• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN UTAMA REFRIGERASI DAN TATA UDARA

Dalam dokumen DAFTAR ISI KATA PENGANTAR (Halaman 40-70)

A. Kompresor

Kompresor adalah bagian terpenting dari sistem refrigerasi. Pada tubuh manusia kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa darah keseluruh tubuh kita. Sedangkan kompresor menekan refrigeran ke semua bagian dari sistem. Pada sistem refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan, sehingga refrigeran dapat mengalir dari satu bagian ke lain bagian dari sistem. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah, maka refrigeran cair dapat mengalir melalui alat ekspansi ke evaporator. Tekanan gas di dalam evaporator harus lebih tinggi dari teklanan gas di dalam saluran hisap (suction), agar gas dingin dari evaporator dapat mengalir melalui saluran hisap ke kompresor. Gas dingin tersebut di dalam kompresor hermetik berguna untuk mendinginkan kumparan motor listrik dan minyak pelumas kompresor. Kompresor pada sistem refrigerasi gunanya untuk:

1) Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga refrigeran cair di dalam evaporator dapat mendidih/menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap panas lebih banyak dari ruang di dekat evaporator.

2) Menghisap refrigeran gas dari evaporator dengan suhu rendah dan tekanan rendah lalu memampatkan gas tersebut sehingga menjadi gas suhu tinggi dan tekanan tinggi. Kemudian mengalirkannya ke kondensor, sehingga gas tersebut dapat memberikan panasnya kepada media pendingin kondensor lalu mengembun. Pada sistem refrigerasi kompresi uap, terdapat beberapa macam kompresor yang sering dipakai untuk mengkompresikan uap refrigeran. Kompresor dapat dibedakan berdasarkan letak motornya dan cara kerjanya.

1. Jenis kompresor berdasarkan letak motornya a. Kompresor open type

Kompresor ini disebut juga kompresor tipe terbuka (Gambar 2.1) karena antara penggerak eksternal dengan bagian pengkompresinya tidak satu rumah (tidak bersatu), sehingga diperlukan belt/flexible coupling sebagai penyambung penggerak ke compressor shaft. Penggerak eksternal bisa menggunakan motor listrik, turbin ataupun

engine. Perlu digunakannya seal untuk mencegah kebocoran yang sering terjadi pada poros yang keluar dari housing kompresor jika tekanan didalam crankcase lebih rendah dibandingkan tekanan atmosfer. Pendingin motor menggunakan udara luar sehingga perlu adanya ventilasi untuk membuang panas dari motor. Kelebihan dan Kekurangan dari kompresor tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Gambar 2.1 Kompresor Open-Type

Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan kompresor open type

No. Kelebihan kekurangan

1. Memudahkan penggantian motor Konstruksi lebih besar dan lebih tanpa membongkar sistem refrigerasi mahal.

2. Motor penggerak bisa menggunakan Sering terjadi kebocoran refrigeran turbin, diesel dan penggerak lain pada seal crank shaft yang keluar tanpa bergantung aliran tenaga dari

PLN.

b. Kompresor semi hermetic

Kompresor semi hermetic adalah kompresor yang motor penggeraknya berada satu rumah dengan housing kompresornya serta didinginkan oleh refrigeran, ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Arti semi hermetic di sini adalah seal pada housing compressor didesain supaya bisa dibuka untuk perbaikan dan overhaul kompresor atau motornya. Sama halnya dengan kompresor hermetic, panas motor didinginkan melalui refrigeran dari suction line, refrigeran dari injeksi liquid line dan oli kompresor. Kelebihan dan kekurangan kompresor tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Crank Case Piston Cylinder Discharge Suction Connecting Crank Shaft Stator Winding Rotor

Housing Oil Filter

Oil Reservoir

Gambar 2.2 Kompresor Semi hermetic

Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan kompresor semi hermetic

No. Kelebihan kekurangan

1. Memudahkan penggantian motor Ketika terjadi kerusakan mekanis, karena seal antara motor dan maka semua sistem harus dibersihkan. kompresor yang bisa dibuka.

