• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat mengatur 3(tiga) bentuk persekongkolan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Pasal 22-24, yaitu:

1) Pasal 22 : Persekongkolan untuk mengatur dan/ atau menentukan pemenang tender (persekongkolan dalam tender);

2) Pasal 23 : Persekongkolan untuk memperoleh/membocorkan informasi rahasia perusahaan (rahasia dagang);

3) Pasal 24 : Persekongkolan untuk menghambat produksi dan/ atau pemasaran produk.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah lembaga quasi judicial yang mempunyai wewenang eksekutorial terkait kasus-kasus persaingan usaha. KPPU sebagai lembaga dalam penegakan hukum anti monopoli dan Persaingan Usaha merupakan lembaga yang independen, artinya terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah serta pihak lain dalam mengawasi pelaku usaha. KPPU dibentuk berdasarkan Keputusan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1999 sebagaimana diatur dalam pasal 34 tentang susunan organisasi, tugas, dan fungsi

80

Komisi yang telah ditetapkan. Kemudian Kepres ini diubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008.81

Sebagaimana yang dinyatakan dalam pasal 30 ayat (2), yaitu “Komisi adalah suatu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan serta pihak lain.”

Komisi Pengawas Persaingan Usaha diatur dalam Pasal 30-37 UU Nomor 5/1999. Hal yang diatur yakni:

1. status; 2. keanggotaan;

3. tugas dan wewenang; 4. pembiayaan.

82

Dalam ayat ke (3) juga disebutkan bahwa komisi bertanggung jawab kepada Presiden.Dalam hal ini, anggota komisi diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.83

1. komisi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang anggota;

Adapun keanggotaan dari KPPU yang diatur dalam Pasal 31, dibagi atas:

2. anggota Komisi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;

3. masa jabatan anggota Komisi adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1(satu) kali masa jabatan berikutnya;

81

Susanti Adi Nugroho, op.cit., hlm. 544. 82

Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

83

4. apabila karena berakhirnya masa jabatan akan terjadi kekosongan dalam keanggotaan komisi, maka masa jabatan anggota komisi dapat diperpanjang sampai pengangkatan anggota baru.

Pada ketentuan pasal 32 ditetapkan bahwa untuk menjadi anggota KPPU harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Warga negara Republik Indonesia, berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun dan setinggi-tingginya 60 (enam puluh) tahun pada saat pengangkatan. 2. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Jujur, adil, dan berkelakuan baik.

5. Bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia.

6. Berpengalaman dalam bidang usaha atau mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidang hukum dan ekonomi.

7. Tidak pernah dipidana.

8. Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan. 9. Tidak terafiliasi dengan suatu badan usaha.

Menurut ketentuan pasal 33, keanggotaan KPPU berhenti, karena : 1. meninggal dunia;

2. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;

3. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia; 4. sakit jasmani atau rohani terus-menerus;

5. berakhirnya masa jabatan keanggotaan komisi; atau 6. diberhentikan

Pengaturan mengenai susunan organisasi KPPU dikemukakan dalam pasal 34, yang menyatakan bahwa:

1. pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas, dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden;

2. untuk kelancaran pelaksanaan tugas, komisi dibantu oleh sekretariat; 3. komisi dapat membentuk kelompok kerja;

4. ketentuan mengenai susunan organisasi, tugas, dan fungsi sekretariat dan kelompok kerja diatur lebih lanjut dengan keputusan Komisi.84

Dalam dunia bisnis, integritas moral dan kepercayaan merupakan salah satu unsur penting yang sangat menentukan. Sehubungan dengan hal itu, maka sebaiknya pemilihan ketua, wakil ketua, serta seluruh anggota komisi dipilih dengan selektif dan wajib melalui fit and proper test sebagaimana diatur dalam ketentuan Kepres Nomor 75 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi Perpres Nomor 80 Tahun 2008, agar anggota komisi tidak berpikir bahwa bekerja dalam suatu komisi adalah sekedar untuk menjadi sumber penghasilan, melainkan karena dorongan dari insiatif sendiri untuk melamar menjadi anggota KPPU.

