Fiber bragg grating merupakan elemen dasar dari sensor berbasis serat optik. Pada penelitian ini digunakan fiber Bragg grating buatan Technica SA asal USA dengan spesifikasi sebagai berikut. Panjang gelombang operasi FBG 1550 nm dengan toleransi panjang gelombang +/- 0,5 nm. Panjang FBG adalah 10 mm dengan reflectivity > 80%. Tipe serat optik adalah polymide fiber yang tahan terhadap temperatur 180 0C dengan konektor tipe FC/PC.
b. Konektor
Salah satu komponen dasar dari suatu sistem sensor berbasis serat optik adalah konektor. Konektor merupakan komponen yang menghubungkan antara serat optik dengan sumber cahaya atau detektor yang sifatnya dapat dibongkar pasang. Sebuah konektor yang baik ketika inti dari serat sejajar dengan laser atau detektor. Konektor dengan presisi tinggi memiliki nilai toleransi kurang dari 1 Β΅m.
Setiap konektor memiliki empat bagian utama yaitu: ferrule, batang (tubuh) konektor, kabel, dan perangkat kopling (Tyagarajan, K dan Ajoy Ghatak, 2007). Ferrule merupakan perangkat silinder tipis panjang yang biasanya terbuat dari logam ataupun keramik yang lubangnya dibor melalui pusat silinder. Diameter lubang ferrule ukurannya sedikit lebih besar dari diameter cladding serat optik sehingga serat optik dapat diposisikan pas didalam ferrule. Batang konektor biasanya terbuat dari logam atau plastik yang mengikat ferrule. Kabel yang terpasang pada batang konektor berfungsi sebagai titik masuk dari serat optik dan perangkat kopling berfungsi sebagai penyelaras antara dua serat yang dihubungkan.
17
c. Laser Dioda (LDs) dan Light-Emitting Diodes (LEDs):
Didalam sistem optik, sinyal dibawa oleh foton dan oleh karena itu pemilihan sumber optik menjadi salah satu bagian yang penting dalam sistem optik. Meskipun ada berbagai sumber optik namun saat ini yang banyak digunakan adalah sumber cahaya dari bahan semikonduktor. Alasan pemilihannya karena ukurannya kecil, reliable, dan luarannya cepat dipengaruhi oleh injeksi arus listrik atau lebih dikenal dengan modulasi langsung (Rongqing Hui, 2009). Laser semikonduktor dan LED didasarkan pada sambungan bias maju p-n junction dan daya luaran optiknya sebanding dengan arus injeksi listrik.
Laser Dioda (LDs)
Laser dioda adalah laser dari bahan semikonduktor yang didasarkan pada stimulan emisi bias maju semikonduktor p dan n. LDs memiliki kemurnian spektrum dan efesiensi eksternal yang lebih tinggi. Salah satu persyaratan dasar dari laser dioda adalah umpan balik optik. Pada (Gambar 2.11) memperlihatkan rongga laser dengan panjang L dari bahan semikonduktor, besar keuntungan optik g, dan Ξ± adalah kerugian optik per unit panjang. Indeks bias materi dalam rongga n, dan refleksitas dari permukaan rongga adalah R1 dan R2.
