BAB II DASAR TEORI
2.5 Rumus Perhitungan
2.5.5 Koefisien Daya
Koefisien daya adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh kincir angin (πππ’π‘) dengan daya yang disediakan oleh angin (πππ). Perhitungan nilai koefisien daya dapat dirumuskan sebagai berikut:
πΆπ =πππ’π‘
πππ .100% (2.9)
dengan πΆπ adalah koefisien daya, πππ’π‘ adalah daya yang dihasilkan oleh kincir angin (W) dan πππ adalah besarnya daya yang dihasilkan angin (W).
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 1919 oleh seorang fisikawan asal Jerman, Albert Betz, mengatakan bahwa efisiensi atau koefisien daya
maksimal sebuah kincir angin adalah sebesar 59,3%. Penelitian ini dinamakan dengan Betz limit yang grafiknya dapat dilihat pada Gambar2.8.
Gambar 2.8 Grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio untuk beberapa jenis kincir angin
(sumber: https://www.intechopen.com)
21 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram alir Penelitian
Langkah kerja dalam melakukan penelitian ini tersaji dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Mulai
Persiapan alat dan bahan kincir angin Pembuatan dan perakitan kincir angin
Pengujian kincir angin
Pengambilan data (kecepatan angin, kecepatan putar poros kincir angin dan beban pengimbang)
Pengolahan data untuk mengetahui nilai koefisien daya dan tip speed ratio
Pembuatan Skripsi Selesai
Perancangan kincir angin model kincir angin kombinasi giromill dengan sudu airfoil NACA 0020 dan Savonius dua
tingkat
Tidak
Benar
3.2 Perancangan Kincir Angin
Pada penelitian ini menggunakan model kincir angin kombinasi giromill dengan sudu airfoil NACA 0020 dan Savonius dua tingkat yang memiliki ketentuan β ketentuan sebagai berikut:
3.2.1 Kincir angin giromill
a. Diameter kincir angin giromill : 75 cm
b. Tinggi kincir angin : 83 cm
c. Bentuk sudu : NACA 0020
d. Panjang sudu chord : 18 cm
3.2.2 Kincir Angin Savonius
a. diameter kincir angin Savonius : 35 cm
b. tinggi kincir angin : 60 cm
3.3 Alat dan Bahan Pembuatan Kincir Angin
Dalam pembuatan kincir angin model kombinasi giromill dan Savonius adalah:
3.3.1 Alat
Berikut alat yang digunakan dalam pembuatan kincir angin model kombinasi giromill dan Savonius :
1. Gergaji potong 2. Mesin bor 3. Palu 4. Pensil
5. Penggaris 6. Gunting 7. Tang
8. Busur derajat
3.3.2 Bahan
Berikut bahan yang digunakan dalam pembuatan kincir angin model kombinasi giromill dan Savonius :
1. Plat seng
Plat seng yang digunakan menggunakan ketebalan 0,2 mm. plat seng digunakan menutup rangka sudu kincir angin giromill dan sebagai sudu kincir angin Savonis.
2. Pipa aluminium
Pipa aluminium digunakan sebagai kerangka sudu kincir angin giromill.
Pipa aluminium yang digunakan memiliki diameter 8 mm.
3. Pipa stainless steel
Pipa stainless steel digunakan sebagai kerangka sudu kincir angin giromill.
Pipa stainless steel yang digunakan memiliki diameter 8 mm.
4. Pipa besi
Pipa besi digunakan sebagai poros kincir angin yang memiliki diameter 1 in.
5. Papan triplek
Papan triplek digunakan sebagai penyangga sudu dan penampang sudu yang memiliki ketebalan 8 mm.
6. Rail aluminium
Rail aluminium digunakan sebagai penghubung antara sudu dan penyangga sudu.
7. Sekrup
Sekrup digunakan sebagai pengikat rail aluminium dengan sudu kincir angin.
8. Paku
Paku digunakan sebagai pengikat seng pada rangka sudu kincir angin.
