122 f. Sumber Daya Inovasi dan Kreativitas

Berdasarkan hasil wawancara mengenai sumber daya inovasi dan kapabilitas sekolah, diperoleh data bahwa sekolah belum memiliki tim pengembangan inovasi dan kreativitas. Sekolah sesungguhnya sudah memiliki tim pengembang sekolah secara struktural namun belum optimal bekerja. Selama ini sekolah memberikan tanggungjawab kepada masing-masing guru untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran masing-masing. Selain itu guru-guru juga difasilitasi dengan adanya pengajuan alat atau bahan yang diperlukan terkait pembelajaran yang akan dilakukan tiap bulannya. Jika budget yang dibutuhkan cukup besar maka usulan tersebut akan dimasukkan ke dalam rencana anggaran sekolah untuk tahun berikutnya.

Inovasi yang dilakukan sekolah sudah ada yaitu pembentukan KIS (Karya Ilmiah Siswa), program literacy dan tahun ini sekolah membuat program BCP (Brilliant Class Program). Hal ini diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:

(55)

123 masing-masing. Inovasi yang sudah dilakukan sekolah sejauh ini adalah dibentuknya program literacy, kelas karya ilmiah siswa (KIS) dan program BCP. Untuk program literacy atau budaya membaca sendiri jujur belum optimal karena masih diselang-seling dengan kegiatan lain setiap minggunya seperti senam dan jumat bersih. (Sumber: wawancara waka bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa:

Sekolah belum memiliki tim pengembangan inovasi dikarenakan jumlah SDM sangat terbatas. Kalau dari fasilitas sebenarnya sudah memenuhi untuk menunjang keberadaan tim inovasi dan kreativitas ini. Bahkan jika membutuhkan sesuatu pun terkait hal ini juga bisa langsung mengajukan ke yayasan. Namun tim inovasi dan kreativitas ini belum ada di sekolah.

(Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016).

Selanjutnya dari wawancara dengan kepala sekolah juga disampaikan hal serupa yaitu:

Sekolah belum memiliki tim khusus untuk pengembangan inovasi dan kreativitas sekolah. Yang kita punya sekarang itu tim pengembang sekolah tetapi juga belum optimal berjalan, masih cuma sebatas terbentuk saja. Selama ini yang berhubungan dengan inovasi atau kreativitas dalam pembelajaran itu diserahkan ke guru masing-masing. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016).

Dari wawancara tersebut dan didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data struktural sekolah dan data mengenai job desc.

(56)

124 pengembang sekolah namun belum berjalan. Sekolah juga belum memiliki tim khusus untuk inovasi dan kreativitas sekolah padahal sarana dan prasarana sekolah sudah menunjang untuk diadakannya tim ini. Inovasi di sekolah selama ini sepenuhnya diserahkan kepada guru-guru mata pelajaran dan hal ini belum optimal berjalan.

g. Reputasi

(57)

125 berprestasi. Hal tersebut diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa:

Sekolah selama ini mengadakan banyak kegiatan mulai dari Bazaar, program live in dan study tour. Try out juga diadakan sekolah dengan mengundang anak-anak SD di salatiga. Selain itu ada pawai dalam kegiatan Chistmas parade bersama seluruh gereja-gereja, Open house khusus mengundang anak-anak SD sekaligus mengadakan lomba. Sekolah juga memiliki tim paduan suara yang pelayanan ke gereja-gereja tiap bulannya. Selain itu sekolah juga berkunjung ke kelompok-kelompok PPA dan menjaring anak-anak yang memiliki prestasi yang bagus dan memberikan bantuan finansial berupa beasiswa bagi anak yang kesulitan. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11Oktober 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:

Menurut saya pribadi reputasi sekolah saat ini sudah baik. Tiap sekolah mengadakan aksi sosial ke masyarakat, melibatkan orang tua juga saat ada kegiatan sekolah, dan juga ada kunjungan ke PPA dan panti asuhan. Yayasan juga memiliki program untuk membantu anak yang kurang mampu yaitu GOTA (gerakan orang tua asuh). (Sumber: wawancara waka kurikulum pada 3 Oktober 2016).

Selanjutnya bidang sarana dan prasarana sekolah juga menyampaikan hal serupa bahwa:

(58)

126 Selain itu sekolah juga sering melibatkan orang tua dalam setiap kegiatan sekolah. Saat ini sekolah telah membentuk tim yang dinamakan POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) sebagai wadah dalam berkomunikasi dengan orang tua. Hal tersebut disampaikan oleh guru BK yang mengungkapkan bahwa:

Orang tua sangat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang diwadahi melalui program POSG di sekolah. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

Hal serupa juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa:

Sekolah memiliki tim POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) yang selalu dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh sekolah seperti kegiatan live in, bazaar, aksi sosial dan lain sebagainya. (Sumber: wawancara bidang sarpras pada 27 September 2016).

