• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Bagan 2.2 Komponen utama dalam tahap perubahan Perilaku religius

47

atau menolong maupun menyokong objek. Perilaku negatif berarti berusaha menghindari, menghancurkan atau merugikan objek.

Bagan 2.2

Komponen utama dalam tahap perubahan Perilaku religius

Karena ketiga domain tersebut saling terikat erat, timbul teori bahwa jika kita mengetahui kognisi dan perasaan seseorang terhadap suatu objek Perilaku tertentu, kita akan tahu pula kecenderungan perilakunya. Dengan demikian kita dapat meramalkan perilaku dan Perilaku yang dampaknya besar sekali dalam penerapan psikologi. Karena dapat dimanfaatkan baik dalam hubungan antar

pribadi, dalam konseling maupun hubungan antar kelompok.32

32 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial (Balai Pustaka:Jakarta, 2002) hlm .234.

Kognitif

Tahap dimana individu yakin/mengetahui suatu

informasi

Afektif

Tahap dimana individu melibatkan emosinya/memutuskan

untuk menyukai atau tidak menyukai informasi tersebut

Konatif

Tahap dimana individu mulai memilih untuk bertindak/melakukan

aksi dikarenakan informasi yang telah ia

dapatkan, bisa berupa perubahan Perilaku

48

BAB III

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil subyek mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dan sampelnya adalah mahasiswa yang mengikuti dan sering melihat video dan konten pada akun dakwah Shift di Instagram.

Pemilihan subyek lebih ditekankan pada alasan dan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu peneliti memilih menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti telah membuat kriteria atau kategori tentang subyek yang layak dijadikan sampel penelitian. Sampel yang dijadikan kriteria oleh peneliti yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki media sosial Instagram, mengikuti (mem-follow) Akun Dakwah Shift di Instagram dan sering melihat konten Shift di Instagram.

Identitas responden yang dilihat dalam penelitian ini meliputi nama, nim, usia, jenis kelamin, jurusan, dan semester. Berdasarkan hasil penelitian awal melalui website PDDIKTI (PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI) diketahui terdapat 99 mahasiswa jurusan ilmu komunikasi tahun angkatan 2015 pada periode 2018/2019.33

49

Karena populasi dalam penelitian ini banyak maka digunakan sampel sebagai wakil dari populasi.

Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.34

Pengambilan sampel minimum dilakukan dengan menggunakan rumus proporsi Slovin35 sebagai berikut :

n = Ukuran sampel N = Jumlah populasi = 99

e = tingkat kesalahan dalam penelitian (1%, 5%, 10%), maka :

n =

1+𝑁𝑒𝑁 2

=

1+99(0,05)99 2

=

1+99 0,0025 99

=

1+0,247599

=

1,247599

n = 79,3587601

34 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta: Andi Offset, 2000) hlm. 121. 35 Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 117.

50

Dengan demikian dari jumlah populasi 99 orang mahasiswa, maka sampel minimum yang harus didapatkan oleh peneliti adalah

79,3587601

atau dibulatkan menjadi 80 sampel penelitian.

Pengambilan sampel juga dilakukan dengan menggunakan rumus purposive sampling dimana peneliti menyempitkan populasi menjadi sampel yang spesifik yang mempunyai kriteria yang sesuai dengan keinginan peneliti sebagai batasan dalam penelitian.

Untuk pengumpulan data primer, peneliti menggunakan metode penyebaran kuesioner melalui google form yang dibagikan kepada 99 responden dalam grup mahasiswa ilmu komunikasi semester tujuh, dari keseluruhan populasi yang peneliti beri kuesioner, peneliti mendapatkan respon sebanyak 87 respon dan dari 87 responden peneliti mengambil sampel sebanyak 75.

Peneliti membuat batasan-batasan subjek dengan menggunakan kuesioner soal nomer Q1-Q3 dengan indikator, “apakah anda pengguna Instagram?” (Q1), “apakah anda mengikuti akun dakwah shift?” (Q2), dan “seberapa sering anda melihat video dan konten yang dibagikan oleh akun dakwah Shift?” (Q3).

Dari 99 respon (100%), sebanyak 87 mahasiswa (86,1%) menyatakan sebagai seorang pengguna instagram, dan dari 87 pengguna instagram sebanyak 82 mahasiswa (81,1%) adalah pengikut (followers) dari akun dakwah Shift. Sedangkan dari keseluruhan responden yang menjadi pengikut

51

(followers) akun dakwah shift, sebanyak 75 responden (74,2%) menjawab sangat sering (38,9%) dan sering (35,3%) melihat video dan konten Shift.