Sehingga ia akan lebih memiliki kemampuan intelektual dan etos kerja yang tinggi dikarenakan ketertarikannya sendiri di dalam bidang permasalahan persaingan usaha itu sendiri.85

84

Pasal 31-34 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

85

Rachmadi Usman II, op.cit.,hlm. 56.

Mengenai tugas dan wewenang dari KPPU diatur secara rinci dalam ketentuan pasal 35 UU Nomor 5/1999, yang kemudian disebutkan kembali dalam ketentuan Pasal 4 Kepres Nomor 75 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi Perpres Nomor 80 Tahun 2008. Adapun Tugas

KPPU yang dirincikan dalam Pasal 35 UU Nomor 5/1999 adalah sebagai berikut :86

1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;

2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan/ atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24; 3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi

dominan yang dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28; 4. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur

dalam Pasal 36;

5. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat; 6. Menyusun pedoman dan/ atau publikasi yang berkaitan dengan

Undang-Undang ini;

7. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dari seluruh tugas yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, penegakan hukum (law enforcement) adalah tugas utama seluruh tugas yang diberikan kepada KPPU.Tugas tersebut dilaksanakan KPPU melalui

86

Pasal 35 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

tindakan penanganan perkara, penerbitan penetapan dan putusan atas perkara yang ditangani, dan pelaksanaan upaya-upaya lanjutan yang terkait dengan eksistensi dan pelaksanaan penetapan putusan atas suatu perkara, yaitu tindakan

monitoring putusan dan upaya litigasi. Sebagaimana prinsip penegakan hukum,

maka anggota KPPU wajib melaksanakan tugas dengan berdasarkan pada keadilan dan perlakuan yang sama serta wajib mematuhi tata tertib KPPU.87

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPPU memiliki sejumlah kewenangan, sebagaimana dikemukakan secara terperinci dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. KPPU tidak hanya berwenang menerima aduan/ pelaporan dari masyarakat terkait masalah persaingan usaha, melainkan juga wewenang untuk melakukan penyidikan, penyelidikan, memanggil pelaku usaha, memanggil para pihak, serta menghadirkan saksi dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan persaingan usaha. Adapun wewenang dari KPPU dijabarkan sebagai berikut:88

1. Menerima laporan dari masyarakat dan/ atau pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat.

2. Melakukan penelitian tentang adanya dugaan kegiatan usaha dan/ atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat.

3. Melakukan penyelidikan dan/ atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehatyang dilaporkan oleh

87

Susanti Adi Nugroho, op.cit.,hlm. 552. 88

Pasal 36 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

masyarakat atau oleh pelaku usaha lain atau yang ditemukan oleh komisi sebagai hasil dari penelitiannya.

4. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan/ atau pemeriksaan lebih lanjut tentang ada atau tidaknya pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.

5. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.

6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini. 7. Meminta bantuan penyidik untuk mengadirkan pelaku usaha, saksi, saksi

ahli, atau setiap orang sebagaimana yang dimaksud huruf e dan f pasal ini, yang tidak bersedia memenuhi panggilan komisi.

8. Meminta keterangan dari instansi pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan/ atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan ini.

9. Mendapatkan, meneliti, dan/ atau meneliti surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan dan/ atau pemeriksaan.

10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidaknya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat.

11. Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat.

12. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan ini.

Dengan demikian, pada prinsipnya fungsi dan tugas utama KPPU adalah melakukan kegiatan penilaian terhadap perjanjian, kegiatan usaha, dan penyalahgunaan posisi dominan yang dilakukan oleh pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha. Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap UU Nomor 5/1999, dimana pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha telah membuat perjanjian yang dilarang atau melakukan kegiatan yang dilarang atau menyalahgunakan posisi dominan, KPPU berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif dengan memerintahkan pembatalan atau penghentian perjanjian dan kegiatan yang dilarang, serta penyalahgunaan posisi dominan yang dilakukan pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha tersebut.89

89

Dokumen terkait