• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Pocket Periodontal 1. Definisi

Dalam dokumen Makalah Periodontitis Tutor 6 (Halaman 36-42)

Poket periodontal adalah pendalaman sulkus gusi secara patologis. Poket periodontal dapat terjadi karena pergerakan tepi gusi kearah koronal, migrasi junctional epithelium kearah apikal, atau kombinasi keduanya.

2. Klasifikasi

Berdasarkan kondisi poket :

1. Poket gusi/gingival pocket/pseudopocket/false pocket

Poket ini terbentuk karena pembesaran gusi tanpa adanya kerusakan jaringan periodontal di bawahnya. Pendalaman sulkus terjadi karena bertambahnya ketebalan gusi.

2. Poket periodontal/true pocket

Poket ini terjadi disertai kerusakan jaringan periodontal yang mendukungnya. Pendalaman poket yang progresif akan menyebabkan destruksi jaringan periodontal pendukung (misalnya tulang), terjadinya kegoyangan dan terlepasnya gigi.

Poket ini terbagi menjadi 2 :

- Poket Supraboni (suprakrestal/supraalveolar)

Ditandai dengan dasar poket terletak lebih koronal dibanding puncak tulang alveolar

- Poket Intraboni (infraboni, subkrestal, intraalveolar)

Ditandai dengan dasar poket terletak lebih apikal dibanding puncak tulang alveolar. Dinding poket lateral terletak di antara permukaan gigi dan tulang alveolar.

Gambar A. Gingival Pocket,

B. Suprabony Pocket, C.

Infrabony Pocket Sumber : Carranza 11th Edition

Poket dapat melibatkan 1, 2 atau lebih dari 2 permukaan gigi, dan dapat memiliki kedalaman yang berbeda-beda walaupun terletak pada satu gigi. Sehingga dibedakan:

1. Poket sederhana/simple pocket, merupakan poket yang hanya melibatkan satu permukaan gigi.

2. Poket kompon/compound poket, merupakan poket yang melibatkan dua atau lebih permukaan gigi.

3. Poket kompleks/complex pocket/spiral, merupakan poket yang berasal dari satu sisi, dan memiliki akhiran di tepi sisi yang lain.

Sumber : Carranza 11th Edition 2.9 Patogenesis Gingivitis Menjadi Periodontitis

Lesi awal berkembangnya periodontitis pada seseorang adalah adanya inflamasi gusi yang menandakan respon gingiva terhadap berubahan aktivitas bakteri. Inflamasi disertai dengan pembentukan poket periodontal dari sulcus yang tadinya normal, dan juga perbedaan proporsi bakteri pada dental plaque. Plak gigi pada gusi yang sehat hanya memiliki sedikit mikroorganisme, yang kebanyakan hanya sel-sel coccus dan batang non-motil. Pada gingival yang meradang, dapat ditemukan spirochaeta dan bakteri batang yang motil.

Pembentukan poket dimulai dengan inflamasi di dinding jaringan ikat pada sulkus gusi. Adanya eksudat pada inflamasi menyebabkan jaringan ikatnya berdegenerasi, serat kolagen di bagian apical epitel junctional rusak, dan area tersebut akan dipenuhi dengan sel-sel inflamatori dan edema.

Ada dua mekanisme yang berkaitan dengan rusaknya serat kolagen; (1) sel-sel fibroblast, leukosit polimorfonuklear, dan makrofag menjadi ekstraseluler dan merusak kolagen dengan cara mengubah matriks makromolekulnya menjadi peptida kecil yang disebut matrix metalopropinase. (2) fibroblast memfagositosis serat kolagen dengan memperluas permukaan sitoplasmiknya hingga ke batas pertemuan antara ligament-sementum, kemudian mendegradasi kolagen fibril pada matriks sementum.

Sebagai konsekuensi dari rusaknya kolagen, sel-sel apical epitel junctional berproliferasi sepanjang akar, dan memperluas villi-nya kira-kira 2 sampai 3 kali ketebalan sel. Bagian koronal epitel junctional terlepas dari akar karena sel-sel apikalnya bermigrasi. Akibat dari adanya inflamasi, sel-sel PMN menginvasi akhiran koronal tersebut dalam jumlah besar (sampai memenuhi

60% epitel junctional), kemudian jaringan akan kehilangan daya kohesifnya dengan gigi dan terpisah dengan gigi.

Dengan demikian dasar sulkus bergeser ke apikal, dan epitel sulcular menempati bagian dari lapisan sulcular (poket). Awal pendalaman saku telah digambarkan terjadi antara epitel junctional dan gigi atau oleh pembelahan intraepithelial dalam junctional epithelium.

