• Tidak ada hasil yang ditemukan

E2 . STRATEGI KOMUNIKASI

E.8. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif (Endang Lestari G: 2003) yaitu :

a. Kejelasan

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.

b. Ketepatan

Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.

20 c. Konteks

Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

d. Alur

Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap

e. Budaya

Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi (Endang Lestari G : 2003).

Menurut (Endang Lestari G, 2003) dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :

a. Model linier

Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan

21

sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect.

a. Model sirkuler

Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.

Menurut (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “thecommunicationis in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :

a. Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan

d. Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan

e. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

22

Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi (Riyono Pratikno : 1987).

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini (Riyono Pratikno : 1987).

E.9. Komunikasi interpersonal yang efektif

Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan

23

ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antarperibadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,2003) dalam (Suranto, 2011:77-78). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator; (2) ditindak lanjuti dengan perbuatan secara suka rela, (3) meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi (Suranto, 2011: 77-78). Pesan yag disampaikan kepada penerima pesan harus bisa dipahami, karena hal ini bisa di tindak lanjuti dengan tindakan seseorang dengan sikap suka rela. Setelah itu terjadilah hubungan antarpribadi antara komunikan dan komunikator.

E.10 . Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan pembelajaran diarahkan pada berbagai komponen yang disebut system pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut, menurut (AECT: 1977) dalam buku Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor (Darmansyah: 2010) adalah pesan, orang, material, peralatan, teknik dan setting. Oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan bagian terpenting dari komponen teknik dan

24

metode dalam suatu system pembelajaran (Abizar: 1995) dalam buku Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor (Darmansyah: 2010).

Pendapat yang lebih spesifik tentang strategi pembelajaran dinyatakan oleh (Romiszowski :1981) dalam buku Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor (Darmansyah: 2010) strategi adalah berbagai titik pandang dan arah berbuat yang diambil dalam rangka memilih metode pembelajaran yang tepat, yang selanjutnya mengarah pada yang lebih khusus, yaitu rencana, taktik, dan latihan seiring dengan pendapat diatas Reigeluth (1983) dalam (Darmansyah: 2010), juga menyatakan konsep yang tidak jauh berbeda, bahwa strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Dengan demikian, strategi pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode pembelajaran.

Sedangkan (Clark, Abizar:1995) dalam buku Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor (Darmansyah: 2010) tidak terlalu menekankan perbedaan antara metode dan strategi. Artinya, antara metode dan strategi dapat diartikan sama saja, karena itu dalam banyak tulisannya Clark menggunakan istilah metode untuk menyatakan strategi. Abizar (1995) dalam (Darmansyah: 2010) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk menentukan metode yang akan dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih optimal.

Rumusan lebih jelas dapat dilihat dalam Depdiknas (2003) dalam (Darmansyah: 2010) yang merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara

25

pandang dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya, rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas, yaitu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berkaitan dengan pentingnya peran guru dalam merancang strategi pembelajaran diatas, Manullang (2004) dalam (Darmansyah: 2010) menyatakan bahwa kemampuan guru untuk merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sasaran merupakan bagian dari profesionalitasnya sebagai pendidik.

Guru yang memiliki sikap professional sebagai pendidik akan selalu dirindukan oleh siswanya. Lebih lanjut Manulang menambahkan bahwa guru professional mampu membangun hubungan dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bersemangat, sehingga pembelajarannya memberi kepuasaan (satisfaction), kebahagiaan (happiness) dan kebanggaan (dignities) (Darmansyah: 2010).

(Flowers:2001) dalam buku Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor (Darmansyah: 2010) mengartikan strategi dengan tujuan pembelajaran agar pelajaran yang diajarkan guru menjadi menarik, dinikmati siswa, dan berhasil secara efektif. Friedman, Hersyey, Linda, and Amoo (2002) dalam (Darmansyah: 2010) lebih spesifik menjelaskan bahwa untuk membuat pembelajaran menjadi efektif, guru dapat menempuh berbagai strategi termasuk menggunakan humor dalam pembelajaran. ada beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif. Reigeluth (1983) dalam (Darmansyah: 2010) membagi strategi

26

pembelajaran menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu (1) strategi pengorganisasian, (2) strategi penyampaian, dan (3) strategi pengelolaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah cara pandang, pola ber pikir, dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih strategi pembelajaran yang memungkinkan efektifnya pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran dalam buku ini strategi pengorganisasian, penyampaian dan pengelolaan berbagai sumber belajar yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan berhasil secara efektif.

Oleh karena itu, pentingngya untuk guru ABK mengetahui strategi komunikasi proses belajar mengajar di dalam kelas. untuk mempermudah guru dalam mengajar ABK. Selain itu dapat terciptanya komunikasi yang efektif dalam belajar mengajar dikelas.

Dokumen terkait