• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

C. Mekanisme Corporate Governance

4. Komite Audit, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan

Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui Kep-339/BEJ/07-2001 mewajibkan

perusahaan publik untuk memiliki komite audit. Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris, yang antara lain adalah sebagai berikut ini.

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. b. Menelaah independensi dan objektifitas akuntan publik

c. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan semua resiko yang penting telah dipertimbangkan.

d. Melakukan penelaahan atas efektifitas pengendalian internal perusahaan.

e. Menelaah tingkat kepatuhan perusahaan tercatat terhadap peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

f. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya kesalahan dalam keputusan rapat direksi atau penyimpangan dalam pelaksanaan hasil keputusan rapat direksi. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan oleh komite audit atau pihak independen yang ditunjuk oleh komite audit atas biaya perusahaan tercatat yang bersangkutan.

Pada umumnya, menurut FCGI (2001) komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu :

1) Laporan Keuangan (Financial Reporting)

Tanggung jawab komite sudit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hal-hal mengenai kondisi keuangan, hasil usahanya serta rencana dan komitmen jangka panjang. Ruang lingkup pelaksanaan dalam bidang ini adalah:

a) merekomendasikan auditor eksternal,

b) memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan auditor eksternal, yaitu: surat penunjukkan auditor, perkiraan biaya audit, jadwal kunjungan auditor, koordinasi dengan internal audit, pengawasan terhadap hasil audit, dan menilai pelaksanaan pekerjaan auditor,

c) menilai kebijakan akuntansi dan keputusan-keputusan yang menyangkut kebijaksanaan,

d) meneliti laporan keuangan (Financial Statement), yang meliputi: laporan paruh tahun (interim financial statements), laporan tahunan (annual financial statements), dan opini auditor dan management letters.

2) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Tanggungjawab komite audit dalam bidang corporate governance adalah untuk memastikan, bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang- undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan usahanya

dengan beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. Ruang lingkup pelaksanaan dalam bidang ini adalah:

a) menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, etika, benturan kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan yang merugikan perusahaan dan kecurangan,

b) memonitor proses pengadilan yang sedang terjadi ataupun yang ditunda serta yang menyangkut masalah corporate governance dalam hal mana perusahaan menjadi salah satu pihak yang terkait di dalamnya,

c) memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan,

d) keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pemeriksaan corporate governance dan temuan-temuan penting lainnya.

3) Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)

Tanggungjawab komite audit untuk pengawasan perusahaan termasuk di dalamnya pemahaman tentang masalah serta hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal. Ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan penilaian tentang kecukupan dan efektifitas sistem pengawasan intern.

Melalui surat Kep-339/BEJ/07-2001 yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) mensyaratkan bahwa keangotaan komite audit sekurang-kurangnya tiga orang anggota termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi komite audit. Anggota lain bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen. Pihak eksternal tersebut adalah pihak di luar perusahaan tercatat, sedangkan yang dimaksud independen adalah pihak di luar perusahaan tercatat yang tidak memiliki hubungan usaha afiliasi dengan perusahaan tercatat, komisaris, direksi dan pemegang saham utama perusahaan tercatat dan mampu memberikan pendapat professional secara bebas sesuai dengan etika profesionalnya, tidak memihak kepada kepentingan siapapun.

Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan sehingga persepsi mengenai kinerja komite audit akan mempengaruhi penilaian investor terhadap kualitas laba perusahaan (Suaryana, 2005).

Laba sebagai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan mengakibatkan pasar bereaksi. Reaksi pasar terhadap laba akan berbeda untuk perusahaan yang membentuk komite audit dan tidak membentuk komite audit.

Komite audit sebagai pihak independen yang bertugas untuk memonitor proses pelaporan keuangan akan mengurangi gangguan dalam informasi laba sehingga pasar diduga akan bereaksi lebih kuat atas informasi laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang membentuk komite audit daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite audit (Suaryana, 2005). Klein (2006) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit independen melaporkan laba dengan kandungan diskresioner yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite audit independen.

Hasil penelitian Dhaliwal, Naiker dan Navissi (2006) menemukan hubungan yang positif antara komite audit yang memilki keahlian akuntansi dengan kualitas akrual. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suaryana (2005) menunjukkan bahwa koefisien respon laba perusahaan yang membentuk komite audit secara statistis lebih besar daripada perusahaan yang tidak membentuk komite audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Anderson et al (2003) yang menguji hubungan antara ERC dan karakteristik komite audit, menemukan bahwa karakteristik komite audit (independensi, aktivitas dan ukuran komite audit) mempengaruhi kandungan informasi dari laba yang diukur dengan ERC. Peningkatan independensi dan aktivitas komite audit berpengaruh positif terhadap kandungan informasi dari laba.

Felo et al (2003) meneliti karakteristik komite audit terhadap kualitas laporan keuangan menyebutkan bahwa persentase anggota komite audit yang mempunyai pengalaman di bidang akuntansi atau manajemen keuangan mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Begitu juga dengan ukuran komite audit juga mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Penelitian Xie, Davidson dan Dadalt (2003) menguji efektivitas komite audit dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Setiawan (2006) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh signifikan secara positif terhadap kualitas laba (earnings response coefficient), artinya dengan adanya komite audit maka perusahaan dapat meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan.

Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menguji pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada periode 2000-2004 menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Hal ini memberi bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan.

Dari uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

:

H5a Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba

5b

H : Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Dokumen terkait