2. Harga lebih ekonomis dibandingkan Ketika terjadi pecah katup akibat kompresor open type liquid suction biasanya disertai motor

terbakar akibat serpihan logam masuk ke dalam motor.

c. Kompresor hermetic

Kompresor hermetic adalah kompresor yang motor penggeraknya dipatenkan berada satu rumah dengan housing kompresornya, sehingga tidak diperlukan shaft coupling, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.3. Panas motor didinginkan melalui refrigeran dari suction line dan oli kompresor. Kelebihan dan kekurangan kompresor tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Gambar 2.3. Hermetic-Type Compressor

Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan kompresor hermetic

No. Kelebihan kekurangan

1. Harga murah. Ketika motor terbakar, maka jarang diservice biasanya langsung diganti. 2. Noise level rendah. Level oli sulit dilihat.

2. Jenis kompresor berdasarkan cara kerjanya a. Kompresor Reciprocating (Torak)

Sesuai dengan namanya, kompresor ini menggunakan torak atau piston yang diletakkan di dalam silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk menimbulkan efek penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian atas silinder diletakkan katup yang dapat membuka dan menutup karena mendapat tekanan dari gas. Kebanyakan unit kompresor reciprocating memiliki lebih dari satu piston-silinder yang berada pada satu crankshaft. Refrigeran yang paling banyak

refrigeran 500, refrigeran 502 dan refrigeran 717 (Ammonia). Motor pada kompresor reciprocating didinginkan melalui gas refrigeran dari suction lain. Pada Gambar 2.4 ditunjukkan tipe kompresor reciprocating.

Gambar 2.4 Kompresor resiprocating

b. Kompresor rotary centrifugal

Pada Gambar 2.5 ditunjukkan tipe kompresor rotary centrifugal. Kompresi pada kompresor sentrifugal menggunakan prinsip kompresi dinamik dengan melibatkan perubahan energi untuk menaikkan tekanan dan temperatur refrigeran.

Discharge port

Discharge line

Volute Diffuser

Rotor Impeller

Inlet Guide Vane

Suction Port

Suction

Gambar 2.5 Rotary-Centrifugal Compressor

Proses kompresi pada kompresor sentrifugal mengubah energi kinetik (kecepatan) menjadi energi statik (tekanan). Pada kompresor sentrifugal penambahan tekanan gas dilakukan dengan memutar impeller. Impeller mempunyai sudu-sudu (blade), 31

ditunjukkan oleh Gambar 2.6. Akibat berputarnya impeller ini maka gas yang masuk melalului sisi inlet akan menerima gaya sentrifugal, dengan bentuk sudu dan keluar dari sekeliling impeller. Setelah gas tersebut keluar dari impeller maka gas yang sudah mempunyai tekanan tersebut akan mengalir melalui diffuser dan volute.

Gambar 2.6 Impeller blade, passage, diffuser passage dan volute

Pada diffuser dan Volute ini kecepatan gas dikurangi dan akibatnya tekanan gas akan bertambah besar. Gas yang sudah mempunyai tekanan tinggi dialirkan melalui keluar (discharge line). Kalau tekanan yang keluar dari kompresor kurang besar seperti untuk mendapatkan gas dengan tekanan yang tinggi maka dipakai multy-stage centrifugal compressor, seperti Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Multistage Centrifugal Compressor

Pada kompresor multy-stage (bertingkat) centrifugal compressor ini gas dari impeller pertama setelah melalui diffuser akan mengalir ke impeller berikutnya. Untuk

diperbesar tekanannya. Jadi pada setiap impeller gas akan memperoleh tambahan tekanan. Makin banyak impeller maka makin besar tekanan didapatkan. Setiap tingkat (stage ) mempunyai sebuah impeller dan diffuser. Kompresor sentrifugal dilengkapi satu atau lebih impeller untuk mengkompresi refrigeran. Suatu multistage kompresor akan menggunakan lebih dari satu impeller untuk menaikkan tekanan refrigeran. Refrigeran yang telah dikompresi keluar dari outlet stage pertama impeller kompresor dan kemudian masuk ke dalam inlet stage kedua impeller kompresor. Setelah berakselarasi, uap refrigeran akan meninggalkan impeller terakhir dan terkumpul di volute untuk disalurkan ke kondenser.

c. Kompresor helical-rotary screw

Pada Gambar 2.8 ditunjukkan tipe kompresor helical-rotary screw. Kompresor tipe ini menggunakan 2 buah screw, seperti rotor, yang berfungsi sebagai alat pengkompresi. Male screw merupakan screw yang digerakkan oleh motor, sedangkan female screw bergerak mengikuti male screw. Namun ada juga kompresor screw yang hanya menggunakan single screw dilengkapi dengan dua buah stargate (rotor gate) sebagai alat pengkompresinya.

