5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2. Komponen Kepercayaan (Tingkat Pelaksanaan)
Pengukuran tingkat kepercayaan konsumen terhadap kinerja atribut yang meleka pada kedua jenis buah jeruk dihitung berdasarkan hasil penilaian responden tentang baik tidaknya dua belas atribut dari setiap jenis buah jeruk. Nilai 5 untuk atribut yang dianggap sangat baik, nilai 4 untuk baik, nilai 3 untuk penilaian cukup baik, nilai 2 untuk tidak baik, dan nilai 1 yang paling rendah untuk sangat tidak baik. Selanjutnya diperoleh kategorisasi berdasarkan rentang skala penilaian tersebut yaitu: 1-1.8 = sangat tidak baik, 1.9-2.6 = tidak baik, 2.6- 3.4 = biasa, 3.5-4.2 = baik. 4.3-5 = sangat baik. Hasil nilai kepercayaan atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Nilai kepercayaan (bi) dan kategori tingkat pelaksanaan atribut buah jeruk
Atribut Jeruk Lokal Jeruk Impor
Bi Kategori bi Kategori
Harga 3.90 Baik 2.8 Biasa
Rasa 3.68 Baik 3.68 Baik
Kemudahan memperoleh 3.92 Baik 3.59 Baik
Kandungan air 3.75 Baik 3.53 Baik
Warna kulit 3.63 Baik 4.23 Baik
Ukuran 3.44 Baik 3.33 Baik
Kebersihan kulit 3.48 Baik 4.00 Baik
Kesegaran 3.74 Baik 3.75 Baik
Kematangan 3.89 Baik 3.68 Baik
Tekstur daging 3.60 Baik 3.58 Baik
Ada tidaknya biji 3.37 Biasa 3.64 Baik
Promosi 3.40 Biasa 3.92 Baik
Sikap Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor Kotler (2005) menyatakan sikap konsumen merupakan salah satu karakteristik konsumen yang berpengaruh terhadap proses pembelian. Sikap sering mempengaruhi loyalitas apakah konsumen ingin mengkonsumsi atau tidak. Sikap merupakan merupakan kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu produk tertentu yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif.
Sikap dalam konsep perilaku konsumen merupakan apa yang dipikirkan atau yakini, rasakan, serta ingin dilakukan berhubungan dengan stimuli pemasaran atau lingkungan yang dihadapi. Sikap merupakan respon atas stimuli yang diperoleh konsumen dan kemudian dipelajari, ditelusuri pengetahuannya sehingga menimbulkan motivasi untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk yang selanjutnya diyakini oleh konsumen sebagai sesuatu yang positif, negatif, menguntungkan atau merugikan, maupun baik atau buruk bagi konsumen. Sikap positif terhadap produk tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian ulang. Sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk membeli lagi.
Konsumen melihat sebuah produk sebagai sekumpulan atribut (bundle of attributes) dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk setiap produk. Konsumen membedakan satu produk dengan produk lainnya melalui atribut. Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan.
Multiatribut produk agribisnis dapat dilihat berdasarkan kriteria mutu produk agribisnis. Mutu buah meliputi visual, mouthfeel (rasa di mulut), nilai gizi (mutu fungsional), keamanan konsumsi, kemudahan penanganan (Sudiyarto 2009) dan sifat mutu lainnya. Untuk mengukur sikap konsumen terhadap buah jeruk, penelitian ini menggunakan alat analisis Multiatribut Fishbein
Dilihat dari nilai Ao hasil analisis Fishbein untuk masing-masing atribut pada Tabel 28, nilai sikap tertinggi pada jeruk lokal terdapat pada atribut harga, rasa, kemudahan memperoleh, kandungan air, kesegaran, dan derajat kematangan. Sedangkan nilai sikap tertinggi pada jeruk impor terdapat pada rasa, warna kulit, kebersihan kulit, kesegaran, derajat kematangan dan promosi.
