• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Analisa Data

D. Koefisien Determinant

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis

Kecamatan Kotapinang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kabupaten labuhanbatu selatan ini dibentuk berdasarkan UU No 22 tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari kabupaten Labuhanbatu. Luas wilayah Kecamatan Kotapinang adalah 48.240 Ha, yang terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kelurahan Kotapinang. Kecamatan Kotapinang berbatasan dengan:

- sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Kampung Rakyat

- sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Torgamba

- sebelah selatan : berbatasan dengan Sei Kanan

- sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Silangkitang

B. Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Kotapinang adalah 49.013 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 24.388 jiwa, dan perempuan berjumlah 24.625 jiwa.

sementara jumlah penduduk menurut kepala keluarga adalah 10.194 kepala keluarga. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Kotapinang pada umumnya adalah sebagai pedagang dan petani.

C. Struktur Organisasi Kecamatan Kotapinang 1. Camat

Tugas pokok Camat adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati.

Fungsi Tugas pokok Camat adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pelimpahan sebagai kewenangan pemerintahan dari Kabupaten; 2. Pelayanan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan;

3. Mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan pelayanan lintas Kelurahan/Desa;

4. Penyiapan data informasi Kecamatan; 5. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan;

6. Pembinaan ketentraman dan ketertiban Kecamatan;

7. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan sosial;

8. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas dinas/instansi yang ada di Kecamatan.

2. Sekretaris Camat

Tugas pokok sekretaris Camat adalah menyusun program dan

penyelenggaraan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur dilingkungan organisasi Kecamatan yang meliputi urusan tata usaha, rumah tangga, keprotokolan, perjalanan dinas, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, urusan hukum dan

organisasi tatalaksana.

Uraian tugas sekretaris Camat adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana program, jadwal kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya dengan berpedoman kepada petunjuk yang diberikan oleh Camat 2. Melakukan koordinasi dengan seluruh instansi/unit kerja yang terkait

melalui rapat atau pertemuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Camat;

3. Penyelenggaraan pelayanan tata usaha yang meliputi naskah dinas, urusan rumah tangga, keprotokolan, perjalanan dinas, perlengkapan, administrasi kepegawaian dan keuangan;

4. Melaksanakan pengurusan surat masuk, yang meliputi pengambilan, pengiriman, pengaturan, pencatatan dan pengarahan surat serta pngurusan surat keluar yang meliputi penomoran, pencatatan, penyimpanan dan pengiriman;

5. Mengolah dan menganalisis data untuk menyusun rencana kebutuhan barang;

6. Melakukan penyusunan anggaran serta penatausahaan dan menyusun

rencana diberikan oleh Camat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Melakukan penerimaan dan pemerikasaan fisik serta dokumen barang yang pengadaannya dibiayai dari APBD;

8. Melakukan pengaturan penggunaan dan perawatan kantor, peralatan kantor, kenderaan dinas dan rumah dinas;

9. Melakukan pengaturan rapat-rapat dinas;

10.Menyiapkan dan memproses urusan kepegawaian meliputi rencana kebutuhan pegawai, formasi, mutasi, cuti dan pensiun serta rencana pengembangan dan pendidikan dan latihan, ujian dinas, promosi penghargaan dan tanda jasa;

11.Mengolah dan menyajikan data kepegawaian serta menyusun Daftar Urut Kepegawaian (DUK) Dan Buku Induk Pegawai;

12.Menyiapkan dan memproses usul dan pengurusan kartu ASKES, kartu pegawai, kartu istri dan kartu suami;

13.Menyiapkan, menghimpun dan melakukan evaluasi daftar hadir pegawai dan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3) Pegawai Negeri Sipil

14.Menyiapkan bahan informasi dan hubungan masyarakat serta kerja sama kelembagaan baik pemerintah maupun swasta;

15.Melakukan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Pemerintahan

Uraian tugas seksi pemerintahan:

1. Menyusun rencana program dibidang pemerintahan yang meliputi urusan umum pemerintahan dan pembinaan pemerintahan di Kecamatan, urusan kependudukan dan catatan sipil, urusan keagrariaan, pembinaan

pemerintahan Kelurahan Desa dan lintas Kelurahan/Desa dengan

berpedoman pada rencana kegiatan Camat, petunjuk dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Melakukan pengendalian dan pengevalusian penyelenggaraan pemerintahan; 3. Melakukan pembinaan administrasi kependudukan dan catatan sipil;