Gambar 2.8 Kompresor twin screw dan single screw

Pada umumnya jenis kompresor twin screw adalah yang lebih banyak digunakan dalam sistem refrigerasi. Prinsip utama pengkompresian pada kompresor twin screw adalah menjebak refrigeran pada celah-celah screw dengan menyempitkan volume

ruangnya. Langkah-langkah kompresi pada kompresor twin screw dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) sejumlah refrigeran masuk melalui intake port dari sebelah kanan, gas yang masih bertekanan suction akan dibatasi oleh housing kompresor, seperti terlihat pada Gambar 2.9.

2) Selanjutnya akibat putaran dari rotor akan menjebak uap refrigeran ke sebelah kanan menuju meshing point (titik penjebakan).

3) Rotor masih terus berputar yang akan menyebabkan meshing point yang berisi uap refrigeran bergerak menuju katup discharge diakhir dari kompresor.

4) Pada akhirnya, celah ulir yang terisi refrigeran yang sudah terkompresi keluar menuju discharge port. Pada kompresor twin screw tidak ada katup yang digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan refrigeran tetapi menggunakan port. Kompresor dengan model ini disebut ported.

Gambar 2.9 Mekanisme refrigeran di kompresor

d. Kompresor scroll

Kompresor scroll bekerja dengan menggunakan prinsip menjebak uap refrigeran dan mengkompresikannya dengan penyempitan volume refrigeran secara perlahan-lahan. Kompresor scroll menggunakan konfigurasi dua scroll yang dipasang saling berhadapan. Kompresor scroll biasanya digunakan untuk sistem heat pump, AC Split, Windows AC, Split Duct dan Water Chiller berskala kecil. Sroll paling atas disebut stationary scroll, dimana terdapat discharge port. Sedangkan scroll paling atas disebut driven scroll, yang dihubungkan dengan motor melalui poros dan bearing. Stationary

Scroll adalah scroll yang diam sedangkan Driver scroll adalah scrol yang berputar. Selengkapnya Gambar 2.10 menampilkan tipe kompresor scroll.

Stationary

Suction

Discharge

Suction

Driven scroll

Gambar 2.10 Kompresor Scroll

B. Kondensor

Kondensor gunanya untuk membuang kalor dan mengubah wujud refrigeran dari gas menjadi cair. Kondensor seperti namanya adalah alat untuk membuat kondensasi refrigeran gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Refrigeran di dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas yang ditambahkan oleh kompresor. Kondensor ditempatkan antara kompresor dan alat ekspansi, jadi pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya ke luar kepada media pendinginnya. Pemilihan jenis dan ukuran kondensor untuk suatu sistem, terutama didasarkan pada yang paling ekonomis, seperti: harga dari kondensor, jumlah energi yang diperlukan, harga dan keadaan media pendingin yang akan dipakai untuk mendinginkan kondensor. Selain itu tempat atau ruangan yang diperlukan oleh kondensor juga harus diperhitungkan. Kondensor dapat dibagi menjadi tiga jenis

berdasarkan pada media pendinginnya yaitu: (1). Kondensor dengan pendingin udara (air cooled); (2). Kondensor dengan pendingin air (water cooled). (3). Kondensor dengan pendingin campuran udara dan air (evaporative).

