• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.2.6. Uji Hipotesis

1.2.6.3. Koefisian Determinasi

Dalam pengujiannya akan dilihat seberapa besar nilai atau proporsi dari variabel dependen yang akan dijelaskan oleh variabel independennya. Pada (D. N.

Gujarati & Porter, 2009) dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara nilai F dengan

R2 dengan ditandai ketika R2 = 0 dan D adalah nol, maka semakin besar nilai R2, semakin besar pula nilai F. Nilai ini akan menginterpretasikan seberapa besar variabel independen mewakili variabel dependen.

Berikut hasil dari uji koefisien determinasi pada kedua model:

Tabel IV.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R Squared Adjusted R Square

1: Dependen Tobin’s Q 0,0393 -0,0207

2: Dependen Market to

Book -0,0704 -0,1373

Sumber: Data yang diolah dengan eviews 11 (2021)

Pada table 4.25 model 1 memiliki nilai R2 sebesar 0,04. Hal ini menunjukan bahwa variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen sebanyak 4%, selebihnya sebanyak 96% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Model 2 memiliki nilai R2 sebesar -0,07 yang mana hal ini dianggap bernilai 0, artinya sebesar 0% variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dari hasil tersebut terlihat tidak bagus. Hal ini dapat disebabkan baik dari variabel independen kurang banyak, data terlalu sedikit, ataupun model yang tidak tepat.

1.3. Pembahasan

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkankannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sebagai suatu lembaga yang memiliki peran dalam menopang pembangunan ekonomi suatu Negara, bank menjalankan peran penting dan strategis. Maka peran penting bagi bank dalam perekonomian ialah dalam menyalurkan simpanan atau

kredit kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha melalui usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Simpan pinjam menjadi dasar dalam perekonomian melalui perbankan.

Ukuran bank dengan valuasi bank menggunakan tobin’s q

Total asset menjadi cerminan dari besarnya ukuran bank. Tak sedikit bank yang melakukan merger untuk memperbesar ukuran mereka. Banyaknya bank yang melakukan merger membuat peneliti melakukan penelitian terkait pengaruh ukuran terhadap valuasi bankdengan pengukuran tobin’s q yang dilihat dari kapitalisasi saham bak tersebut.

Pada hasil dari pehitungan data yang ada diperoleh nilai sig sebesar 0,023 <

0,05, maka total asset lebih dari 50 triliun secara signifikan (α = 0,05) memiliki valuasi tobin’s q 0,041 lebih tinggi dibandingkan dengan bank yang memiliki asset antara 10-50 triliun pada periode 2017-2020.

Hasil dari tobin’s q bernilai signifikan yang mana hal ini didukung dari tobin’s q merupakan alat ukur rasio yang mendefinisikan nilai perusahaan sebagai bentuk nilai aset berwujud dan aset tidak berwujud (Dzahabiyya et al., 2020). Efektivitas dan keefesiensian perusahaan dalam memnfaatkan segala sumber daya berupa asset yang dimiliki menjadikan Tobin’s q sebuah pengungukuran yang dapat digunakan.

Menurut (Naqsyabandi, n.d.) tobin’s q merupakan rasio nilai perusahaan dari nilai asetnya. Bila angka yang diperoleh lebih besar dari sebelumnya maka kemungkinan perusahaan mengelola asetnya lebih baik. Hal ini menukung hasil analisis di mana

tobin’s q dengan asset lebih dari 50 trilliun memiliki nilai lebih tinggi daripada aset antara 10-30 trilliun karena tobin’s q adalah nilai pasar dari assetnya.

Hasil ini didukung oleh penelitian dari (Sakawa et al., 2020) bahwa terdapat hubungan positif terkait ukuran dan nilai bank. Hal ini dikarenakan bank-bank besar pada sistem perekonomian di Jepang cenderung melakukan simpan pinjam.

Penelitian yang dilakukan (Muvidha & Suryono, 2017) menunjukan adanya penagruh yang positif dan signifikan antara ukuran bank dan valuasi bank. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan (Minton et al., n.d., 2019) yang memiiki hasil negatif antara ukuran dan valuasi bank pada waktu normal, hal ini disebabkan karena sistem perekonomian yang berbeda. Pada penelitian (Alamsyah & Latief, n.d., 2019) juga menunjukan hasil yang negatif antara ukuran dengan valuasi bank yang mengindikasikan bahwa investor dalam memilih saham kurang memperhatikan total asset dari emiten tersebut.

