• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lingkungan

2.7. Klasifikasi, Spesies dan Perilaku Nyamuk Anopheles

2.7.1. Klasifikasi Nyamuk Anopheles

Jenis Anopheles di Indonesia lebih dari 90 macam. Dari sekian jenis, hanya beberapa yang mempunyai potensi untuk menularkan malaria. Vektor utama yang telah diketahui di Indonesia antara lain: An. aconitus, An. kochi, An. sundaicus, An. barbirostris, An. philipinensis, An. tselatus, An. schueffneri, An. punctulatus, An. farauti, An. minimus, An. balabacensis, An. indefinus, An. ramsayi, An. umbrosus,

32

An. leucopshyrus, An. hyracanus group, An. annularis, An. punctulatus, An. letifer, An. maculatus, An. subpictus, An. vagus, An. farauti (Dewi Susanna,2011).

Adapun Urutan penggolongan klasifikasi nyamuk Anopheles seperti binatang lainnya adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Classis : Hexapoda / Insecta Sub Classis : Pterigota Ordo : Diptera

Familia : Culicidae Sub Famili : Anophellinae Genus : Anopheles

Ada 90 jenis Nyamuk Anopheles spp di Indonesia, beberapa diantaranya sebagai penular malaria (Depkes RI, 2003).

2.7.2. Spesies Nyamuk Anopheles

a. Anopheles aconitus

An. aconitus merupakan salah satu vektor utama di daerah Sumatera dan Pulau Jawa. Spesies ini memiliki karakteristik menggigit antar pukul 18.00 hingga 22.00. Habitat spesies ini pada umumnya di persawahan yang berteras, dengan aliran air lambat. Pada umumnya nyamuk ini lebih tertarik kepada ternak ketimbang manusia. Bila ada ternak dalam rumah merupakan salah satu daya tarik, namum dapat saja secara berganti – ganti menggigit manusia maupun ternaknya.

irigasi. Selain itu tempat perindukan nyamuk ini juga dapat diketemukan di tepi sungai dengan aliran perlahan atau kolam yang bersifat agak alkalis. Ada hubungan antara umur padi dengan densitas nyamuk yakni ketika tanaman padi berumur antara 3 hingga empat minggu. Dengan pola tanaman yang tidak teratur sepanjang tahun, maka potensi penularan bisa terjadi sepanjang tahun.

b. Anopheles balabacensis

Spesies ini merupakan spesies yang antropofilik, lebih menyukai darah manusia ketimbang darah binatang. Nyamuk ini juga memiliki kebiasaan menggigit pada tengah malam hingga menjelang fajar sekitar jam 04 pagi. Spesies ini memiliki habitat asli di hutan – hutan, berkembang biak di genangan – genangan air tawar. Pada siang hari sulit menjumpai nyamuk ini dalam rumah. Mereka lebih menyukai hutan – hutan atau semak disekitar pekarangan rumah.

c. Anopheles barbirostris

Seperti halnya An. balabacensis nyamuk ini menggigit antara pukul 23.00 hingga 05.00 pagi, dan setelah mengigit hinggap di kebun kopi, pohon nanas, habitatnya di rawa- rawa, kolam darat, dan irigasi. Spesies ini di pulau Sumatera dan Pulau Jawa jarang di jumpai menggigit orang, namum di Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur banyak yang tertarik menghisap darah orang.

d. Anopheles sundaicus

Nyamuk ini merupakan salah satu spesies utama dalam penularan malaria di Pulau Jawa. Nyamuk ini bersifat antropofilik, memilih tempat istirahat di gantungan

34

baju, di rumah – rumah, meski kadang- kadang dijumpai pula di luar rumah. Spesies ini termasuk memiliki daya jelajah terbang cukup jauh, yakni 3 km. Nyamuk ini memiliki habitat air payau, ekosistem pantai, jemtik berkumpul di tempat yang tertutup oleh tanaman, dan pada lumut yang mendapat sinar matahari langsung. Bekas galian pasir, muara sungai kecil yang tertutup pasir, tambak yang tidak dikelola, atau ditinggalkan oleh pemiliknya merupakan tempat sangat ideal untuk perkembangbiakan An. sundaicus.

