• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klien dan keluarga memahami informasi yang di berikan Tabel 2.3

Intervensi Dan Rasional Cemas

Intervensi Rasional

a. Kaji tingkat kecemasan a. Mengetahui tingkat kecemasan klien dan keluarga

b. Dorong klien untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya

b. Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasirsa takut, realisasi sertakesalahan tentang diagnosis c. Libatkan orang terdekat sesuai

indikasi bila keputusan akan dibuat

c. Menjamin sistem pendukung untuk klien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat

d. Beri penjelasan tentang procedure tentang perawatan

d. Diharapkan menurunkan tingkat kecemasan

(Sumber : Ningsih, 2012

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kontraktur, keletihan atau gangguan gerak

Tujuan : klien dapat melakukan perawatan secara mandiri Kriteria hasil :

1) Klien terbebas dari bau badan

Tabel 2.4

Intervensi Dan Rasional Devisite Perawatan diri

Intervensi Rasional

a. Kaji tingkat kelemahan fisik dan kemampuan klien

a. Membantu menentukan tindakan yang akan diberikan sesui kondisi klien

b. Kaji personal hygine klien b. Mengetahui sejauhmana kebutuhan klien yang dapat dilakukan sendiri c. Bantu klien dalam pemenuhan

defisit perawatan diri

c. Membantu klien dalam pemenuhan personal hygiene

d. Ajarkan teknik personal hygine di tempat tidur

d. Memudahkan klien untuk pemenuhan perawatan diri

e. Anjurkan pada klien agar selalu hidup sehat

e. Hidup sehat dapat terpenuhi agar klien memperoleh kenyamanan dan membuat perasaan menjadi nyaman (Sumber : Ningsih, 2012)

d. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak,kelemahan otot nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya

Tujuan : Ada peningkatan mobilitas pada klien Kriteria hasil :

1) Klien meningkat dalam aktivitas fisik 2) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

30

Tabel 2.5

Intervensi Dan Rasional Kerusakan Mobilitas Fisik

Intervensi Rasional

a. kaji kemampuan dalammobilisasi a. untuk mengetahui kemampuan aktivitas

b. latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan

b. klien dapat melakukan ADL secara mandiri sesuai kemampuan

c. dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhi kebutuhan ADL

c. agar tidak terjadi cidera

d. berikan alat bantu jika klien meminta bantuan

d. untuk mempermudah klien mobilisasi

e. ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

e. untuk mencegah agar tidak terjadi lesi

(Sumber : Ningsih,2012)

e. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis Tujuan : Tidak terjadi resiko infeksi

Kriteria hasil :

1) tidak lagi terjadi kemerahan 2) nyeri berkurang

Tabel 2.6

Intervensi Dan Rasional Resiko Tinggi Infeksi

Intervensi Rasional

a. tingkatkan prosdure mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung sebelum dan setelah bersentuhan dengan klien

a. lindungi klien dari sumber-sumber infeksi

b. pantau suhu b. peningkatan suhu terjadi karena berbagai faktor misal .proses penyakit atau infeksi

c. tekankan hygien personal c. mengurangi resiko sumber infeksi

d. ubah posisi dengan sering dan bebas kerutan

d. menurunkan tekanan dan iritasi pada jaringan dan mencegah kerusakan kulit

e. tingkatkan istirahat yang cukup dengan periode latihan

e. membatasi keletihan mendorong gerakan yang cukup mencegah komplikasi statis

(Sumber : Ningsih, 2012)

f. Resiko tinggi terjadi kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan imunologi, perubahan status nutrisi

Tujuan : mencegah terjadinya infeksi Kriteria hasil :

1) Tidak terjadi infeksi

32

Tabel 2.7

Intervensi Dan Rasional Reiko Tinggi Terjadi Kerusakan Intregitas Kulit

Intervensi Rasional

a. Kaji kulitdengan sering terhadap efek samping terafi kanker;perhatikan

kerusakan/lambat nya penyembuhan luka

a. Efek samping kemerahan dapat terjadi pada area radiasi

b. Dorong klien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering

b. Membantu mencegah trauma kulit

c. Ubah posisi dengan sering c. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit d. Anjurkan klien untuk

menghindari krim apa salep, dan bedak atasizin dokter

d. Untuk mencegah iritasi pada kulit

e. Tinjau penggunaan tabir surya/blok tabir surya

e. Melindungi kuli dari sinar ultra violet dan mengurangi resiko reaksi berulang

(Sumber : Ningsih,2012)

g. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar tentang penyakit ) berhubungan dengan kurang informasi

Tujuan : Klien dan keluarga lebih mengetahui penyakitnya Kriteria hasil :