9. Lem
Lem digunakan sebagai perekat antara pipa aluminium dan pipa stainless steel dengan penampang airfoil agar tidak bergeser.
10. Mur, Baut, dan Ring
Mur, baut, dan ring digunakan sebagai pengikat antara rail dengan penyangga sudu.
3.4 Alat Pengujian
Dalam pengujian kincir angin memerlukan beberapa alat bantu dalam proses pengambilan data kincir angin. Berikut ini adalah alat-alat bantu yang digunakan:
1. Neraca pegas
Neraca pegas yang di tunjukan Gambar 3.2 memiliki fungsi yang sama seperti timbangan, yaitu untuk menghitung beban yang dihasilkan saat alat pengereman berkerja.
2. Anemometer
Anemometer seperti yang nampak pada Gambar 3.3 digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada saat melakukan penelitian.
Gambar 3.2 Neraca pegas
Gambar 3.3 Anemometer
3. Tachometer
Tachometer seperti yang nampak pada Gambar 3.4 digunakan untuk mendapatkan nilai putaran poros kincir angin saat dilakukan penelitian.
Gambar 3.4 Tachometer 4. Fan Blower
Fan Blower seperti yang nampak pada Gambar 3.5 berfungsi untuk merekayasa sumber energi angin untuk membuat kincir angin berputar.
Gambar 3.5 Fan blower
5. Inverter
Inverter seperti yang nampak pada Gambar 3.6 berfungsi untuk mengatur kecepatan putar baling-baling fan blower yang bertujuan untuk mengatur kecepatan angin yang keluar dari fan blower.
Gambar 3.6 Inverter 6. Mekanisme Pengereman
Mekanisme pengereman seperti pada Gambar 3.7. Mekanisme pembeban digunakan untuk memberikan beban pada poros kincir yang berputar.
Gambar 3.7 Mekanisme pengereman
3.5 Pembuatan Kincir angin
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan kincir angin model kombinasi giromill dan Savonius :
a. Pembelian material dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan kincir angin model kombinasi giromill dan Savonius.
b. Pemotongan rail aluminium, pipa stainless steel dan pipa aluminium.
c. Pengeboran papan penampang dan rail aluminium.
d. Pembuatan penampang sudu airfoil NACA 0020 dengan chord 18 cm dengan memotong papan triplek sesuai pola yang diinginkan. seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Penampang sudu airfoil NACA 0020 dengan chord 18 cm e. Pembuatan kerangka sudu memasangkan pipa stainless steel dan pipa
aluminium pada sudu airfoil NACA 0020 chord 18 cm. seperti ditunjukkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Kerangka sudu kincir angin giromill
f. Pemasangan plat seng pada kerangka sudu menggunakan paku untuk menempelkan. seperti ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Sudu kincir angin giromill yang dilapisi plat seng
g. Pemasangan rail aluminium pada sudu berpenampang aifoil NACA 0020 panjang chord 18 cm. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Pemasangan penopang pada sudu kincir angin giromill h. Pembuatan pola dan pemotongan pada papan triplek yang akan digunakan
untuk penampang kincir angin giromill. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.12
Gambar 3.12 Penampang kincir angin giromill
i. Pembuatan lubang untuk memasang sudu pada penampang kincir angin giromill. Lubang untuk memasang sudu agar dapat sudu diposisikan miring dengan sudut kemiringan sebesar 0Β°, 5Β°, dan 10Β°.
Gambar 3.13 Lubang untuk memposisikan kemiringan sudu j. Pembuatan dan pengeboran plat besi penyangga kincir angin giromill.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.13.
Gambar 3.14 Penyangga kincir angin giromill
k. Pembuatan pola dan pemotongan pada papan triplek yang digunakan untuk pembuatan penahan sudu kincir Savonius dan papan penampang kincir Savonius. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.15 dan Gambar 3.16.
