• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2. Klasifikasi Anak Tunadaksa

Menurut Musjafak Assjari (1995: 35) anak tunadaksa dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu kelainan pada sistem selebral (cerebra l system), kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus skeletal), dan kelainan tunadaksa/ortopedi karena bawaan (congenital deformities). Kelainan pada sistem selebral merupakan suatu cacat yang disebabkan oleh gangguan yang terdapat di dalam otak, dan cacatnya bersifat kekakuan pada anggota geraknya. Tetapi kenyataannya tidak demikian, menurut Musjafak Assjari (1995: 36) anak dengan kelainan pada sistem serebral sering juga dijumpai mengalami kelayuhan, gangguan gerak, gangguan koordinasi, getaran-getaran ritmis, dan gangguan sensoris.

Anak tunadaksa dengan kelainan pada sistem otot dan rangka juga bisa dikatakan sebagai tunadaksa ortopedi. Penggolongan anak tunadaksa kedalam kelompok kelainan sistem otot dan rangka didasarkan pada letak penyebab kelainan yang semata-mata pada sistem otot dan rangka. Bagian tubuh yang biasanya mengalami kelainan yaitu anggota gerak tubuh seperti kaki, tangan, sendi, dan tulang belakang.

Musjafak Assjari (1995: 48) menyatakan bahwa kelainan tunadaksa karena faktor bawaan disebabkan oleh faktor endogen (gen) pada orang tua. Hal tersebut menyebabkan sel-sel pertama yang tumbuh pada bayi telah mengalami cacat. Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh faktor eksogen, yaitu pada awal-awal pertumbuhan sel-sel pertama yang

18

terdapat dalam kandungan ibu menunjukkan sehat, tetapi menjadi rusak atau mengalami kelainan disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma.

Sejalan dengan pendapat diatas, Misbach D (2012: 16) mengklasifikasikan anak tunadaksa pada dasar kelainannya menjadi dua golongan besar, yaitu kelainan pada sistem selebral (Celebral System) dan kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus Skeletal System). a. Kelainan pada sistem selebral (Celebral System)

Penggolongan anak tunadaksa kedalam kelainan sistem serebral (cerebral)didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak didalam sistemsyaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Kerusakan pada sistem syaraf pusat mengakibatkan bentuk kelainan yang krusial, karena otak dansumsum tulang belakang sumsum merupakan pusat komputer dari aktivitashidup manusia. Di dalamnya terdapat pusat kesadaran, pusat ide, pusatkecerdasan, pusat motorik, pusat sensoris dan lain sebagainya. Kelompok kerusakan bagian otak ini disebut Cerebral Palsy (CP).Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:

1) Klasifikasi golongan menurut derajat kecacatan

Menurut derajat kecacatan, cerebal palsy dapat digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut:

a) Golongan Ringan

Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya

19

sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-samadengan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya.

b) Golongan Sedang

Golongan sedang adalah mereka yang membutuhkan treatment/latihan khusus untuk bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri, golongan ini memerlukan alat-lat khusus untuk membantu gerakannya, seperti bra ce untuk membantu penyangga kaki, kruk/tongkat sebagai penopang dalam berjalan. Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri.

c) Golongan Berat

Anak cerebral palsy golongan ini yang tetapmembutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara, dan menolongdirinya sendiri, mereka tidak dapat hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat. 2) Klasifikasi golongan menurut topografi

Dilihat dari topografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang lumpuh,Cerebral Palsy dapat digolongkan menjadi 6 (enam) golongan yaitu:

a) Monoplegia, hanya satu anggota gerak yang lumpuh misal kaki kirisedang kaki kanan dan kedua tangannya normal.