Tabel 27 Hasil analisis sikap terhadap atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor
Atribut Kepentingan (ei)
Jeruk Lokal Jeruk Impor
bi Ao (ei.bi) Kategori sikap bi Ao (ei.bi) Kategori sikap
Harga 4.31 3.90 16.81 Positif 2.8 12.07 Netral
Rasa 4.49 3.68 16.52 Positif 3.68 16.52 Positif
Kemudahan
memperoleh 4.03 3.92 15.80 Positif 3.59 14.47 Netral
Kandungan
air 4.18 3.75 15.68 Positif 3.53 14.76 Netral
Warna kulit 3.84 3.63 13.93 Netral 4.23 16.24 Positif
Ukuran 3.61 3.44 12.42 Netral 3.33 12.02 Netral
Kebersihan
kulit 4.17 3.48 14.51 Netral 4.00 16.68 Positif
Kesegaran 4.44 3.74 16.61 Positif 3.75 16.65 Positif
Kematangan 4.06 3.89 15.79 Positif 3.68 14.94 Positif
Tekstur
daging 3.60 3.36 12.10 Netral 3.58 12.89 Netral
Kandungan
biji 2.97 3.37 10.01 Negatif 3.64 10.81 Netral
Promosi 3.95 3.40 13.43 Netral 3.92 15.48 Positif
Total 174.078 Positif 174.005 Positif
Catatan: Nilai Kepentingan (ei) 1-1.8 sangat tidak penting; 1.9-2.6 tidak penting; 2.7-3.4 biasa; 3.5-4.2 penting; 4.3-5 sangat penting. Kepercayaan (bi) 1-1.8 sangat tidak baik; 1.9-2.6 tidak baik; 2.7-3.4 biasa; 3.5- 4.2 baik; 4.3-5 sangat baik. Kategori sikap (Ao), sangat negatif 1-5.8; negatif 5.9-10.6; netral: 10.7-15.4; positif: 15.5-20.2; dan sangat positif 20.3-25. Kategori sikap total (Ao total) sangat negatif 10-58; negatif 59- 107; netral 108-156; positif 157-205; dan sangat positif 206-254.
Responden menyatakan sikap positif pada atribut harga untuk buah jeruk lokal. Harga yang terdapat pada jeruk lokal dinilai baik menunjukkan harga dapat diterima responden pada kategori tersebut. Artinya responden merasakan manfaat dari harga yang dibayarkan pada jeruk lokal. Sikap sering mempengaruhi loyalitas
untuk konsumen ingin mengkonsumsi atau tidak. Sikap positif terhadap produk tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian ulang. Pada buah jeruk impor, atribut harga yang melekat dinilai biasa oleh responden. Responden belum cukup merasakan manfaat yang ada pada jeruk impor pada harga yang ditetapkan. Sikap yang terbentuk pada jeruk impor untuk atribut harga adalah netral. Artinya konsumen belum tentu loyal untuk memilih atau membeli buah jeruk impor sebagai pilihan.
Atribut rasa merupakan atribut paling utama berdasarkan kepentingan. Sejalan dengan penelitian Riska (2012) yang menggunakan analisis Fishbein
menyatakan rasa merupakan atribut utama yang mempengaruhi pembelian buah jeruk lokal dan impor di Kudus. Dalam penelitian ini responden menilai rasa pada buah jeruk lokal dan jeruk impor dalam kategori baik pada Tabel 27. Artinya responden mendapatkan rasa yang dikandung baik jeruk lokal maupun jeruk impor sesuai dengan selera mereka. Responden memberikan sikap positif pada kedua produk tersebut. Atribut penting yang sudah dinilai baik ini harus dapat dipertahankan.
Kemudahan memperoleh merupakan atribut selanjutnya yang dianggap penting oleh konsumen. Konsumen menilai atribut tersebut lebih tinggi pada jeruk lokal dengan sikap positif sedangkan pada buah jeruk impor menyatakan sikap netral. Saat peredaran buah impor dibatasi, buah lokal mudah didapatkan, hampir di semua pasar tradisional, kios buah dan ritel (Sudiyarto 2011).
Untuk atribut-atribut kualitas lainnya responden menunjukkan sikap positif seperti pada derajat kematangan, kandungan air, dan kesegaran baik jeruk lokal maupun jeruk impor. Ukuran buah dan tekstur daging buah konsumen menyatakan netral terhadap keduanya. Kandungan air responden lebih positif sikapnya untuk jeruk lokal. Promosi lebih positif untuk jeruk impor. Atribut- atribut yang lebih positif pada jeruk lokal menjadi keunggulan dan harus dipertahankan sedangkan atribut-atribut jeruk impor yang lebih positif seperti kebersihan kulit dapat menjadi acuan bagi jeruk lokal untuk dapat menyamakan posisi atributnya dengan mengembangkan potensi jeruk lokal.