Gambar 3.15 Penampang kincir angin Savonius
Gambar 3.16 Penahan sudu kincir angin Savonius
l. Pembuatan pola dan pemotongan pada papan triplek yang digunakan untuk pembuatan bantalan freewheel kincir Savonius.
m. Pemotongan tromol sepeda yang digunakan untuk dudukan freewheel pada kincir angin Savonius.
n. Pemasangan penahan sudu pada papan penampang kincir angin Savonius dengan menggunakan paku dan lem.
Gambar 3.17 Pemasangan penahan sudu pada penampang kincir angin Savonius o. Pembuatan kincir angin Savonius dengan memasangkan plat seng pada
penahan sudu yang sudah terpasang pada papan penampang dengan menggunakan paku dan lem. seperti ditunjukkan pada Gambar 3.16.
Gambar 3.18 Sudu kincir angin Savonius p. Pemasangan freewheell pada bantalan Savonius, q. Pengelasan freewheel pada pipa besi.
r. Perangkaian kincir angin giromill dan kincir angin Savonius.
3.6 Bentuk Kincir Angin
Kincir angin yang digunakan dalam penelitian ini adalah kincir angin kombinasi giromill dengan sudu airfoil NACA 0020 dan Savonius dua tingkat bentuk turbin dapat dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Kincir angin kombinasi giromill dengan sudu airfoil NACA 0020 dan Savonius dua tingkat
3.7 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah:
Variasi sudut kemiringan sudu kincir angin giromill dengan sudut kemiringan sebesar 0Β°, 5Β°, dan 10Β°.
Variabel yang dicatat adalah:
a. Kecepatan angin (m/s).
b. Kecepatan putar kincir angin (rpm).
c. Beban pengimbang (N).
3.8 Langkah Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma proses pengambilan data dilakukan secara bergantian sesuai dengan variasi yang akan diteliti yaitu variasi sudut sudu pada setiap model kincir angin. Berikut skema pemasangan posisi kincir angin yang akan diteliti seperti pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Skema pengujian kincir angin
Setelah kincir angin terpasang dengan benar, lakukan langkah pengujian sesuai dengan urutan sebagai berikut:
1. Menghubungkan mekanisme pengereman dengan poros kincir angin yang akan diuji.
2. Memasang neraca pegas seperti pada Gambar 3.18.
3. Memasang anemometer di depan kincir angin.
4. Menyalakan fan blower dan mengatur inverter pada fan blower hingga didapat angin dengan kecepatan 6,6 m/s. .
5. Untuk menambahkan pembebanan dilakukan dengan cara menahan tuas pengereman dengan menambah karet gelang sebagai pembeban.
6. Setelah semua sudah sesuai yang diinginkan lakukan pengambilan data.
7. Lakukan pengambilan data kecepatan poros kincir angin pada setiap penambahan beban, pengukuran dilakukan pada bagian poros kincir yang sudah diberi lakban aluminium foil dengan menggunakan tachometer.
8. Lakukan pengambilan data dari beban nol sampai beban maksimal.
3.9 Pengolahan Data
Setelah melakukan penelitian, data yang didapat adalah kecepatan angin, gaya pengimbang, putaran poros kincir angin dan daya angin masukan kincir angin yang kemudian diolah untuk menghitung kecepatan sudut poros, beban torsi, keluaran daya mekanis. Dari data tersebut, didapat Tip speed ratio (ο¬) dan koefisien daya (CP) beserta hubungan dan nilai maksimal dari kedua data tersebut untuk masing-masing variasi.
36
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Data hasil pengujian model kincir angin kombinasi giromill dengan penampang sudu airfoil NACA 0020 dan Savonius dua tingkat variasi sudut kemiringan sudu. Data yang didapat meliputi kecepatan angin dalam satuan m/s, kecepatan putar poros kincir (rpm), dan beban pengimbang (N).