4. Melaksanakan sebagian tugas penyelenggaraan dan pembinan keagrariaan sesuai dengan petunjuk Camat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Melaksankan sebagian tugas penyelenggaraan dan pembinaan administrasi Kelurahan dan Desa sesuai dengan petunjuk Camat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam angka usaha menetapkan koordinasi pelaksanaan pemerintahan dengan instansi-instansi lain;

7. Melaksankan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Uraian tugas seksi pemerintahan dan ketertiban:

1. Menyusun rencana program dibidang ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan ideologi, dan hak azasi manusia, serta pembinaan polisi pamong praja dan perlindungan masyarakat;

2. Melaksanakan penyelenggaraan ketertiban umum di Kecamatan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait;

3. Melaksanakan bahan penyusunan program penyiapan pembinaan ideologi, membantu kelancaran pelaksanaan pemilu, kesatuan bangsa, organisasi sosial politik dan organisasi sosial masyarakat, hak azasi manusia, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

4. Menyelenggarakan mengolah data dan informasi, menyusun rencana kegiatan operasional dalam rangka pelaksanaan pengamanan peraturan perundang-undangan baik yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, daerah dan peraturan Perundang-undangan lainnya dengan berkoordinasi dengan instansi terkait;

5. Menyusun laporan tentang pelaksanaan tugas seksi ketentraman dan ketertiban;

6. Melakukan penertiban, menindak terhadap anggota mayarakat yang tidak mematuhi Peraturan Daerah dan keputusan Bupati serta Keputusan Camat dengan berkoordinasi dengan instansi terkait;

7. Melakukan tindakan preventif atas terjadinya pelanggaran trantib oleh masyarakat;

8. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya;

5. Seksi Pembangunan Masyarakat Desa/Kelurahan

Uraian tugas Seksi pembangunan Masyarakat Desa/Kelurahan:

1. Membuat rencana kerja atau jadwal kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, perekonomian, produksi, prasarana dan sarana fisik sesuai

dengan

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Mendata dan mengolah informasi yang berhubungan dengan perekonomian, Produksi, sarana dan prasarana fisik;

3. Melaksanakan pendidikan dan latihan ketrampilan bagi masyarakat Desa/Kelurahan dibidang perekonomian dan produksi;

4. Melakukan kegiatan dalam rangka koordinasi pelaksanaan pembangunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Desa/Kelurahan;

5. Melakukan rencana kegiatan pengembangan dibidang pariwisata, pertambangan, lingkungan hidup, kehutanan dsb;

pelaksanaan bantuan pembangunan baik dari APBD Kabupaten, Propinsi,

APBN, Bantuan Luar Negeri maupun bantuan lainnya;

7. Memberikan petunjuk-petunjuk kepada masyarakat Desa/ Kelurahan untuk melaksanakan gotong royong, penataan pemukiman dan keindahan

kecamatan, Desa/Kelurahan;

8. Melakukan usaha-usaha untuk pembangunan listrik-listrik ditingkat Desa; 9. Melakukan pembinan terhadap lembaga-lembaga perekonomian

Desa/Kelurahan termasuk perkoperasian;

10.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugas.

6. Seksi Kesejahteraan Sosial

Uraian tugas Seksi Kesejahteraan Sosial:

1. Membuat rencana kerja atau jadwal kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan sosial yang meliputi pelayanan dan bantuan sosial, kepemudaan,

pemberdayaan perempuan, olah raga, pembinaan kehidupan beragama,

kesehatan masyarakat, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-

2. Mempersiapkan penyusunan program pembinaan, pengendalian terhadap penderita cacat, tuna karya, tuna wisma, panti asuhan, pengungsi dll; 3. Mempersiapkan bahan-bahan kegiatan dalam rangka pencegahan dan

pertolongan kepada bencana alam;

4. Mempersiapkan bahan dan petnjuk teknis dalam rangka pemberian rekomendasi/pemberian ijin keramaian, pasar malam, hiburan rakyat dll; 5. Menyelenggarakan kegiatan kesejahteraan sosial yang meliputi pembinaan

pelayanan dan bantuan sosial, kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pembinaan kehidupan beragama, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan masyarakat;