Secara keseluruhan berdasarkan total nilai Ao tidak jauh berbeda antara jeruk lokal maupun jeruk impor. Responden memiliki sikap positif antara keduanya. Responden menilai atribut-atribut yang melekat pada buah jeruk lokal dan jeruk impor sama-sama baik dan sebagian besar bisa diterima konsumen dengan ditunjukkan nilai kepercayaan yang baik dan sikap yang positif.
Preferensi Konsumen Buah Jeruk Kota Bandar Lampung
Kotler (2005) mengatakan preferensi adalah kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dari suatu produk. Konsumen merupakan salah satu komponen penting dalam sistem agribisnis. Tumbuhnya sektor agribisnis akan ditentukan oleh seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk-produk agribisnis. Upaya peningkatan produksi jeruk lokal maupun peningkatan volume jeruk impor pada dasarnya merupakan upaya untuk merespon adanya pertumbuhan permintaan. Peningkatan konsumsi umumnya dipicu oleh kombinasi pertumbuhan pendapatan dan pergeseran preferensi konsumen (Adiyoga 2008). Konsumen dipandang sebagai agens yang selalu berupaya untuk mengoptimalkan
tingkat kepuasan sesuai dengan preferensi individual. Pemahaman tentang preferensi konsumen sangat penting dalam proses pengambilan keputusan untuk produsen atau pun pemasar. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur nilai tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif setiap atribut yang terdapat pada suatu produk. Produk pada dasarnya adalah sekumpulan atribut- atribut. Atribut –atribut tersebut dapat menjadi penilaian mutu atau kualitas yang diinginkan konsumen.
Preferensi konsumen buah jeruk lokal dan jeruk impor dianalisis menggunakan analisis konjoin. Adiyoga dan Nurmalinda (2012) menyatakan analisis ini banyak digunakan pada kuantifikasi preferensi konsumen buah dan sayuran. Data preferensi konsumen buah jeruk lokal dan jeruk impor diperoleh melalui survei dan kuisioner di enam lokasi pasar dan dianggap telah mewakili pasar-pasar yang ada di wilayah kota Bandar Lampung.
Tabel 28 Preferensi konsumen terhadap atribut buah jeruk
Atribut
Nilai
Kepentingan Taraf Utility
Estimate Preferensi Rasa 37.651 Manis 2.831 Manis
Asam -3.552 Manis Asam Manis Asam 0 .721
Ukuran 16.133 Besar -0.471 Sedang Sedang 0. 372 Kecil
Kecil 0.098
Warna 11.798 Hijau -0.087 Hijau Kekuningan Kuning Orange -0.199 Hijau Kekuningan 0.286 Harga 11.317 Rp 20.000- Rp. 25.000 -0.341 Rp 25.001- Rp. 30.001 0.023 Rp 25.001- Rp 30.000 Rp 30.001- Rp. 35.000 0.318 Rp 30.001- Rp 35.000 Kandungan Air
9.039 Sediki air -0.168 Banyak air Banyak air 0.168
Asal 7.517 Lokal 0.349 Lokal
Impor -0.349 Kandungan
Biji 6.55 Tidak ada 0.194 Tidak Berbiji Ada -0.194
Konstanta 8.017
Pearson’s R 0.975 Sig. .000
Kendall’s tau 0.762 Sig. .000
Hasil preferensi yang dianalisis menggunakan analisis konjoin menunjukkan rasa merupakan atribut penting yang menjadi pertimbangan utama bagi responden dalam memilih buah jeruk. Atribut rasa memiliki nilai kepentingan tertinggi sebesar 37.651 persen pada Tabel 28 sehingga menempati urutan pertama dari keseluruhan jumlah atribut lainnya dari buah jeruk. Rasa buah
merupakan indikator pertama yang dapat mengungkapkan kualitas citarasa buah. Bagi sebagian besar masyarakat, rasa merupakan atribut yang paling penting dan mempengaruhi mereka dalam mengkonsumsi produk pangan dibandingkan dengan atribut lainnya (Muzdalifah 2012; Soetiarso 2010; Yosini 2012). Hal ini dapat diartikan pertimbangan rasa terhadap suatu produk dapat menjadi indikator bagi seseorang untuk menyukai atau tidak menyukai suatu produk.
