• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bumi, antara satu tempat dengan tempat yang lain tidaklah sama bentuk kenampakan alamnya. Pada umumnya bumi terdiri atas daratan dan lautan, dimana luas lautan lebih besar daripada daratan. Wilayah daratan dengan lautan masing-masing memiliki keanekaragaman bentuk yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di daratan saja memiliki banyak sekali kenampakan alam (ada gurun, pegunungan, gunung, sungai, hutan, dan masih banyak lagi).

Kenampakan bentuk muka bumi baik di daratan maupun di lautan dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan bentuk, hal ini dikarenakan adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun luar bumi (eksogen) yang menyertainya. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan bentuk muka bumi itu? Pertanyaan ini mungkin akan memiliki banyak sekali jawaban dikarenakan banyak sekali cara yang bisa digunakan untuk mendefinisikan bentuk muka bumi. Mendefinisikan bentuk muka bumi akan lebih mudah apabila kita kenampakan bentuk muka bumi yang ada dilihat langsung. Sebagai contoh bentuk muka bumi sebagai kenampakan alam (permukaan bumi) yang dilihat secara cara langsung oleh mata manusia.

Untuk mempelajari bentuk muka bumi, maka geomorfologi adalah ilmu yang tepat dalam mengkaji berbagai kenampakan bentuk muka bumi. Geomorfologi berasal dari kata geomorf yang berarti bentuk lahan dan logos yang berarti ilmu. Jadi geomorfologi adalah ilmu atau uraian mengenai bentuk muka bumi. Cooke (1974) mengatakan bahwa geomorfologi adalah studi bentuk lahan dan proses-proses yang mempengaruhi pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan proses dalam tatanan keruangannya. Sedangkan menurut Verstappen (1983) geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan alam tentang bentuk lahan pembentuk muka bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula dan perkembangan di masa mendatang serta konteksnya dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa geomorfologi mempelajari bentuk lahan muka bumi.

Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584 atau 0,17%

dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan Bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian Bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah Bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.

Banyak fenomena alam yang terjadi dipermukaan Bumi yang berhubungan dengan pergerakan permukaan Bumi. Fenomena tersebut antara lain gempa bumi, tanah longsor, dan penurunan permukaan tanah. Dengan fenomena di atas menunjukkan adanya dinamika yang terjadi di permukaan bumi. Dinamika itu sendiri terjadi karena adanya aktivitas tenaga endogen dan tenaga eksogen dari waktu ke waktu. Permukaan bumi sendiri mengalami perubahan bentuk karena terjadinya deformasi lapisan batuan penyusun kulit bumi.

Beberapa ahli mengemukakan teori terhadap adanya gerakan lapisan kulit bumi antara lain :

Geo Pfisika FKIP UNS Page 47 1. Teori kontraksi

Teori ini di kemukakan oleh James Dana di AS tahun 1847 Dan Elie De Baumant di eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan-pengerutan itu menyebabkan bumi menjadi tidak rata.

2. Teori laurasia-gondwana

Teori ini di kemukakan oleh Eduard Zuess dalam bukunya The Face of The Earth (1884) dan Frank B.Taylor (1910). Mereka mengemukakan bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub bumi. Benua-benua tersebut di beri nama laurasia(laurentia) dan gondwana.

Kedua benua tersebut kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang.

3. Teori apungan benua

Di kemukakan oleh Alfred Lothr Wegener pada tahun (1912) dalam bukunya the origin of The Continent’s and Ocean’s. Wegener mengemukakan teori perkembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurutnya, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang di namakan pangea, serta sebuah samudera yang di namakan phantalasa. Benua tersebut kemudia bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang. Teori apungan benua ini di perkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan di kedua daerah tersebut.

4. Teori konveksi

Teori ini mengemukakan bahwa twrjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental.aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

5. Teori pergeseran dasar laut

Robert Diesz, seorang ahli geologi dasar laut Amerika Serikat mengembangkan teori konveksi yang di kemukaan Hess (aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Mid menyampaikan teori yang menyempurnakan teori-teori sebelumya, seperti pergeseran benua, pergeseran dasar laut dan teori konveksi. Kerak bumi dan litosfeter yang mengapung di atas lapisan astenosfer di anggap saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi itu merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis. Pada daerah transform fault itu aktivitas gempa bumi banyak terjadi akibat pergeseran kerak bumi yang terjadi terus-menerus sehingga lempeng kerak bumi terpecah-pecah. Karena lempeng-lempeng itu berada di atas lapisan yang cair, panas, dan plastis (astenosfer) maka lempeng-lempeng menjadi dapat bergerak secara tidak beraturan. Di dalam gerakannya kadang-kadang ada dua lempeng yang saling menjauh di sepanjang patahan, ada juga lempeng-lempeng yang saling bertabrakan sehingga menimbulkan gempa yang dahsyat, lempeng itu disebut lempeng tektonik.