6. Melaksanakan pendidikan dan latihan keterampilan bagi masyarakat Desa/ Kelurahan dibidang kesejahteraan rakyat;

7. Menyelenggarakan kegiatan berhubungan dengan bidang mental spritual; 8. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum yang meliputi bantuan keada

masyarakat kurang mampu;

9. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini dibahas tentang penyajian data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner yang disebarkan, yaitu kepada pegawai Kantor Camat Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dengan tujuan, untuk mengetahui hubungan fungsi kepemimpinan camat dengan efektivitas kerja pegawai pada kantor Camat Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

A. Identitas Responden

1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil kuesioner penelitian yang peneliti peroleh adalah bahwa pegawai pada Kantor Camat Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah di dominasi oleh pegawai laki-laki dari pada pegawai perempuan. Hasil distribusi kuesioner yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 16 53,3

2 Perempuan 14 46,7

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 30 orang, ditemukan bahwa pegawai laki-laki terdiri dari 16 orang (53,3%), sedangkan pegawai perempuan terdiri dari 14 orang (46,7%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai yang ada di Kantor Camat Kotapinang lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki dari pada yang berjenis perempuan.

2. Identitas Responden berdasarkan Usia

Salah satu faktor penentu produktifitas atau tidaknya seseorang didalam mengerjakan pekerjaannya dapat dilihat dari batas usia yang dimilikinya. Seperti yang kita ketahui tingkat produktifitas usia seseorang berkisar antara 20-50 tahun. Sedangkan usia 50 tahun keatas dapat dikategorikan kedalam usia non produktif. Dari hasil kuesioner yang telah peneliti lakukan usia pegawai pada Kantor Camat Kotapinang dapat dijabarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2: Distribusi Responden Menurut Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 21-27 tahun 7 23,3

2 28-34 tahun 5 16,7

3 35-41 tahun 6 20

5 49-55 tahun 6 20

Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat kita ketahui bahwa jumlah pegawai yang lebih mendominasi adalah pegawai yang memiliki usia 21-27 tahun yaitu berjumlah 7 orang (23,3%), sedangkan yang memiliki usia 35-41 tahun berjumlah 6 orang (20%). Kemudian yang berusia 42-48 tahun berjumlah 6 orang (20%) dan yang berusia 49-55 tahun berjumlah 6 orang (20%). Dan sisanya yang memiliki usia 28-34 tahun ada 5 orang (16,7%).

3. Identitas Responden Berdasarkan Lama Waktu Kerja

Hasil kuesioner yang peneliti dapatkan adalah, bahwa dari 30 orang responden dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa frekuensi yang lebih dominan berada pada kategori lama bekerja 1-5 tahun yaitu berkisar 15 orang. Hasil tersebut akan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3: Distribusi Responden Menurut Masa Kerja

No Masa kerja Frekuensi Persentase

1 1-5 Tahun 15 50

2 6-10 Tahun 1 3,33

4 16-20 Tahun 12 40

Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Masa kerja pegawai di Kantor Camat Kotapinang mayoritas memiliki masa kerja antara 1-5 tahun yang berjumlah 15 orang (50%). Kemudian ada 12 orang (40%) yang memiliki masa kerja 16-20 tahun. Dan masa kerja 11-15 tahun ada 2 orang (6,67%). Dan sisanya 1 orang (10%) yang memiliki masa kerja 6-10 tahun (3,33%).

4. Identitas Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan

Dari hasil kuesioner yang peneliti temukan adalah Golongan jabatan yang paling mendominasi adalah Golongan IIIA-IIID.

Tabel 4: Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan

No Golongan Frekuensi Persentase

1 I 10 33,3

2 II 2 6,7

3 III 18 60

4 IV - -

Jumlah 30 100

Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pegawai yang mendominasi adalah pegawai yang memiliki pangkat/golongan III/A-III/D adalah sebanyak 18 orang (60%), sedangkan golongan I/A-I/D terdiri dari 10 orang (33,3%), Dan pegawai yang memiliki golongan IIA-IID hanya 2 orang (6,7%). Namun yang memiliki golongan IVA-IVD tidak ada.