Tabel 4.1 Data pengujian kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4,1 Data pengujian kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4,1 Data pengujian kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
29 500 4,91 172
30 500 4,91 175
Tabel 4.2 Data pengujian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.2 Data pengujian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.2 Data pengujian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
30 450 4,41 175
Tabel 4.3 Data pengujian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.3 Data pengujian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.4 Data pengujian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.4 Data pengujian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm) variasi sudut kemiringan sudu 5Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
1 0 0,00 272
Tabel 4.5 Data pengujian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.5 Data pengujian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm) variasi sudut kemiringan sudu 10Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
1 0 0,00 225
2 0 0,00 226
Tabel 4.6 Data pengujian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.6 Data pengujian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.7 Data pengujian kincir angin tipe Savonius dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
1 0 0,00 340
2 0 0,00 340
3 0 0,00 338
Tabel 4.7 Data pengujian kincir angin tipe Savonius dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
Tabel 4.7 Data pengujian kincir angin tipe Savonius dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Gaya pengimbang, F Putaran kincir, n
(gram) (N) (rpm)
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan
Data yang diperoleh akan diolah dengan melakukan beberapa perhitungan untuk memperoleh nilai dari torsi kincir angin, kecepatan sudut kincir angin, daya angin, daya kincir angin, tip speed ratio dan koefisien daya. Sampel data sebagai contoh perhitungan diambil dari Tabel 4.4 baris nomor 7 dengan menggunakan beberapa asumsi untuk mempermudah dalam perhitungan. Diasumsikan massa jenis udara 1,18 kg/m3, lengan torsi 0,2 m, luas tangkapan angin 0,62 m2 dan kecepatan angin rata-rata 6,6 m/s.
4.2.1 Menghitung Beban Torsi
Besar Torsi yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dicari dengan mengetahui beban terukur pada neraca pegas dan panjang lengan torsi menggunakan Persamaan 2.5.
π = πΉ. β
π = ( 0,98 π ). ( 0,20 π) π = 0,196 N.m
Jadi, berdasarkan data hasil perhitungan, maka besar beban torsi yang dapat dihasilkan adalah 0,196 N.m.
4.2.2 Menghitung Kecepatan Sudut Kincir Angin
Dengan diketahui putaran kincir sebesar 264 rpm maka kecepatan sudut dapat dihitung dengan Persamaan 2.7.
β΅ = π 2π
60
β΅ = 264 πππ .2π60
β΅ = 27,65 rad/s
Jadi, berdasarkan data hasil perhitungan, maka besar kecepatan sudut kincir angin yang dapat dihasilkan adalah 27,65 rad/s.
4.2.3 Menghitung Daya Angin
Dengan diketahui massa jenis udara 1,18 kg/m3, luas tangkapan angin 0,62 m2 dan kecepatan angin 6,6 m/s maka nilai daya angin dapat dihitung dengan Persamaan 2.4.
Pin = 12. π. π΄. π£3
Pin = 12 (1,18 kg/m3).(0,6225 m2).(6,6 m/s)3
Pin = 105,59 watt
Jadi, berdasarkan data hasil perhitungan, maka besar daya angin yang dapat dihasilkan adalah 105,59 watt.
4.2.4 Menghitung Daya Kincir Angin
Dengan mengetahui Torsi sebesar 0,196 N.m dan kecepatan sudut 27,65 rad/s maka daya yang dihasilkan dari kincir angin bisa dicari menggunakan Persamaan 2.6.
Pout = π. π
Pout = ( 0,196 N. m ). ( 27,65 rad/s ) Pout = 5,42 watt
Jadi, berdasarkan data hasil perhitungan, maka besar daya kincir angin yang dapat dihasilkan adalah 5,42 watt.
4.2.5 Menghitung Tip Speed Ratio
Dengan mengetahui kecepatan sudut sebesar 27,65 rad/s, kecepatan angin sebesar 6,6 m/s dan jari-jari kincir sebesar 0,375 m maka tip speed ratio (TSR) dapat dihitung dengan Persamaan 2.8.
π = π . π
4.2.6 Menghitung Koefisen Daya
Dengan diketahui daya angin sebesar 105,59 watt dan daya kincir angin sebesar 5,42 watt maka nilai koefisien daya dapat dihitung dengan Persamaan 2.9.