20

b) Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yangsama, misalnya tangan kanan dan kaki kanan, atau tangan kiri dan kaki kiri.

c) Paraplegia, lumpuh pada kedua tungkai kakinya.

d) Diplegia, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanandan kiri (paraplegia)

e) Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnyatangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan keduakakinya lumpuh.

f) Quadriplegia, anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruhanggota geraknya. Mereka cacat pada kedua tangan dan keduakakinya, quadriplegia disebut juga tetraplegia

3) Klasifikasi golongan menurut fisiologi kelainan gerak

Penggolongan menurut Fisiologi, kelainan gerak dilihat dari segiletak kelainan di otak dan fungsi geraknya (motorik), anak Cerebral Palsy dibedakan atas:

a) Spastik

Tipe Spastik ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan ataukekakuan pada sebagian ataupun seluruh otot. Kekakuan itu timbulsewaktu akan digerakan sesuai dengan kehendak. Dalam keadaanketergantungan emosional kekakuan atau kekejangan itu akan makinbertambah, sebaliknya dalam keadaan tenang, gejala itu menjadi berkurang. Pada umumnya,

21

anak CP jenis spastik ini memiliki tingkat kecerdasan yang tidak terlalu rendah. Diantara mereka ada yang normal bahkan ada yang diatas normal.

b) Athetoid

Pada tipe ini tidak terdapat kekejangan atau kekakuan. Otot-ototnya dapat digerakan dengan mudah. Ciri khas tipe ini terdapat pada sistem gerakan. Hampir semua gerakan terjadi diluar kontrol. Gerakan dimaksud adalah dengan tidak adanya kontrol dan koordinasi gerak.

c) Ataxia

Ciri khas tipe ini adalah seakan-akan kehilangan keseimbangan,kekakuan memang tidak tampak tetapi mengalami kekakuan pada waktu berdiri atau berjalan. Gangguan utama pada tipe ini terletak pada sistem koordinasi dan pusat keseimbangan pada otak. Akibatnya, anak tuna tipe ini mengalami gangguan dalam hal koordinasi ruangdan ukuran, sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari : pada saat makan mulut terkatup terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai ujung mulut.

d) Tremor

Gejala yang tampak jelas pada tipe tremor adalah senantiasa dijumpai adanya gerakan-gerakan kecil dan terus menerus

22

berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran. Gerakan itu dapat terjadi pada kepala, mata, tangkai dan bibir. e) Rigid

Pada tipe ini didapat kekakuan otot, tetapi tidak seperti pada tipe spastik, gerakannya tampak tidak ada keluwesan, gerakan mekanik lebih tampak.

f) Tipe Campuran

Pada tipe ini seorang anak menunjukan dua jenis ataupun lebih gejala tuna CP sehingga akibatnya lebih berat bila dibandingkan dengananak yang hanya memiliki satu jenis/tipe kecacatan.

b. Kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus Skeletal System) Penggolongan anak tunadaksa kedalam kelompok sistem otot dan rangka didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh yang mengalamikelainan yaitu: kaki, tangan dan sendi, dan tulang belakang. Jenis-jenis kelainan sistem otak dan rangka antara lain meliputi:

1) Poliomylitis

Penderita polio adalah mengalami kelumpuhan otot sehingga otot akanmengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yangmenyerang sumsum tulang belakang pada anak usia 2 (dua) tahun sampai 6 (enam) tahun.

23 2) Muscle Dystrophy

Anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot. Kelumpuhan pada penderita muscle dystrophy sifatnya progressif, semakin hari semakin parah. Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris yaitu pada keduatangan atau kedua kaki saja, atau kedua tangan dan kedua kakinya. Penyebab terjadinya muscle distrophy belum diketahui secara pasti. Tanda-tanda anak menderita muscle dystrophy baru kelihatan setelah anak berusia 3 (tiga) tahun melalui gejala yang tampak yaitu gerakan-gerakan anak lambat, semakin hari keadaannya semakin mundur jika berjalan sering terjatuh tanpa sebab terantuk benda, akhirnya anak tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya dan harus duduk di atas kursiroda.

Dokumen terkait