Gambar 2.11. Sebuah Rongga Laser (Hui Rongqing dan Maurice OβSullivan, 2009)
Pandu Geombang
18
Gambar 2.11 juga memperlihatkan perjalanan bolak balik dari gelombang cahaya sepanjang arah Z. Setelah tiap bolak balik, gelombang cahaya akan mengalami perubahan bidang optik sebesar:
πΈπΈπΈπΈππ+1
ππ = βπ π 1βπ π 2 exp(ΞπΊπΊ + ππΞππ) (2.8)
dimana total pergeseran fase dari medan optiknya adalah
Ξππ =2ππππ 2πππΏπΏ (2.9)
dan koefisien keuntungan dari medan optik adalah
ΞπΊπΊ = (Ξππ β πΌπΌ)2πΏπΏ (2.10) dimana g adalah koefisien gain optik (cm-1), Ξ± adalah koefisien serap dari bahan semikonduktor (cm-1), 0<Ξ<1 adalah faktor kurungan yang menyatakan bahwa tidak semua bidang optik dibatasi oleh pandu gelombang, G adalah rasio antara bidang optik dengan medan optik. Agar osilasi dapat berulang secara kontinyu maka harus memenuhi:
βπ π 1βπ π 2 exp(ΞπΊπΊ + ππΞππ) = 1 (2.11) Persamaan (2.11) menyatakan syarat terjadinya osilasi dan juga disebut sebagai kondisi ambang batas. Pada kondisi ambang batas bidang optik Ei tidak mengalami pergeseran atau perubahan. Selain itu, agar osilasi dapat berulang secara kontiyu maka gelombang cahaya dikomposisi berdasarkan kondisi fase dari laser. Kondisi fase menyatakan gelombang cahaya yang setiap bergerak bolak balik, perubahan fase gelombang harus kelipatan dari 2ππ, Ξππ = 2ππππ dimana m adalah bilangan bulat positif dengan nilai 1, 2, 3, dan seterusnya. Implikasi dari perubahan fase ini adalah sinar laser dapat memancar di beberapa panjang gelombang yang umum dikenal sebagai mode longitudinal dan memenuhi persamaan berikut.
19
ππππ =2πππΏπΏππ (2.12)
Gambar 2.12. Gelombang mode longitudinal (Hui Rongqing dan Maurice OβSullivan, 2009)
Light-Emitting Diodes (LEDs)
Emisi cahaya pada LED didasarkan pada emisi spontan bias maju semikonduktor p dan n. Struktur dasar dari LEDs ditunjukkan pada Gambar 2.13 (a) pancaran pada permukaan, (b) pancaran pada tepi LED. Untuk dioda dengan surface emitting, cahaya memancar dalam arah tegak lurus dari lapisan aktif. Pola emisi daya optik dapat digambarkan sebagai ππ(ππ) = ππ0cos ππ dengan ππ adalah sudut yang terbentuk antara arah pancaran dengan permukaan normal. ππ0 adalah daya optik dilihat dari permukaan normal.
Gambar 2.13. Ilustrasi emisi permukaan dan emisi tepi dari LED (Hui Rongqing dan Maurice OβSullivan, 2009)
m
L
20 d. Optimized Spectrum Analyzer (OSA)
Karakterisasi dan pengujian perangkat optik memerlukan perangkat/ alat dan instrumen tertentu. Pemahaman yang baik tentang prinsip prinsip dasar dari berbagai alat/instrumen, spesifikasi alat, kelebihan, dan keterbatasan dari alat akan membantu dalam merancang sebuah setup eksperimental, mengoptimalkan prosedur pengujian dan meminimalkan kesalahan dalam pengukuran.
Salah satu perangkat alat dalam sistem sensor berbasis fiber optik adalah Optimized Spectrum Analyzer (OSA). OSA adalah adalah alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan spektrum dari sinyal gelombang cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Hui Rongqing dan Maurice OβSullivan dalam bukunya βFiber Optic Measurement Techniquesβ mengatakan bahwa sebuah OSA yang baik memiliki spesifikasi dengan parameter sebagai berikut:
1. Rentang Panjang Gelombang
Rentang panjang gelombang merupakan parameter yang mangandung makna bahwa OSA memiliki kerja pada rentang panjang gelombang tertentu. Jadi tidak semua panjang gelombang dapat dibaca oleh OSA. Biasanya panjang gelombang tersebut juga bergantung pada filter optik, photodetektor, dan perangkat optik lainnya. Rentang panjang gelombang yang tersedia dalam bentuk kisi berbasis OSA adalah 400-1700 nm.
2. Akurasi panjang gelombang
Akurasi panjang gelombang kaitannya dengan seberapa akurat OSA dalam mengukur suatu panjang gelombang tertentu. Kebanyakan OSA yang ada mengukur panjang gelombang absolut dan relatif secara terpisah. Akurasi panjang gelombang absolut menentukan seberapa akurat nilai panjang gelombang ukur yang sering dipengaruhi oleh kalibrasi panjang gelombang. Sementara akurasi panjang gelombang relatif menggambarkan bagaimana akurasi dari pemisahan panjang gelombang yang diukur diantara dua sinyal optik dan biasanya sangat ditentukan oleh filter pada optik. Akurasi panjang gelombang biasanya kurang dari 0,1 nm.