Tabel 2.8

Intervensi Dan Rasional kurang pengetahuan

Intervensi Rasional

a. Berikan informasi yang jelas dan akurat

a. Membantu penilaian diagnosis kanker, memberikan informasi yang di perlukan

b. Berikan pedoman antisipasi pada klien/orang terdekat mengenai pengobatan kemungkinan efek samping

b. Klien mempunyai hak untuk tahu dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

c. Beritahu kebutuhan perawatan khusus di rumah, misal kemampuan untuk hidup sendiri, melakukan procedure/pengobatan yang diperlukan.

c. Memberikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan

d. Tinjau ulang bersama klien/orang terdekan tentang pentingnya mempertahankan status nutrisi optimal

d. Memudahkan pemulihan dan memungkinkan klien menoleransi pengobatan

e. Lakukan evaluasi sebelum pulang kerumah sesuai indikasi

e. Membantu dan transisi ke lingkungan rumah dengan memberikan informasi.

(Sumber : Ningsih, 2012) 4. Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik yang dapat membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di tetepkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping individu (Nursalam, 2008).

34

5. Evaluasi

Menurut Rohmah (2008) Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya telah berhasil dicapai. Ada dua jenis mengevaluasi kualifikasi tindakan keperawatan yaitu :

a. Evaluasi Formatif

Yaitu evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.

b. Evaluasi Sumatif

Yaitu evaluasi yang telah dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan dan rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien dengan kerangka waktu yang ditetapkan (Rohmah, 2009). Melalui evaluasi memungkinkan perawat atau memonitor kealfaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Adapun evaluasi yang menggunaknan pendekatan dengan format SOAPIER menurut Rohmah (2009) adalah :

S :Subjektif

O : Objektif

Objektif adalah data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

A : Assesment

Assesment (pengkajian) adalah suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat dituliskan masalah atau diagnosis data baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif. P : Planning,

Planning adalah rencana tindakan diambil I : Implementasi

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan intruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen planning (perencanaan).

E : Evaluasi

Evaluasi adalah respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan. R : Reassesment

Reassesment adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah diketahui evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan.

36

6. Dokumentasi

Dokumen di definisikan segala suatu yang tertulis atau tercetak yang dapat di andalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Nursalam, 2008)

Dokumen asuhan keperawatan susunan catatan dokumen yang berisi tentang riwayat kesehatan pasien, perawat yang di perlukan, dan perawat yang telah diberikan (Nursalam, 2008). Beberapa tekhnik pencatatan dokumen asuhan keperawatan antara lain :

a. Pencatatan dengan naratif

b. Bentuk naratif merupakan sistem pencatatan yang berbentuk cerita atau kalimat. Pencatatan ini memperlihatkan unsur siapa yang mencatat, mengapa harus mencatat, dimana dan kapan informasi atau data tersebut di dokumentasikan (Nursalam, 2008)

c. Pencatatan dengan folow sheet dan chek list

d. Flow sheet dan chek list memperlihat perkembangan pasien yang aktual, di untuk memperoleh informasi pasien yang spesifik menurut parameter yang telah ditentukan sebelumnya (Nursalam, 2008).

hhtp://gooogleweb

light.com/?litle_url=http2010/kanker_tulang_27.htm/com

Baredeo, M (2008). Seri Asuhan Keperawatan Kanker. Jakarta : EGC

Fransisca, B (2008). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Selemba Medica

Hadis Rasullulah (RR.Ibnu Majah dan AL-Hakim).

Kneale, Julia D (2011). Keperawatan ortopedik & trauma. Edisi 2. Jakarta : EGC Muttaqin, A (2008). Asuhan keperawatan klien gangguan sistem muskuloskeletal

: buku ajaran. Jakatra : EGC

Nadianus, A (2012). Standar asuhan keperawatan osteosarkoma. Diakses 24 juni 2016 tersedia :

file:///D:/Materi%20Kuliah%20%20AsKep%20Osteosarkoma%20Agus% 20Nadianus,%20S.%20Kep.htm

Ningsih N, Lukman (2012). Asuhan keperawatan pada klien dengan muskuloskeletal. Jakarta: Slemba Medika

Nursalam. (2008). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep Praktik. Jakarta : Salemba Medika

Rohmah. (2009). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Jakarta : EGC Smeltzer & Bare (2012). Buku Ajaran Keperawatan Medical Bedah. Brunner &

Viraguna, (2013). Osteosarkoma. Diakses 27 juni 2016 tersedia di :

Hhtp://viraguna.blogspot.com./2013/06osteosarkoma.html?m%3D1&el=2 NtpVEJi&I c=id-ID&5=1&m=658&host=www.google.co.id

Wijaya, AS (2013). Keperawatan Medical Bedah 2 (Keperawatan Dewasa). Diakses 25 juni 2016 tersedia :

http://googleweblight.com/?lite_url=http://lizatulhandayani.blogspot.com/ 2015/05/askep-osteosarkoma.html?m%3D1&ei=kVi2hn1Y&Ic=id-ID&s=1&m=838&host=www.google.co.id

Dokumen terkait