Senada degan itu bendahara sekolah juga mendukung pernyataan dengan mengungkapkan:

Orang tua melalui POSG sangat koperatif dan terlibat membantu dalam setiap kegiatan sekolah baik dari segi dana maupun fasilitas. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 oktober 2016).

Selanjutnya kepala sekolah juga mempertegas pernyataan tersebut dengan mengungkapkan:

(59)

127 sekolah dan sangat mendukung kegiatan-kegiatan di sekolah. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 oktober 2016).

Dari wawancara tersebut yang juga didukung dari observasi kegiatan sekolah serta studi dokumen mengenai laporan kegiatan sekolah ditemukan bahwa sekolah memang telah menjalankan kegiatan tahunan seperti live in di thekelan, study tour di pabrik gula Sondokoro, pabrik teh gunung Subur, dan museum Sangiran, kegiatan Natal yang didalamnya terdapat aksi sosial dengan memberikan bingkisan kepada Polisi yang bertugas tiap pagi di jalan-jalan sekitar sekolah serta bantuan bahan pokok ke panti asuhan, perayaan Dies Nataliz melalui kegiatan Bazaar dan Pentas Seni yang mengundang SD dan SMP di kota Salatiga.

(60)

128 mampu yang mendapat bantuan subsidi SPP sebesar Rp. 52.800.000 per tahun.

Sekolah juga aktif dalam mengikuti lomba-lomba baik dalam bidang akademik maupun non akademik di dalam ataupun di luar kota untuk dapat mempertahankan reputasi sekolah di masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh guru BK bahwa:

Para siswa di sekolah sangat aktif mengikuti lomba-lomba dan telah meraih banyak juara di kompetisi baik akademik maupun non akademik seperti tahun kemarin mendapat Juara 1 lomba paduan suara dan juga Juara 3 lomba karya tulis ilmiah yang bersaing dengan SMA dan Mahasiswa se-Jawa Tengah. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016).

Hal senada juga didukung oleh kepala sekolah yang menungkapkan bahwa:

Anak-anak di tempat ini selalu mengikuti lomba-lomba baik dalam bidang akademik mau pun non akademik yang tidak hanya di lingkungan salatiga saja tetapi sering mengikuti lomba-lomba di luar kota seperti lomba di UNES, UNY, Magelang. Tahun kemarin paduan suara kita mendapat Juara 1 lomba di Karangturi. Tim basket sekolah untuk 4 tahun terakhir juga sering mendapat Juara. Prestasi terbaik tim basket sekolah saat ini adalah masuk kategori Junio Junior Basketball League (JRBL) Indonesia tingkat SMP. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 oktober 2016).

(61)

129 Kristen 2 Eben Haezer Salatiga selalu berpartisipasi dalam kegiatan lomba-lomba akademik maupun non akademik dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain baik di dalam kota maupun di luar kota. Hal ini terbukti dari beberapa prestasi yang telah diraih oleh sekolah sehingga mampu menunjukkan daya saingnya di masyarakat.

h. Identifikasi Sumber Daya dan Kapabilitas Sekolah

(62)

130

Sumber Daya dan Kapabilitas Finansial

Jenis Sumber keunggulan kompetitif

Sumber Daya

Kapasitas sekolah dalam menghasilkan dana internal

Dana Yayasan untuk operasional sekolah Dana BOS

Kapasitas memperoleh dana bantuan dari POSG

Kapasitas memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu

Kapabilitas

Kemampuan sekolah dalam mengelola dana internal

Kemampuan sekolah dalam mengelola dana BOS

Kemampuan pengadaan dan pembelian barang

Kemampuan pengambilan keputusan pembelian barang

Sumber Daya Dan Kapabilitas Fisik

Jenis Sumber keunggulan kompetitif

Sumber Daya

Lapangan untuk menunjang kegiatan olahraga

Ruang multimedia dan laboratorium Ruang kelas berbasis IT

Ruang perpustakaan dan buku penunjang Akses ke skolah mudah

Lokasi sekolah strategis

Kapabilitas

Kemampuan penyimpanan alat-alat / barang Kemampuan merawat sarana dan prasarana sekolah

Kemampuan memperbaiki saran dan prasarana yang rusak

Kecepatan penanganan keluhan terkait sarana dan prasarana sekolah

Kemampuan menggunakan sarana dan prasarana sekolah

(63)