Migrasi epitel junctional sepanjang akar membutuhkan sel-sel epitel yang sehat. Degenerasi atau nekrosis epitel junctional malah akan merusak daripada mempercepat pembentukan poket. Perubahan degeneratif terlihat pada epitel junctional di dasar kantong periodontal yang biasanya kurang parah dibandingkan epitel dinding saku lateralis. Karena migrasi epitel junctional membutuhkan sel yang sehat, adalah wajar untuk mengasumsikan bahwa perubahan degeneratif yang dilihat di daerah ini terjadi setelah epitel junctional mencapai posisinya pada sementum.

Tingkat infiltrasi leukosit pada epitel junctional tidak tergantung pada volume jaringan ikat yang meradang, sehingga proses ini dapat terjadi pada gingiva dengan sedikit tanda-tanda peradangan klinis. Dengan berlanjutnya inflamasi, gingiva akan meningkat dalam jumlah besar, dan puncak tepi gingiva meluas ke koronal. Junctional epitelium terus bermigrasi sepanjang akar dan terpisah dengan akar. Epitel dinding lateral poket akan berproliferasi membentuk bulat, meluas ke dalam jaringan ikat yang meradang. Leukosit dan edema dari jaringan ikat yang meradang menginfiltrasi lapisan epitel poket, sehingga mengakibatkan berbagai tingkat degenerasi dan nekrosis. Transformasi dari sulkus gingiva menjadi poket periodontal menciptakan suatu daerah di mana pengangkatan plak menjadi mustahil.

Tahap-tahap periodontitis9 adalah sebagai berikut : a. Mild Periodontitis

Periodontitis ringan adalah bentuk paling awal, dan itu terjadi ketika plak mulai mengeras menjadi kalkulus (tartar) di ruang antara gusi dan gigi. Bakteri dapat menyebar di bawah garis gusi dan menyerang gusi dan jaringan tulang yang mendukung gigi. Destruksi periodontal umumnya dianggap sebagai periodontitis ringan ketika absorpsi tulang alveolar tidak lebih dari 1 hingga 2 mm dari daerah cemento enamel junction atau telah terjadi hilangnya perlekatan klinis atau terbentuk pocket yang kedalamannya tidak lebih dari 1 hingga 2 mm. Pada tahap ini, gusi akan menjadi lebih lunak, lebih mudah berdarah terutama saat dilakukan probing, dan seringkali terjadi bone loss tipe horizontal. Gambaran radiografisnya terdapat erosi tulang marginal yang terlokalisir, puncak lamina dura menipis, hilangnya batas tajam lamina dura gigi yang berdekatan, hilangnya sedikit tulang (< 1/3).10

b. Moderate Periodontitis

Periodontitis ringan, jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi periodontitis moderat atau lanjutan. Infeksi dan peradangan menyebabkan tubuh akan memecah serat dan tulang yang mendukung gigi. Racun dari bakteri memasuki aliran darah dan merangsang respon inflamasi kronis dengan hati dan sistem organ lainnya. Sejak gusi dan tulang rahang yang mendasari dihancurkan, gigi akan mulai melonggar dan mungkin akan lepas. Kerusakan jaringan periodontal umumnya dianggap sebagai periodontitis yang sedang ketika telah terbentuk pocket sedalam 3 hingga 4 mm. Jaringan gingiva menjadi lebih merah dan bengkak, lebih mudah berdarah, serta adanya kemungkinan terjadi bone loss tipe horizontal atau vertikal. Rasio mahkota dan akar adalah 1:1 akibat hilangnya 1/3 tulang alveolar. Gambaran radiografisnya terdapat kehilangan tulang horizontal yang mengarah pada

hilangnya tulang puncak pada gigi, kerusakan yang terlokalisasi terdiri dari kehilangan tulang vertikal dan kehilang tulang kortikal bukal dan lingual.10

c. Advanced Periodontitis

Destruksi periodontal umumya dianggap sebagai periodontitis yang berat / parah ketika telah terbentuk pocket sedalam 5 mm atau lebih. Tahap ini juga ditandai dengan terjadinya bone loss tipe horizontal dan vertikal. Rasio mahkota dan akar gigi adalah 2:1 atau bahkan lebih karena hilangnya lebih dari 1/3 tulang alveolar. Secara klinis, gigi dapat bergeser, dapat diungkit, dan bahkan lepas. Gambaran radiografisnya terdapat kehilangan tulang horizontal ataupun vertikal atau kombinasi kehilangan tulang horizontal dengan kerusakan tulang vertikal yang terlokalisasi, tingkatan tulang adalah 1/3 apikal akar.10

Dalam dokumen Makalah Periodontitis Tutor 6 (Halaman 36-42)

Dokumen terkait