• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Serial

Dalam dokumen TUGAS AKHIR. Penghasil Sinyal Terprogram (Halaman 31-0)

BAB II TEORI DASAR

2.12 Komunikasi Serial

Serial Port lebih sulit diterapkan dibandingkan dengan Paralel Port. Dalam banyak kasus, device yang dihubungkan dengan saluran serial membutuhkan sarana untuk mengubah informasi serial kembali menjadi bentuk paralel agar dapat diolah oleh prosesor, sarana ini antara lain UART (Universal Asynchronous Receive Transmit). Dilihat dari sisi software, register yang dibutuhkan untuk

Tetapi di balik itu semua, ada beberapa keunggulan Serial transfer dibandingkan dengan paralel, antara lain :

1. Kabel serial dapat lebih panjang dari kabel paralel. Serial Port mengirimkan informasi ‘1’ atau HIGH sebagai tegangan antara –3 sampai –25 volt dan informasi ‘0’ atau LOW sebagai tegangan antara +3 sampai +25 volt.

Sedangkan paralel port mengirimkan LOW dalam bentuk tegangan 0 volt dan HIGH sebagai tegangan 5 volt. Sehingga serial port memiliki sinyal yang dapat berayun dengan jangkauan maksimum yang dibolehkan sebesar 50 volt, dibandingkan dengan paralel port yang hanya memiliki jangkauan maksimum 5 volt saja. Sehingga kehilangan tegangan pada kabel serial tidak menjadi masalah berarti dibandingkan dengan masalah yang dialami oleh kabel paralel.

2. Jumlah kabel yang dibutuhkan untuk kabel serial jauh lebih sedikit dibandingkan kabel paralel. Tiga utas kabel (Tx, Rx dan Ground) untuk komunikasi serial jelas lebih sedikit dibandingkan dengan 19 sampai 25 utas kabel untuk komunikasi paralel. Meskipun kita jjuga harus memperhitungkan iinterfacing atau antarmuka yang dibutuhkan pada ujung kabel.

3. Infra Red devices atau peralatan elektronik yang menggunakan cahaya infra merah telah mulai populer, antara lain electronic diary atau buku harian elektronik, komputer palmtop dll. Tentu saja transfer data melalui infra red lebih mudah diterapkan jika dilakukan secara serial, bukan paralel 8-bit yang membutuhkan satu saluran infra red untuk setiap bit. IrDA-1, spesifikasi infra red yang pertama, dapat mentransfer data dengan baudrate 115.2 kilo baud dan telah dikaitkan (interfaced into) dengan UART (Universal Asynchronous Receive Transmit). Penggunaan mikrokontroler atau single chip microprocessor juga sudah populer, beberapa di antaranya sudah dilengkapi

dengan Serial Communication Interface, misalnya prosesor Intel 8051 yang dilengkapi dengan built in USART. Dengan fasilitas seperti ini prosesor dapat berkomunikasi dengan prosesor lain melalui 2 kabel saja, yaitu TxD dan RxD, tidak seperti komunikasi paralel yang paling tidak membutuhkan 8 kabel belum termasuk kabel strobe dan status.

Satu di antara beberapa standar untuk komunikasi serial adalah RS-232.

Komunikasi RS-232 dilakukan secara asinkron (asynchronous), yaitu komunikasi serial yang tidak memiliki clock bersama antara pengirim dan penerima, masing-masing dari pengirim maupun penerima memiliki clock sendiri. Yang dikirimkan dari pengirim ke penerima adalah data dengan baudrate tertentu yang ditetapkan sebelum komunikasi berlangsung. Setiap word atau byte disinkronkan dengan start bit, stop bit dan clock internal masing-masing pengirim atau penerima.

Gambar 2.8. Gelombang informasi untuk komunukasi serial.

Gambar 2.8 memperlihatkan bentuk gelombang komunikasi serial dengan format 8N1, yaitu 8-bit data, tanpa parity, 1 stop bit. Pada keadaan idle atau menganggur, jalur RS-232 ditandai dengan mark state atau Logika HIGH.