1. Air Cooled Condenser

Air Cooled Condenser adalah kondenser yang menggunakan udara sebagai cooling mediumnya, biasanya digunakan pada sistem berskala rendah dan sedang dengan kapasitas hingga 20 ton refrigerasi, ditunjukkan pada Gambar 2.11 . Air Cooled Condenser merupakan peralatan AC standard untuk keperluan rumah tinggal (residental) atau digunakan di suatu lokasi di mana pengadaan air bersih susah diperoleh atau mahal. Untuk melayani kebutuhan kapasitas yang lebih besar biasanya digunakan multiple air colled condenser. Pemakaian air cooled condenser meningkat pesat untuk pemakaian unit berskala rendah dan sedang karena lebih mudah pemeliharaannya. Air colled condenser terdiri dari pipa tembaga yang dibentuk coil (continues tube coil) yang dilengkapi dengan rangkaian lembaran tipis alumunium yang disebut fin (finned tube) untuk mempertinggi luas permukaan transfer panas. Dalam operasinya, gas panas masuk melalui bagian atas coil, dan liquid refrigeran akan diperoleh di bagian bawah coil kemudian dialirkan menuju ke Liquid Receiver yang terletak di bagian bawah condenser. Air-cooled condenser harus selalu diletakkan pada ruangan yang mempunyai lubang ventilasi, untuk dapat membuang panasnya ke udara sekitarnya dan menggantinya dengan udara segar. Untuk membantu proses penukaran kalor tersebut, digunakan fan yang akan menarik udara menuju ke coil dan kemudian membuangnya ke udara atmosfir.

Gambar 2.11 Air Cooled Condenser 36

Air cooled condenser biasanya didesain oleh pabrikannya agar suhu kondensingnya berkisar antara 30 sampai 40 0F di atas suhu ambien (udara sekitar). Salah satu kelemahan dari air cooled condenser adalah bila suhu ambien meningkat tinggi, misalnya mencapai 110 oF, pada kondisi tersebut maka suhu kondensingnya menjadi katakanlah 150 F. Untuk sistem yang menggunakan R12 maka tekanan kondensingnya dapat mencapai 249 psia atau 369 psia bila menggunakan R22. Dibandingkan dengan pemakaian water cooled condenser, pada suhu ambien 110 0F maka suhu airnya katakanlah mencapai 75 oF, sehingga suhu dan tekanan kondensing untuk R12 adalah 100 0F dan 130 psia atau 210 psia untuk R22, sehingga komsumsi daya yang diambil kompresornya juga lebih rendah. Berikut ini diberikan sebuah contoh kasus untuk lebih memperjelas untung rugi menggunakan air cooled condenser. Water cooled condenser dengan suhu air 75 0F, memperlukan kompresor yang berkapasitas 5 Hp untuk menghasilkan efek refrigerasi sebesar 5 ton. Bila menggunakan air colled condenser maka untuk menghasilkan efek refrigerasi yang sama diperlukan kompresor yang berkapasitas 7,5 Hp.

Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai laju aliran udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah tangga, dan lain-lain. Kondensor berpendingin udara yang menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa. Secara garis besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Remote condenser

Jenis remote air cooled condenser, pada Gambar 2.12, yang dipasang di dalam ruangan harus mendapat cukup sirkulasi udara luar. Untuk pemasangan di luar ruangan harus diperhatikan orientasi matahari dan arah angin agar kondenser terlindung dan mendapat sirkulasi udara yang cukup. Kapasitasnya berkisar antara 1 kW sampai 500 kW atau lebih. Rancangan yang baik dilihat dari kecepatan aliran udara minimum yang menghasilkan aliran turbulen dan koefisien perpindahan panas yang tinggi. Kenaikan laju aliran udara dari suatu titik dapat menyebabkan drop tekanan berlebihan sehinggga daya motor kipas kondenser harus dinaikan agar sirkulasi udara bertambah besar.

Kecepatan aliran udara yang melewati sebuah air cooled condenser didefinisikan sebagai berikut :

Kecepatan udara normal biasanya berkisar antara 2,5 m/s sampai dengan 6 m/s. Cp adalah panas jenis udara sekitar kondensor, ΔT adalah selisih temperatur udara melewati kondensor, dan  adalah rapat massa udara sekitar kondensor.

Gambar 2.12 Jenis remote air cooled condenser

b. Condensing unit.

