• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sarana menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu atau kelompok. Jika komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi lancar maka hal ini dapat menyebabkan suasana yang harmonis dalam organisasi dan hal ini dapat menyebabkan penurunan terhadap stres yang terjadi dalam organisasi. Komunikasi memiliki empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu :

a. Fungsi kendali

Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Para karyawan wajib untuk mengkomunikasikan keluhan yang berhubungan dengan

pekerjaan kepada atasan langsungnya, mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi di sini melakukan fungsi kendali.

b. Fungsi motivasi

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik pekerjaan, dan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

c. Fungsi pernyataan emosi

Komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

d. Fungsi informasi

Fungsi informasi memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok untuk membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

Menurut Purwanto (2006: 40) Saluran Komunikasi Formal terdiri dari komunikasi vertikal dari atas ke bawah, komunikasi vertikal dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.

1. Komunikasi vertikal dari atas kebawah

Aliran komunikasi dari manajer kebawahan tersebut, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,

mengorganisasikaan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.

2. Komunikasi vertikal dari bawah ke atas

Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah menuju ke atas. Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.

3. Komunikasi horizontal

Komuniaksi horizontal atau sering disebut juga dengan istilah komunikasi lateral, merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/ sederajat dalam suatu organisai. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.

4. Komunikasi diagonal

Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tiangkat organisasi yang berbeda.

Organisasi berjalan melalui siklus. Siklus tersebut dimulai dari didirikannya organisasi, tumbuh, dewasa, dan akhirnya merosot. Tahap kehidupan organisasi menciptakan masalah dan tekanan yang berbeda bagi para karyawan. Tahap pendirian dan kemerosotan sangat menimbulkan stres. Tahap pendirian ditandai dengan besarnya kegairahan dan ketidakpastian, sedangkan tahap

kemerosotan lazimnya ditandai dengan pengurangan, pemberhentian, dan serangkaian ketidakpastian yang berbeda. Stres cenderung paling kecil dalam tahap dewasa di mana ketidakpastian berada pada titik terendah.

Schuller (dalam Jacinta, 2002:2) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut Schuller, stres kerja yang dihadapi karyawan berkolerasi dengan penurunan prestasi kerja.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja antara lain :

1) Timbulnya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja 2) Mengganggu kenormalan aktivitas kerja

3) Menurunkan tingkat produktivitas

4) Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan

2.1.2 Stres Kerja

Adapun menurut Robbins (2001:563) stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stres dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Stres dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari sudut pandang mana seseorang atau karyawan tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai tantangan kerja

yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi stres.

A. Kategori Penyebab Stres Kerja

Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressors. Stres bisa disebabkan oleh satu stessor, biasanya keryawan mengalami stres karena kombinasi penyebab stres. Ada dua kategori penyebab stres, yaitu di dalam pekerjaan dan di luar pekerjaan. (Handoko, 2000:200-201)

Kondisi pekerjaan di perusahaan bisa menyebabkan stres, tetapi hal ini tergantung pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Kondisi kerja yang menyebabkan stres bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres di dalam pekerjaan, antara lain :

a. Beban kerja yang berlebihan b. Tekanan atau desakan waktu c. Buruknya kualitas supervisi d. Iklim politis yang tidak aman

e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai f. Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab g. Kemenduaan peranan (role ambiguity)

h. Frustasi

i. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan

Stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di luar perusahaan. Penyebab-penyebab stres di luar pekerjaan antara lain:

a. Kekuatiran finansial

b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak c. Masalah-masalah fisik

d. Masalah-masalah perkawinan

e. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.

B. Gejala Adaptasi Umum

Selye (dalam Siregar, 2006:20) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) tingkatan yang berbeda dari respon atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu alarm (alarm), perlawanan (resistance), dan peredaan (exhaustion). Pertama, tahap peringatan dini atau alarm. Tahap ini merupakan awal dari reaksi tubuh terhadap adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan adanya gejala seperti otot menegang, tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat dan lain sebagainya. Sejalan dengan terus berlangsungnya stres, maka tahap selanjutnya adalah tahap kedua yaitu tahap perlawanan. Tahap ini ditandai dengan adanya gejala, ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan lain sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres. Perlawanan terhadap stres sering

menimbulkan kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit. Tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Tahap ini akan muncul berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya.

C. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan

Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi karyawan. Pengaruh yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres (fight) atau berdiam diri (freeze). Reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan seperti ini di tempat kerja merupakan gejala individu yang mengalami stres, antara lain:

a. Bekerja melewati batas kemampuan b. Keterlambatan masuk kerja

c. Tingkat absensi yang meningkat d. Kesulitan membuat keputusan e. Kesalahan yang fatal

f. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan g. Lupa dengan janji yang dibuat

h. Kesulitan berhubungan dengan orang lain i. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat

j. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, dan radang pernafasan.

D. Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan

Schuller (dalam Rini, 2002:3) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa :

a. Terjadinya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja

c. Menurunkan tingkat produktivitas

d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial dialami perusahaan disebabkan ketidakseimbangan antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

E. Mengelola Stres Kerja Karyawan

Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu penting dilakukan karena stres dapat mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Pendekatan organisasi bukan saja karena alasan kemanusiaan tetapi juga karena pengaruhnya terhadap prestasi semua aspek dari organisasi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Perbedaan penanggulangan stres antara pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak dibedakan secara tegas,

pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi, maupun kedua-duanya. Tabel 2.1 berikut ini menyajikan dua pendekatan dalam menanggulangi stres.

Tabel 2.1

Penanggulangan Stres Secara Individual dan Organisasi Secara Individual Secara Organisasi

a. Meningkatkan keimanan a. Melakukan perbaikan iklim organisasi

b. Melakukan meditasi dan

pernafasan

b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik

c. Melakukan kegiatan olah raga c. Menyediakan sarana olah raga d. Melakukan relaksasi d. Melakukan analisis dan kejelasan

tugas e. Dukungan sosial dari teman-teman

dan keluarga

e. Mengubah struktur dan proses organisasi

f. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan

f. Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan g. Melakukan restrukturisasi tugas h. Menerapkan konsep

Sumber: Siagian (2003: 290)

Siagian (2003: 302-303) mengemukakan bahwa ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain :

a. Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan menghadapi berbagai stres.

b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stres.

c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya gejala-gejala stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil

langkah-langkah tertentu sebelum stres itu berdampak negatif terhadap prestasi kerja para bawahannya.

d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres. e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka

benar-benar diikutsertakan untuk mengatasi stres yang dihadapinya.

f. Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini. g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa

sehingga berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat dielakkan.

h. Menyediakan jasa bantuan bagi para karyawan apabila mereka sempat menghadapi stress.

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Anggia Prihayandari Siregar (2006) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel organisasi yang terdiri dari waktu kerja (X1) dan karakteristik tugas (X2) secara simultan berpengaruh terhadap stres kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

2. Herawaty Dalimunthe (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tiratanadi Cab. Medan Sunggal”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan kondisi temporer kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan. Kondisi temporer kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi stres kerja karyawan.

2.3 Kerangka Konseptual

Dukungan organisasi adalah merupakan dukungan anatara para pekerja diorganisasikan dalam unit-unit formal atau informal untuk mencapai misi dan sasaran strategis; bagaimana tanggung jawab tugas dan jabatan, proses kompensasi, manajemen kinerja individu/pegawai, promosi, komunikasi, rekruitmen, dan perencanaan sukses dikelola (Chatab, 2007 : 95).

Promosi adalah menaikkan jabatan seseorang ke jabatan lain yang memilki tanggung jawab yang lebih besar, gaji lebih besar, dan pada level organisasi yang lebih besar (Hariandja, 2007:157).

Komunikasi merupakan hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sarana menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu atau kelompok (Widjaja, 2000:1).

Menurut Robbins (2001:563) stress merupakan suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.

Dukungan Organisasi (X) a. Promosi (X1)

b. Komunikasi (X2)

Dukungan organisasi, berupa komunikasi dan proosi merupakan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi stress kerja karyawan. Dimana promosi dan komunikasi yang dilakukan perusahaan dapat diterapkan dengan terkoordinasi dan terarah sehingga dapat mengurangi terjadinya stress kerja karyawan di lingkungan perusahaan.

Sumber : Hariandja (2007:157), Widjaja (2000:01) dan Robbins (2001:563) data diolah Gambar 2.1: Kerangka konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan masalah penelitian dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Dukungan organisasi (promosi, dan komunikasi) berpengaruh terhadap stres kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Medan Putri Hijau.

Stres Kerja Karyawan (Y)

Dokumen terkait