21 3. Resolusi Lebar Pita (Bandwidth)
Akurasi lebar pita (bandwidth) adalah keadaan dari irisan spektrum sinyal optik yang terbaca pada OSA selama pengukuran. Semakin kecil resolusi bandwidth dari sinyal optik berarti semakin rinci karakteristik dari sinyal tersebut. Resolusi bandwidth dari OSA berbasis kisi yang terbaik untuk saat ini adalah 0,1 nm sampai 0,01 nm.
4. Sensitifitas
Sensitifitas erat kaitannya dengan menentukan daya optik minimum yang terukur sebelum ada noise/ gangguan. Oleh karena itu deteksi sensitifitas pada dasarnya ditentukan oleh karakteristik noise dari dioda yang digunakan pada OSA. Untuk OSA yang kemampuan mendeteksi panjang gelombang yang pendek (400-1000) nm umumnya memiliki sensitifitas yang lebih baik dibanding OSA yang mendeteksi panjang gelombang 1000-1700 nm. Selama ini sensitifitas dari OSA yang mampu dideteksi adalah -120 dB pada kisaran panjang gelombang 400-1700 nm.
5. Daya Maksimum
Daya maksimum adalah kemampuan OSA dalam mendeteksi daya optik maksimum suatu masukan sebelum mengalami saturasi. Pada umumnya OSA mampu mentolerir sinyal daya optik 20dBm atau lebih.
6. Akurasi Kalibrasi
Akurasi kalibrasi dari OSA merupakan kemampuan OSA didalam membaca tingkat keakuratan pada saat melakukan pengukuran. Biasanya akurasi kalibrasi kurang dari 0,5 dB yang dapat dicapai oleh OSA.
7. Stabilitas Amplitudo
Stabilitas amplitudo kaitannya dengan penentuan fluktuasi maksimum dari daya optik dari waktu ke waktu ketika input dayanya dikonstankan. Stabilitas amplitudo pada OSA biasanya kurang dari 0,01 dB per menit.
8. Rentang Dinamis
Rentang dinamis adalah melakukan identifikasi amplitudo maksimum dari dua sinyal optik dengan panjang gelombangnya masing-masing secara terpisah. Hal ini menjadi penting karena pada prakteknya jika sinyal optik lemah berada disekitar sinyal optik yang kuat maka sinyal optik yang lemah kadangkala
22
tidak terukur. Oleh karena itu melakukan identifikasi dan pemisahan dari kedua gelombang ini menjadi keharusan didalam pengukuran. Rentang dinamis dari OSA adalah sekitar 60 dB untuk selang panjang gelombang 0,8 nm dan 52 dB untuk selang panjang gelombang 0,2 nm.
9. Frekuensi sweep rate
Frekuensi sweep rate adalah kecepatan OSA didalam menyapu panjang gelombang selama pengukuran. Hal ini tergantung pada rentang panjang gelombang pengukuran dan resolusi bandwidth yang digunakan. Umumnya untuk menentukan banyaknya sapuan ditentukan dengan membagi rentang dinamis dengan resolusi bandwidthnya. Selain itu pada prakteknya didalam memilih kecepatan sapuan juga ditentukan oleh tingkat kekuatan dari sinyal masukan.
10. Ketergantungan polarisasi
Menentukan fluktuasi maksimum dari pembacaan daya saat sinyal optik mengalami polarisasi. Ketergantungan polarisasi disebabkan oleh polarisasi transmisi yang tergantung pada sistem optik: kisi dan filter optik yang digunakan didalam OSA.
Gambar 2.14. Skema pengukuran sinyal refleksi dan transmisi pada fiber bragg (Raman Kashyap, 2009)
23
2.6 Struktur dan Prinsip Pengukuran Sensor Temperatur Berbasis FBG Tipe