Pengiriman data diawali dengan start bit yang berlogika 0 atau LOW, berikutnya data dikirimkan bit demi bit mulai dari LSB (Least Significant Bit) atai bit ke-0.

Pengiriman setiap byte diakhiri dengan stop bit yang berlogika HIGH.

Gambar 2.8. memperlihatkan kondisi LOW setelah stop bit, ini adalah

HIGH. Ada yang disebut ‘Break Signal’, yaitu keadaan LOW yang lamanya cukup untuk mengirimkan 8-bit data. Jika pengirim menyebabkan jalur komunikasi dalam keadaan seperti ini, penerima akan menganggap ini adalah

‘break signal’ atau sinyal rusak.

Data yang dikirimkan dengan cara seperti pada gambar 10.1 ini disebut data yang terbingkai (to be framed) oleh start dan stop bit. Jika stop bit dalam keadaan LOW, berarti telah terjadi framing error. Biasanya hal ini terjadi karena perbedaan kecepatan komunikasi antara pengirim dengan penerima.

Di antara sarana penting yang ada pada Intel 8051 adalah UART atau dikenal dengan nama serial Port. Ini berarti kemudahan dalam akses jalur komunikasi serial, programmer cukup menulis dan membaca data dari register khusus bernama SBUF tanpa harus susah payah mengatur pengiriman data bit demi bit dengan baudrate tertentu.

Sebelum komunikasi berlangsung, harus dilakukan dulu inisialisasi register-register tertentu pada SFR yang terkait dengan komunikasi serial termasuk penentuan baudrate. Saat proses pengiriman maupun penerimaan data sedang berlangsung, kosong dan penuhnya SBUF akan diberitakan melalui bit indikator TI dan RI. Pemantauan TI dan RI dapat dilakukan dengan atau tanpa melibatkan sistem interupsi.

Melakukan setting mode komunikasi.

Sebelum komunikasi dilakukan, programmer harus melakukan setting komunikasi serial pada 1 atau 2 register. Jika komunikasi dilakukan dengan cara sinkron (Synchronous Communication), register yang disetting cukup SCON, tetapi jika komunikasi dilakukan dengan cara asinkron (Asynchronous

Communication), register yang harus disetting bukan hanya SCON, tetapi juga TMOD, TH1 dan 1-bit pada register PCON.

SCON (serial control) adalah Register Fungsi Khusus (Special Function Register) yang digunakan untuk menentukan tipe komunikasi yang diinginkan.

Tabel 10.1. memperlihatkan bit yang ada dalam register SCON beserta fungsinya masing-masing.

Tabel 2.2 Isi register SCON.

Bit ke- Nama bit Address Explanation of Function

7 SM0 9F Serial port mode bit 0

6 SM1 9E Serial port mode bit 1.

5 SM2 9D Multiprocessor Communications Enable

4 REN 9C Receiver Enable.

Sebagai tambahannya, tabel 2.2 berisi mode komunikasi serial yang sesuai dengan keadaan bit-bit SM0 dan SM1.

Tabel 2.3 Mode komunikasi serial berdasarkan bit pada SM0 dan SM1 SM0 SM1 Serial Mode Explanation Baud Rate

0 0 0 8-bit Shift Register Oscillator / 12

0 1 1 8-bit UART Terkait dengan Timer 1

Bit ke-7 sampai bit ke-4 pada SCON merupakan bit konfigurasi. Seperti tampak pada Tabel 2.12.2, setting bit SM0 dan bit SM1 memungkinkan kita memilih 1 dari 4 mode komunikasi. Mode 0 berarti komunikasi asinkron dengan kecepatan transfer 1/12 kali frekuensi osilator. Jika kita menggunakan osilator 12 MHZ, berarti kecepatan transfernya 1 Mbaud. Mode 1 adalah mode yang palign sering dipilih. Pada mode ini, komunikasi dilakukan secara asinkron dengan baudrate ditentukan berdasarkan setting pada Timer 1. Jika mode 1 ini dipilih, Timer 1 harus diset pada mode 8-bit autoreload. Pengisian register TH1 dan bit SMOD pada register PCON menentukan baudrate yang akan berlaku pada komunikasi serial tipe ini.