Berikut adalah data responden yang peneliti dapatkan berupa penjelasan dan persentase responden berdasarkan nama, nim, usia, jenis kelamin dan semester yang telah peneliti dapatkan.

52

53

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Gambar 3.1 melihatkan daftar nama semua responden yang sesuai kriteria penelitian dan menjadi sampel yang ambil untuk penelitian ini.

54

b) NIM

55

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Gambar 3.2 melihatkan daftar NIM semua responden. Peneliti melibatkan unsur NIM dalam syarat pengisian kuesioner dikarenakan peneliti ingin

56

memastikan bahwa hanya mahasiswa ilmu komunikasi saja yang mengisi kuesioner tersebut.

c) Usia

Gambar 3.3 Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Usia responden dalam penelitian ini terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 22 tahun, 23 tahun, dan 24 tahun.

Dari Gambar 3.3 di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini terdapat 75 responden yang terdiri dari, 1 responden dengan usia 18 tahun (1,3%), 4 responden dengan usia 19 tahun (5,3%), 6 responden dengan usia 20 tahun (8%), 27 responden dengan usia 21 tahun (36%), 24 responden dengan usia 22 tahun (32%), 6 responden dengan usia 23 tahun (8%), dan 7 responden dengan usia 24 tahun (9,3%). Berdasarkan dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa yang aktif mengikuti akun dakwah shift adalah mayoritas mahasiswa yang berusia 21 tahun.

57

d) Jenis Kelamin

Gambar 3.4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Jenis kelamin responden dibagi menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Gambar 3.4 menunjukkan persentase identitas responden berdasarkan jenis kelamin. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini 32 responden laki-laki sebanyak (42,7%) dan 43 responden perempuan (57,3%).

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang seringkali mengikuti perkembangan akun dakwah shift dan sering melihat konten shift di media sosial instagram didominasi oleh perempuan.

e) Semester

Gambar 3.5 Responden Berdasarkan Semester

58

Peneliti juga memudahkan cara untuk menganalisiskan data yang peneliti dapat yakni peneliti mengkategorikan mahasiswa berdasarkan semester dalam perkuliahan.

2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah akun dakwah Shift.

Gambar 3.1 Tampilan Shift di Instagram

Sumber: https://www.instagram.com/shiftmedia.id/?hl=id

Shift atau juga dikenal “pemuda hijrah” merupakan nama akun media sosial yang berisi tentang dakwah-dakwah kekinian. Berawal dari kajian di Masjid Al Lathiif, Bandung, Jawa Barat, dimana sejumlah pemuda yang dulunya pernah bermasalah dengan kenakalan akhirnya memutuskan untuk berhijrah. Setelah mantap dengan jalan yang ditempuhnya, mereka berusaha mengajak pemuda-pemuda lain agar berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi..

Shift bertempat di bandung lebih tepatnya di Jl. Pasang No.9, Cihapit, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat. Selain menyebarkan pesan

59

dakwah melalui Instagram Shift juga menyebarkan dakwah melalui youtube, facebook, blog, acara seminar, ceramah langsung dan berbagai macam program menarik lainnya.

Gambar 3.2 Bermacam-macam Program Shift

Sumber: https://pemudahijrah.com/

Shift memiliki banyak sekali program menarik seperti ngabuburide, ladies day, nongkrong bareng UHA, shift weekend, teras tahfidz dan voice of youth.

Ngabuburide adalah program shift yang diadakan saat bulan ramadhan, disini shift menyediakan tempat untuk remaja-remaja untuk berkumpul bersama atau nongkrong bareng bersama komunitas-komunitas lainnya.

Ladies day adalah kajian ilmu khusus ladies (wanita) setiap dua minggu sekali di sabtu pagi yang biasanya diadakan di masjid dan di narasumberi oleh seorang ustadzah.

60

Nongkrong bareng UHA adalah program shift yang di adakan bersama Ustadz Hanan Ataki (UHA), Hanan Ataki bisa dibilang orang yang membentuk komunitas “pemuda hijrah” ini sehingga terbentuklah shift dan kebanyakan konten shift di Instagram pembicarannya beliau.

Teras tahfidz adalah sebuah program dimana shift menyediakan tempat untuk temen-temen yang ingin menghapal al-Quran, shift menyediakan dan membimbing temen-temen dalam menghapal al-Quran.

Gambar 3.3 Konten Shift di Instagram

Sumber: https://www.instagram.com/shiftmedia.id/?hl=id

Untuk orang yang benar-benar mengenal shift pasti mengetahui setiap perkembangan dan update dari shift. Kebanyakan konten shift di instagram berisi dakwah singkat atau potongan ceramah yang bermakna dan pesan islami yang sangat kekinian yang membuat remaja-remaja banyak yang menyukai dan mengikuti komunitasnya.

