• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Keadaan Geografis

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang secara administratif wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, di sebelah timur dengan Provinsi Jawa Timur, di sebelah selatan dengan Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta. Secara geografis Kabupaten Karanganyar terletak antara 1100 40” - 1100 70” Bujur Timur dan 70 28” - 70 26” Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter dari permukaan laut (dpl) serta termasuk kategori beriklim tropis dengan temperatur udara berkisar 220 C - 310 C.

Berdasarkan data dari enam stasiun pengukur curah hujan yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2005 adalah 99 hari dengan rata-rata curah hujan 6.017 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dan terendah pada bulan Juli dan Agustus. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378, 64 hektar. Dengan perincian lahan sawah seluas 22.844,26 hektar dan lahan kering seluas 54.534,38 hektar. Lahan sawah di Kabupaten Karanganyar yang beririgasi teknis seluas 7.872,63 hektar, semi teknis seluas 6.144,29 hektar, beririgasi sederhana seluas 7.134,12 hektar, dan tadah hujan seluas 1.693,21 hektar (Gambar 5 dan 6). Persentase penggunaan lahan kering disajikan pada Gambar 7.

70.48% 29.52%

Lahan Kering Lahan Sawah

Gambar 5. Persentase lahan kering dan lahan sawah di Kabupaten Karanganyar tahun 2005.

34.46% 26.90%

7.41%

31.23%

Irigasi Sederhana Irigasi Teknis Irigasi Semi Teknis Tadah Hujan

Gambar 6. Persentase luas lahan sawah menurut jenis irigasi di Kabupaten Karanganyar tahun 2005. 38.02% 5.29% 5.96% 17.84% 32.89%

Lain-lain Pekarangan/Bangunan Tegalan/kebun Hutan Negara Perkebunan

Gambar 7. Persentase lahan kering menurut penggunaannya di Kabupaten Karanganyar tahun 2005.

4.2. Penduduk dan Pemerintahan

Kabupaten Karanganyar terdiri atas 17 kecamatan yang meliputi 177 desa/kelurahan (15 kelurahan dan 162 desa). Desa/kelurahan tersebut terdiri atas 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.835 RW, dan 6.020 RT. Klasifikasi desa/kelurahan pada tahun 2005 terdiri dari desa swadaya sebanyak 14 desa/kelurahan, desa swakarsa sebanyak 125 desa/kelurahan, dan desa swasembada sebanyak 38 desa/kelurahan.

Penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2005 berjumlah 840.687 jiwa, yang terdiri dari 416.108 laki-laki dan 424.579 perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2004 terjadi pertambahan penduduk sebanyak 10.047 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,21 persen. Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Karanganyar, berpenduduk 72.750 jiwa (8,65%), kemudian Kecamatan Jaten berpenduduk 68.528 jiwa (8.15%), dan Kecamatan Gondangrejo berpenduduk 63.584 jiwa (7,68%). Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Jenawi yang berpenduduk 27.133 jiwa (3,23%), kemudian Kecamatan Ngargoyoso berpenduduk 34.745 jiwa (4,13%), dan Kecamatan Kerjo berpenduduk 36.659 jiwa (4,38%). Pertumbuhan penduduk Kabupaten Karanganyar dari tahun 2002 mengalami penurunan sampai tahun 2004 akan tetapi pertumbuhan kembali meningkat pada tahun 2005.

4.3. Pembangunan Pertanian

1. Tanaman Bahan Makanan

Pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu bidang pertanian yang menghasilkan produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup masyarakat Kabupaten Karanganyar. Sebagian besar lahan di Kabupaten Karanganyar merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi yang cukup baik bagi pengembangan agribisnis dan agroindustri pertanian. Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar menunjukan bahwa selama tahun 2005 diperoleh produksi padi sawah sebanyak 224.381 ton, jagung sebanyak 31.827 ton, ubi kayu sebanyak 5.770 ton, dan kacang tanah sebanyak 6.994 ton. Sebagian besar lahan di Kabupaten Karanganyar berupa pegunungan/perbukitan (Jatiyoso, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, dan Jenawi) yang sangat potensial untuk tanaman sayur-sayuran seperti bawang merah, bawang putih, wortel, kubis, sawi, cabe, tomat, buncis, dan lain-lain.

2. Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Karanganyar yang potensial adalah cengkeh, yang mencapai luas sebesar 2.624,73 hektar. Pada tahun 2005 produksi cengkeh mencapai 219.447 ton. Tanaman lain yang juga potensial untuk dikembangkan adalah kelapa, mete, tebu, dan jahe, sedangkan tanaman perkebunan yang dapat diusahakan dalam skala besar adalah teh dan karet.

3. Peternakan

Populasi ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2005 adalah sapi potong, sebanyak 47.633 ekor, sapi perah sebanyak 230 ekor, kerbau 1.358 ekor, kuda 352 ekor, kambing 2.204 ekor, domba 115.386 ekor, babi 54.644 ekor, ayam ras 1.208.000 ekor, ayam buras 840.789 ekor, itik 69.768 ekor, kelinci 10.912 ekor, dan burung puyuh 229.850 ekor. Selama tahun 2005, hasil-hasil produk peternakan terdiri dari telur ayam buras 404.020 kg, telur ayam ras 12.473.200 kg, telur itik 466.906 kg, telur puyuh 463.950 kg, daging 1.865.656 kg, dan susu 172.800 liter.