Mode 2 dan 3 adalah mode komunikasi serial dengan bingkai atau frame berukuran 9-bit. Karena 1-byte data hanya terdiri dari 8-bit, bit kesembilan diambil dari bit TB8 atau RB8 pada register SCON. Bit TB8 adalah bit yang ditambahkan ketika dilakukan transmit atau pengiriman data, sedangkan bit RB8 ditambahkan ketika prosesor sedanga menerima atau receive data.

Bit SM2 hanya digunakan untuk komunikasi multiprosesor. Biasanya, jika prosesor sedang berperan sebagai penerima data, saat SBUF penuh, bit RI akan berubah menjadi HIGH. Tetapi jika SM2 diset HIGH, maka perubahan RI menjadi HIGH ini bergantung pada bit ke-9 yang diterima, jika bit ke-9 ini HIGH, maka RI juga ikut menjadi HIGH. Meskipun SBUF telah penuh, jika bit ke-9 LOW, maka bit indikator RI tidak akan berubah menjadi HIGH. Hal seperti ini berguna pada aplikasi tertentu yang melibatkan beberapa prosesor untuk berkomunikasi antar mereka. Dengan kata lain setting SM2 bisa membuat prosesor bersangkutan menjadi tuli, tidak menghiraukan datangnya data pada

SBUF karena memang data tersebut bukan untuknya tetapi untuk prosesor lainnya yang ada pada jalur komunikasi serial yang sama.

Bir REN atau Receive Enable diset jika kita ingin komunikasi berlangsung 2 arah, prosesor juga dapat menerima data selain dapat mengirim data melalui saluran serial. Jika bit ini diset LOW, maka prosesor menjadi tuli, sama sekali tidak dapat menerima data.

Empat bit LSB pada register SCON merupakan bit-bit operasional. Bit TB8 dan bit RB8 terkait dengan komunikasi serial mode 2 dan 3 seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan bit RI dan TI merupakan bit indikator yang menyatakan SBUF telah dalam keadaan penuh atau kosong. Jika prosesor mengirim data, data tsb cukup diletakkan di register SBUF, pengiriman bit demi bit dilakukan oleh internal USART. Saat SBUF kosong karena semua bit telah dikirimkan ke saluran serial TxD, maka bit indikator TI (transmit interrupt) akan berubah menjadi HIGH. Sedangkan bit indikator RI bekerja sebaliknya. Ketika prosesor sedang menerima data bit demi bit dari saluran serial RxD, bit indikator RI (receive interrupt) akan berubah menjadi HIGH saat SBUF telah dipenuhi 8-bit data.

Perlu dicatat bahwa sebenarnya bit TI diset HIGH pada pertengahan pengiriman stop bit, sedangkan bit RI diset pada pertengahan penerimaan stop bit.

Untuk komunikasi dengan standard RS-485 programmer tidak boleh melakukan disable saluran komunikasi terlalu cepat, ia harus menunggu paling tidak selama setengah periode stop bit setelah RI atau TI berubah menjadi HIGH, jika tidak, maka akan terjadi transmission error.

Setting untuk menentukan baudrate.

Seperti tampak pada tabel 2.12.2, penentuan kondisi bit SM0 dan SM1 berakibat pada pilihan 1 dari 4 mode komunikasi serial. Mode 0 dan 2 menggunakan baudrate yang hanya bergantung pada frekuensi osilator. Pada mode 0, hanya satu macam baudrate yang diizinkan, yaitu

12

1 frekuensi kristal.

