• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

3.3 Klasifikasi Biaya

Menurut Rudianto (2009 : 116) biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam memepengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha karena produk yang telah di hasilkan perusahaan melalui proses produksi yang panjang harus di sampaikan kepada konsumen melalui serangkaian kegiatan yang saling menunjang. Tanpa aktivitas operasional yang terarah, maka seluruh produk yang di hasilkan tidak akan memiliki manfaat apapun bagi perusahaan atau perusahaan.

Kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber biaya operasional umumnya terbagi dalam dua kelompok kegiatan, yaitu kegiatan penjualan dan administrasi.

Menurut Rudianto (2009 : 116), biaya operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan di dalam mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha. Menurut Rudianto (2009 : 116) biaya operasional dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu biaya pemasaran, dan biaya administrasi umum.

3.3.1 Biaya Pemasaran

15

produksi selesai, yaitu pada saat produksi selesai dan barang-barang sudah siap untuk dijual. Biaya ini mencakup biaya penjualan dan biaya pemenuhan pesanan.

a. Biaya penjualan adalah keseluruhan aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mencari dan memperoleh penjualan produk perusahaan. Biaya ini mencakup biaya iklan, pemberian contoh produk, komisi wiraniaga, biaya demo, dan sebagainya.

b. Biaya pemenuhan pesanan adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan upaya untuk memenuhi pesanan sesuai keinginan konsumen, yang mencakup biaya pergudangan, pengepakan dan pengiriman, pemberian kredit dan penagihan serta administrasi pemasaran.

Menurut Rudianto (2009 : 116), aktivitas pemasaran adalah aktivitas yang sangat vital bagi perusahaan. Tanpa aktivitas pemasaran maka tidak akan ada pendapatan bagi perusahaan. Tanpa pendapatan bagi perusahaan maka tidak akan ada laba yang diperoleh perusahaan. Dan tanpa memperoleh laba usaha, maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Karena itu, aktivitas pemasaran perlu direncanakan sebaik-baiknya, untuk menjamin bahwa produk perusahaan akan dibeli oleh konsumen. Itu berarti, mencakup seluruh aktivitas promosi, pemberian contoh barang, pelatihan untuk tenaga wiraniaga, aktivitas menelepon dan korespondensi pemasaran hingga pengiriman barang kepada konsumen. Menurut Rudianto (2009 : 116), biaya pemasaran adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan produk perusahaan, sejak dari gudang perusahaan hingga ke tangan konsumen.

Anggaran biaya pemasaran mencakup keseluruhan biaya yang berkaitan dengan proses penjualan dan pendistribusian produk perusahaan, yang meliputi :

1. Gaji staf administrasi penjualan 2. Gaji dan komisi wiraniaga 3. Gaji manajer pemasaran 4. Biaya iklan

5. Biaya pelatihan wiraniaga 6. Biaya telepon kantor pemasaran 7. Biaya listrik kantor pemasaran 8. Biaya penyusutan kantor pemasaran 9. Biaya penyusutan kendaraan pemasaran 10. Biaya alat tulis dan cetak kantor pemasaran 11. Biaya korespondensi

12. Biaya angkut 13. Biaya gudang

14. Biaya pengepakan dan pengiriman 15. Biaya penagihan

16. Macam-macam biaya pemasaran

3.3.2 Biaya Administrasi dan Umum

Selain aktivitas pemasaran, perusahaan memerlukan aktivitas ke-organisasian. Menurut Rudianto (2009 : 116), aktivitas keorganisasian merupakan kegiatan administratif dan manajerial yang mengarahkan dan mendukung aktivitas lain di dalam perusahaan. Aktivitas administrasi dan umum mencakup

17

keseluruhan aktivitas umum perusahaan diluar aktivitas produksi dan pemasaran. Karena itu, lingkup kegiatan administrasi dan umum sangat luas, mencakup :