An. sundaicus aktif menggigit antara pukul 22.00 hingga 01.00 dan lebih banyak menggigit orang di luar rumah dari pada didalam rumah. Namun demikian banyak pula yang masuk kedalam rumah, menggigit dan beristirahat di dalam rumah. Perilaku istirahat nyamuk bervariasi antara wilayah di Indonesia, sehingga diperlukan data dasar berupa pengamatan bionomik nyamuk untuk setiap wilayah.

e. Anopheles subpictus

An. subpictus lebih menyukai darah ternak ketimbang darah manusia. Nyamuk ini aktif sepanjang malam, dan beristirahat di dinding rumah. Jentik nyamuk ini sering dijumpai bersama jentik An. sundaicus, namun lebih toleran terhadap salinitas yang rendah mendekati tawar.

f.Anopheles maculatus

An. maculatus lebih menyukai darah binatang ternak, memiliki kebiasaan menggigit antara pukul 23.00 hingga 03.00 pagi. Spesies ini juga lebih suka menggigit orang di luar rumah, serta istirahat di luar atau di kebun – kebun kopi, rumpun tanama ditebing yang curam, berkembangbiak di pegunungan, atau di sungai

musim kemarau biasanya kepadatan tinggi, namun musim hujan menurun karena tempat perkembang biakan terkena aliran sungai deras akibat hujan (Achmadi, 2008) .

2.7.3. Perilaku nyamuk Anopheles (Bionomik Nyamuk)

1. Perilaku mencari darah

Nyamuk betina yang mempunyai telur pada tingkat pertumbuhan saja yang aktif mencari darah. Nyamuk ini akan terbang menuju sumber rangsangan, rangsangan ini menjadi indikator keberadaan host, kemudian baru menggigit host nya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses menggigit ini adalah:

a. Waktu menggigit, malam hari merupakan waktu yang baik bagi nyamuk untuk mencari darah terutama bagi nyamuk Anopheles spp.

b. Tempat menggigit, vektor berdasarkan tempat menggigit dibagi menjadi dua yaitu termasuk golongan eksofagik yaitu nyamuk suka menggigit di luar rumah, kelompok endofagik yaitu nyamuk yang lebih suka menggigit di dalam rumah, namum demikian didalam ataupun di;uar sangat tergantung dari keberadaan host yang ada.

c. Host yang digigit, host yang digigit dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, pertama nyamuk antrhropopilic yaitu nyamuk yang lebih suka menggigit manusia, kedua nyamuk zoophilic yaitu nyamuk yang lebih suka menggigit darah hewan, ketiga nyamuk indiscriminate biters/indisminate feeders yaitu nyamuk yang

36

menggigit tanpa ada kecenderungan kesukaan tertentu, nyamuk ini bisa menggigit manusia atau hewan.

d. Frekuensi menggigit, semakin pendek waktu antar menggigit akan memperbesar faktor resiko penularan plasmodium, dengan demikian potensi vektor akan baik dalam menularkan penyakit malaria.

2. Perilaku istirahat

Waktu istirahat nyamuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu waktu istirahat sebenarnya yaitu waktu dimana nyamuk istirahat sambil menunggu proses pematangan telur untuk kemudian siap bertelur pada breeding site, sedangkan istirahat sementara adalah waktu sebelum dan sesudah nyamuk mencari darah. Tempat yang disenangi nyamuk untuk istirahat adalah tempat yang teduh dengan intesitas cahayta yang rendah, lembab, sedikit angin, gelap.

3. Perilaku berkembangbiak

Perkembang biakan nyamuk selalu menggunakan media air genangan untuk melakukan siklus aquatic, namun demikian kebutuhan akan air ini tidak harus banyak, hanya sedikit saja ada air, pasti digunakan nyamuk sebagai tempat perindukan. Nyamuk Anopheles spp betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau berkembangbiak sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannnya. Meskipun yang disukainya genangan yang kontak dengan tanah, namun jika hal tersebut tidak ditemukan, ternyata nyamuk Anopheles spp juga akan menggunakan

2013) .

Dokumen terkait