• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Teoritis .1 Interaksi Sosial

2.2.3 Komunikasi Interpersonal

Selain konsep diri, adanya komunikasi merupakan salah satu terjadinya interaksi sosial. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Adanya komunikasi, manusia dapat berinteraksi atau berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

2.2.3.1 Pengertian Komunikasi

Setiap individu dalam melakukan aktivitasnya tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah pertukaran informasi dari satu pihak ke pihak lain. Sarwono (2010:185) mendefinisikan komunikasi adalah “proses pengirimian

berita dari seseorang kepada orang lainnya”. Sedangkan menurut Rakhmat

(2011:9), “komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya”.

Louis Forsdale merupakan ahli komunikasi dan pendidikan berpendapat

terkait definisi komunikasi, “communication is the processby which a system is established, maintened, and altered by means of shared signals that operate according to rules ” (Muhammad, 2014:2). Yang artinya komunikasi adalah suatu

proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Sementara itu, Muhammad (2014:4) mengemukakan bahwa “komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku”.

Pada dasarnya definisi-definisi komunikasi di atas hampir sama. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi baik verbal maupun non verbal. Adanya berkomunikasi ini maka dapat menciptakan saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang antar satu sama lainnya. Namun di sisi lain komunikasi juga dapat menyebabkan permusuhan dan menanamkan kebencian diantara satu dengan yang lain. Tetapi peristiwa di atas dapat terjadi atau tidak tergantung pada masing-masing individu yang melakukan komunikasi

2.2.3.2 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi yang terjadi saat berinteraksi dengan orang lain disebut komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini akan

terjadi apabila terdapat dua pihak yaitu komunikan dan komunikator yang saling

merespon informasi dari pihak satu ke pihak lain. “Komunikasi interpersonal

merupakan proses pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung” (De

Vito, dalam Sugiyo, 2005:3).

Sugiyo (2005:3) mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah

“komunikasi dimana orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengganggap orang lain sebagai pribadi dan bukan sebagai objek atau benda, dan terjadi diantara pribadi-pribadi”. Pendapat lain dari Soyomukti (2010:141) yang mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah interaksi antara seorang individu dan individu lainnya dimana dalam interaksi tersebut menggunakan berbagai macam lambang-lambang pesan. Kemudian menurut

Suranto (2011:5), “komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dengan penerima baik secara langsung

maupun tidak langsung”.

Pesan dalam komunikasi dapat berupa verbal dan non verbal. Hal ini sebagimana pendapat Winkel dan Hastuti (2012:345) terkait dengan komunikasi interpersonal yakni "komunikasi interpersonal adalah “tingkah laku baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain”. Kemudian Muhammad (2014:159) mendefinisikan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling sedikit dua orang dimana dalam proses tersebut antar satu sama lain langsung mengetahui responnya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan, komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi dari individu ke individu lain maupun lebih secara tatap muka dengan tujuan antar individu memahami pesan yang disampaikan.

2.2.3.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. Pakar komunikasi, De Vito dalam Sugiyo (2005:10) mengemukakan bahwa tujuan dari komunikasi interpersonal meliputi:

1) Belajar

Tujuan ini mempunyai maksud yaitu bahwa melalui komunikasi individu dapat mengetahui dunia luar, menjadi lebih luas wawasannya tentang objek kejadian maupun orang lain.

2) Berhubungan

Dengan melakukan komunikasi berarti telah menjaga relasi atau interaksi dengan orang lain dan melalui komunikasi ini dapat digunakan untuk mengurangi depresi/kesepian dari berbagai perasaan serta dapat mengoptimalkan kemampuan untuk lebih menilai diri dan orang lain secara positif.

3) Mempengaruhi

Maksudnya yaitu komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang dikemukkan oleh komunikator, dan pada gilirannya dapat berpartisipasi dalam kegiatan bersama. Dengan kata lain yaitu agar orang lain memahami apa yang kita ucapkan dan ajakan kita.

4) Bermain

Tidak semua komunikasi selalu berhubungan dengan pengetahuan, melainkan dapat ditujukan untuk mencapai kesejahteraan bersama atau bersenang-senang sehingga dapat mengurangi stres atau ketegangan setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya ngobrol bersama dengan teman-teman, menyapa orang lain, dan beramah tamah dengan sesama.

