• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

3. Kompetensi Menggambar Busana di SMK

a. Pengertian Menggambar Busana

Perancang busana memang hampir tidak pernah mempunyai waktu cukup untuk membuat detil-detil ilustrasi, tetapi perlu bisa menggambarkan bentuk mode (fashion) dan rancangan-rancangan yang masuk akal, tepat dan cepat. Seperti dikemukan oleh Goet Poespo (2003: 1) Menggambar adalah ilmu yang mutlak diperlukan untuk mengungkapkan mode (fashion), karena

dalam hal ini gambar adalah cara pengungkapan ide/gagasan yang paling efektif.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh Nur Lutfiana (2007: 18) menggambar busana (fashion drawing) adalah menggambar sketsa model dengan ide-ide dan menerapkannya pada kertas gambar. Sri Widarwati (1993: 2) mengemukakan desain adalah suatu rancangan atau gambaran suatu objek atau benda dan dibuat berdasarkan susunan garis, bentuk, warna, dan tekstur. Sedangkan menurut Widjiningsih (1982) desain diartikan sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan tertentu, berupa susunan garis, bentuk, warna dan tekstur.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menggambar busana adalah kegiatan menggambar atau mendesain sketsa model dengan mengungkapkan ide-ide dalam kertas gambar yang akan menghasilkan suatu gambar rancangan benda atau objek baru yang tersusun dari unsur-unsur garis, bentuk, warna dan tekstur.

b. Kompetensi Menggambar Busana

Menggambar busana merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang harus ditempuh oleh seluruh siswa bidang studi tata busana kelas XII di SMK Negeri 3 Magelang. Sifat kegiatan pembelajaran dalam Mata Diklat Menggambar busana adalah teori dan praktek. Kompetensi Menggambar Busana pada silabus Busana Butik kelas XII SMK Negeri 3 Magelang sebagai berikut :

Tabel 3.Kompetensi Menggambar Busana

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN

1) Memahami bentuk

bagian-bagian busana Unsur dan prinsip desain dipahami dalam pembuatan desain busana

Bagian-bagian busana dipahami dalam pembuatan desain busana

Menyebutkan unsur dan prinsip desain busana

Mengidentifikasi unsur dan prinsip desain busana

Menerangkan bagian-bagian busana

Memahami dan menerapkan bagian-bagian busana

Mendemonstrasikan

menggambar/mengutip desain bagian-bagian busana 2) Mendiskripsikan bentuk

proporsi dan anatomi beberapa tipe tubuh manusia

Bentuk proporsi dan anatomi beberapa tipe tubuh manusia dipahami dalam pembuatan desain busana

Bagian tubuh diterapkan dalam menggambar busana

Rangka dan sikap diterapkan untuk membuat gaya pada proporsi tubuh

Memperlihatkan kecermatan dan ketelitian dalam menggambar

Menyebutkan macam-macam proporsi tubuh manusia

Mendemonstrasikan

menggambar/mengutip proporsi tubuh manusia : proporsi wanita dewasa dan anak

Mendemonstrasikan menggambar bagian-bagian tubuh

3) Menerapkan teknik

pembuatan desain busana Berbagai macam busana dipahami dalam pembuatan desain busana busana

Jenis busana diidentifikasikan menurut jenis kelamin, usia dan warna kulit

Pembuatan desain busana dididentifikasikan berdasarkan bentuk tubuh sehingga menciptakan busana yang serasi

Macam-macam busana diidentifikasi berdasarkan kesempatan

Menerangkan berbagai macam busana

Menerangkan jenis busana menurut jenis kelamin, usia dan warna kulit

Mengidentifikasi jenis busana menurut usia dan warna kulit

Memperlihatkan kecermatan dan ketelitian dalam menggambar

Menerangkan cara menggambar busana pada proporsi sesuai dengan bentuk tubuh dan kesempatan

Mendemonstrasikan

menggambar/mengutip gambar busana dengan berbagai kesempatan 4) Penyelesaian pembuatan

gambar Tempat kerja untuk menggambar busana disiapkan sesuai dengan kriteria prosedur kerja di industri

Peralatan untuk menggambar busana disiapkan sesuai kebutuhan

Responsip dan teliti dalam menyiapkan alat gambar

Menunjukkan kecermatan, ketelitian dan kerapihan dalam penyelesaian gambar

Mengidentifikasi tentang alat dan bahan menggambar gambar

Memilih alat gambar dengan tepat sesuai kebutuhan

Menerangkan dasar-dasar teknik penyelesaian gambar secara kering

Menyelesaikan gambar secara kering pada busana sesuai kesempatan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah didapatkan oleh peneliti, yaitu pencapaian kompetensi siswa pada penyelesaian pembuatan gambar yang masih rendah tampak pada teknik pewarnaan siswa yang hanya sekedar memberi warna tanpa memperhatikan teknik yang benar.

Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti membatasi pada kompetensi dasar penyelesaian pembuatan gambar sebagai materi yang dipilih dengan menerapkan model pembelajaran langsung dalam

penyampaian materinya kemudian diamati terdapat pengaruhnya terhadap pencapaian kompetensi siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut.

c. Kompetensi Penyelesaian Pembuatan Busana Secara Kering

Upaya penyelesaian tekstur atau motif bahan bisa dilakukan dengan cara yang akurat untuk menggambarkan busana yang senyata mungkin. Menurut Goet Poespo (2000:5) tahapan dalam menggambar busana secara berurutan adalah merencanakan halaman gambar, merencanakan proporsi atau pose, membuat sketsa busana dan yang terakhir menyelesaikan gambar busana itu sendiri misalnya dengan teknik pewarnaan. Penyelesaian gambar merupakan salah satu teknik penyempurnaan desain, sehingga desain tersebut terlihat lebih menarik (http/www. anaarisanti/pewarnaan-dan-penyelesaian-gambar-9.html).

Penyelesaian gambar adalah cara menyelesaikan desain busana yang telah diciptakan di atas tubuh sehingga gambar tersebut dapat terlihat, seperti :

1) Bahan dan permukaan tekstil serta warna yang dipakai

2) Hiasan pada pakaian yang dijahitkan seperti kancing, renda dan bis. 3) Teknik penyelesaian desain busana itu, misalnya lipit jarum, kantong

yang ditempelkan, dan kantong dalam. (Chodiyah dan Wisri A. Mamdy, 1982 :123)

Penyelesaian secara kering adalah teknik penyelesaian tanpa menggunakan air. Kelompok alat yang digunakan adalah pensil biasa, pensil sket, pensil warna atau aquarel,crayonatau pastel, spidol, marvy, konte, pena, spidol emas dan marker. Dalam menyelesaikan gambar busana kering harus memperhatikan beberapa ketentuan

sebagai pedoman pada waktu bekerja. Ketentuan itu adalah sebagai berikut :

1) Arah pemakaian pensil/alat gambar disesuaikan dengan arah benang. 2) Perlu adanya bagian yang tebal dan tipis, supaya gambar busana

kelihatan hidup karena tertimpa cahaya. Apabila busana terkena cahaya maka akan terlihat terang. Sebaliknya apabila busana tidak terkena cahaya secara langsung maka akan lebih gelap. Perhatikan untuk lekuk tubuh:

a) Pada bagian yang menonjol bisa diwarnai lebih terang. b) Untuk bagian yang cekung diwarnai lebih gelap. c) Dan bagian yang datar di buat warna yang sebenarnya.

3) Tebal tipisnya garis yang dibuat, tergantung pada cara menekan alat gambar diatas kertas, bila ingin garis yang tebal alat gambar ditekan, dan bila ingin garis yang halus alat gambar tidak ditekan.

4) Letak kertas gambar pada waktu menyelesaikan gambar, dapat diputar arahnya, ini tergantung pada si penggambar.

5) Perlu diperhatikan apabila disain dibuat dengan kombinasi warna, maka warna-warna yang muda diselesaikan terlebih dahulu.

Teknik penyelesaian gambar secara kering menurut Sri Widarwati (2000 : 73) terdiri dari :

1) Teknik penyelesaian kulit a) Pewarnaan Wajah

Untuk pewarnaan wajah gunakan pensil warna kulit dengan cara menggoreskan dari arah outline wajah membaur ke tengah dengan gerakan searah. Kemudian tambahkan dengan dengan warna merah muda yang lebih ditekankan pada perona pipi. Setelah permukaan wajah diwarnai, dilanjutkan dengan memberi warna pada bagian wajah seperti alis, mata, hidung dan bibir.

b) Pewarnaan kulit

Dimulai dari memberi warna leher, badan, tangan dan kaki / bagian tubuh yang terlihat langsung dari luar atau bagian tubuh yang tidak tertutup busana, dengan cara menggoreskan pensil warna mulai dari outline membaur ke tengah dan garis outline boleh ditebalkan.