Rasa yang lebih disukai responden kota Bandar Lampung terhadap buah jeruk adalah rasa manis dibandingkan rasa manis asam ataupun asam. Muzdalifah (2012) dalam kajiannya terhadap preferensi konsumen terhadap buah-buahan lokal juga menyimpulkan konsumen buah jeruk di daerah Banjarbaru menyukai jeruk yang rasanya manis. Dilihat dari nilai kegunaan rasa manis tertinggi dari seluruh responden penelitian di Banjarbaru. Sejalan dengan penelitian Yosini (2011) yang menyatakan konsumen di kota Bandung menyukai buah jeruk baik lokal maupun impor yang rasanya manis.
Gambar 4 Nilai kegunaan atribut rasa
Atribut rasa manis pada hasil penelitian ini yang ditunjukkan oleh Tabel 28 memiliki nilai utilitas terbesar yaitu 2.831, sedangkan pilihan rasa manis asam kurang disukai oleh responden sehingga mempunyai nilai utilitas sebesar 0.721 di bawah rasa manis. Atribut rasa yang paling tidak disukai responden buah jeruk adalah asam dengan nilai utilitas paling rendah -3.552. Nilai utilitas masing- masing taraf dari atribut rasa dapat dilihat pada Tabel 28. Responden secara keseluruhan dinilai lebih menyukai buah jeruk dengan rasa manis. Sedangkan pilihan buah jeruk dengan rasa yang terdapat asam relatif tidak disukai oleh konsumen sehingga nilai kegunaan tarafnya bernilai negatif.
Buah jeruk yang merupakan produk hortikultura termasuk ke dalam produk yang mudah rusak, sehingga butuh penanganan khusus pada tahapan panen dan pascapanen. Kualitas atau mutu produk merupakan hal yang harus dipertahankan selama buah jeruk dipasarkan hingga sampai di tangan konsumen. Rasa berkaitan dengan proses kimiawi yang terjadi selama proses pematangan buah. Selama proses pematangan buah, hasil metabolisme dikonversikan dalam bentuk akumulasi gula dan asam yang memberikan citarasa pada buah tersebut. Semakin tinggi rasio gula : asam, buah semakin manis dan semakin berkurang rasa asamnya pada sari buah. Rasio kandungan gula : asam akan semakin tinggi
2.831 -3.552 0.721 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Manis Asam Manis Asam
N il ai K e g u n aan
Nilai Kegunaan Atribut Rasa
dengan semakin tuanya umur panen (Pangestuti et al. 2004). Dengan mengetahui preferensi konsumen yang menyukai buah jeruk rasa manis, produsen dan pemasar harus dapat menghasilkan dan menjaga kualitas rasa manis hingga konsumen melakukan pembelian.
Gambar 5 Nilai kegunaan atribut ukuran
Ukuran buah jeruk menjadi atribut kedua yang dinilai oleh responden. Dari atribut-atribut yang dilihat responden pada buah jeruk, ukuran buah menjadi atribut setelah rasa dengan nilai kepentingan relatif sebesar 16.133 persen. Buah jeruk yang lebih disukai konsumen adalah yang berukuran sedang dibandingkan yang berukuran besar ataupun kecil. Sejalan dengan yang dilakukan Ria (2014) dalam studinya untuk mengetahui preferensi buah lokal menggunakan analisis konjoin menunjukkan konsumen buah jeruk di kota Bogor menyukai buah jeruk dengan ukuran sedang. Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian ini, responden menyukai ukuran jeruk sedang karena dirasakan yang paling sesuai bagi kebutuhan mereka.
Buah jeruk yang berukuran kecil dianggap belum masak sempurna secara fisiologis saat dipanen sehingga akan mempengaruhi mutu atau kualitas lainnya seperti rasa yang cenderung masih asam. Atribut ukuran sedang dari hasil penelitian ini pada Tabel 28 memiliki nilai kegunaan terbesar yaitu -0.471, sedangkan pilihan buah jeruk yang berukuran kecil mempunyai nilai kegunaan sebesar 0.098 di bawah ukuran sedang. Ukuran terkait dengan diameter buah atau jumlah buah tiap kilogram pada bentuk buah yang seragam. Konsumen menginginkan buah yang dibeli berukuran sama dan seragam. Keseragaman ukuran dihasilkan dari tahapan penanganan pascapanen yang dilakukan. Umumnya produsen atau petani melakukan sortasi dan grading selama proses pengemasan untuk dipasarkan. Buah jeruk harus seragam mengacu pada ukuran yang sama dan kelas mutu yang sama untuk dipasarkan sesuai dengan permintaan pemasar atau konsumen.