Geo Pfisika FKIP UNS Page 48

A. DI DARATAN

Bentuk muka bumi di wilayah daratan berada di permukaan bumi yang tidak tertutupi air.

Keterangan:

1. Dataran tinggi 2. Jurang

3. Ngarai 4. Lembah 5. Sungai 6. Danau

7. Dataran rendah 8. Pegunungan 9. bukit

Gambar 3.1 Bentuk muka bumi wilayah daratan Macam-macam bentuk muka bumi di daratan:

1. Dataran rendah

Dataran rendah merupakan tanah yang keadaannya relatif datar dan luas, suatu bentang alam tanpa banyak memiliki perbedaan ketinggian antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dataran ini mempunyai ketinggian mencapai 200 m di atas permukaan air laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman.

Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan.

Dataran rendah mempunyai tekanan udara lebih tinggi sedangkan pegunungan, tekanan udaranya lebih rendah. perpindahan udara terjadi dari tekanan udara yg tinggi ke rendah. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, dataran aluvial di Sumatra Bagian Timur, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain.

2. Dataran tinggi

Dataran tinggi merupakan dataran yang luas yang letaknya di daerah tinggi atau pegunungan. Dataran tinggi terbentuk sebagai akibat hasil erosi dan sedimentasi. Dataran ini juga dinamakan plato (plateau), contoh dataran tinggi Dekkan, dataran tinggi Gayo, dataran tinggi Dieng, dataran tinggi Malang, atau dataran tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya.

Misalnya dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah) yang diduga oleh proses tersebut.

Gambar 3.2. Dataran tinggi Gayo

Geo Pfisika FKIP UNS Page 49 3. Gunung

Gunung merupakan bentuk muka bumi yang berbentuk kerucut atau kubah berdiri sendiri.

Pada beberapa gunung ditemukan juga yang bersambung dengan gunung lainnya, namun bentuk terpisahnya masih jelas. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Umumnya gunung merupakan gunung berapi, contoh gunung bromo, gunung semeru, dan gunung merapi.

Gambar 3.3. Gunung Bromo 4. Pegunungan

Bentuk muka bumi ini berbeda dengan gunung, tetapi juga memiliki persamaan yakni letaknya sama-sama tinggi. Perbedaannya adalah pegunungan merupakan suatu jalur memanjang yang berhubungan antara puncak yang satu dengan puncak yang lainnya.

Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut.Pegunungan biasanya relatif luas. Pegunungan dapat dibedakan menjadi pegunungan tua dan muda. Pegunungan tua merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul dan lerengnya landai (contoh pegunungan skandinavia dan australia timur), sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Contoh dua deretan pegunungan di Indonesia, yaitu :

a. Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku, Papua dan Halmahera.

b. Sirkum Mediterania yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan Banda dan berakhir di Pulau Ambon. Contoh dari pegunungan di Indonesia adalah pegunungan bukit barisan.

Gambar 3.4. Pegunungan Bukit Barisan 5. Dataran pantai

Dataran pantai adalah dataran yang terletak di antara daratan dan lautan. Dataran pantai merupakan sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai letaknya ditepi laut dimana sejauh air pasang masih

Geo Pfisika FKIP UNS Page 50 bisa mencapai daratan. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut.

Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara.

Gambar 3.5. Contoh Dataran pantai 6. Lembah

Lembah adalah daerah rendah yang panjang dan sempit, serta dialiri oleh sebuah sungai.

Lembah adalah wilayang bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan kilometer persegi. Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis. Lembah gletser yang umumnya berbentuk-U terbentuk puluhan ribu tahun yang lalu akibat erosi gletser. Selain berbentuk-U, lembah juga dapat berbentuk-V. Beberapa lembah yang terkenal antara lain Ngarai Sianok (Sumatera Barat, Indonesia), Grand Canyon (Amerika Serikat), Death Valley (Amerika Serikat), dan Lembah Indus (Pakistan).

Ngarai Sianok (Sumatera Barat) Grand Canyon (Amerika Serikat) Gambar 3.6. Contoh lembah (ngarai)

7. Bukit

Bukit adalah bagian muka bumi yang lebih tinggi dari pada daerah sekitarnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung, dan ketinggian 200-300 meter diatas permukaan air laut.

Gambar 3.7 Contoh bukit

Geo Pfisika FKIP UNS Page 51 8. Depresi

Depresi adalah daerah yang mengalami penurunan (pemerosotan) sehingga permukaannya lebih rendah dari pada permukaan air laut. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.

Gambar 3.8. Contoh basin 9. Rawa

Rawa adalah dataran rendah yang selalu basah (bersifat jenuh dengan air) karena selalu digenangi oleh air. Rawa merupakan genangan air di daratan sebagai akibat letaknya yang lebih rendah dari daerah sekitarnya. Hal ini menyebabkan airnya tidak dapat mengalir keluar dan akan terakumulasi di tempat tersebut dan tanah di dasar rawa akan jenuh air. Rawa dapat dibedakan dengan danau jika dilihat pada hal-hal berikut ini:

- Rawa selalu dipenuhi dengan tumbuhan, sedangkan danau tidak.