5) Membantu

Komunikasi interpersonal bertujuan untuk membantu orang lain, misalnya saja para psikolog dan konselor berkomunikasi dalam membantu kliennya untuk memecahkan masalah yang dihadapi kliennya.

Selain itu, berikut tujuan komunikasi interpersonal menurut Muhammad (2014:165) yaitu:

1) Menemukan Diri Sendiri

Adanya komunikasi interpersonal ini telah memberikan kesempatan kepada individu untuk berbicara tentang apa disukai atau mengenai diri. Dengan membicarakan diri sendiri dengan orang lain terkait dengan perasaan, pikiran dan tingkah laku maka memberikan kesempatan untuk mendapatkan respon balik dari orang lain tersebut. Dengan kata lain individu menjadi mengenal dan memahami diri sendiri, memahami sikap dan perilaku sendiri.

2) Menemukan Dunia Luar

Adanya komunikasi interpersonal menjadikan individu dapat mendapatkan banyak informasi yang belum diketahui terkait dengan kejadian-kejadian,

objek-objek dan orang lain. Karena banyak informasi yang bisa diperoleh setelah kita melakukan komunikasi interpersonal.

3) Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti

Seseorang yang melakukan komunikasi ini maka akan bertemu antar satu sama lain sehingga terbentuklah hubungan sosial diantaranya. Hubungan yang demikian akan membantu mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan orang yang mau berbagi kesenangan dan membuat orang lebih bersikap positif terhadap diri orang tersebut.

4) Berubah Sikap dan Tingkah Laku

Adanya komunikasi interpersonal maka individu yang satu dengan yang lain telah bertemu secara tatap muka untuk membicarakan sesuatu. Keterlibatan individu yang satu dengan lain inilah dapat membuat individu terbujuk karena komunikasi yang dilakukakannya sehingga dapat merubah sikap dan tingkah laku individu tertentu.

5) Untuk Bermain dan Kesenangan

Dengan komunikasi interpersonal, individu tersebut dapat bercerita, berdiskusi, dan mendengarkan keluh kesan atau suatu informasi yang menarik. Komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari kehidupan yang dijalaninya.

6) Untuk Membantu

Melalui komunikasi interpersonal ini individu yang satu dapat membantu dan memberikan saran-saran yang dibutuhkan individu lain.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi interpersonal pada dasarnya terdiri dari dua perspektif yaitu tujuan dilihat dari faktor yang memotivasi untuk berkomunikasi interpersonal meliputi untuk mendapat kesenagan, membantu, dan memperngaruhi seseorang. Kemudian tujuan yang dipandang sebagai hasil atau efek dari komunikasi interpersonal meliputi dapat menemukan diri sendiri, membina hubungan baik, dan belajar akan dunia luar.

2.2.3.4 Pentingnya Komunikasi Interpersonal

Pada kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri manusia senatiasa berhubungan dan bekomunikasi dengan orang lain. Komunikasi ini penting untuk manusia dalam menjalani kehidupannya terutama dalam pencapaian tugas perkembangan yang bersangkutan dengan masa perkembangannya sehingga menjadi manusia yang dapat berkembang secara optimal. Johnson dalam Sugiyo (2005:11) mengemukakan pentingnya komunikasi interpersonal yang terbagi mejadi empat yaitu:

1) Membantu perkembangan intelektual dan sosial

Perkembangan seseorang dimulai dari masa bayi sampai dewasa. Perkembangan tersebut tidak lepas dari ketergantungan bantuan dari orang lain. Ketergantungan meminta bantuan tersebut hanya dapat peroleh dengan cara berkomunikasi. Komunikasi akan bertambah luas seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Begitu dengan perkembangan intelektual dan sosial seseorang akan berkembang seiring dengan bertambah luasnya komunikasi yang dilakukannya terhadap banyak orang.