Warna merupakan atribut selanjutnya yang menjadi pertimbangan responden buah jeruk selama memutuskan pembelian. Bagi sebagian besar masyarakat daya tarik buah jeruk terlihat dari warna kulit buahnya. Proses perubahan warna kulit yang terjadi selama proses pematangan pada buah jeruk
-0.471 0.372 0.098 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Besar Sedang Kecil
N il ai K e g u n aan
Nilai Kegunaan Atribut Ukuran
merupakan suatu perubahan kualitas yang mudah dilihat oleh konsumen sehingga mempengaruhi preferensi pembelian. Secara keseluruhan responden yang pada penelitian ini merupakan responden yang lebih banyak mengkonsumsi buah jeruk lokal sehingga warna yang lebih disukai responden terhadap buah jeruk adalah hijau kekuningan yang diwakili sebagian besar oleh jeruk lokal seperti jeruk medan, jeruk pontianak dan jeruk bw. Atribut warna hijau kekuningan memiliki nilai kegunaan taraf terbesar pada Tabel 28 yaitu 0.286. Buah jeruk lokal memiliki kulit buah yang hijau pada waktu masih muda dan mulai menguning ketika mulai masak. Degradasi klorofil terjadi selama periode pematangan yang ditunjukkan oleh perubahan warna kulit dan makin mengkilap seiring dengan matangnya buah (Mahardika dan Susanto 2003).
Gambar 6 Nilai kegunaan atribut warna
Harga merupakan atribut keempat yang dinilai oleh responden dalam memutuskan pembelian buah jeruk. Dari sudut pandang konsumen, harga sering digunakan sebagai indikator nilai jika harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan. Seringkali dalam penentuan nilai suatu produk, konsumen membandingkan kemampuan suatu produk dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan produk substitusi. Harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Tjiptono 2004). Peranan alokasi, adanya harga dapat membantu konsumen untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis produk untuk memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Campbell et al. (2004) menyatakan dalam studinya responden buah jeruk di Alabama menyukai buah jeruk pertanaman lokal yang dijual dengan harga yang rendah. Sementara pada penelitian ini responden buah jeruk mau membayar buah jeruk pada taraf Rp25 000 - Rp35 000 seperti yang terlihat pada Tabel 28.
-0.087 -0.199 0.286 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4
Hijau Kuning Orange Hijau Kekuningan
N il ai K e g u n aan
Nilai Kegunaan Atribut Warna
Gambar 7 Nilai kegunaan atribut harga
Harga di sini berperan sebagai informasi, harga mendidik konsumen mengenai faktor-faktor atau manfaat produk seperti mutu atau kualitas. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang tinggi mencerminkan kualitas yang baik. Sejalan dengan penelitian Widyadana et al. (2013) tingkat pendapatan mempengaruhi persepsi konsumen dalam pembelian. Konsumen dengan pendapatan tinggi lebih mempertimbangkan harga yang tinggi berkaitan dengan atribut kualitas yang melekat pada buah lokal dan buah impor. Pada tingkatan harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.
Atribut lainnya yang menjadi pertimbangan responden buah jeruk sebelum memutuskan pembelian ialah kandungan air di dalam buah. Hasil nilai kepentingan utilitas menunjukan konsumen menyukai buah jeruk yang banyak air. Banyaknya kandungan air terkait dengan tingkat kesegaran yang dirasa konsumen sehingga menjadi atribut penting dalam pembelian jeruk siam. Adiyoga (2009) dalam penelitiannya menunjukkan preferensi konsumen buah jeruk siam menyukai buah jeruk dengan kandungan air tinggi dan tidak berbiji. Responden dalam penelitian ini pun menyukai buah jeruk dengan sedikit atau tanpa biji.hal ini dapat menjadi masukan untuk memperbaiki atribut buah jeruk lokal yang umumnya memiliki biji lebih banyak dibandingkan buah jeruk impor.
