BAB I. PENDAHULUAN
F. Manfaat Penelitian
3. Komponen Program Pendidikan Anak Usia Dini
Penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini ini melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain: anak didik, pengelola, program belajar dan sarana prasarana.
a. Anak didik
Kelompok sasaran penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini kelompok anak usia 3-4 tahun, kelompok anak usia 4-5 tahun, dan kelompok anak usia 5-6 tahun. Selanjutnya Abu Ahamdi dan Widodo Supriyono (2004: 51) mengatakan anak usia dini sudah mulai matang untuk belajar yang sebenarnya, mereka ingin berusaha untuk mencapai sesuatu bagi perkembangan aktivitas bermain dan bekerja. Untuk mempermudah pengelolaan pembelajaran dalam satu tingkatan, hendaknya pengelola mengelompokkan anak didik sesuai usianya. Kelompok tersebut adalah kelompok anak usia 3-4 tahun, kelompok anak usia 4-5 tahun, dan kelompok anak usia 5-6 tahun. Ibrahim Bafadal (2005: 35) menyatakan pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kemampuan, bakat, dan minat siswa. Pengelolompokan siswa mempunyai tujuaan karena pengelompokan anak
akan mempermudah bagi pendidik dalam pelaksanaan pembalajaran, karena anak memiliki tingkat pertumbuhan dan perrkembangan yang relatif sama. Jadi kesimpulanya adalah anak didik pada program pendidikan anak usia dini kelompok anak usia 3-4 tahun, kelompok anak usia 4-5 tahun, dan kelompok anak usia 5-6 tahun.
b. Pendidik
Pendidik adalah orang yang terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran, seyogyanya pendidik memahami prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, adapun prinsip-prinsip tersebut menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini ( 2004: 24) adalah:
1) Non diskriminasi, di mana semua anak dapat mengecap pendidikan usia dini tanpa membedakan suku bangsa, jenis kelamin, bahasa, agama, tingkat sosial, serta kebutuhan khusus setiap anak
2) Dilakukan demi kebaikan terbaik untuk anak (the best intersest of the child), bentuk pengajaran, kurikulum yang diberikan harus di sesuaikan dengan perkembangan kognitif, emosional, kontek sosial budaya dimana anak-anak hidup
3) Mengakui adanya hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan yang sudah melekat pada anak
4) Penghargaan pada pendapat anak (respect for the views of the child), pendapat anak terutama yang menyangkut kehidupanya perlu mendapatkan perhatian dan tanggapan.
Selanjutnya Direktorat Jenderal PLS dan P (2005: 6) menyatakan tenaga pendidik usia dini adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan pembelajaran pada anak usia dini, serta memiliki komitmen profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini.
Menurut Ishak Abdulhak (2003: 32) Tenaga Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas (a) pendidik profesional adalah tenaga pendidik anak usia dini yang sudah memiliki kualifikasi pendidikan akademik profesional minimal DII pada program studi yang terakreditasi untuk melahirkan tenaga pendidik usia dini, (b) pendidik semi profesional adalah mereka yang berkesempatan melaksanakan pendidikan usia dini dengan latar pendidikan formal bervariasi minimal sekolah lanjutan tingkat atas dan telah mendapatkan pembekalan tentang pendidikan usia dini melalui program-program pelatihan dan sertivikasi.
Menurut Direktorat Jenderal PLS dan P (2006: 7) tugas–tugas pendidik pendidikan anak usia dini adalah: (1) merancang program pembelajaran yang sesuai dengan karekteristik perkembangan dan kebutuhan anak, (2) mengorganisasikan lingkungan belajar anak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak, (3) melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak, (4) melakukan pembimbingan terhadap anak, (5) menciptakan lingkunngan belajar yang sehat, mendukung, dan matang, (6) melakukan evaluasi perkembangan anak, (7) melakukan evaluasi pembelajaran, (8) membuat laporan perkembangan anak, (9) menjalin komunikasi dengan orang tua anak secara kontinyu.