Ukuran bank dengan valuasi bank menggunakan market to book

Pada hasil dari pehitungan data yang ada diperoleh nilai sig sebesar 0,3975

> 0,05, maka total asset lebih dari 50 triliun secara tidak signifikan (α = 0,05) memiliki valuasi market to book 0,179 lebih rendah dibandingkan dengan bank yang memiliki asset antara 10-50 triliun pada periode 2017-2020, sehingga disimpulkan pengaruh market to book bank kecil dan besar relatif sama. Hal ini dikarenakan market to book merupakan perbandingan dari nilai buku per lembar saham dengan nilai pasar saham (Fama & French, 1995). Sehingga market to book ini sebagai indicator dalam mengukur kinerja perusahaan melalui harga pasarnya.

Penggunaan market to book ratio lebih sering dalam menganalisis besarnya keuntungan dari saham yang ada (Justina, 2018). Penolakan hipotesis 2 ini dengan hasil tidak signifikan, sejalan dengan penelitan (Sakawa et al., 2020) pada Panel B-nya menggunakan market to book yang juga koefisien tidak signifikan baik dalam waktu normal maupun krisis. Namun berbeda dalam penelitian Panel B (Minton et al., n.d., 2019) yang merupakan replikasi dari Panel A-nya, namun besarnya koefisien berbeda tajam antara panel B dan panel A karena koefisien di Panel B kira-kira 10 kali lipat koefisien di panel.

Ukuran Bank dengan valuasi bank menggunakan variabel non dummy Berikut disajikan hasil regresi dengan variabel total asset non dummy:

1. Uji F

Rn-Squared Statistic 7,865704 7,402043

Prob (Rn-Squared Stat.) 0,04 0,06

F tabel 2,8 2,8

Sumber: Data yang diolah diolah eviews 11 (2021)

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada Model 1 dengan variabel dependen tobin’s q meperoleh nilai sig. (0,04) < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel independen. Sedangkan pada model 2 dengan variabel dependen market to book meperoleh nilai sig. (0,06) > α (0,05), maka H0

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel independen.

2. Uji t

Model 1: Tobin’s q

Tabel IV. 25: Hasil Uji Model 1

Koefisien t P Kesimpulan

C 0,511441 2,04465 0,0400 Signifikan

Ta 0,07332 2,027359 0,0426 Signifikan

equity_to_asset 0,245513 1,694291 0,0902 Tidak Signifikan

Pnb -0,050906 -1,951658 0,051 Signifikan

Sumber: Data yang diolah diolah eviews 11 (2021)

Koefsien estimasi variabel total asset 0,07332 dengan nilai prob 0,0426. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan total asset 1% akan menaikan Valuasi dengan perhitungan tobin’s q sebesar 0,07332%. Kemudian nilai p-value total asset sebesar 0,0426< 0,05. Maka dengan hasil tersebut terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran bank dengan valuasi bank menggunakan tobin’s q,

Model 2: Market to Book

Tabel IV. 36: Hasil Uji Model 2

Koefisien t P Kesimpulan

C -0,963909 -0,418221 0,6758 Tidak Signifikan Ta -0,183319 -0,550123 0,5822 Tidak Signifikan equity_to_asset 2,671294 2,000702 0,0454 Signifikan pnb 0,335621 1,396467 0,1626 Tidak Signifikan Sumber: Data yang diolah diolah eviews 11 (2021)

Koefsien estimasi variabel total asset -0,183319 dengan nilai prob 0,5822.

Hal ini menunjukan bahwa kenaikan total asset 1% akan menurunkan valuasi dengan perhitungan market to book sebesar 0,183319%. Kemudian nilai p-value

total asset sebesar 0,5822 < 0,05. Maka dengan hasil tersebut terdapat hubungan yang tidak signifikan antara ukuran bank dengan valuasi bank menggunakan market to book.

Dokumen terkait