61

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yakni di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. UIN Sunan Ampel Surabaya merupakan perguruan tinggi yang berada di Surabaya tepatnya berlokasi di jalan Ahmad Yani No. 117, kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi UIN Sunan Ampel sangat strategis, karena berada di depan jalan raya dan mudah dijangkau oleh lapisan masyarakat baik pedesaan maupun kota. UIN Sunan Ampel dikelilingi pagar tembok. Adapun batas-batas dari UIN Sunan Ampel Surabaya adalah :

a) Sebelah barat berbatasan dengan kantor Polda Jawa Timur, niversitas Bhayangkara (UBHARA) dan Graha Pena Surabaya.

b) Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo.

c) Sebelah selatan berbatasan dengan Perum Peruri Divisi Jawa Timur.

62

B. Deskripsi Data Penelitian

Sebelum data diuji harus ada proses pembatasan subjek, disini peneliti harus mencari tahu dari semua data responden yang peneliti dapatkan apakah responden-responden tersebut sudah memenuhi kriteria.

Perlu diketahui bahwa data yang peneliti paparkan pada deskripsi perolehan data merupakan sampel data, bukan populasi data. Sampel ini telah melalui proses pemilahan yang dilakukan oleh peneliti dimana peneliti membuang data yang berisi subjek dengan kriteria yang bertentangan. Kriteria yang bertentangan dengan penelitian ini antara lain adalah:

a. Bukan pengguna Instagram

b. Bukan pengikut (followers) akun Shift

63

1. Perolehan Data

Gambar 3.4 Jawaban Responden pada Q1

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Dapat dilihat Gambar 3.4 jawaban responden telah dipilah oleh peneliti dimana jumlah keseluruhan responden sebanyak 38 mahasiswa sangat sering dan 37 sering melihat konten Shift, disini peneliti telah memilah data para responden yang tidak memenuhi kriteria yang awalnya terdapat 87 respon peneliti buang respon yang tidak memenuhi kriteria.

Gambar 3.5 Jawaban Responden pada Q2

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Dapat dilihat pada gambar 3.5 dimana jawaban responden pada instrumen Q2 menjelaskan bahwa dari 75 responden sebanyak 32

64

mahasiswa sangat sering melihat konten yang dibagika oleh shift. pengguna instagram yang mengikuti akun dakwah shift.

Gambar 3.6 Jawaban Responden pada Q3

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Pada gambar 3.6 jawaban responden pada instrumen Q3 menjelaskan bahwa dari respon yang peneliti dapatkan, mahasiswa yang tertarik oleh Shift karna tampilannya sebanyak 39 sedangkan sebanyak 28 mahasiswa biasa saja.

Gambar 3.7 Jawaban Responden pada Q4

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Pada gambar 3.7 dapat dilihat bahwa dari 75 responden yang sering mengikuti acara yang diadakan Shift sebanyak 30 orang responden (40%)

65

sedangkan sebanyak 8 mahasiswa (10%) tidak pernah mengikuti acara yang diadakan oleh shift.

Gambar 3.8 Jawaban Responden pada Q5

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Pada gambar 3.8 dapat dilihat bahwa dari 75 responden sebanyak 32 orang responden (42,7%) sering melaksanakan Sholat wajib ataupun sunnah, sebanyak 0 mahasiwa menjawab tidak pernah.

Gambar 3.9 Jawaban Responden pada Q6

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Pada gambar 3.9 dapat dilihat bahwa dari 75 responden sebanyak 34 orang responden (45,3%) sering membaca Al-Quran. Pada pertanyaan ini tidak ada yang menjawab tidak pernah.

66

Gambar 3.10 Jawaban Responden pada Q7

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Dari data diatas, gambar 3.10 menunjukan bahwa banyak 40 mahasiswa (53%) yang sangat sering berpuasa dan sebanyak 21 mahasiswa (28%) jarang.

Gambar 3.11 Jawaban Responden pada Q8

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Pada instrumen Q8 peneliti mencoba untuk mencari tahu seberapa sering mahasiswa bersedekah. Pada gambar 3.11 dapat dilihat bahwa dari 75 responden, sebanyak 21 responden (33,3%) tisangat jarang bersedekah, sedangkan sebanyak 21 mahasiswa (28%) sangat sering bersedekah.

67

2. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat ke validan atau kesahihan suatu instrument.36 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Jadi makin tinggi validitas suatu alat ukur, maka semakin mengena sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang sebenarnya diukur.

Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical Package For Science (SPSS) versi 25.0 for windows. Syarat bahwa item-item tersebut valid adalah nilai r hitung (corrected item total correlation) lebih besar dari nilai r tabel.

Pada uji instrumen dengan menggunakan data responden sejumlah 80 orang dilakukan dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Untuk rtabel dapat dilihat dengan jumlah data (N) = 80, dan derajat kebebasan (df) = N-2, maka dihasilkan df = 78 dengan tingkat kesalahan 10% atau 0,1 maka diperoleh nilai r tabel = 0,1852

Kevalidan instrumen diukur berdasarkan kriteria validitas menurut Arikunto yang menyatakan jika r hitung (Corrected ItemTotal Correlation) ≥ r tabel maka

68

instrumen dinyatakan valid, tetapi jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.37

Gambar 3.12 Validitas Item Variabel X

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Berdasarkan gambar 3.12 di atas, dapat dilihat bahwasannya pada variabel Akun dakwah Shift (variabel X) terdapat 4 item yang mengikuti variable X, karna nilai Corrected Item Correlationnya lebih besar dari r table, dimana r tabel (0,1852) yang berarti item-item ini valid dan dapat mendukung keaslian data.

Nilai Cronbach‟s Alpha merupakan nilai reliabilitas tes secara keseluruhan, semakin besar nilainya berarti semakin reliabel. Valid tidaknya data dapat dilihat dari nilai Corrected item Correlation dan nilai Cronbach‟s Alpha yang berkorelasi positif dan signifikan terhadap total konstruk Variabel. Hal ini

37 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 72.

69

juga dilakukan untuk variabel Y untuk melihat validitas dari konstruk setiap item variable.

Sebaran item valid dan gugur dalam variabel Y (Perilaku Religius) pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.13 Validitas Item Variabel Y

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Berdasarkan gambar 3.13 di atas dapat dilihat bahwasannya pada variabel Perilaku Religius Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi (variabel Y) terdapat 4 item yang mengikuti variable Y, dimana r tabel 0,1852 yang berarti 4 item valid karna nilai Corrected item Correlation nya lebih besar dari r table, berarti ini dapat mengukur data dengan valid.

70

3. Reliabilitas (Korelasi)

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Manfaat melakukan uji reliabilitas untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan benar-benar handal dan mengukur apa yang ingin diketahui oleh peneliti. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) > 0,60.38

Data untuk menghitung alpha diperoleh lewat penyajian suatu bentuk skala. Adapun ketentuannya adalah jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari r tabel maka instrimen tersebut sangat reliabel, artinya seluruh item Tagline Shopee tersebut sangat reliabel sebagai instrumen pengumpul data. Dan sebaliknya, jika nilai korelasi lebih kecil dari r tabel maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.

Gambar 3.14 Uji Realibilitas Item Variabel X

Sumber: Output SPSS versi 25.0

38 Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Ke Empat, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), hlm. 45.

71

Berdasarkan gambar 3.14 diatas dapat diketahui uji reliabilitas item variable X mempunyai nilai nilai koefesien Cronbach‟s Alpha atau r alpha sebesar (0,842), yang bernilai positif dan lebih besar dari r tabel (0,1852). Jika nilai r alpha bertanda positif dan lebih besar dari r tabel, maka variabel/skala dinyatakan reliabel.

Berdasarkan nilai koefesien Cronbach‟s Alpha sebesar 0,842 > 0,1852 maka instrumen tersebut valid. Artinya semua item variable X tersebut reliabel sebagai instrumen pengumpul data. Kriteria lain menurut Ghozali menyebutkan, jika nilai korelasi lebih besar (>) dari 0,60 maka instrumen tersebut reliabel dan sebaliknya. Berdasarkan nilai koefesien Cronbach‟s Alpha sebesar 0,961 > 0,60 maka instrumen tersebut reliabel.

Gambar 3.20 Uji Realibilitas Item Variabel Y

Sumber: Output SPSS versi 25.0

Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh nilai koefesien Cronbach‟s Alpha atau r Alpha (0,784) yang bernilai positif dan lebih besar dari r tabel (0,1852). Jika nilai r Alpha bertanda positif dan lebih besar dari 0,60, maka variabel/skala dikatakan reliabel.

Berdasarkan nilai koefesien Cronbach‟s Alpha sebesar 0,784 > 0,1852 maka instrumen tersebut valid dan nilai 0,784 > 0,60 Artinya item tersebut

72

reliabel, dan dapat dikatakan bahwa item dari kedua variable diatas valid dan reliabel.