1. Gaji staf administrasi 2. Gaji manajer dan direktur

3. Biaya sewa (kantor,kendaraan,dsb) 4. Biaya urusan hukum

5. Biaya korespondensi

6. Biaya telepon kantor administrasi 7. Biaya listrik kantor administrasi 8. Biaya bunga kredit

9. Biaya alat tulis dan cetak kantor administrasi 10. Biaya penyusutan gedung kantor administrasi 11. Biaya penyusutan kendaraan umum dan direksi 12. Macam-macam biaya administrasi dan umum

Menurut Rudianto (2009 : 116) Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang jumlahnya relatif tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas perusahaan. Biaya ini juga tergolong biaya yang tidak berubah dari waktu ke waktu, kecuali memang direncanakan untuk berubah.

3.4 Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran pada perusahaan kecil dapat dikerjakan pimpinan perusahaan dengan mudah dan cepat, tetapi pada perusahaan yang besar, tugas untuk menyusun anggaran dilimpahkan pada suatu kelompok yang disebut panitia anggaran. Panitia ini masing-masing memberikan tanggapan dan kertas kerja,

sehingga anggaran yang disusun bisa dipertanggungjawabkan terhadap pusat-pusat biaya.

Menurut Rudianto (2009 : 116), penganggaran menunjukkan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana.

Penyusunan anggaran biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express menggunakan metode penyusunan campuran (Top Down and Bottom Up), yang menurut Rudianto (2009 : 116), metode penyusunan campuran (Top Down and Bottom Up), yaitu instruksi penyusunan anggaran disampaikan pimpinan kepada bawahan serta memberikan pengarahan dalam penyusunan anggaran. Kemudian pimpinan dan bawahan bersama-sama menyusun dan merevisi anggaran yang telah dibuat menjadi anggaran yang homogen. Penyusunan anggaran perusahaan tidak menggunakan panitia anggaran yang menangani penyusunan anggaran.

Anggaran yang telah disusun oleh bagian administrasi sudah menjadi anggaran yang homogen/anggaran keseluruhan yang disertai dengan perbaikan/revisi terhadap anggaran yang disusun dan didiskusikan bersama oleh setiap bagian. Terakhir anggaran tersebut diberikan kepada pimpinan perusahaan untuk disetujui, bila pimpinan mengesahkan maka mulailah pelaksanaan anggaran.

Kebijakan manajemen dari dalam kondisi-kondisi umum perekonomian sangat membantu dalam penyusunan anggaran biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express yang juga menjadi dasar untuk penyusunan anggaran ini.

19

Untuk mendapatkan suatu anggaran yang baik diperlukan kerjasama antara bidang-bidang fungsional yang ada di dalam perusahaan agar menghasilkan sasaran yang diinginkan.

Penyusunan anggaran pada CV. Putra Mandiri Express dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan

b. Anggaran dapat mempermudah koordinasi antara bagian-bagian di dalam Perusahaan

c. Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan

3.5 Pengendalian Biaya Operasional

Berdasarkan hasil penelitian berupa data dan informasi yang diterima maka didapatkan gambaran umum mengenai anggaran biaya operasional, penyusunan dan realisasi pada CV. Putra Mandiri Express.

Dari pengertian perencanaan yang telah di bahas pada bab sebelumnya dapat dilihat bahwa perencanaan merupakan upaya untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun serta memutuskan apa yang hendak dilakukan, bagaimana, dan siapa yang akan melakukan.

Menurut Carter (2009:5), perencanaan memiliki kaitan erat dengan anggaran karena anggaran merupakan rencana kegiatan perusahaan yang mencakup kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan berpedoman pada anggaran maka tujuan perusahaan diharapkan dapat terwujud.

Dalam prosedur penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran pada CV. Putra Mandiri Express, penyusunan anggaran dilakukan oleh tim anggaran yang terdiri dari Bagian Keuangan. Kegunaan anggaran hanya digunakan untuk kepentingan intern bagian umum keuangan. Penyusunan anggaran biaya operasional CV. Putra Mandiri Express disusun dan dilaksanakan untuk jangka waktu satu tahun.

Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan dan pengendalian yang termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Menurut Purwanti dan Darsono (2008 : 11) pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan agar strategi, kebijakan, program kerja, dan anggaran dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Artinya semua kegiatan harus diusahakan sekecil mungkin adanya penyimpangan. Pengendalian diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Penyusunan anggaran biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express dimulai dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal dengan berpedoman pada data dan informasi/ realisasi anggaran pada tahun sebelumnya dengan memperhitungkan tingkat kenaikan biaya untuk tahun/ periode anggaran berikutnya.

Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada di bawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Sistem yang didesain untuk mencapai tujuan tersebut disebut sistem akuntansi pertanggung jawaban.

21

Menurut Purwanti dan Darsono (2008 : 11), pengendalian sebagaimana halnya perencanaan dan pengorganisasian, merupakan salah satu fungsi yang vital dalam proses manajemen. Biaya dapat dikatakan terkendali jika manajer atau pekerja mepunyai kebijakan dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam suatu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.

Berikut adalah tabel perbandingan anggaran dan realisasi CV. Putra Mandiri Express pada tahun 2013:

TABEL 3.1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

UNTUK TAHUN 2013 YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013

SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS Keterangan :

Pada tahun 2013, rencana anggaran tahunan CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah sebesar Rp. 2040.000.000,00. Sedangkan realisasinya pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 1.763.190.500,00. Jadi anggaran (Rp. 2040.000.000,00) – realisasi (Rp. 1.763.190.500,00) = surplus (Rp. 276.809.500,00).

NO URAIAN JUMLAH ANGGARAN

1 ANGGARAN TAHUN 2013 Rp. 2.040.000.000,00

2 REALISASI TAHUN 2013 Rp. 1.763.190.500,00

TABEL 3.2

RENCANA ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS (Dalam Rupiah)

Anggaran Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN ANGGARAN

1 Biaya Tenaga Kerja Rp 504.000.000,00

Gaji Karyawan Rp 468.000.000,00

Tunjangan Makan Rp 24.000.000,00

Tunjangan Kesehatan Rp 12.000.000,00

2 Biaya Penjualan & umum Rp 1.536.000.000,00 Perjalanan Rp 1.440.000.000,00

Listrik & Air Rp 4.000.000,00

Pemeliharaan Kendaraan Rp 30.000.000,00 Iklan Rp 3.000.000,00 Biaya Administrasi Rp 12.000.000,00 Biaya kecelakaan Rp 20.000.000,00 Biaya Lain-Lain Rp 27.000.000,00 JUMLAH Rp 2.040.000.000,00

SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.2 diatas dapat kita lihat bahwa rencana anggaran CV. Putra Mandiri Express tahun anggaran 2013 berjumlah Rp. 2.040.000.000,00, yang terdiri dari biaya tenaga kerja sebesar Rp. 504.000.000,00 ditambah dengan biaya penjualan dan umum sebesar Rp. 1.536.000.000,00.

23

TABEL 3.3

REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

(Dalam Rupiah)

Realisasi Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN REALISASI

1 Biaya Tenaga Kerja Rp 504.000.000,00

Gaji Karyawan Rp 468.000.000,00

Tunjangan Makan Rp 24.000.000,00

Tunjangan Kesehatan Rp 12.000.000,00 2 Biaya Penjualan & umum Rp 1.259.190.500,00 Perjalanan Rp 1.170.000.000,00

Listrik & Air Rp 3.350.500,00

Pemeliharaan Kendaraan Rp 38.790.000,00 Iklan Rp 1.200.000,00 Biaya Administrasi Rp 7.350.000,00 Biaya kecelakaan Rp 23.500.000,00 Biaya Lain-Lain Rp 15.000.000,00 JUMLAH Rp 1.763.190.500,00 SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.3 diatas dapat kita lihat bahwa realisasi anggaran CV. Putra Mandiri Express tahun anggaran 2013 berjumlah Rp. 1.763.190.500,00, yang terdiri dari biaya tenaga kerja sebesar Rp. 504.000.000,00 ditambah dengan biaya penjualan dan umum sebesar Rp. 1.259.190.500,00.

