BAB II LANDASAN TEORI
B. Kinerja Pemasaran
Kinerja disebut juga sebagai perfomance yang artinya sebagai hasil
kerja, atau prestasi kerja. Ada beberapa pengertian kinerja yaitu:
a. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya
menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung.
b. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut.
c. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya.
d. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Amstrong dan Baron
dalam buku Wibowo).44
Colquitt, LePine, dan Wesson, dalam buku Wibowo
mengemukakan bahwa kinerja adalah nilai serangkaian perilaku
43
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Ed 1-11. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.199 44
pekerja yang memberikan kontribusi, baik secara positif maupun negatif, pada penyelesaian tujuan organisasi, pendapat lain memandang kinerja sebagai cara untuk memastikan bahwa pekerja individual atau tim tau apa yang diharapkan dari mereka dan mereka tetap fokus pada kinerja efektif dan memberikan perhatian pada tujuan, ukuran dan penilaian. Pendapat lain menyatakan bahwa kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang berkaitan dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisiensi dan kriteria lain dari efektifitas (Gibson, Ivancevich, donnelly, dan konopaske dalam buku Wibowo).
2. Kinerja Pemasaran
Kinerja pemasaran merupakan elemen penting dari kinerja perusahaan secara umum karena kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja pemasarannya selama ini. Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu perusahaan. Setiap perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasinya sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar. Slater dan Narver menggambarkan hasil dari penerapan strategi perusahaan diantaranya berupa kepuasan konsumen, kesuksesan produk baru,
peningkatan penjualan, dan profitabilitas perusahaan.45
3. Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia, maka sudah seharusnya untuk dijalankan
45
F Stanley Slater dan John C Narver, market orientation and the learning organization, Journal of marketing, vol. 59, h. 61.
dengan sebaik-baiknya. Tanpa penilain kinerja tentu pihak manajemen akan sulit untuk menentukan, misalnya berapa gaji atau bonus, atau kesejahteraan lain yang pantas yang diberikan pada karyawan. Oleh karena itu penilaian kinerja sangat penting guna memenuhi tujuan yang lebih dicapai baik oleh perusahaan maupun bagi karyawan. Menurut McGregor dalam buku Veithzal Rivai mengklasifikasikan tujuan penilaian kinerja dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Administratif, menyediakan dengan rapih cara untuk
menentukan promosi, mutasi karyawan, dan kenaikan gaji.
b. Informatif, memberi masukan data kepada manajemen
mengenai kekuatan dan kelemahan dari para bawahannya langsung dan individu-individu lainnya dalam organisasi.
c. Motivasional, menciptakan pengalaman belajar yang dapat
memotivasi para pegawai untuk mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan kinerja mereka.
4. Indikator kinerja pemasaran
Kinerja pemasaran adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana keberhasilan strategi yang digunakan perusahaan yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Menurut Ferdinand menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan
untuk menghasilkan kinerja pemasaran (seperti volume penjualan dan
tingkat pertumbuhan penjualan) yang baik.46
a. Volume penjualan adalah volume atau jumlah penjualan produk
yang berhasil dicapai oleh perusahaan.
b. Pertumbuhan pelanggan adalah tingkat pertumbuhan pelanggan
yang berhasil dicapai oleh perusahaan.
5. Kinerja dalam Islam
Kinerja (performance) adalah gambaran tentang tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana
strategi (strategic planning) suatu organisasi. Pengukuran kinerja
(performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi pengelolaan
sumberdaya (input) dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas
barang dan jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Sementara itu, menurut Robbins dalam Siagan, kinerja adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang
46
Sensi Tribuana Dewi, Analisis Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk meningkatkan Kinerja Pemasaran (Universitas Diponogoro
telah ditetapkan.47 Menurut Mursi dalam Wibisono, kinerja religius islam adalah suatu pencapaian yang diperoleh seseorang atau organisasi dalam bekerja/berusaha yang mengikuti kaidah-kaidah agama atau prinsip-prinsip ekonomi islam. Terdapat beberapa dimensi
kinerja islmi meliputi:48
a. Amanah dalam bekerja yang terdiri atas profesional, jujur,
ibadah dan amal perbuatan
b. Mendalami agama dan profesi terdiri atas memahami tata nilai
agama dan tekun bekerja.
Islam mempunyai beberapa unsur dalam melakukan penilaian kinerja suatu kegiatan/usaha yang meliputi:
a. Niat bekerja karena Allah
b. Dalam bekerja adalah mencari keberuntungan di dunia dan
akherat
c. Dalam bekerja dituntut penerapan azas efisiensi dan manfaat
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan
d. Mencari keseimbangan antara harta dengan ibadah dan setelah
berhasil dalam bekerja hendaklah bersyukur kepada Allah SWT
47
Soraya Eka Ayudiati, 2010, Analisis Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Dengan Etika Kerja, h.2. Akses pada http://kopertis111.net/jurnal/,diakses 23 April 2017.
48
Dalam unsur penilaian kinerja tersebut, orang yang bekerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kenaikan diri, keluarga, masyarakat dan negara tanpa menyusahkan orang lain. Oleh karena itu, kategori “ahli surga” seperti yang digambarkan dalam Al -Qur‟an bukanlah orang yang mempunyai pekerjaan/jabatan yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi sebagai manajer, direktur, teknisi
dalam suatu benkel dan sebagainya. Tetapi sebaliknya Al-Qur‟an
menggariskan golongan yang baik lagi beruntung (al-falah) itu adalah
orang yang banyak takwa kepada Allah, khusyu shalatnya, baik tutur katanya, memelihara pandangan dan kemaluannya serta menunaikan tanggung jawab sosialnya seperti mengeluarkan zakat dan lainnya.