Kompetensi profesional guru PAUD dalam Martuti (2009: 51) sosok utuh kompetensi profesional guru PAUD dalam meliputi kemampuan:
1. Mengenal anak secara mendalam
3. Menyelenggarakan kegiatan bermain yang memicu tumbuh kembang anak sebagai pribadi yang utuh.
Jadi kesimpulanya adalah pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran, memiliki prinsip dasar yang berkaitan dengan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Tenaga pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi pendidikan akademik minimal DII dan memiliki pembekalan tentang pendidikan anak usia dini melalui program-program pelatihan dan sertifikasi. Pendidik juga memiliki peranan penting dalam memilihkan materi, alat permainan, pembagian tugas-tugas dan kegiatan bagi anak selain itu mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan segala potensi yang dimiliki anak dan menentukan keberhasilan pendidikan.
c. Pengelola
Menurut Ishak Abdulhak (2003: 34) pengelola satuan pendidikan anak usia dini adalah tenaga yang bertugas merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi kegiatan kelembagaan satuan pendidikan anak usia dini/program pendidikan dan pembelajaran anak usia dini yang menjadi tanggungjawabnya. Pengelola program mempunyai tugas melakukan identifikasi kelompok sasaran , tenaga pendidik, pengadaan sarana dan prasarana, mengatur secara teknis kegiatan pembelajaran, melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan, menyusun laporan perkembangan kegiatan, dan mencari alternatif pemecahan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program.
Jadi kesimpulanya pengelola pendidikan anak usia dini merupakan petugas yang mengatur, bertanggung jawab dalam mengelola kelembagaan pendidikan anak usia dini.
d. Program Pembelajaran
Program pembelajaran merupakan unsur pokok dalam penyelenggaraan pendidikan prasekolah. Pendidikan pada jenjang prasekolah pada dasarnya bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh, baik pada aspek kognitif, motorik, seni, bahasa, sosial-emosional dan moral dan nilai-nilai keagamaan. Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (content), dan proses belajar. Oleh karena itu program pendidikan anak usia dini harus mencangkup dan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Dalam sebuah program pendidikan anak usia dini terdapat sebuah proses pembelajaran, proses pembelajaran anak usia dini berbeda dengan proses pembelajaran pada orang dewasa. Anak-anak harus diberi kesempatan yang luas untuk bermain dan berkreasi melalui aktivitas bermain dan tentunya tetap di arahkan pada pencapaian suatu tujuan pendidikan yang bermuara pada peningkatan potensi anak.
Sedangkan pendekatan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini dalam Martuti (2009: 46-47) adalah sebagai berikut:
1) Berorientasi pada kebutuhan anak
Aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
2) Belajar melalui bermain
Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan
3) Lingkungan yang kondusif
Memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
4) Menggunakan pembelajaran terpadu
Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual.
5) Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
6) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar.
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru. 7) Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
8) Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang berluang .
Jadi kesimpulanya program pembelajaran harus mengembangkan perkembangan anak secara optiamal dan menyeluruh yaitu dari segi kognitif, motorik, seni, bahasa, sosial-emosional, moral dan nilai-nilai keagamaan. Program pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan program pembelajaran dipersiapkan oleh kader.
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sarana dan prasarana pendidikan yang perlu di sediakan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini antara lain: ruang pembelajaran, ruangan bermain, halaman, alat permainan edukatif, papan tulis, meja, kursi, almari dan peralatan yang mendukung kelancaran proses pembelajaran. Gedung atau tempat pembelajaran dan fasilitas lain hendaknya memenuhi kriteria tertentu, kriteria tersebut antara lain: bersih, kondisi baik, tertata rapi, indah dan menyengkan bagi anak.
Ketersediaan lingkungan yang nyaman dan lengkap dengan fasilitas pendidikan dan dapat merangsang perkembangan anak. Aspek perkembangan anak usia dini yang di kembangkan dalam lembaga anak usia dini sesuai standar kompetensi Diknas (2003: 7) meliputi aspek: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/ motorik, dan seni.
Jadi kesimpulanya sarana dan prsarana belajar segala sesuatu yang digunakan dalam proses belajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Sarana dan prasarana belajar adalah: ruang pembelajaran, ruangan bermain, halaman, Alat Permainan Edukatif (APE), papan tulis, meja, kursi, almari dan peralatan yang mendukung proses pembelajaran.
C. Posyandu Pendidikan Anak Usia Dini (Pos PAUD)