2) Pembentukan identitas dan jati diri

Identiatas dan jati diri seseorang akan terbentuk melalui komunikasi yang dilakukannya. Ketika berkomunikasi dengan orang lain maka seseorang akan dievaluasi dirinya oleh orang lain dan begitu sebaliknya. Evaluasi tersebut terkait dengan keadaan diri seseorang meliputi kelebihan dan kelemahannya, perilaku, sikap dan semua atribut yang dimiliki seseorang. Dengan mengetahui keadaan diri maka terbentuklah konsep diri atau jati diri seseorang.

3) Pemahaman terhadap realitas yang terjadi

Manusia pasti hidup tidak lepas dari realitas yang terjadi dalam suatu lingkungan. Banyak realitas-realitas yang belum diketahuinya. Seseorang dapat mengetahui realitas tersebut dengan cara pandang yang dimilikinya. Cara pandang seseorang terhadap suatu realitas yang terjadi belum tentu benar. Oleh karena itu, dibutuhkan pandangan-pandangan dari orang lain untuk membandingkan kebenaran tentang realitas yang terjadi. Pandangan-pandangan tersebut hanya dapat diperoleh dengan berkomunikasi dengan orang lain.

4) Memelihara kesehatan mental

Kesehatan mental seseorang ditentukan oleh kualitas hubungan komunikasi dengan orang lain. Apabila hubungan kita dengan orang lain diliputi berbagai masalah maka kita akan merasa sedih, kecewa, cemas, frustasi dan lain-lain. Begitu juga dengan seseorang yang menarik diri dan menghindar dari orang lain maka akan semakin terasingkan, dan terkucil dari pergaulan yang ada. Orang yang terkucil dari pergaulan akan mengalami permasalahan dalam kesehatan fisik. Selain itu, kemampuan dalam berkomunikasi pun mempengaruhi kesehatan

jantung. Untuk itulah dibutuhkan pengakuan dari orang lain yang menunjukkan bahwa diri kita diterima dan terhindar dari diskonforminasi yaitu penolakan dari orang lain yang menunjukkan diri kita abnormal, tidak sehat, dan tidak bahagia.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal berperan penting dalam perkembangan individu diantaranya yaitu membantu perkembangan intelektual dan sosial, terbentuknya identitas pribadi, pemahaman terhadap realitas yang terjadi dan memelihara kesehatan mental sehingga dapat menjadi pribadi yang mampu berkembang secara optimal.

2.2.3.5 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal Efektif

Sebuah komunikasi dapat disebut efektif apabila penerima mampu memahami pesan yang diterimanya sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim. Namun kenyataannya sering terjadi adanya miskomunikasi yaitu penerima gagal dalam memahami pesan yang diterimanya. De Vito dalam Suranto (2011:82) mengemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal yang efektif ditandai dengan lima sikap postif yaitu sebagai berikut:

1) Keterbukaan (opennes), yaitu sikap mau menerima masukan dari orang lain serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. 2) Empaty (empathy), yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. 3) Dukungan (supportiveness), yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung

komunikasi berlangsung efektif.

4) Sikap positif (positivenees) yaitu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku positif yang dimiliki seseorang meliputi sikap positif terhadap dirinya dan orang lain.

5) Kesetaraan atau kesamaan (equality), yaitu pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan.

Sedangkan menurut Rogers dalam Muhammad (2014:176), hubungan interpersonal terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut:

1) Bertemu satu sama lain secara personal.

2) Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.

3) Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.

4) Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.

5) Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.

6) Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sebuah komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila di dalam komunikasi tersebut ada keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesamaan antara kedua pihak sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.

1) Keterbukaan (opennes)

Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal yaitu adanya kesediaan dari kedua pihak untuk membuka diri dan memberikan umpan balik kepada orang lain. Kesediaan antar kedua belah pihak untuk membuka diri maksudnya terbuka untuk berbagi terhadap semua perasaan atau kejadian yang sedang dialaminya kepada orang lain. Sedangkan kesediaan memberikan umpan balik kepada orang lain maksudnya yaitu memberikan tanggapan dari apa yang disampaikan oleh orang lain dengan senang hati. Adanya keterbukaan ini menjadikan komunikasi menjadi bermakna dan efektif.

2) Empaty (empathy)

Yaitu kesediaan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Adanya empati tersebut akan menjadikan suasana hubungan yang

didasari atas saling pengertian, penerimaan dan dipahami oleh satu sama lain sehingga timbullah perasaan akan dihargai.

