• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Kinerja Pegawai

Mathis jackson (2002:78) kinerja pegawai adalah ukuran dari seberapa banyak pegawai memberi kontribusi kepada organisasi tempatnya bekerja.

Suranto (2005:163) Kinerja dapat pula dipahami sebagai pengukur meningkatnya kemampuan para pimpinan dan staf kantor yang bersangkutan

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik tugas kedinasan maupun kemampuan dalam menjalin hubungan harmonis antar manusia.

Hasibuan (2006:108) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dihasilkan oleh karyawan kepada organisasinya. Kinerja pegawai adalah ukuran dari seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi tempatnya bekerja. Hasil dari kontribusi yang diberikan itulah yang dinamakan dengan kinerja.

Mathis dan Jackson dalam Paramita (2011:34) Kinerja ini nantinya akan berpengaruh pada organisasi sehingga menjadi pusat perhatian bagi organisasi itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Kinerja diartikan sebagai sesuatu hal yang dicapai atau prestasi kerja yang terlihat (dalam Suryanti, 2010:35). Karena prestasi kerja tersebut merupakan prestasi kerja yang terlihat, maka dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan sesuatu yang dapat diukur.

Mangkunegara (2006:67) mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faustino Cardosa Gomes (2003:195) kinerja karyawan sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas.

2. Aspek-aspek Standar Kinerja

T.R Mitchell dalam Melinda (2005:217) adapun aspek-aspek kinerja adalah sebagai berikut : (1) Quality of work (kualitas kerja), (2) Promptness

(ketepatan waktu), (3) Initiative (inisiatif diri), (4) Capability (kemampuan), (5)

Communication (komunikasi).

Umar (1997:266) membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut : 1. Mutu pekerjaan 2. Kejujuran pegawai 3. Inisiatif 4. Kehadiran 5. Sikap 6. Kerjasama 7. Keandalan

8. Pengetahuan tentang pekerjaan 9. Tanggung jawab

10. Pemanfaatan waktu kerja

3. Faktor-faktor Kinerja

Timple (1992:31) mengemukakan faktor-faktor kinerja yaitu : 1. Faktor Internal

Faktor Internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, tindakan- tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.

Sedangkan menurut Henry Simamora (Mangkunegara, 2005:14), kinerja dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :

1. Faktor Individual yang terdiri dari : a. Kemampuan dan keahlian b. Latar belakang

c. Demografi

2. Fakor Psikologis yang terdiri dari : a. Persepsi

b. Attitude c. Personality d. Pembelajaran e. Motivasi

3. Faktor Organisasi yang terdiri dari : a. Sumber daya

b. Kepemimpinan c. Penghargaan d. Struktur e. Job design

Mangkunegara (2005:160) mengemukakan bahwa faktor-faktor penentu kinerja (prestasi kerja individu) dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasi.

A. Faktor individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis san fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. B. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkunga kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

4. Unsur-unsur Kinerja

Sastrohardiwiryo (2002) menjelaskan bahwa umumnya unsur-unsur kinerja adalah sebagai berikut :

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan dalam mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan tingkah laku tenaga kerja yang bersangkutan dengan kegiatan sehari-hari serta dalam perbuatan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

2. Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang tenaga kerja dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan pengalaman, dan kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan. 3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Serta dapat mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala aturan dan ketentuan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, mentaati peraturan kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditentukan oleh perusahaan maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. 5. Kejujuran

Merupakan ketulusan hati tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang telah dibebankan kepadanya.

6. Kerjasama

Merupakan kemauan tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah diamanatkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

7. Prakarsa

Adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil suatu keputusan ataupun tindakan yang diperlukan tanpa diperintah oleh manajemen lainnya. 8. Kepemimpinan

Adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

5. Karakteristik Kinerja Pegawai

Mangkunegara (2002:68) karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut :

1. Memiliki tanggung jawab pribadi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3. Memiliki tujuan yang realistis

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

6. Indikator Kinerja Pegawai

Robbins (2006:260) indikator untuk mengukur kinerja pegawai secara individu ada enam indikator, yaitu :

1. Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

4. Efektivitas

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

Merupakan tingkat seorang karyawan nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawan pegawai terhadap kantor.

C. Pegawai

Pegawai negeri merupakan aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat, yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Dalam hal ini menjadi sangat penting sebab lancar dan tidak lancarnya pemerintah dan pembangunan.

Undang-undang no. 18 tahun 1961 tentang ketentuan-ketentuan pokok kepegawaian (lembaga negara tahun 1961 no. 263). Akan tetapi sejak terbentuknya undang-undang republik indonesia no. 18 tahun 1961 dinyatakan tidak berlaku lagi. Hal ini dapat dipahami dan konsideran point c undang-undang no. 8 tahun 1974 yang berbunyi : “bahwa undang-undang no. 18 tahun 1961 tentang ketentuan-ketentuan kepegawaian (lembaga negara tahun 1961 no. 263) dan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan itu dianggap tidak sesuai lagi, maka oleh sebab itu diganti”.

Secara otentik undang-undang no. 18 tahun 1961 tentang pokok-pokok kepegawaian telah dinyatakan tidak sesuai lagi dan harus diganti. Akan tetapi sekedar hanya ingin memahami bahwa : “pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, diangkat, digaji, menurut

peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh pejabat negara atau badan negara yang berwenang.

D. Hubungan Pengawasan Atasan Langsung Terhadap Kinerja Pegawai

Dokumen terkait