Jika kita menggunaka kristal 11.0592 Mhz, baudrate untuk mode 0 adalah 921600 baud. Untuk mode 2, disediakan 2 pilihan baudrate, yaitu

32

1 atau

64

1 kali

frekuensi kristal, bergantung pada kondisi bit SMOD pada register PCON. Jika SMOD diset HIGH, maka baudrate sama dengan

32

1 kali frekuensi kristal. Jika

frekuensi kristal 11.0592 Mhz dan SMOD diset LOW, maka baudrate untuk mode 2 adalah 172800 baud.

Untuk mode 1 dan 3, penentuan baudrate harus melibatkan Timer 1. Timer 1 harus digunakan dengan mode 8-bit autoreload dan pengisian TH1 harus disesuaikan dengan baudrate yang diinginkan. Rumus untuk menentukan isi TH1 terkait dengan budrate yang diinginkan adalah sebagai berikut.

BAUD

Misalnya, jika kita menggunakan kristal 11.0592 Mhz, untuk memperoleh baudrate 19200 baud, TH1 harus diisi dengan angka berikut ini,

TH1 = 256 - ((f / 384) / Baud)

TH1 = 256 - ((11059200 / 384) / 19200) TH1 = 256 - ((28,799) / 19200)

TH1 = 256 - 1.5 = 254.5

Tetapi karena TH1 harus diisi dengan bilangan integer, maka kita harus memilih pembulatan dari 254.5 menjadi 254 atau 255. Jika kita pilih TH1 = 254, maka baudrate yang akan kita peroleh adalah 14400 baud, sedangkan jika kita pilih TH1

= 255, maka baudratenya menjadi 28800 baud. Tentu saja ini menyulitkan kita.

Untuk mengatasinya, kita dapat memanfaatkan bit SMOD pada register PCON.

Jika SMOD diset HIGH, maka perhitungan TH1 menjadi seperti berikut ini, TH1 = 256 - ((f / 192) / Baud)

TH1 = 256 - ((11059200 / 192) / 19200) TH1 = 256 - ((57699) / 19200)

TH1 = 256 - 3 = 253

Karena yang diperoleh adalah bilangan integer, yaitu 253, maka baudrate yang kita peroleh akan sama dengan 19200 baud.

Secara ringkas, untuk memperoleh baudrate 19200 baud, kita harus melakukan langkah-langkah berikut ini,

1. Pilih komunikasi serial mode 1 atau 3.

2. Pilih mode 2 atau 8-bit autoreload untuk Timer 1.

3. Isi register TH1 dengan bilangan 253.

4. Set bit SMOD pada register PCON menjadi HIGH.

Mengirim dan menerima data melalui saluran serial.

Secara ringkas, pengiriman data cukup dilakukan dengan mengisi register SBUF dengan data yang akan dikirimkan, byte selanjutnya dikirim ketika bit TI berubah menjadi HIGH. Sedangkan penerimaan ada cukup dilakukan dengan

Berikut ini adalah contoh potongan program tanpa interupsi untuk mengirimkan 8-byte data dari RAM mulai alamat 30H melalui saluran serial TxD dengan kecepatan transfer 19200 baud. Frekuensi kristal yang digunakan harus 11.0592 MHz.

MOV SBUF,@R1 ;copy data dari RAM internal ke SBUF JNB TI,$

INC R1 DJNZ Loop,ulang END

Jika kita ingin mengambil 8-byte data dari saluran serial RxD kemudian meletakkannya di RAM mulai alamat 30H, maka potongan programnya sebagai berikut,

$MOD51

MOV @R1,SBUF ;copy data dari SBUF ke RAM internal CLR RI

INC R1 DJNZ Loop,ulang END

Menghubungkan pin TxD dan RxD dengan konektor DB9.