5. Identitas Responden Berdasarkan pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan pegawai pada Kantor Camat Kotapinang terdiri dari 5 jenis pendidikan terakhir yaitu: SMP, SMU, Sarjana muda, Sarjana (S1), dan Pasca sarjana. Dari data yang diperoleh pegawai yang tingkat pendidikan terakhirnya lebih banyak adalah sarjana(SI).

Tabel 5: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1 SMP - - 2 SMU 9 30 3 Sarjana Muda 7 23,3 4 Sarjana (SI) 14 46,7 5 Pasca Sarjana (S2) - - Jumlah 30 100

Dari tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa pegawai yang ada di Kantor Camat Kotapinang lebih banyak yang berasal dari tamatan Sarjana (S1) sebanyak 14 orang (46,7%). Kemudian untuk latar belakang pendidikan SMU sebanyak 9 orang (30%). Sementara untuk pegawai dengan latar belakang Sarjana Muda ada 7 orang (23,3%). Dan untuk pendidikan dengan latar belakang SMP sama sekali tidak ada.

B. Variabel Jawaban Responden

Penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variabel bebas yaitu Fungsi Kepemimpinan (X) dan variabel terikat yaitu Efektivitas Kerja Pegawai(Y). Variabel (X) terdiri dari 9 pertanyaan dan Variabel Terikat (Y) terdiri dari 10 pertanyaan.

1) Fungsi Kepemimpinan (X)

Untuk mengukur variabel Fungsi Kepemimpinan, digunakan 9 pertanyaan yang diperoleh dari indikator-indikator yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban, dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban tersebut. Berdasarkan jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan yang berisi pertanyaan variabel X (Fungsi Kepemimpinan), maka hasil yang diperoleh dari penelitian akan dijabarkan dalam variabel dan tabel sebagai berikut:

a. Fungsi Instruktif

Pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang mampu memberikan pengaruh dalam segala aspek untuk mempengaruhi para bawahannya. Salah satu fungsi yang harus di jalankan adalah memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahannya tentang penjelasan tugas, memberikan perintah tentang bagaimana mengerjakan tugas tersebut.

Berikut ini akan disajikan hasil penelitian yang telah diperoleh selama penelitian, secara khusus yang berkaitan dengan bagaimana pemimpin dalam mensosialisasikan tugas yang harus dikerjakan dan juga bagaimana pengerjaan tugas tersebut.

Tabel 6: Distribusi jawaban responden tentang frekuensi pimpinan dalam

memberikan penjelasan tugas kepada bawahan

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu - - 2 Sering 15 50 3 Kadang-kadang 9 30 4 Jarang 6 20 5 Tidak pernah - - Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan camat sering memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan di laksanakan berjumlah 15 orang (50%). Dan yang menyatakan kadang-kadang ada 9 orang (30%). Kemudian yang menyatakan jarang berjumlah 6 orang (20%). Sedangkan untuk kategori jawaban selalu dan tidak pernah tidak ada resonden yang memilih. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa camat dalam memberikan tugas kepada pegawainya sering

kerjakan. Memberikan penjelasan sebelum pegawai mengerjakan tugasnya dapat mengefektifkan kerja pegawainya, karena dengan begitu pegawai dapat mengetahui betul apa-apa saja yang harus dilakukan.

Tabel 7: Distribusi jawaban responden mengenai perintah yang dijalankan

oleh pegawai

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu menjalankan perintah 15 50

2 Sering menjalankan perintah 10 33,3

3 Kadang-kadang menjalankan perintah

5 16,7

4 Jarang menjalankan perintah - -

5 Tidak pernah menjalankan perintah

- -

Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa pegawai yang selalu menjalankan perintah yang diberikan oleh camat ada 15 orang (50%). Selanjutnya 10 orang (33,3%) yang menyatakan jawaban sering. Sedangkan sisanya 5 orang (16,7%) yang menyatakan jawaban kadang-kadang. Untuk kategori jawaban jarang dan tidak pernah tidak satu pun respon yang memilih. Dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu menjalankan perintah yang diberikan oleh pimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin sudah

menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik. Dengan demikian tugas yang diberikan kepada pegawai penyelesaiannya selalu tepat waktu yang ditentukan.

