• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (2008: 721). Pengertian

adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau

banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Dapat disimpulkan dalam kegiatan pembelajaran komunikasi

adalah pengiriman pesan oleh guru berupa materi kepada siswa.

Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran merupakan proses

pengiriman pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru

kepada siswa, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan.

E. Interaksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi adalah hal

saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antarhubungan

(2008: 542). Interaksi pendidikan menurut Sukmadinata merupakan

interaksi antara pendidik dengan siswa, yaitu saling pengaruh antara

pendidik dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yang

berlangsung dalam lingkungan tertentu (2009: 3). Menurut Abu Achmadi

dan Shuyadi (1985 : 47), interaksi adalah suatu gambaran sehubungan

aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan

tujuan pendidikan (http://menatap-ilmu.blogspot.com).

Namun seperti telah disebutkan dalam pengertian proses belajar

dan pembelajaran di atas, bahwa interaksi dalam kegiatan pembelajaran

dengan siswa, siswa dengan bahan ajar atau modul, dan siswa dengan

sumber pembelajaran lainnya.

F. Minat

Minat menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan (2008:

916). Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang

merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu (Winkel, 1983 : 30). Sedangkan menurut Slameto, minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (bab I). Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari

luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat

(Slameto, 1988 : 182).

Dalam pembelajaran di home schooling maupun sekolah formal

lainnya, berdasarkan definisi minat maka dapat dikatakan semakin tinggi

minat siswa terhadap suatu pelajaran dalam penelitian ini pelajaran

matematika maka siswa semakin senang mempelajari pelajaran tersebut.

G. Motivasi

Pengertian motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

Dalam konteks pembelajaran maka tujuan tersebut berhubungan dengan

tujuan untuk pelajaran (bab I). Motivasi juga dapat diartikan sebagai

kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu, yang menunjukkan

suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan

individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan

(Sukmadinata: 2009: 61).

Motivasi dalam pembelajaran sendiri dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor dari dalam diri siswa serta faktor dari luar diri siswa. Faktor

dari dalam diri siswa dapat diartikan sebagai dorongan yang muncul dari

dalam diri siswa sendiri, sedangkan faktor dari luar diri siswa adalah

dorongan yang berasal dari luar dari siswa misalnya dari orang tua, teman-

teman, guru, maupun dari berbagai pihak atau hal lain yang

mengakibatkan siswa mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

pendidikan.

H. Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman adalah

proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan (2008 :998).

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti

dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel

mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang

dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Dalam

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Ranah kognitif berdasar taksonomi Bloom dijelaskan dengan tabel

berikut:

Tabel 2.1.Tabel Ranah Kognitif Berdasar Taksonomi Bloom

KOGNITIF KETERANGAN

1. Pengetahuan ( K1 )

Mencangkup ingatan akan hal – hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, dapat berupa fakta, kaidah, dan prinsip.

2. Pemahaman ( K2 ) Mencangkup kemampuan untuk menangkap makna

dan arti dari bahan yang dipelajari.

3. Penerapan ( K3 )

Mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah pada suatu kasus.

4. Analisis ( K4 ) Mencangkup kemampuan untuk merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian – bagian .

5. Sintesis ( K5 ) Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu

kesatuan atau pola baru.

6. Evaluasi ( K6 )

Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban berdasar kriteria tertentu.

(Sumber

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196406061990031-

MUSLIM/BAHAN_AJAR__MINGGU_KE_3__TAKSONOMI_BLOOM.pdf (diakses 8 Mei 2012))

Ranah Kognitif menurut Taksonomi Bloom yang terdapat dalam

tabel di atas dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada tingkat pengetahuan (K1): siswa menjawab pertanyaan

berdasarkan hafalan saja. (Soal pengetahuan: soal yang

2. Pada tingkat pemahaman (K2): siswa dituntut untuk

menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, member

contoh suatu prinsip atau konsep. (Soal pemahaman: soal yang

menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata

penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh

konsep)

3. Pada tingkat aplikasi (K3): siswa dituntut untuk menerapkan

prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. (Soal

aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep

dalam situasi yang belum pernah diberikan)

4. Pada tingkat analisis (K4): siswa diminta untuk menguraikan

informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,

membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan

sebab dan akibat. (Soal analisis: soal yang menuntut uraian

informatif, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan

pendapat, dan penemuan sebab akibat)

5. Pada tingkat sintesis (K5): siswa dituntut menghasilkan suatu

cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan

mengsintesiskan pengetahuan. (Soal sintesis: soal yang

menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan

memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu)

6. Pada tingkat evaluasi (K6): siswa mengevaluasi informasi,

dalamnya melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk

membuat kebijakan. (Soal evaluasi: soal yang menuntut

pembuatan keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai”

informasi)

I. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan–kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang

tepat dan sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa. Tes

diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu :

a. Mengidentifikasi masalah dan kesulitan yang dialami siswa

b. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai

masalah dan kesulitan yang telah teridentifikasi.

Tes diagnostik memiliki karakteristik:

a. Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format

dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik.

b. Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan

dan kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah

(penyakit) siswa.

c. Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau

jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara

selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan

penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat

meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan

atau masalahnya.

d. Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan

kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

Tes diagnostik yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa dapat disusun berdasarkan Taksonomi Bloom (tabel 2.1), ranah

kognitif yang diamati dapat lebih dibatasi yaitu ranah pengetahuan ( K1 ), pemahaman ( K2 ), dan penerapan ( K3 ).

J. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini akan diamati bagaimana proses belajar dan

pembelajaran berlangsung, serta bagaimana minat dan motivasi belajar

siswa terutama dalam mata pelajaran matematika, dan nantinya akan

dilihat pula sejauh mana pemahaman siswa setelah mengikuti proses

belajar dan pembelajaran tersebut. Karena pemahaman siswa terhadap

materi yang dipelajari merupakan salah satu tujuan dari proses belajar dan

22

Dokumen terkait