Untuk melakukan komunikasi serial dengan standar RS-232, harus dilakukan penyesuaian level sinyal dari level TTL menjadi level RS-232 menggunakan IC tertentu, misalnya DS 275 atau MAX232. Gambar 10.2. di bawah ini merupakan contoh penggunaan IC MAX232 untuk menyesuaikan tegangan dari prosesor dengan tegangan standar RS-232 yang melalui konektor DB9. Pin TxD dari prosesor dihubungkan dengan pin T1IN pada MAX232, sedangkan pin RxD dari prosesor dihubungkan dengan pin R1OUT pada

Gambar 2.9 Contoh penggunaan IC pengubah level sinyal.

Gambar 2.9 memperlihatkan contoh sambungan prosesor AT89C2051 dengan konektor DB9. Karena prosesor terhubung juga dengan driver stepper motor, maka dapat dibuat program untuk memungkinkan pengendalian stepper tersebut melalui saluran serial. Informasi dapat berasal dari PC maupun alat lainnya seperti handphone.

Gambar 2.10 Contoh sambungan antara DB9 dengan prosesor AT89C2051.

Menghubungkan prosesor Intel 8051 dengan Personal Computer.

Berikut ini adalah contoh potongan program yang menggunakan interupsi untuk komunikasi anta prosesor Intel 8051 dengan sebuah Personal Computer melalui konektor DB9. Gambar 10.4. memperlihatkan software yang digunakan untuk komunikasi serial pada PC, sedangkan gambar 10.5. adalah contoh setting format data dan baudrate yang diinginkan.

Gambar 2.11 Penggunaan program Hyper Terminal pada Windows XP.

Untuk menerima data dari PC, prosesor Intel 8051 harus diisi dengan program penerimaan data dari PC seperti tampak pada listing berikut ini,

PENERIMAAN DATA DARI PC

START: MOV SCON,#50H

MOV TMOD,#0010000B

PENGIRIMAN DATA KE PC

$MOD51

MOV PCON,#80H

PENERIMAAN DAN PENGIRIMAN DATA.

Program ini memungkinkan prosesor Intel 8051 menerima data dari PC, kemudian langsung mengembalikannya ke PC.

$MOD51

SETB EA SJMP $ SERIALKOM: CLR RI

MOV A,SBUF CLR TI MOV SBUF,A JNB TI,$

CLR TI RETI

END

BAB III

PERANCANGAN ALAT

Dalam bab ini akan dibahas cara kerja setiap blok rangkaian dan cara kerja sistem secara keseluruhan. Pembahasan dilakukan mulai dari perencanaan perangkat keras sampai perencanaan perangkat lunak.

3.1 Blok Diagram

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Cara kerja dari skema blok diagram diatas adalah sebagai berikut :

Bila program yang telah kita buat di dalam PC kita jalankan maka besaran hasil keluran sinyal dalam pengolahan komputer dalam bentuk digital. Data didalam mikroprosesor selalau berbentuk digital. Ini berbeda dari kenyataan dunia luar yang lazimnya mengenal data analog. Untuk mendapatkan data analog kita membutuhkan suatu converter digital ke analog (D/A), piranti ini melakukan konversi tegangan atau konversi arus digital menjadi suatu kata analog. Kemudian keluaran dari Konverter digital analog akan ditampilkan oleh Ossiloscope sesuai bentuk sinyal yantg kita inginkan. Dibawah ini adalah gambar generator sinyal terprogram.

Mikrokontroler DAC Ossiloskop

PC

Gambar 3.2 generator siyal

Gambar 3.3 sinyal sinus dan sinyal segitiga

Rumus untuk Sinyal Segitiga:

) Rumus untuk Sinyal Sinus 0 :

128))

3.2 konverter Digital Analog

Pada pengendalian digital, besaran hasil pengolahan komputer dalam bentuk digital. Besaran ini harus di ubah menjadi besaran analog sesuai dengan kebutuhan mesin yang akan dikendalikan ( misalnya motor yang kecepatannya harus dikendalikan ). Untuk keperluan ini dibutuhkan converter digital ke analog.

Pada umumnya, unsure konvereter D/A ini terdiri atas rangkaian resistor, yang mengubah setiap bit sinyal masukan menjadi arus yang sesuai. Jumlah masing-masing arus tersebut mengalir ke resistor yang mengubahnya menjadi tegangan yang proporsional.