b. Fungsi Konsultatif

Konsultasi dengan bawahan merupakan salah satu strategi yang dimiliki pimpinan untuk mengetahui bahkan mengorek kapasitas maupun potensi yang ada dalam diri bawahannya. Dengan demikian sebagai seorang pemimpin, Ia harus mampu berkonsultasi dengan baewahannya. Dalam penelitian ini, ada dua item pertanyaan yang peneliti berikan kepada responden dalam hal mengetahui sejauh mana pemimpin menjalankan fungsi konsultatif di tempat penelitian, adapun pertanyaan tersebut mengacu kepada, keikutsertaan pegawai dalam merumuskan dan mengambil keputusan untuk menyusun rencana program kerja dan bagaiman pemipmpin memberikan arahan dan petunjuk ketika pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan.

Tabel 8: Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan camat

mengikut sertakan pegawai dalam mengambil keputusanuntuk

menyusun program kerja

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu 9 30

2 Sering 6 20

4 Jarang 5 16,7

5 Tidak pernah - -

Jumlah 30 orang 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Dari tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kadang- kadang camat mengikut sertakan pegawai dalam mengambil keputusan untuk menyusun program kerja ada 10 orang (33,3 %). Kemudian responden yang menjawab pada kategori jawaban selalu ada 9 orang dengan besar persentase (30 %). Sedangkan yang menjawab sering ada 6 responden (20 %). Selebihnya berjumlah 5 orang (16,7 %) yang menyatakan camat jarang mengikut sertakan pegawainya dalam menyusun program kerja. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa camat masih belum maksimal dalam hal mengajak para bawahannya untuk bekerja sama dalam menyusun program kerja demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan. Dengan mengikut sertakan pegawai dalam menyusun program kerja diharapkan akan dapat memberikan masukan-masukan yang berarti demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Tabel 9: Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan yang dimiliki

pimpinan dalam memberikan arahan dan petunjuk, pada saat

pegawai diperhadapkan pada persoalan pekerjaan

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu memberikan arahan 9 30

2 Sering memberikan arahan 11 36,7

3 Kadang-kadang memberikan arahan

6 20

4 Jarang memberikan arahan 4 13,3

5 Tidak pernah memberikan arahan

- -

Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Dari tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa ada 11 orang responden (36,7%) yang mengatakan bahwa camat selalu memberikan arahan dan petunjuk ketika pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan. Sedangkan pegawai yang memberikan jawaban pada kategori selalu berjumlah 9 orang (30 %). sedangkan responden yang menyatakan kadang-kadang camat memberikan arahan dan petunjuk ketika para pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan ada 6 orang (20 %). Selain pegawai yang menyatakan sering, selalu, ada juga responden yang menjawab bahwa pemimpin jarang memberikan arahan yaitu sejumlah 4 orang (13,3%). Pernyataan tersebut menunjukkan

bahwa pemimpin atau camat sudah cukup baik dalam mengerjakan fungsi konsultatifnya.

c. Fungsi Partisipasi

Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang hanya mampu memberikan isntruksi dan juga mampu berkonsultasi dengan bawahannya. Namun ia harus turut berpartisipasi untuk mendorong dan memotivasi semangat para bawahannya dalam mengerjakan tugas dan bagiannya.

Tabel 10:Distribusi jawaban responden mengenai tingkat kemampuan

pimpinan dalam meningkatkan kerjasama diantara bawahan dan

menyarankan agar tidak mencampuri urusan pegawai lainnya.

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu berusaha meningkatkan kerja sama

9 30

2 Sering meningkatkan kerja sama

11 36,7

3 Kadang-kadang meningkatkan kerja sama

6 20

4 Jarang meningkatkan kerja sama

4 13,3

5 Tidak pernah meningkatkan kerja sama

- -

Jumlah 30 100

Dari tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa responden yang dominan yang menjawab sering yaitu 11 orang (36,7%), sedangkan yang menjawab selalu berjumlah 9 orang (30%). Kemudian responden yang menjawab kadang-kadang berjumlah 6 orang (20%) dan yang menjawab jarang berjumlah 4 orang (13,3%). Maka dapat disimpukan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan pemimpin berusaha untuk meningkatkan kerja sama diantara pegawainya dengan tidak mencampuri urusan atau tugas pegawai yang lainnya. Karena setiap pegawai sudah diberikan tugas masing-masing yang sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan yang memberikan jawaban kadang-kadang diasumsikan bahwa mereka menganggap adanya sebagian pekerjaan yang bukan merupakan kegiatan kerja sama antar unit kerja masing-masing pegawai.