2) Teknik penyelesaian rambut

Rambut diselesaikan dengan cara menggoreskan pensil berwarna coklat muda diulang dengan warna tua sesuai arah rambut yaitu dari ujung sampai pangkal rambut.

3) Teknik penyelesaian tekstur

Penyelesaian tekstur yang dimaksud adalah penyelesaian bagian busana yang telah dirancang. Pada dasarnya dalam menyelesaikan

bagian busananya sama seperti menyelesaikan bagian kulit, yaitu dimulai dari garis outline kemudia membaur ke tengah dengan memperhatikan arah cahayanya. Warna pensil dipilih sesuai dengan keinginan.

Sedangkan untuk menyelesaikan/mewarnai bagian-bagian tubuh ada dua macam cara :

1) Secara asli, bisa disebut dengan cara natural atau memperlihatkan warna sesungguhnya.

a) Pilihan warna yang sesuai dengan warna kulit biasanya menggunakan warna pale orange/ yellow orche.

b) Sedangkan untuk rambut dapat dipakai warna yang mengarah kehitam, abu-abu diulang dengan warna hitam, biru hitam dengan hitam dan coklat muda diulang dengan coklat tua

c) Untuk bibir dipakai warna merah. 2) Cara tidak asli tidak natural.

Cara yang dipakai disini adalah dengan memakai satu warna untuk keseluruhan, misalnya untuk pakaian memakai warna merah maka untuk rambut, kulit, bibir, dan kuku dipakai juga warna merah. Perbedaan terletak hanya dengan value yang berbeda. Bagian yang tertimpa cahaya dibuat lebih terang. Untuk kombinasi yang lain dipadukan dengan warna lain.

Dalam penyelesaian pembuatan gambar dengan teknik pewarnaan kering terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan,yaitu :

1) Proporsi tubuh/Pose

Dalam pembuatan gambar busana proporsi tubuh mempunyai pengaruh yang sangat penting. Penggunaan proporsi tubuh/pose disesuaikan dengan busana dan kesempatan pemakaian dari busana tersebut.

2) Tekstur bahan

Tekstur kain adalah sifat permukaan kain tebal, tipis, kasar, halus dan licin. Untuk pewarnaan gambar busana harus memperhatikan jenis tekstur apa yang digunakan karena masing-masing tekstur bahan berbeda. Bahan halus berbeda pewarnaannya dengan bahan yang kasar. Demikian juga yang tebal akan berbeda dengan bahan yang tipis.

3) Motif kain

Motif kain adalah hiasan yang terdapat pada kain seperti garis, kotak, bunga, binatang dan sebagainya. Untuk membuat motif pada busana harus memperhatikan bentuk dan besar motif. Bentuk motif bergaris tidak selalu digambar lurus, tetapi juga memperhatikan lekukan tubuh dan lekukan busana. Pada bagian yang patah motif dibuat patah, sehingga motif kelihatan tidak kaku. Untuk membuat motif pada rancangan busana juga perlu adanya perbandingan

supaya besarnya motif yang ada pada rancangan sesuai dengan besarnya motif aslinya.

4) Lekuk tubuh

Pada tubuh terdapat lekukan yang menonjol, datar dan cekung. Pada bagian-bagian tubuh yang menonjol dalam pewarnaan gambar busana dibuat lebih terang. Untuk bagian cekung diberi warna lebih gelap. Sedangkan bagian yang datar diberi warna yang sebenarnya, sehingga gambar terlihat berdimensi.

5) Jatuhnya bahan

Jatuhnya busana dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan yang melangsai dan kaku. Dalam pewarnaan gambar busana untuk bahan melangsai harus banyak membuat gradasi warna, karena terdapat banyak gelombang. Berbeda dengan bahan yang kaku sedikit terdapat gelombang.

6) Cahaya

Setiap benda yang terkena cahaya pasti terliaht terang, sedangkan yang tidak terkena cahaya akan terlihat gelap. Demikian juga dalam pewarnaan gambar busana. Pencahayaan yang digunakan dalam pewarnaan gambar busana tergantung keinginan dari masing-masing perancang.

Berdasarkan uraian diatas penyelesaian pembuatan gambar secara kering adalah cara menyelesaikan desain busana tanpa menggunakan air. Pewarnaan bisa menggunakan pensil warna, krayon, konte, spidol, marker

dan lainnya. Penyelesaian pembuatan gambar meliputi pewarnaan kulit, pewarnaan rambut dan pewarnaan busana dengan pola, motif tekstur, warna hiasan, detail supaya desain tersebut dapat dilihat dan dibaca oleh orang lain.

Dokumen terkait