Konverter digital analog (DAC) yang paling banyak dipergunkan adalah jenis rangkaian tangga R-2R ( R-2R ladder network ). Disebut R-2R karena resistor yang dipergunakan hanya dua nilai yaitu senilai R dan dan dua kalinya.

Disini hanya hanya diperlukan dua macam nilai hambatan, sehingga masalah jangkauan nilai hambatan dapat diatasi. Lebih lanjut, karena hambatan- hamabatan berada pada serpih yang sama, mereka memiliki karakteristik yang hampir identik. Hal ini memperkecil persoalan toleransi. Dengan kata lain, dengan bertambahnya jumlah bit, rangkaian tangga terpadu dapat membagi arus secara jauh lebih teliti dari pada rangakaian yang diberi bobot biner. Rangkaian dasar dari DAC R-2R tersebut dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini.

⎟ ⎟

Gambar 3.4 rangkaian dasar converter digital analog R-2R

3.3 Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89C51

Untuk menjalankan mikrokontroler AT89C51 dibutuhkan sebuah rangkaian minimum agar mikrokontroler tersebut dapat bekerja dengan baik.

Rangkaian minimum mikrokontroler terdiri dari rangkaian reset dan rangkaian osilator.

Gambar 3.5 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroller AT89C51

Pada rangkaian sistem minimum mikrokontroller AT89C51 inilah yang akan mengontrol kinerja dari suatu sistem. Rangkaian I/O dari mikrokontroller mempunyai kontrol direksi yang tiap bitnya dapat dikonfigurasikan secara individual, maka dalam pengkonfigurasian I/O yang digunakan ada yang berupa operasi port ada pula yang dikonfigurasi tiap bit I/O. Berikut ini akan diberikan konfigurasi dari I/O mikrokontroller tiap bit yang ada pada masing-masing port yang terdapat pada mikrokontroller.

3.4 Downloader DT-51

DT-51 adalah alat pengembangan mikrokontroler keluarga MCS-51TM yang sederhana, handal, dan ekonomis. DT-51 berbentuk sistem minimum dengan komponen utamanya mikrokontroler AT89S51. DT-51 memungkinkan Anda bereksperimen sendiri mengembangkan aplikasi digital dengan mudah. Anda bebas berkreasi dengan menulis software (perangkat lunak) pada komputer, kemudian men-download ke board DT-51, dan menjalankannya. Bila software Anda telah selesai, maka DT-51 langsung dapat bekerja sendir i (stand-alone) pada sis tem yang ada tanpa penggantian / penambahan komponen. Dan yang lebih penting lagi DT-51 telah dilengkapi dengan debugger DT51D sehingga kesalahan software lebih mudah dilacak. Siapapun yang ingin menguasai mikrokontroler keluarga MCS-51 dengan cepat dan benar maka DT-51 dan debugger DT51D merupakan suatu keharusan.

Satu hal lagi untuk membuat downloader bias bekerja yaitu peracang harus menyiapkan adaptor, tegangan yang dibutuhkan downloader DT-51 yaitu 9V

Untuk menggunakan downloader pada DT-51 langkah yang pertama yang dilakukan adalah copy seluruh data pada CD program ke folder baru c: (hardisk) Misalnya c:\ DT-51. Data yang berisikan pada CD program adalah data-data yang dibutuhkan pada proses download program ke Atmel seperti uniprog, Asm51 dan lainnya. Langkah selanjutnya Masukkan CD program ke CD-ROM, Bukalah DOS Prompt dan ubahlah drive ke dr ive CD-ROM, Ubahlah direktori ke direktori program DT-51: DT51MS (untuk DT-51 MinSys ver 3.3), DT51F (untuk DT-51 PetraFuz), kemidian kita Jalankan program instalasi dengan mengetik:

install [source drive:] [destination drive:], misalkan: "install d: c:". Ikuti petunjuk yang ditampilkan pada layar monitor, Trafo 9V AC dihubungkan dengan konektor 9VAC pada board DT-51 lalu geser swich on, aktif atau tidaknya downloader ditandai oleh lampu led,apabila aktif (on) maka lampu led akan menyala, apabila tidak aktif (off) lampu led akan padam. Hubungkan kabel serial, konektor DB9 Male ke board DT-51 dan DB9 Female ke komputer (COM1 / COM2). Jumper reset RES SLCT berada pada posisi download [1-2]. Periksa sekali lagi apakah semua hubungan sudah betul, jika sudah hubungkan trafo dengan tegangan AC yang sesuai. Lampu merah indicator akan menyala.file-file yang ada pada CD program.

3.5 Program

Perangkat lunak atau lebih dikenal dengan software merupakan salah satu terperting dalam pembuatan Konverter Digital Analog, software yang digunakan untuk pembuatan Konverter Digital Analog adalah JFE, yang memiliki kemampuan untuk menggambungkan antara satu software dengan yang lainnya, sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa Assembler.

3.5.1 Program Debugger DT51D

DT51D adalah program debugger / pencari kesalahan untuk board DT-51.

Dengan menggunakan DT51D Anda dapat dengan cepat dan mudah menemukan bug / kesalahan dalam program Anda. Kemampuan DT51D antara lain :

1. Step, yaitu menjalankan program Anda instruksi demi instruksi, dimana setiap kali selesai menjalankan satu instruksi seluruh isi register, flag dapat terlihat pada monitor PC.

2. Trace, hampir sama dengan Step hanya Trace tidak masuk instruksi demiinstruksi dalam procedure, sehingga Anda dapat melakukan step dengan lebih cepat.

3. Goto Cursor, yaitu menjalankan program sampai pada posisi Andameletakkan cursor.

4. Bahkan Anda dapat menjalankan program Anda secara keseluruhan dariDT51D dengan fasilitas Run.

5. Memory Dump, dimana Anda dapat memonitor isi memori setiap kalisatu instruksi dijalankan, bahkan Anda dapat menentukan sendiri range memori yang akan Anda monitor.

6. Watches, dimana Anda dapat memonitor variabel-variabel penting padaprogram Anda, dimana setiap watch akan ter-refresh isinya setiap kalimelaksanakan satu instruksi.

7. Multiple Breakpoint, di mana Anda dapat menentukan breakpoint dimana saja pada program Anda.

8. Modify, di mana Anda dapat dengan mudah memodifikasi isi register,flag,

10. Dengan debugger yang berorientasi windowsTM, Anda dapat melakukanproses debug / pencarian kesalahan dengan mudah dan cepat.

3.5.2 Program Downloader DT51L

DT51L adalah program downloader untuk DT-51. Fungsi downloader adalah untuk mentransfer program assembly Anda secara serial dari komputer keboard DT-51 dan menginstruksikan board DT-51 untuk menjalankan program tersebut. Setelah Anda selesai membuat program assembly dan mengcompile-nya menjadi file berformat Intel Hex (file ekstension .HEX) Anda dapat mendownload-nya ke board DT-51 menggunakan DT51L dengan syntax sebagai berikut :

Nama file yang akan Anda download ke board DT-51, dimana antara DT51L dan nama file harus dipisahkan dengan minimum 1 spasi. Filename dapat memuat path file (asalkanjumlah karakter dari path file + nama file tidak melebihi 50 karakter), file ekstension .hex boleh tidak dicantumkan. Jika nama file yang Anda maksudkan tidak ada, maka Anda akan menerima pesan kesalahan.

Bila Anda tidak mencantumkan parameter sama sekali, maka DT51L akan

Bila Anda tidak mencantumkan parameter sama sekali, maka DT51L akan

Dalam dokumen TUGAS AKHIR. Penghasil Sinyal Terprogram (Halaman 31-0)

Dokumen terkait