Tabel 11:Distribusi jawaban responden mengenai tingkat frekuensi

Pimpinan dengan melibatkan seluruh pegawai untukikutdalam

Pelaksanaan program organisasi yang sesuai dengan

tugasnya masing-masing

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu 12 40

2 Sering 10 33,3

3 Kadang-kadang 4 13,3

5 Tidak pernah - -

Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab pimpinan selalu melibatkan pegawainya untuk ikut dalam pelaksanaan program organisasi yang sesuai dengan tugasnya masing-masing berjumlah 12 orang (40 %) . Sedangkan responden yang menjawab sering berjumlah 10 orang (33,3 %). Kemudian yang menjawab kadang-kadang berjumlah 4 orang (13,3 %), demikian halnya dengan responden yang memberi jawaban pada kategori jarang sebanyak 4 orang (13,3 %). Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program organisasi pimpinan sudah cukup baik dalam hal melibatkan pegawainya yang sesuai dengan tugas masing-masing. Dengan demikian pelaksanaan program organisasi yang akan dijalankan akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

d. Fungsi Delegasi

Seorang pemimpin harus mampu mendelegasikan wewenangnya kepada para bawahannya. Hal ini bertujuan supaya visi dan misi organisasi dapat dicapai karena dalam fungsi ini pemimpin harus mampu membangun tanggung jawab para bawahannya dengan memberikan kepercayaan melalui pewenangan tugas. Dengan demikian tugas dapat dikerjakan dengan efektif sekalipun pemimpin berhalangan, karena tanggung jawab tersebut telah dilimpahkan kepada bawahannya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin dalam memberikan wewenangnya kepada bawahannya.

Tabel 12: Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan pemimpin

dalam memberikan pelimpahan wewenang kepada bawahan

dalam menyelesaikan pekerjaan.

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu 7 23,3

2 Sebagian besar 6 20

3 Hanya sebagian besar 11 36,7

4 Hanya sebagian kecil 6 20

5 Sama sekali tidak ada

pelimpahan wewenang

- -

Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Tabel di atas menjelaskan bahwa, dari 30 orang responden yag memberikan jawaban pada kategori hanya sebagian besar berjumlah 11 orang dengan persentase (36,7 %). Sedangkan yang menjawab selalu berjumlah 7 orang (23,3%). Kemudian yang menjawab sebagian besar berjumlah 6 orang (20%), dan yang menjawab hanya sebagian kecil berjumlah 6 orang (20%). Namun pada kategori jawaban sama sekali tidak ada pelimpahan wewenang, dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memilih. Maka dapat disimpulkan bahwa pemimpin belum sepenuhnya mampu memberikan wewenang atau mendelegasikan tugasnya kepada bawahannya, hal itu terlihat dari kuantitas

responden yang memberikan jawaban paling tinggi yaitu pada kategori hanya sebagian besar.

Tabel 13: Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin dalam hal

mengawasi pekerjaan bawahan.

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu 12 40 2 Sering 10 33,3 3 Kadang-kadang 4 13,3 4 Jarang 4 13,3 5 Tidak pernah - - Jumlah 30 100

Sumber Data: Kuesioner Penelitian tahun 2009

Dari tabel 13 di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab pimpinan selalu mengawasi pekerjaan bawahan berjumlah 12 orang (40%), sedangkan yang menjawab bahwa pemimpin sering mengawasi pekerjaan adalah berjumlah 10 orang (33,3%). Kemudian responden yang menjawab kadang-kadang pimpinan mengawasi pekerjaan berjumlah 4 orang (13,3%). Dan 4 responden (13,3%) yang menjawab bahwa pimpinan jarang mengawasi bawahan. Untuk kategori jawaban tidak pernah, tidak ada responden yang memilih. Maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan sudah cukup

maksimal dalam mengawasi pekerjaan bawahan. Pimpinan dituntut untuk

Dokumen terkait