Adapun angka skala reliabilitas menurut Guilford sebagai berikut:39

Tabel 3.1

Kategorisasi Angka Skala Reliabilitas Skala Kategori

Skala Kategori 0,800-1,000 Sangat Tinggi 0,600-0,799 Tinggi 0,400-0,599 Cukup 0,200-0,399 Rendah -1,000-0,199 Sangat Rendah Tabel 3.2

Skala Reliabilitas Variabel X dan Y

Cronbach’s Alpha Keterangan Kategorisasi

0,842 > 0,60 Reliabel Sangat Tinggi 0,784 > 0,60 Reliabel Tinggi

Dapat diketahui bahwa skala penelitian ini mencapai kategori tinggi. Sejumlah data telah diketahui, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan peneliti adalah menguji data tersebut dengan program SPSS versi 25.0 untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh akun dakwah Shift terhadap Perilaku Religius mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti akan

39 Guilford, Fundamental Statistic in Psychology and Education, (New York: McGraw-Hill Book Company, 1956), hlm. 145.

73

menggunakan Uji Normalitas, Uji koefisien determinasi (r square) dan Uji Pearson Product Moment.

BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dengan demikian, ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian.

Sebelum menjabarkan analisis data dalam bentuk perhitungan yang menggunakan bantuan program SPSS versi 25.0, peneliti akan menjabarkan kembali hipotesis yang telah dikemukakan di bab awal. Adapun hipotesis tersebut adalah:

H0 : Akun Dakwah Shift di Instagram tidak mempunyai Pengaruh terhadap Perilaku Religius Mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

H1 : Akun Dakwah Shift di Instagram mempunyai Pengaruh terhadap Perilaku Religius Mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara akun dakwah Shift di Instagram terhadap Perilaku Religius mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, maka peneliti

74

akan menyajikan olahan data antara variabel X dan variabel Y yang berasal dari hasil perolehan data.

Setelah menyajikan olahan data, maka selanjutnya adalah melakukan proses perhitungan data yang menggunakan bantuan program statistic SPSS versi 25.0 for Windows. Dan berikut ini adalah hasil output SPSS untuk mengetahui pengaruh akun dakwah Shift di Instagram terhadap Perilaku Religius mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sebaran jawaban subjek pada suatu variabel yang dianalisis. Distribusi sebaran yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tidak normal maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif sehingga tidak dapat mewakili populasi.

Uji normalitas sebaran pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25.0 for windows.

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov

75

Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.

Jika signifikansi di bawah 0,05 ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. jika tidak terdapat perbedaan signifikan maka data yang diuji bersifat normal.

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data

Sumber: Output SPSS 25.0

Kriteria pengujian signifikansi normalitas data pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah :

76

a. Signifikansi > 0,05 maka distribusi normal

b. Signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal40

Berdasarkan gambar 4.1 data Asymp. Sig menunjukkan bahwa nilai Signifikansi untuk akun dakwah shift terhadap Perilaku religius adalah 0,163 maka 0,163 > 0,05 dan dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

b) Uji Koefisien Determinasi (Rsquare)

Menurut Ghozali koefisien determinasi (Rsquare) merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Secara singkat uji koefisien determinasi (Rsquare) atau biasa disebut R2 biasa dipakai untuk memprediksi seberapa besar pengaruh kontribusi variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 - 1. Nilai Rsquare yang kecil berarti kemampuan variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.41

Pada uji koefisien determinasi (r square) ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 25.0 for windows melalui Output Model Summary.

40

Imam Ghozali, Aplikasi Analsis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2012), hlm. 160.

41 Imam Ghozali, Aplikasi Analsis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2012), hlm. 98.

77

Gambar 4.2 Uji Koefisien Determinasi (r square)

Sumber: Output SPSS 25.0

Dari output model summary, diketahui nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,821 (nilai 0,821 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi atau R, yaitu 0,906 x 0,906 = 0,821). Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) 0,821 sama dengan 82,1%.

Angka tersebut mengandung arti bahwa akun dakwah shift mempunyai pengaruh terhadap Perilaku religius sebesar 82,1%. Sedangkan sisanya (100% - 82,1% = 17,9%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi ini. Besarnya pengaruh variabel lain ini sering disebut sebagai error (e). Untuk menghitung nilai error dapat digunakan rumus e = 1 – R2. Sebagai catatan, besarnya nilai koefisien determinasi atau R Square hanya antara 0-1. Sementara jika dijumpai R Square bernilai minus (-), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Semakin kecil nilai koefisien determinasi (R Square), maka ini artinya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin lemah. Sebaliknya, jika nilai R Square semakin mendekati 1, maka

Dokumen terkait