• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kode Etik Profesi di Bidang Teknologi Informasi

Dalam dokumen PROFESI ETIKA (Halaman 46-49)

5. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

3.3 Kode Etik Profesi di Bidang Teknologi Informasi

40

komputer tampak tiada habisnya. Komputer merupakan suatu alat yang universal. Tentu saja batas komputer adalah seberapa besar batas dari kreativitas manusia sendiri.

Menurut Moor, revolusi komputer sedang terjadi dalam dua langkah. Langkah yang pertama adalah “pengenalan teknologi” di mana teknologi komputer dapat dikembangkan dan disaring. Ini telah yang terjadi di Amerika sepanjang empat puluh tahun pertam setelah Perang Dunia yang kedua. Langkah yang kedua adalah “penyebaran teknologi” di mana teknologi mendapat integrasi ke dalam aktivitas manusia sehari-hari dan ke dalam institusi sosial, mengubah seluruh konsep pokok, seperti uang (Money), pendidikan (education), kerja (work) dan pemilihan yang adil (fair elections). Sekarang ini, pengertian yang diberikan Moor adalah salah satu pengertian terbaik yang ada menyangkut bidang etika komputer tersebut.

Pada tahun 1990, Donald Gotterbarn memelopori suatu pendekatan yang berbeda dalam melukiskan cakupan khusus bidang etika komputer. Dalam pandangan Gotterbarn, etika komputer harus dipandang sebagai suatu cabang etika profesional, yang terkait semata-mata dengan standar kode dan praktk yang dilakukan oleh para profesional di bidang komputasi :

“There is little attention paid to the domain of professional ethics -- the calues that guide the day-to-day activities of computing professionals in their role as professionals. By computing professional I mean anyone involved in the design and velopment of computer artifacts.. The ethical decisions made during the development of these artifacts have a direct relationship to many of the issues discussed under the broader concept of computer ethics...” (Gotterbarn, 1991).

Dengan kepeloporannya tersebut, Gotterbarn akhirnya dilibatkan dalam sejumlah aktivitas terkait dengan penelitian di bidang etika komputer.

41

profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi adalah pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalita. Sehingga pelaksana profesi dapat mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Kode etik profesi adalah control social bagi masyarakat atas profesi yang dijalankan. Artinya etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di tempat kerja.

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Artinya bahwa pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh menccampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Dalam lingkup Teknologi Informasi, kode etik profesi merupakan kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan professional dengan klien, antara professional sendiri, antara organisasi profesi. Salah satu bentuknya adalah kode etik pada saat membuat sebuah program aplikasi. Sehingga seorang professional tidak dapat seenaknya membuat program, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti jaminan kemanan data selama pembuatan program. Jika pada professional Teknologi Informasi melanggar kode etik, mereka dikenakan sanksi moral, sampai pada dikeluarkan dari pekerjaan

Kode Etik Pengguna Internet

Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:

1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.

2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan

42

serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.

3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.

4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.

5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.

6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.

7. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.

8. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara langsung.

Etika Programmer

Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:

a. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.

b. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.

c. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak akurat.

d. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah membeli atau meminta ijin.

e. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa ijin.

f. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.

g. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin.

h. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain

43

untuk mengambil keuntungan dalam menaikkan status.

i. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.

j. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja k. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.

l. Tidak boleh mempermalukan profesinya.

m. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.

n. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.

o. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

Dalam dokumen PROFESI ETIKA (Halaman 46-49)

Dokumen terkait