• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

2.4. Komposit Serat

2.4 Komposit Serat

Komposit serat merupakan suatu bahan yang terbentuk dari susunan serat

yang tersebar didalam matriks pengikat. Komposit serat dapat dibuat dari serat

dan matriks logam maupun non logam atau kombinasi dan keduanya.

2.4.1. Faktor Matrik

Matrik merupakan komponen penyusun komposit dengan jenis yang

bermacam-macam. Dari berbagai macam jenis yang ada, matrik tersebut

mempunyai fungsi yang sama yaitu:

1. Sebagai transfer beban, yaitu mendistribusikan beban kepada serat yang

memiliki modulus kekuatan yang lebih tinggi,

2. Sebagai pengikat fase serat pada posisinya, pada proses pembuatan

komposit fiber-reinforced plastic, matrik harus mempunyai system

adhesi yang baik terhadap serat untuk menghasilkan struktur komposit

yang sempurna karena berhubungan erat dengan transfer beban. Jika

sifat adhesi yang dimiliki kurang baik, maka transfer beban tidak akan

sempurna. Hal ini mengakibatkan kegagalan berupa lepasnya ikatan

3. Menjaga serat terdispersi dan tidak terpisah (tidak ada perambatan

retakan atau kegagalan).

Fungsi matrik terutama sebagai pemegang serat agar tidak bergeser,

pelindung filament terhadap keausan, goresan, dan zat kimia ganas, serta sebagai

pelintas (transfer) tegangan ke serat. Matrik untuk komposit polimer dapat berupa

resin polyester unsaturated dan resin epoxy.

Bahan matriks jenis polimer dibagi menjadi dua jenis :

1. Polimer Termoset

Adalah bahan matrik yang dapat menerima suhu tinggi atau tidak

berubah karena panas. Contohnya : Poliimid, Poliimid Amid dan

Polidifenileter. 2. Polimer termoplastik

Adalah bahan matrik yang tidak dapat menerima suhu tinggi atau akan

berubah karena panas. Contohnya : PEEK (Poly-Ether-Ether-Ketone),

PEI(Poly-Ether-Imide), Nilon, dll.

Epoxy adalah bahan yang terdiri dari dua komponen yaitu resin dan

hardener, bila dicampur dengan perbandingan yang tepat akan menghasilkan

massa yang padat dan dapat melekat dengan baik pada logam, kulit, kayu maupun

beton. Karakteristik epoxy yaitu ringan dan tidak menimbulkan tegangan, tahan

bahan kimia / tahan korosi, tahan minyak, kuat tapi dapat dimesin dan dicat,

tahan benturan. Jenis epoxy ini dapat diperkuat dengan logam, keramik,

bermacam-macam serat sehingga jauh menguntungkan bila hanya menggunakan

epoxy atau serat saja.

Kekerasan dan keuletan dapat ditentukan dengan mengatur perbandingan

antara resin dan hardener dan proses pengeringannya (dingin-panas), epoxy

kebanyakan dipakai untuk perbaikan peralatan dari logam, perawatan mesin,

perekat bagi logam yang tidak boleh dilas. Keistimewaan lain yaitu mempunyai

sifat susut muai yang sangat rendah, tahan tekanan, erosi dan abrasi.

Resin polyester relatif lebih murah jika dibanding epoxy, tetapi tidak

sekuat epoxy. Resin polyester banyak digunakan sebagai matrik pada

fiber-reinforced plastic.

2.4.2. Faktor Serat

Serat digunakan sebagai bahan penguat komposit. Kekuatan komposit

dapat diatur dari persentase jumlah serat, pada umumnya semakin banyak jumlah

serat maka kekuatan komposit akan bertambah. Serat organik adalah salah satu

bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan komposit yaitu serat yang berasal

dari alam, misalnya tumbuhan pandan alas.

Untuk mendapatkan komposit yang baik diperlukan syarat khusus dari

tiap fase penyusunnya agar sistem benar-benar bekerja sebagai komposit. Prasarat

serat antara lain : kekuatan ultimate besar, kekuatan antarserat masing-masing

setaraf, serat stabil dan tetap kuat selama proses pembuatan, serta luas dan

Secara garis besar komposit serat terbagi menjadi dua macam, yaitu serat

kontinyu (continous) dan serat tidak kontinyu (discontinous). Berdasarkan ukuran

panjang, serat dibagi menjadi serat kontinu (continue) dan serat tidak kontinu

(discontinue). Ciri-ciri serat yang baik adalah luas dan diameter seragam. Secara

teori, serat panjang akan lebih efektif dalam hal transmisi beban. Namun pada

kenyataannya, prasyarat di atas sulit terwujud pada aplikasinya, mengingat faktor

manufaktur yang tidak memungkinkan dihasilkannya kekuatan optimum pada tiap

panjang serat pada proses pembuatan komposit, karena pada aplikasinya terdapat

ketidaksamaan penerimaan beban pada serat. Sehingga pada proses pembebanan

yang mendekati kekuatan patahnya, sebagian serat akan patah mendahului bagian

yang lain.