- Air rawa banyak mengandung bahan organis, sedangkan air danau banyak mengandung bahan anorganis.

Gambar 3.9 Rawa Pening (Semarang) 10. Peneplain

Peneplain adalah puncak gunung yang baru terbentuk dan merupakan hasil pengerjaan tenaga eksogen, terutama hasil erosi/ pengikisan.

Gambar 3.10. Peneplain

Geo Pfisika FKIP UNS Page 52

B. DI LAUTAN

Bentuk muka bumi di wilayah lautan merupakan daerah yang tergenang oleh air laut dan letaknya di dasar laut.

Ga,bar 3.11. Morfologi dasar laut

Gambar 3.12. Relief dasar laut 1. Palung laut (trough)

Palung laut merupakan daerah ingresi di laut yang bentuknya memanjang. Palung laut adalah dasar laut yang dalam, yang diakibatkan oleh menyusupnya lempeng samudera ke bawah lempeng benua. Jadi lokasinya berada di daerah-daerah tumbukan lempeng benua dan samudera, seperti di barat pulau sumatra dan selatan pulau jawa. Palung yang terdalam di bumi adalah palung Mariana, barat laut Samudra Pasifik, tepatnya berada di Kedalaman Challenger yang memiliki kedalaman 10.923 meter. Contoh lainnya adalah palung Sunda (7450 meter).

Palung menentukan salah satu batas-batas alam yang paling penting pada permukaan padat bumi: satu antara dua lithosphericplates. Ada tiga jenis batas lempeng litosfer: divergen

Geo Pfisika FKIP UNS Page 53 (dimana kerak litosfer dan kelautan dibuat di pegunungan di tengah laut), konvergen (dimana satu lempeng litosfer bawah sink lain dan kembali ke mantel), dan melintang (di mana dua lempeng litosfer masa lalu geser satu sama lain).

2. Lubuk laut (basin)

Lubuk laut terjadi akibat tenaga tektonik merupakan laut ingresi dan bentuknya bulat. Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut. Proses pembentukan lubuk laut sama dengan palung laut, hanya berbeda pada bentuknya saja, yaitu bentuknya yang membulat dan kedalamannya juga lebih dari 5.000 meter. Misalnya, Lubuk Laut Sulu dan Lubuk Laut Banda.

3. Gunung laut

Gunung laut adalah gunung yang kakinya ada di dasar laut dan puncaknya menjulang ke atas permukaan air laut. Umumnya ditemukan terbentuk dari proses pembentukan gunung berapi dan muncul pada kedalaman mulai dari 1000-4000 meter dari kedalaman dasar laut.

Setidaknya terdapat sebanyak 30.000 gunung laut yang tersebar di seluruh dunia. Contoh gunung krakatau di Indonesia dan Maona Loa di Hawaii.

Gambar 3.13. Gunung Krakatau 4. Punggung laut

Punggung laut merupakan satuan atau deretan bukit di dalam laut. Punggung laut adalah dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan sempit yang dikanan kirinya merupakan laut dalam. Punggung laut atau punggung bukit lautan, adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landai disebut rise. Contoh punggung laut Sibolga.

5. Ambang laut

Ambang laut adalah punggung laut yang memisahkan dua bagian laut atau dua laut dalam.

Ambang laut atau Drempel adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam atau dasar laut yang mencuat dan memisahkan perairan yang satu dengan perairan lain. Bentuk ambang laut bagai bukit di antara dua laut dalam. Ambang laut yang terkenal di Indonesia, contohnya Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi, dan Ambang Laut Gibraltar.

Secara umum dasar laut terdiri atas empat bagian. Pembagian ini dimulai dari bagian daratan menuju ke tengah laut, adalah sebagai berikut:

1. Landasan Benua (Continental Shelf)

Landasan benua adalah dasar laut yang berbatasan dengan benua. Di dasar laut ini sering ditemukan juga lembah yang menyerupai sungai. Lembah beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa dulunya continental shelf meupakan bagian daratan yang kemudian tenggelam.

Geo Pfisika FKIP UNS Page 54 2. Lereng Benua (Continental Slope)

Lereng benua biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah continental slope bisa mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat.

3. Deep Sea Plain

Deep sea plain meliputi dua pertiga seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m, biasanya relief di daerah ini bervariasi, mulai dari yang rata sampai pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan laut sebagai pulau yang terisolasi.

4. The Deeps

The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan laut adalah dasar laut dengan ciri adanya palung laut (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, misalnya di Samudera Pasifik mencapai kedalaman 75.000 m.

Geo Pfisika FKIP UNS Page 55

Dokumen terkait