BAB II URAIAN TEORITIS
2.2 Komunikasi Antar Pribadi
Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan
sebagainya. Semuanya ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan, frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka tetapi juga terletak pada seberapa jauh keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya, saling mempengaruhi.
Orang menamakan peristiwa seperti dilukiskan di atas sebagai suatu peristiwa komunikasi. Menurut Schramm (1974) diantara manusia yang bergaul, mereka saling berbagi informasi, gagasan dan sikap. Demikain pula menurut Merrill dan Lownstein (1971) terjadi penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama dalam pikiran para peserta, singkatnya suatu pengertian.
Dan menurut Theodorson (1969) komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada orang lain, terutama dengan menggunakan simbol. Proses pengaruh mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga, merupakan permulaan dari ikatan psikologis antar manusia yang memiliki suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial (Liliweri, 1991:11).
Secara umum, komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus.
Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman
di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Di balik pengertian ini sebenarnya terdapat sejumlah karakteristik yang menentukan kegiatan dapat disebut komunikasi antar pribadi. Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antar pribadi, yaitu:
a. Komunikasi antar pribadi diimulai dengan diri pribadi (self).
Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita.
b. Komunikasi antar pribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada tindakkan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
c. Komunikasi antar pribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya komunikasi antar pribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut.
d. Komunikasi antar pribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi
e. Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi.
f. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun di ulang. Jika salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan (Sendjaja, 2005:21).
Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial, di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana di ungkapkan oleh De Vito (1976) bahwa, komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Efenndy (1986b) mengungkapkan bahwa, pada komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung.
Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikasi untuk bertanya seluas-luasnya.
Pendapat lain dari Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antar dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang, yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur.
Menurut Rogers dalam Depari (1988) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut, yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (1981) mengemukakan bahwa interpersonal communication (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi tatap muka antara dua atau lebih orang.
De Vito (1976) mengemukakan suatu komunikasi antar pribadi mengandung ciri-ciri, yaitu: Keterbukaan (openes), empati (empathy), dukungan
(supportiveness), rasa positif (positivness), dan kesamaan ( equality). Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (1988) ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah:
a. Arus pesan yang cenderung dua arah; b. Konteks komunikasinya tatap muka; c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi;
d. Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selective exposure”) yang tinggi;
e. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat; f. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap.
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu;
b. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu; c. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta
yang tidak mempunyai identitas yang jelas;
d. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja;
e. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan; f. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatakan
hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan;
g. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak suskses jika tidak membuahkan hasil;
h. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna
Klinger (1977) mengemukakan bahwa, hubungan-hubungan dengan orang lain, ternyata mempengaruhi kita. Kita tergantung terhadap orang-orang yang lain karena, mereka juga berusaha mempengaruhi kita melalui pengertian yang diberikannya.
Informasi yang dibaginya, semangat yang disumbangkannya , dan masih banyak lagi pengaruh lainnya yang menerpa kita. Semuanya membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan barangkali juga meneguhkan prilaku manusia. Keinginan berkomunikasi antar pribadi disebabkan karena dorongan
pemenuhan kebutuhan yang belum, tidak dimiliki seseorang sebelumnya atau belum layak dihadapannya.
Jadi adanya motif-motif tertentu yang dikandung oleh setiap manusia dalam pemenuhan kebutuhan. Menurut Gerungen (1986) motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan- dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Jadi motif- motif itu memberi tujuan dan arah tingkah laku (Liliweri, 1991).