2.4.3. Faktor komposisi dan bentuk serat

Berdasarkan bentuk, secara umum serat penguat mempunyai penampang

lingkaran dan beberapa bentuk lain, misalnya bujur sangkar. Kekuatan serat dapat

juga dilihat dari diameter serat, diameter serat yang semakin kecil maka

kekuatannya akan semakin besar, sebaliknya jika diameter semakin besar maka

kekuatan akan berkurang.

Berdasar komposisinya, serat yang digunakan sebagai bahan penguat

komposit dibedakan menjadi:

1. Serat organik: yaitu serat yang berasal dari bahan organik, misalnya

selulosa, polipropilena, grafit, serat rami, serat pandan alas, serat kapas,

2. Serat anorganik: yaitu serat yang dibuat dari bahan-bahan anorganik,

misalnya glass dan keramik. Adapun serat yang mempunyai kekuatan

tinggi dan tahan panas (hybrid fibre).

2.4.4. Faktor Orientasi serat

Orientasi serat dapat menentukan kekuatan suatu bahan komposit.

Secara umum penyusunan serat pada komposit dapat dibedakan menjadi:

1. Unidirectional: serat disusun secara searah parallel satu sama lain,

sehingga didapat kekakuan dan kekuatan optimal pada searah serat

sedangkan kekuatan paling kecil terjadi pada arah tegak lurus serat.

2. Bidirectional: serat disusun secara tegak lurus satu sama lain

(orthogonal). Pada susunan ini kekuatan tertinggi terdapat pada arah

pemasangan serat.

3. Isotropic: penyusunan serat dilakukan secara acak, sifat dari susunan ini

adalah isotropic, yaitu kekuatan pada satu titik pengujian mempunyai

kekuatan yang sama.

Gambar 2.2 jenis-jenis orientasi serat (Hadi, B.K, 2000).

2.4.5. Faktor Bahan-bahan tambahan

Katalis adalah bahan pemicu (initiator) yang berfungsi untuk

mempersingkat proses curing pada temperatur ruang. Komposisi katalis pada

komposit harus sangat diperhatikan. Komposit dengan kadar katalis yang terlalu

sedikit akan mengakibatkan proses curing yang terlalu lama. Dan apabila pada

proses pembuatan terjadi kelebihan katalis, maka akan menimbulkan panas yang

berlebihan sehingga akan merusak produk. Tetapi di dalam resin epoxy,

katalisnya biasa disebut sebagai hardener. Sedangkan komposisi pencampuran

antara resin dan hardener adalah 1 : 1 atau 2 : 1.

Karena proses pembuatan akan mengakibatkan lengketnya produk dengan

cetakan, maka untuk menghindari itu harus diadakan proses pelapisan terhadap

cetakan yaitu dengan mengunakan release agent. Release agent atau zat pelapis

yang berfungsi untuk mencegah lengketnya produk pada cetakan saat proses

pembuatan. Pelapisan dilakukan sebelum proses pembuatan dilakukan. Release

agent yang biasa digunakan antara lain waxes (semir), MAA, mirror glass,

vasielin, polyvinyl alcohol, film forming, dan oli.

2.5 Fraksi Volume

ρm = massa jenis matrik Vf = volume serat

Vm = volume matrik

Persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

ρc = ρfVf + ρm(1-Vf) ... 2.4

Sehingga fraksi volume serat dapat diketahui dari persamaan: (Hadi, B.K, 2000). Vf = m f m c ρ ρ ρ ρ − − ……….. 2.6

Dengan mengetahui besar massa jenis total komposit dan komponen penyusunnya maka fraksi volume serat akan dapat diketahui.

Fraksi volume serat dalam komposit merupakan parameter penting dalam mengatur sifat mekanik komposit lamina yang dihasilkan. Pada umumnya besar fraksi volume bahan komposit berkisar 20% sampai 65%. Terdapat berbagai macam cara untuk mengetahui basarnya fraksi volume komposit, salah satunya adalah dengan menimbang bobot total komposit dan komponen-komponen penyusunnya untuk menghitung massa jenisnya kemudian diselesaikan dengan persamaan di atas

Pada bahan komposit jumlah fraksi volume komponen penyusunnya harus sama dengan satu, dengan mengasumsikan tidak adanya void:

Vf + Vm = 1 ... 2.1 Dengan Vf = fraksi volume serat

Vm = fraksi volume matrik

Sedangkan fraksi berat dapat ditulis sebagai berikut:

Wf + Wm = 1 ... 2.2 Dengan Wf = fraksi berat serat

Massa jenis total komposit merupakan gabungan dari massa jenis komponen penyusunnya:

ρc = ρf Vf + ρmVm ... 2.3 Dengan ρc = massa jenis komposit

ρf = massa jenis serat

Dokumen terkait