• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja adalah tingkat dimana para pegawai mencapai persyaratan pekerjaan secara efisien dan efektif (Simamora, 2006). Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Menurut Mangkunegara (2009:3), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut.

Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan berdampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang. Sopiah (2008:5) menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai setiap karyawan sehingga dapat memberikan konstribusi terhadap perusahaan. Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan atau instansi dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan perusahaan. Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh organisasi tersebut dipengaruhi oleh tingkat kinerja pegawai secara kelompok. Dengan asumsi

53

semakin baik kinerja pegawai maka semakin baik pula kinerja organisasi. Dengan demikian organisasi perlu menetapkan tujuan kinerja pegawai.

Adapun tujuan kinerja pegawai menurut Basri dan Rivai (2005) :

1. Untuk perbaikan hasil kinerja pegawai, baik secara kualitas ataupun kuantitas.

2. Memberikan pengetahuan baru dimana akan membantu pegawai dalam memecahkan masalah yang kompleks, dengan serangkaian aktifitas yang terbatas dan teratur, melalui tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan organisasi.

3. Memperbaiki hubungan antar personal pegawai dalam aktivitas kerja dalam organisasi.

Kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara atau organisasi lainnya dipengaruhi oleh berbagai faktor (Gibson, et all, 1995), antara lain :

1. Faktor individu, yaitu kemampuan dan keterampilan (mental dan fisik), latar belakang (pengalaman, keluarga, dan sebagainya), dan demografis (umur, asal usul, dan lain-lain).

2. Faktor organisasi, adalah sumber daya, kepemimpinan, imbalan (kompensasi), struktur organisasi, dan diskripsi pekerjaan (job description).

3. Faktor psikologis, ialah persepsi, sikap, kepribadian, pola belajar, dan motivasi.

Dalam suatu organisasi pegawai dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja yang produktif, untuk itu pegawai harus memiliki ciri individu yang produktif.

Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari individu yang produktif antara lain: 1. Kepercayaan diri

2. Rasa tanggung jawab

3. Rasa cinta terhadap pekerjaan 4. Pandangan ke depan

5. Mampu menyelesaikan persoalan

6. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berubah 7. Memberi kontribusi yang positif terhadap lingkungan 8. Kekuatan untuk menunjukkan potensi diri

D. Hubungan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki persyaratan yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sifat, sikap atau perilaku, dan kemampuan. 1. Sifat

Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin pada umumnya ialah bijaksana, cerdas, rasional, tegas, adil, kritis, jujur, sabar, bertanggung jawab dan sebagainya.

55

Pemimpin yang baik perlu juga menentukan atau memilih sikap/perilaku yang sesuai dengan keadaan. Keadaan tersebut mengacu pada kadar kemampuan pemimpin dan kemampuan orang yang dipimpin untuk bekerjasama.

Dalam hal ini kepemimpinan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari cara seseorang itu memimpin dan mempengaruhi kawan sepekerjaannya untuk mencapai tujuan yang menguntungkan perusahaannya. Seorang pemimpin harus mampu berkontribusi terhadap prediksi adanya pemberdayaan pada bawahan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan juga dituntut untuk memotivasi bawahannya agar mereka mempertahankan prestasinya dalam dunia kerja dan terus bisa menghasilkan hasil kinerja yang efektif.

Berikut ini terdapat aspek-aspek antara hubungan kepemimpinan dan kinerja karyawan :

1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan.

2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang

ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.

3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin, serta sikap hati-hati.

4. Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta

kerjasama.

E. Hubungan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai

Motivasi kerja karyawan sangat dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, karena pada dasarnya manusia mudah dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Pentingnya motivasi dalam organisasi sehingga menyebabkan seseorang akan bekerja jika ada motif karena tanpa motif, orang tidak akan berbuat sesuatu. Motif dapat timbul dari dalam karena adanya kebutuhan dasar manusia yang bersifat universal tetapi dapat pula dirangsang. Rangsangan dari luar dapat berbentuk fisik atau non fisik yang disebut dengan motivasi sedangkan bendanya dinamakan motivator. Hubungan antara motivasi dan kinerja karyawan yaitu semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan juga semakin efektif dan kompeten di dalam bidangnya.

Berikut ini terdapat 10 prinsip yang harus dilakukan oleh pimpinan dalam memberikan motivasi kepada para bawahannya berupa :

1) Upah atau gaji yang layak 2) Pemberian insentif

3) Memperhatikan rasa harga diri 4) Memenuhi kebutuhan rohani

57

6) Menempatan pegawai pada tempat yang tepat 7) Menimbulkan rada aman dimasa depan 8) Memperhatikan lingkungan tempat kerja 9) Memperhatikan kesempatan untuk maju 10) Menciptakan persaingan yang sehat

Oleh karena itu motivasi dapat dikatakan sebagai suatu pemberian pengarahan, dorongan, atau semangat kepada para karyawan agar mampu bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan demi tercapainya tujuan organisasai dalam suatu perusahaan dengan efektif dan efisien.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan yang bersifat partisipatif pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dinilai berpengaruh positif terhadap upaya pegawai dalam berprestasi, yang akan membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.

2. Pemberian motivasi pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dinilai berpengaruh positif pada peningkatan kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

3. Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

B. Saran

Adapun saran yang akan disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Gaya kepemimpinan partisipatif yang dianggap mengakomodir kebutuhan dan keinginan institusi dan pegawai hendaknya terus diterapkan oleh pimpinan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

59

2. Sebaiknya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara meningkatkan motivasi bagi kinerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi imbalan, insentif maupun pelatihan-pelatihan yang bermanfaat untuk menunjuang pekerjaan masing-masing pegawai.

3. Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dapat meningkatkan motivasi pegawainya dengan mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seorang pegawai untuk melakukan kegiatan yang berdampak positif seperti team building maupun kegiatan Outbound.

Dokumen terkait