131

Sumber Daya Dan Kapabilitas SDM

Jenis Sumber keunggulan kompetitif

Sumber Daya

Tingkat pendidikan tenaga pengajar yang sudah S1 dan S2

Kualitas dan kemampuan karyawan Loyalitas dan komitmen karyawan Motivasi karyawan

Hubungan harmonis dan kerjasama yang baik Tingkat adaptasi karyawan

Penelitian dan publikasi ilmiah

Workshop di luar kota setiap tahun yang melibatkan LPMP, UNES, Dinas Pendidikan dan pakar Spiritualitas

Study tour

Pelatihan PTK guru-guru

Kapabilitas

Kemampuan dalam meningkatkan profesionalisme karyawan

Kemampuan dalam meningkatkan kualifikasi karyawan

Kemampuan dalam merekrut karyawan baru Kemampuan mempertahankan karyawan

Kemampuan menciptakan hubungan dan kerjasama tim yang solid

Kemampuan dalam menggaji dan meningkatkan gaji karyawan

(64)

132

Sumber Daya Dan Kapabilitas Organisasional

Jenis Sumber keunggulan kompetitif

Sumber Daya

Perencanaan kerja Sekolah Perencanaan anggaran sekolah Supervisi kepala sekolah

Penetapan ketua panitia pada setiap kegiatan di awal tahun ajaran

Rapat struktural antara kepala sekolah, kurikulum dan kesiswaan

Rapat kurikulum, TU dan Bendahara Rapat bulanan guru-guru

Memiliki 2 SD sebagai supplier murid baru tiap tahun

Kapabilitas

Kemampuan membuat perencanaan sekolah Kemampuan mengontrol kegiatan-kegiatan sekolah

Kemampuan berkoordinasi antar karyawan Kemampuan mengelola kegiatan sekolah

Sumber Daya Dan Kapabilitas Teknologi

Jenis Sumber keunggulan kompetitif

Sumber Daya

free WIFI di sekolah CCTV di tiap ruang kelas LCD di tiap ruang kelas

Microphone yang terhubung ke tiap ruangan Website sekolah

Website guru-guru mata pelajaran Sistem anggaran online

Kapabilitas

Kemampuan menggunakan teknologi Kemampuan membuat website

(65)

133

Sumber Daya Dan Kapabilitas Inovasi dan Kreativitas

Jenis Sumber keunggulan kompetitif Sumber

Daya

Tim pengembang inovasi dan kreativitas Briliant class program (BCP)

Karya Ilmiah Siswa (KIS)

Kapabilitas Kemampuan penelitian dan pengembangan inovasi

Kemampuan menyediakan pendamping yang profesional untuk BCP

Kemampuan menyediakan pendamping yang profesional untuk KIS

Reputasi

Jenis Sumber keunggulan kompetitif Sumber

Daya

Sekolah pilotting implementasi kurikulum pendidikan 2013

POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) GOTA (Gerakan Orang Tua Asuh) dari Yayasan

Study Tour siswa, guru & staff ke bali dua tahun sekali

Program live in

Aksi sosial sekolah melalui OSIS Bazar sekolah

Open house sekolah Bulan bahasa

Pelayanan ke PPA dan gereja-gereja

Aktif dalam lomba-lomba akademik dan non akademik di dalam maupun di luar kota

Memiliki media sosial sekolah (Facebook, Instagram atau WhatsApp)

Kapabilitas Kemampuan promosi sekolah

(66)

134 a. Analisis Resources Based View dengan

kerangka VRIO

(67)

135 Tabel 4.3 Analisis Sumber Daya Sekolah Dengan

Kerangka VRIO

S7 Ruang multimedia

Gambar

Tabel 4.3 Analisis Sumber Daya Sekolah Dengan Kerangka VRIO
Tabel 4.4 Analisis Kapabilitas Sekolah dengan Kerangka VRIO
Tabel 4.5 Analisis Hasil Uji VRIO Terhadap Kekuatan dan
Tabel 4.4 Strategi berbasis RBV untuk menciptakan keunggulan kompetitif SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum tujuan pelayanan kesehatan kepada atlet Indonesia yang berlaga di SEA GAMES 2015 adalah untuk membantu mengatasi keluhan kesehatan yang dialami atlet

melalui DPA Dinas Tenaga Keria dan Transmigrasi Kabupden Bengkulu Utara Tahun Anggaran 2013. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ’’Analisis Faktor -faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Gadai Pada PT.. Pegadain Cabang

Adapun sumber bahan pangan hanya di batasi pada komoditas pertanian di Kabupaten Jember yang dapat digunakan menjadi sumber bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

The objectives of the present study in high-yielding dairy cows were to assess: (1) whether peripheral insulin concentration is affected by phase of the oestrus cycle; (2)

[r]