Cp
=
πππ’π‘πππ 100%Cp
=
5,42 π€ππ‘π‘105,59 π€ππ‘π‘ 100%
Cp = 5,14 %
Jadi, berdasarkan data hasil perhitungan, maka besar koefisien daya yang dapat dihasilkan adalah 5,14 %.
4.3 Data Hasil Perhitungan
Setelah melakukan perhitungan, parameter yang didapat kemudian diolah menggunakan software Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik hubungan antara kecepatan putaran poros kincir angin (rpm) dengan torsi (T) dan koefisien daya (Cp) dengan tip speed ratio (Ξ»). Berikut hasil perhitungan data yang nampak pada Tabel 4.8, Tabel 4.9, Tabel 4.10, Tabel 4.11, Tabel 4.12, Tabel 4.13 dan Tabel 4.14.
Tabel 4.8 Hasil perhitungan kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Tabel 4.8 Hasil perhitungan kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s(lanjutan).
No.
Tabel 4.8 Hasil perhitungan kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s(lanjutan).
No.
Tabel 4.9 Hasil perhitungan kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Tabel 4.9 Hasil perhitungan kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Tabel 4.9 Hasil perhitungan kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Tabel 4.10 Hasil perhitungan kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Tabel 4.10 Hasil perhitungan kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° dengan kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Tabel 4.11 Hasil perhitungan kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Tabel 4,11 Hasil perhitungan kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lanjutan).
No.
Tabel 4.12 Hasil perhitungan kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Tabel 4.12 Hasil perhitungan kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s (lajutan).
No.
Tabel 4.13 Hasil perhitungan kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° pada kecepatan angin 6,6 m/s.
No.
Tabel 4.13 Hasil perhitungan kincir angin kombinasi giromill dan Savonius
Tabel 4.14 Hasil perhitungan kincir angin tipe Savonius dengan kecepatan angin
Tabel 4.14 Hasil perhitungan kincir angin tipe Savonius dengan kecepatan angin
4.4 Grafik Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan data yang tertera pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, Tabel 4.4, Tabel 4.5, Tabel 4.6, Tabel 4.7, Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 dapat diubah menjadi bentuk grafik. Grafik tersebut merupakan hubungan antara koefisien daya (CP) dengan tip speed ratio (Ξ») dan kecepatan putar rotor (rpm) dengan torsi (T).
4.4.1 Grafik kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
a. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin besar beban pengimbang yang diberikan pada kincir angin maka torsi kincir angin semakin besar, sedangkan kecepatan putar kincir angin akan berkurang dengan bertambahnya beban. Pada penelitian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° menghasilkan torsi terbesar, yaitu 0,981 Nm pada 172 rpm.
b. Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°.
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
Pada Gambar 4.2 terdapat persamaan Cp = -28,626Ξ»2+61,668Ξ»-15,399.
Persamaan tersebut digunakan untuk mencari tip speed ratio (Ξ») optimal dan koefisien daya (CP) maksimum dengan perhitungan dibawah ini:
πΆπ = β28,626Ξ»2+ 61,668 π β 15,399
ππΆπ π π = 0
0 = 2(β28,626π) + 61,668
0 = 57,252π + 61,668
π =61,668 57,252
Ξ»=1,077
Setelah diketahui nilai tsr sebesar 1,077 masukan nilai ke dalam persamaan untuk mendapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum.
πΆπ = β28,262Ξ»2+ 61,668π β 15,252
πΆπ = β28,262(1,077)2+ 61,668 (1,077) β 15,252
πΆπ = 17,87
Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum sebesar 17,87 % pada saat nilai tip speed ratio optimal sebesar 1,077.
4.4.2 Grafik kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β°
a. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β°
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β°
Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa semakin besar beban pengimbang yang diberikan pada kincir angin maka torsi kincir angin semakin besar, sedangkan kecepatan putar kincir angin akan berkurang dengan bertambahnya beban. Pada penelitian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β° menghasilkan torsi terbesar, yaitu 0,883 Nm pada 175 rpm.
b. Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β°
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir Angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β°
Pada Gambar 4.4 terdapat persamaan Cp = -39,676Ξ»2+80,096Ξ»-30,662.