Kapasitas kondensor jenis condensing unit pada Gambar 2.13 biasanya cocok untuk beban mulai < 1 kW s/d 500 kW, bahkan kadang dapat lebih dari 500 kW. Keuntungan dari air cooled condenser adalah tersedianya udara yang cukup sebagai media pendingin tanpa memerlukan biaya tambahan. Sedangkan kerugiannya adalah sistem refrigerasi beroperasi pada tekanan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondenser berpendingin air, akibatnya kompressor akan memerlukan daya yang lebih besar sebagai kompensasi dari kenaikan tekanan dan temperatur kerjanya.

Gambar 2.13 Condensing unit. 38

2. Water Cooled Condenser

Kondeser dengan pendinginan air (water-cooled condenser) digunakan pada sistem yang berskala besar untuk keperluan komersial di lokasi yang mudah memperoleh air bersih. Water Cooled Condenser biasanya menjadi pilihan yang ekonomis bila terdapat suplai air bersih secara mudah dan murah. Faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan adalah adanya tumpukan kotoran dan kerak air di dalam pipa-pipa air pendingin bila kualitas airnya tidak bagus. Pada condenser jenis ini seperti tampak pada Gambar 2.14, suhu dan banyaknya air sebagai media pendingin kondenser akan menentukan suhu dan tekanan kondensing dari sistem refrigerasinya dan secara tidak langsung juga akan menentukan kapasitas kompresinya.

Gambar 2.14 Water Cooled Condenser

Pada lokasi di mana air perlu dihemat karena kesulitan memperoleh air bersih, maka biasanya digunakan Cooling Tower. Efek mengggunakan cooling tower, maka air hangat yang keluar dari kondenser dapat didinginkan lagi sampai mendekati tingkat suhu wet bulb ambient temperatur. Hal ini memungkinkan untuk terus mensirkulasi air dan mengurangi komsumsi penggunaan air. Water cooled condenser dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Sistem air buang, digunakan untuk sistem sangat kecil namun bersifat boros. b. Sistem air tersirkulasi ulang.

Pengalaman menunjukkan bahwa laju aliran air untuk sistem air tersirkulasi ulang antara 0,045 l/s sampai 0,06 l/s per kW adalah paling ekonomis dan seimbang antara daya yang dibutuhkan kompresor dengan yang dibutuhkan pompa. Makin rendah laju aliran air, maka makin tinggi kenaikkan temperatur, sehingga dibutuhkan rangkaian pipa yang lebih panjang. Faktor yang harus diperhatikan adalah kecepatan air dan

koefisien perpindahan panas. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah pengotoran permukaaan pipa sehingga akan mengurangi koefisien perpindahan panas dan menghambat laju aliran air serta meningkatkan tekanan kondenser. Laju pengotoran pipa dipengaruhi oleh : 1) Kualitas air yang digunakan, 2) Temperatur kondensasi, 3) Frekuaensi pembersihan pipa yang berhubungan dengan waktu pemakaian total.

Ada tiga jenis water cooled condenser, yaitu : 1) Jenis shell and tube

2) Jenis shell and coil

3) Jenis pipa ganda (double pipe)

Kondenser jenis shell and coil dan double tube digunakan untuk kapasitas kecil, yaitu sampai kira-kira 35 kW, sedangkan jenis shell and tube untuk kapasitas mulai dari 7 kW sampai ratusan kW bahkan lebih.

a. Shell and Tubes Condenser

Shell and Tubes Condenser pada Gambar 2.15, terdiri dari sebuah silinder (Shell) yang terbuat dari besi di mana di dalam shell tersebut diletakkan rangkaian pipa-pipa lurus sepanjang silindernya. Air pendingin disirkulasikan di dalam pipa-pipa-pipa-pipa sehingga gas refrigeran yang berada di dalam shell akan dapat memindahkan kalornya ke air pendingin melalui permukaan pipa-pipa air tersebut. Suhu gas refrigeran akan turun tetapi tekanannya tetap tidak berubah. Bila penurunan suhu gas mencapai titik pengembunannya maka akan terjadi proses pengembunan (kondensasi), dalam hal ini terjadi perubahan wujud gas menjadi liquid yang tekanan dan suhunya masih cukup tinggi (tekanan kondensing).