3.6 Evaluasi Pengawasan Biaya Operasional

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), pengawasan didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian dari perusahaan dan kemudian dilakukan tindakan perbaikan jika

diperlukan. Hal ini dilakukan agar lembaga perusahaan pemerintahan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan yang efektif memerlukan umpan maju (feed forward). Dengan kata lain diasumsikan bahwa tujuan, rencana, kebijaksanaan, dan standar telah dikembangkan dan dikonsumsikan seluruh pimpinan bagian yang bertanggung jawab terhadap pencapaian kinerja yang telah direncanakan.

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), pengawasan tergantung pada penetapan konsep umpan balik (feed back) yaitu konsep yang memerlukan pengukuran kinerja yang memicu dilakukannya tindakan koreksi yang dirancang untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan semula.

Pada CV. Putra Mandiri Express apabila terjadi perubahan jumlah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, maka dilakukan revisi oleh pihak keuangan yang lalu disetujui oleh komisaris ataupun direktur utama CV. Putra Mandiri Express. Revisi tersebut dilakukan tanpa mengubah jumlah total anggaran yang telah ditetapkan, tetapi menyesuaikan dana apa yang dapat dikurangkan untuk menutupi kekurangan dana untuk kegiatan lainnya.

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), ada dua jenis penyimpangan yang mungkin terjadi di dalam menyusun dan melaksanakan anggaran yaitu: 1. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable variance)

Penyimpangan dianggap menguntungkan jika realisasi lebih kecil dari anggaran. Misalnya: Anggaran belanja penunjang operasional Rp.10.800.000.000,- ternyata realisasinya lebih kecil yaitu sebesar Rp.9.000.000.000,- maka penyimpangan sebesar Rp.1.800.000.000 merupakan Favorable Variance.

25

Penyimpangan dianggap merugikan jika realisasi lebih besar dari anggaran. Misalnya: Anggaran tunjangan beras Rp 184.740.000,- ternyata realisasinya lebih besar yaitu Rp.222,502.500- maka penyimpangan sebesar

Rp. 37.762.500,- merupakan Unfavorable Variance.

TABEL 3.4

ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

TAHUN 2013 (Dalam Rupiah)

Anggaran dan Realisasi Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI VARIANCE

1 Biaya Tenaga Kerja 504.000.000,00 504.000.000,00 0

Gaji Karyawan 468.000.000,00 468.000.000,00 0

Tunjangan Makan 24.000.000,00 24.000.000,00 0 Tunjangan Kesehatan 12.000.000,00 12.000.000,00 0

2 Biaya Penjualan & umum 1.536.000.000,00 1.259.190.500,00 276.809.500,00/surplus Perjalanan 1.440.000.000,00 1.170.000.000,00 270.000.000,00/surplus Listrik & Air 4.000.000,00 3.350.500,00 649.500,00/surplus Pemeliharaan Kendaraan 30.000.000,00 38.790.000,00 ( 8.790.000,00 )/defisit Iklan 3.000.000,00 1.200.000,00 1.800.000,00/surplus Biaya Administrasi 12.000.000,00 7.350.000,00 4.650.000,00/surplus Biaya kecelakaan 20.000.000,00 23.500.000,00 ( 3.500.000,00 )/defisit Biaya Lain-Lain 27.000.000,00 15.000.000,00 12.000.000,00/surplus JUMLAH 2.040.000.000,00 1.763.190.500,00 276.809.500,00/surplus SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.4 diatas dapat kita lihat peerbandingan antara jumlah anggaran dan realisasi biaya operasional CV. Putra Mandiri Express serta variance antara keduanya.

Adapun penyimpangan yang terjadi pada realisasi anggaran CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah sebagai berikut :

1. Pada biaya tenaga kerja tidak terjadi penyimpangan. Ini disebabkan karena biaya realisasi sesuai dengan anggaran yang disusun oleh perusahaan sebelumnya, yaitu Rp. 504.000.000,00.