Persamaan tersebut digunakan untuk mencari tip speed ratio (Ξ») optimal dan koefisien daya (CP) maksimum dengan perhitungan dibawah ini:
πΆπ = β39,676Ξ»2+ 80,096 π β 30,662
ππΆπ π π = 0
0 = 2(β39,676π) + 80,096
0 = 79,352π + 80,096
π =80,096 79,352
Ξ»=1,085
Setelah diketahui nilai tsr sebesar 1,085 masukan nilai ke dalam persamaan untuk mendapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum.
πΆπ = β39,676Ξ»2+ 80,096π β 30,662
πΆπ = β39,676(1,085)2+ 80,096 (1,085) β 30,662
πΆπ = 16,045
Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum sebesar 16,045 % pada saat nilai tip speed ratio optimal sebesar 1,085.
4.4.3 Grafik kincir angin tipe giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β°
a. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β°
Pada Gambar 4.5 menunjukkan bahwa semakin besar beban pengimbang yang diberikan pada kincir angin maka torsi kincir angin semakin besar, sedangkan kecepatan putar kincir angin akan berkurang dengan bertambahnya beban. Pada penelitian kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β° menghasilkan torsi terbesar, yaitu 0,491 Nm pada 88 rpm.
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β°
b. Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β°
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir angin giromill dengan variasi sudut kemiringan sudu 10Β°
Pada Gambar 4.6 terdapat persamaan Cp = -27.412Ξ»2+37,514Ξ»-7.7215.
Persamaan tersebut digunakan untuk mencari tip speed ratio (Ξ») optimal dan koefisien daya (CP) maksimum dengan perhitungan dibawah ini:
πΆπ = β27,412Ξ»2+ 37,514π β 7,7215
ππΆπ π π = 0
0 = 2(β27,412π) + 37,514
0 = 54,824π + 37,514
π =37,514 54,842
Ξ»=0,684
Setelah diketahui nilai tsr sebesar 0,684 masukan nilai ke dalam persamaan untuk mendapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum.
πΆπ = β27,4126Ξ»2+ 37,514π β 7,7215
πΆπ = β27,412(0,684)2+ 37,514(0,684) β 7,7215
πΆπ = 5,11
Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum sebesar 5,11 % pada saat nilai tip speed ratio optimal sebesar 0,684.
4.4.4 Grafik kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
a. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
Pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa semakin besar beban pengimbang yang diberikan pada kincir angin maka torsi kincir angin semakin besar, sedangkan kecepatan putar kincir angin akan berkurang dengan bertambahnya beban. Pada penelitian kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β° menghasilkan torsi terbesar, yaitu 0,883 Nm pada 128 rpm.
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
b. Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 0Β°
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio Kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan
sudu 0Β°
Pada Gambar 4.8 terdapat persamaan Cp = -30,993Ξ»2+64,897Ξ»-20,828.
Persamaan tersebut digunakan untuk mencari tip speed ratio (Ξ») optimal dan koefisien daya (CP) maksimum dengan perhitungan dibawah ini:
πΆπ = β30,993Ξ»2+ 64,897π β 20,828
ππΆπ π π = 0
0 = 2(β30,993π) + 64,897
0 = 61,986π + 64,897
π =64,897 61,896
Ξ»=1,047
Setelah diketahui nilai tsr sebesar 1,047 masukan nilai ke dalam persamaan untuk mendapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum.
πΆπ = β30,9936Ξ»2+ 64,897π β 20,828
πΆπ = β30,993(1,047)2+ 64,897 (1,047) β 20,828
πΆπ = 13,14
Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai koefisien daya (CP) maksimum sebesar 13,14 % pada saat nilai tip speed ratio optimal sebesar 1,047.
4.4.5 Grafik kincir angin kombinasi giromill dan Savonius dengan variasi sudut kemiringan sudu 5Β°
a. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir angin
a. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir angin