3) Dukungan (supportiveness)

Dukungan dalam komunikasi interpersonal maksudnya yaitu adanya perilaku saling mendukung antar kedua belah pihak dalam proses komunikasi sehingga antar pihak mau untuk bercerita. Perilaku dukungan yang dapat dilakukan seperti memberi motivasi dan memberi penghargaan kepada orang lain. Dukungan adakalanya terucap dan tidak terucap seperti diwujudkan dengan anggukan kepala, senyum, tepuk tangan, dll.

4) Sikap Positif (positivenees)

Sikap positif maksudnya yaitu adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif terhadap komunikan. Perasaan positif ini dapat terwujud dengan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika komunikasi sedang berlangsung dan menerima keadaan diri baik diri sendiri dan diri orang lain secara positif.

5) Kesetaraan atau Kesamaan (equality)

Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain dengan tidak melihat perbedaan yang ada. Adanya perasaan sama inilah yang antar kedua belah pihak akan saling menghormati, tidak membeda-bedakan dalam dalm berkomunikasi dan tidak saling menggurui sehingga komunikasi dapat berjalan lancar. Namun apabila dalam komunikasi terdapat adanya perasaan atas kedudukan yang berbeda maka komunikasi dapat menimbulkan jarak antara kedua belah pihak dan menyebabkan komunikasi berjalan tidak lancar.

2.2.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Keberhasilan seseorang dalam melakukan komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menjalin komunikasi interpersonal antara lain (Rakhmat, 2011:127-134):

1) Percaya (trust)

Giffin mendefinisikan percaya sebagai berikut yaitu “mengandalkan

perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko”. Keuntungnya percaya pada

orang lain yaitu dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Ada tiga faktor yang menumbuhkan sikap percaya dalam komunikasi yaitu menerima, empati, dan kejujuran.

2) Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang memiliki sikap defensif akan menunjukkan sikap seperti tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Sedangkan sikap supotif diantaranya menunjukkan sikap deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan, dan provisionalisme.

3) Sikap Terbuka

Sikap terbuka dalam komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang besar. Seseorang yang memiliki sikap terbuka biasanya akan menunjukkan seperti: menilai pesan secara objektif, dapat membedakan dengan mudah,

berorientasi pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, bersedia mengubah kepercayaannya, dan bersedia mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan kepercayaannya.

Selain faktor di atas, Suranto (2011:73) mengemukakan faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam proses komunikasi interpersonal yang diklasifikasi kedalam dua kategori yaitu faktor persona dan faktor situasi.

1) Faktor Persona

Faktor persona adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu. Yakni bahwa dalam individu dalam menanggapi proses komunikasi tidak terlepas akan dipengaruhi oleh keadaan yang ada pada diri individu. Faktor persona dapat dibedakan menjadi dua yakni biologis dan psikologis.

(1) Biologis. Keadaan biologis individu turut berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi yang dilakukakannya. Kondisi biologis ini meliputi , jenis kelamin, kesehatan, dan konsentrasi.

(2) Psikologis. Daya psikologis individu dapat diklasifikasikan menjadi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif seperti intelektual seseorang yang berperan dalam memaknai pesan dan simbol dalam berkomunikasi. Kemudian komponen afektif seperti motif sosiogenis, sikap dan emosi seseorang yang ikut berpengaruh terhadap komunikasi interpersonal.

2) Faktor Situasi

Sepanjang menjalani hidupnya, manusia akan berinteraksi dengan berbagai macam masyarakat. Masyarakat tersebut mempunyai ciri khas masing-masing

yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut seperti karakteristik sosial budaya dan karakteristik media yang mana berpengaruh dalam komunikasi yang dilakukan antar satu sama lain.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dapat dikatakan bahwa keberhasilan komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini meliputi jenis kelamin, kesehatan dan konsentrasi. Selain itu, motif sosiogenis, sikap dan emosi seperti percaya, supportif dan terbuka pun berpengaruh dalam komunikasi interpersonal. Sedangkan faktor ekternal yang berpengaruh dalam komunikasi interpersonal seperti karateristik media dan karakteristik sosial budaya suatu masyarakat.

Dokumen terkait