Atribut selanjutnya yang menjadi preferensi adalah atribut orisinalitas yang mengidentifikasi asal datangnya buah jeruk. Apakah jeruk yang dibeli merupakan jeruk pertanaman lokal atau jeruk yang didatangkan dari impor. Dari nilai kegunaan atribut responden lebih menyukai buah jeruk lokal sebesar 0.349. Sedangkan buah jeruk impor bertanda negatif artinya konsumen cenderung tidak menyukai atau memilih untuk dikonsumsi. Hal tersebut sesuai dengan deskriptif dan wawancara sebelumnya. Mayoritas responden lebih sering membeli jeruk lokal dibandingkan jeruk impor.
-0.341 0.023 0.318 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Rp 20.000 - 25.000 Rp 25.001 - 30.001 Rp 30.001 - 35.000 N il ai K e g u n aan
Nilai Kegunaan Atribut Harga
Gambar 8 Nilai kepentingan relatif atribut buah jeruk
Secara umum, responden buah jeruk lokal dan jeruk impor menganggap bahwa atribut penting dalam membeli atau memilih buah jeruk adalah rasa (37.651%), ukuran (16.133%), warna (11.798%), harga (11.317%), kandungan air (9.039%), asal (7.517%), biji (6.545%). Penjelasan tersebut dapat dilihat juga pada nilai kepentingan buah jeruk pada Gambar 8.
37.651 16.133 11.798 11.317 9.039 7.517 6.545 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Ni lai K ep en ti n g an
Nilai Kepentingan Relatif (%) Buah Jeruk
Tabel 29 Hasil analisis dan implikasi agribisnis
Analisis Hasil Implikasi
Tahapan proses keputusan pembelian konsumen buah jeruk
Secara umum seluruh responden buah jeruk melalui setiap tahapan proses keputusan pembelian.
Sebagian besar konsumen jeruk kota Bandar Lampung lebih memilih pembelian jeruk lokal.
Bentuk promosi yang paling menarik konsumen adalah potongan harga produk.
Perilaku setelah pembelian, sebagian besar responden merasa puas dengan buah jeruk yang dibeli dan berniat melakukan pembelian ulang.
Pemasar pihak ritel dan pedagang dapat menghadirkan jeruk lokal sesuai yang diharapan konsumen
Peningkatan konsumsi jeruk lokal bisa distimulasi dengan bentuk promosi proaktif, menghadirkan buah jeruk lokal yang lebih baik dibandingkan buah jeruk impor dengan harga yang kompetitif.
Bentuk promosi seperti potongan harga, tampilan yang menarik, kemasan yang baik dapat menarik minat konsumen kota Bandar Lampung menjadi lebih loyal untuk membeli buah jeruk.
Fishbein Responden buah jeruk memberikan penilaian sikap yang positif untuk buah jeruk lokal dan buah jeruk impor.
Atribut-atribut kualitas seperti rasa, derajat kematangan, tingkat kesegaran dinilai positif oleh konsumen untuk buah jeruk lokal dan jeruk impor
Buah jeruk lokal unggul pada kandungan air dengan nilai sikap positif sedangkan kandungan biji, kebersihan kulit dan promosi lebih positif nilai sikapnya untuk buah jeruk impor.
Atribut-atribut buah jeruk impor yang lebih dinilai positif oleh konsumen dapat menjadi acuan bagi perbaikan atribut jeruk lokal. Pada tahap pra panen, penggunaan varietas buah jeruk seedless untuk menghasilkan buah jeruk yang tidak banyak berbiji sedangkan kebersihan kulit dapat diperoleh dengan sortasi saat pemanenan dan teknik degreening (penguningan)yang membuat kulit buah jeruk lokal lebih menarik.
Konjoin Responden buah jeruk menyukai buah jeruk lokal dengan karakteristik manis, berukuran sedang, warnanya hijau kekuningan, kandungan air tinggi, tidak berbiji dan berada di rentang harga Rp25 001- Rp35 000/kg.
Sortasi dan grading menjadi penting bagi konsumen di pasar modern karena konsumen menilai buah jeruk di pasar ritel sudah memiliki standar kualitas yang baik.
Produsen dan pemasar dapat menghadirkan buah jeruk seperti jeruk medan dan jeruk pontianak yang memiliki rasa manis dan buah jeruk lokal seperti jeruk BW memiliki banyak kandungan air yang dapat mewakili preferensi konsumen kota Bandar Lampung.
Perbaikan produktivitas dan kualitas buah jeruk lokal melalui pemanfaatan benchmarking jeruk impor seperti buah jeruk tanpa biji dan berwarna menarik.
7. SIMPULAN DAN SARAN