2. Biaya penjualan dan umum.

a. Biaya perjalanan sebesar Rp. 1.170.000.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 1.440.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat setiap biaya perjalanan. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 270.000.00,00. b. Biaya listrik dan air sebesar Rp. 3.350.500,00 sementara anggaran

awalnya sebesar Rp. 4.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat setiap pemakaian listrik dan air. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 649.500,00.

c. Biaya pemeliharaan kendaraan sebesar Rp. 38.790.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 30.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan yang mengalami kerusakan, dan penggantian suku cadang. Maka perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 8.790.000,00.

d. Biaya iklan sebesar Rp. 1.200.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 3.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan me-minimalisir jumlah iklan, baik iklan dalam bentuk cetak maupun

27

elektronik. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 1.800.000,00.

e. Biaya administrasi sebesar Rp. 7.350.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 12.000.000. Hal ini disebabkan karena efisiensi terhadap biaya izin usaha, rapat manajemen, pengacara dan konsultasi. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 4.650.000,00.

f. Biaya kecelakaan sebesar Rp. 23.500.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 20.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan. Perusahaan memberikan santunan kepada pihak korban, baik itu biaya untuk perobatan maupun biaya untuk perbaikan kendaraan. Maka perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 3.500.000,00. g. Biaya lain-lain sebesar Rp. 15.000.000 sementara anggaran awalnya

sebesar Rp. 27.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pengurangan biaya lain-lain sesuai dengan kesepakatan direksi. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 12.000.000,00.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk menyimpulkan dan memberikan saran-saran yang bisa dijadikan bahan dalam mengatasi permasalahan yang ada.

4.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah penulis lakukan, kesimpulan yang dapat diambil antara lain:

Pada CV. Putra Mandiri Express anggaran dibuat oleh tim keuangan perusahaan di bawah kendali komisaris perusahaan. Tim anggaran terdiri dari kepala umum bagian keuangan CV. Putra Mandiri Express. Sesudah disusun oleh tim, anggaran diajukan kepada bendahara umum CV. Putra Mandiri Express untuk disetujui, Setelah disetujui oleh bendahara umum CV. Putra Mandiri Express, anggaran diajukan ke komisaris perusahaan CV. Putra Mandiri Express.

CV. Putra Mandiri Express melakukan pencatatan biaya operasional dengan mengelompokkan biaya-biaya tersebut ke dalam anggaran biaya belanja honorarium, belanja barang, dan belanja modal.

Untuk pengawasan biaya operasional sudah cukup baik, hal itu dapat di lihat dari pengkoordinasian yang dilakukan pihak keuangan dalam melaksanakan kegiatannya dan jika ada terjadi penyimpangan maka akan dilakukan revisi anggaran agar dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional serta meminimalisasikan penyimpangan.

Berdasarkan analisa serta kesimpulan, maka penulis memberi saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi CV. Putra Mandiri Express, dalam

29

memajukan serta meningkatkan kinerjanya. Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain :

4.2 Saran

Mengingat pentingnya peranan anggaran sebaiknya penyusunan anggaran biaya operasional dilakukan secara teliti dan persiapan yang matang, dan dalam penyusunan anggaran perusahaan harus mengestimasi kejadian di masa yang akan datang dan perlu diambil kebijakan agar anggaran dan realisasi tidak jauh berbeda. Untuk meningkatkan laba instansi, sebaiknya mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak begitu penting dan yang mengakibatkan pemborosan dana. Serta perlunya ditingkatkan pengendalian dari pimpinan perusahaan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana dari anggaran yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Charles T Horngren., M. Srikant Datar dan George Foster. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi 11. PT.Macanan Jaya Cemerlang: Jakarta.

Darsono. Purwanti, Ari. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media: Jakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran. Erlangga: Jakarta.

Thomson. 2006. Accounting. Edisi 21. Salemba Empat : Jakarta.

Dokumen terkait