Gambar 2.15 Shell and Tubes Condenser

Bagian dasar dari shell berfungsi juga sebagai penampung cairan (liquid) refrigeran. Pada sistem ini rangkaian water coolingnya dibentuk secara paralel. Penggunaan sirkit paralel akan menghasilkan rugi tekanan (pressure drop) yang rendah di dalam rangkaiannya.

b. Shell and Coil Condenser

Di dalam konstruksi Shell and Coil Condenser pada Gambar 2.16, maka pipa-pipa airnya tidak dibuat lurus sepanjang silinder melainkan berbentuk coil sepanjang silinder besinya. Dalam sistem ini rangkaian water coolingnya dibentuk secara secara seri.

Gambar 2.16 Shell and Coil Condenser

c. Tubes in Tube Condenser

Tubes in tube condenser seperti tampak pada Gambar 2.17, menjadi populer penggunannya baik untuk keperluan residental maupun komersial karena konstruksinya yang lebih sederhana. Desain condenser ini terdiri dari coil yang berupa pipa kecil yang dimasukkan di dalam pipa yang lebih besar diameternya. Di dalam pipa kecil dialirkan air pendingin sedang refrigerannya mengalir di dalam pipa besar. Jadi refrigerannya didinginkan oleh air yang berada di pipa kecil dan sekaligus oleh udara sekitar pipa besar sehingga dapat meningkatkan efisiensinya.

3. Evaporative Condenser

Pada Gambar 2.18 ditunjukkan jenis evaporative condenser, pada sistem ini panas dipindahkan dengan menggunakan air dan udara yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan efek yang baik bagi kapasitas kondenser. Kondenser jenis ini didinginkan langsung dengan air yang disemburkan dan hembusan udara yang menambah efek pendinginan kondenser. Tingkat keefektifan evaporative condenser tergantung pada suhu wet bulb dari udara yang masuk ke dalam unitnya, di mana suhu wet bulb tersebut ditentukan oleh suhu water spray-nya. Condensing unit dengan jenis ini biasanya digunakan untuk sistem yang berkapsitas di atas 100 ton refrigerasi. Selama operasinya pompa akan mensirkulasi air pendingin dari water pan menuju ke coil condenser melalui spray nozzle, dalam hal ini diperlukan suplai air tambahan untuk mencegah kotoran/lumpur masuk dan menempel pada permukaan coil condensernya dan disamping itu juga digunakan untuk mengurangi efek keasaman air pendinginnya.

Gambar 2.18 Evaporative condenser

Centrifugal fan akan menghisap panas yang dikandung udara dan air. Udara ditarik dari bagian bawah (dasar) menuju ke atas melalui rankaian pipa refrigeran (condenser), eliminator dan fan. Pipa refrigerannya tidak dilengkapi dengan fin (non finned tube) agar tidak terjadi penimbunan kotoran dan debu pada pipanya yang dapat

mengganggu aliran udaranya. Condenser ini dapat diletakkan di luar (out door) ataupun di dalam (indoor) ruangan. Bila diletakkan di dalam ruangan harus dilengkapi dengan sistem ventilasi yang baik dengan menggunakan duct untuk membuang udara panas di mana tingkat humiditas relatifnya telah meningkat secara tajam ke luar ruangan. Tekanan air yang disirkulasikan oleh suatu pompa biasanya sebesar 15 psi sedang kecepatan udara yang melewati coil sebesar 600 fpm. Sebagian kecil airnya akan menguap karena proses transfer panas. Air yang tidak menguap akan memperoleh pendinginan karena panasnya ditarik oleh fan yang memproduksi adiabatic cooling terhadap air tersebut sehingga suhu air dapat diturunkan hingga mencapai titik tertentu. Gas panas refrigeran mengalir masuk ke condenser, selanjutnya gas panas tersebut akan berubah wujud menjadi liquid refrigeran dan akan ditampung di receiver.

Gas refrigeran yang keluar dari sisi tekan kompresor disalurkan ke kondenser. Gas tersebut mempunyai suhu dan tekanan tinggi dalam kondisi superheat. Selanjutnya saat berada di kondenser gas panas lanjut tersebut mengalami penurunan suhu akibat adanya perbedaan suhu antara gas dan medium lain yang ada disekitarnya, yang dapat

Dalam dokumen DAFTAR ISI KATA PENGANTAR (Halaman 40-70)

Dokumen terkait