4. Perikanan

Pada tahun 2005 produksi ikan mencapai 1.040.055 kg, yang berasal dari cek dam sebanyak 50.555 kg, kolam air tenang 683.160 kg, sungai 258.430 kg, dan waduk 47.910 kg. Dalam rangka meningkatkan produksi perikanan Dinas Pertanian, Sub Dinas Perikanan Kabupaten Karanganyar telah melakukan penebaran benih ikan diberbagai tempat, dengan jenis ikan sebagai berikut: ikan kaper 200.000 ekor, tawes 4.300.000 ekor, nila merah 4.300.000 ekor, gurami 30.000 ekor, lele 1.400.000 ekor, dan jenis ikan lainnya 40.000 ekor.

4.4. Industri dan Perdagangan

1. Industri

Pada tahun 2005 di Kabupaten Karanganyar terdapat industri besar (tenaga kerja lebih dari 100 orang) sebanyak 67 industri dan industri sedang (tenaga kerja 21 – 99 orang) sebanyak 71 industri. Jumlah industri

tersebut dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 43.434 orang. Industri yang paling banyak bergerak dalam bidang produk tekstil/bahan dari tekstil, yaitu 52 industri (37,68%), industri makanan/bahan makanan 30 industri (21,73%), dan industri plastik/kimia 16 industri (11,59%).

Kondisi politik dan perekonomian yang mulai membaik secara nasional, memacu pertumbuhan industri dan perdagangan di daerah, termasuk di Kabupaten Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah industri yang beroperasi dibandingkan tahun 2003. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karanganyar pada tahun 2005, terdapat 80 perusahaan menengah dan besar beroperasi di Kabupaten Karanganyar yang dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 16.517 orang. Industri kecil formal (tercatat sebanyak 607 industri). menyerap tenaga kerja sebanyak 9.501 orang. Sedangkan industri kecil non formal (sentra industri dan non sentra industri) sebanyak 8.878 usaha menyerap tenaga kerja sebanyak 31.380 orang. Selama tahun 2005, penyerapan investasi pada industri menengah dan besar sebesar Rp. 2.613.992 juta, industri kecil formal dan non formal sebesar Rp. 38.235 juta. 2. Perdagangan dan Koperasi.

Pertumbuhan industri di Kabupaten Karanganyar ditunjang dengan keberadaan pasar pada tahun 2005 sebanyak 50 unit pasar, 9.067 unit kios/toko, 17 Koperasi Unit Desa (KUD), 736 unit koperasi simpan pinjam. Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang perkekonomian masyarakat. Pada tahun 2005, di kabupaten Karanganyar terdapat sebanyak 753 unit koperasi dengan jumlah anggota mencapai 123.632 orang. Jenis koperasi terbanyak berasal dari golongan masyarakat Koperasi Kelompok Tani dan Koperasi Serba Usaha (KKT dan KSU), yaitu sebanyak 552 unit, KUD 17 unit, koperasi fungsional 66 unit, dan koperasi karyawan sebanyak 78 unit.

4.5. Kelembagaan Pertanian

Kelembagaan pertanian pada tingkat kabupaten sebagai penanggung jawab teknis pembangunan bidang pertanian di Kabupaten Karanganyar adalah Dinas Pertanian. Pembentukan Dinas Pertanian sebagai lembaga teknis bidang pertanian Pemerintah Kabupaten Karanganyar berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karanganyar Nomor: 9 Tahun 2001. Pada pasal 7, Perda ini menjelaskan kedudukan dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, yaitu:

1. Dinas Pertanian merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang pertanian yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

2. Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas disentralisasi di bidang pertanian.

3. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, Dinas Pertanian mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perhutanan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Ketatausahaan.

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan penyuluhan umum di bidang pertanian.

c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas dan Cabang Dinas dalam lingkup Dinas Pertanian.

d. Pengkoordinasian dalam bidang pertanian meliputi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perhutanan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Ketatausahaan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan Perda Nomor: 9 Tahun 2001 tentang Kelembagaan Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, susunan oarganisasi Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar terdiri dari:

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari: a. Sub Bagian Perencanaan b. Sub Bagian Umum

c. Sub Bagian Kepegawaian d. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari: a. Seksi Produksi Padi dan Palawija.

b. Seksi Produksi Hortikultura

c. Seksi Rehabilitasi Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan.

d. Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 4. Sub Dinas Perhutanan, terdiri dari:

a. Seksi Pengembangan Hutan Rakyat b. Seksi Perlindungan Hutan

c. Seksi Pengembangan Usaha Kehutanan 5. Sub Dinas Perkebunan, terdiri dari:

a. Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan b. Seksi Usahatani Perkebunan

c. Seksi Pengembangan Lahan Perkebunan d. Seksi Produksi Perkebunan

6. Sub Dinas Peternakan, terdiri dari: a. Seksi Produksi Peternakan

b. Seksi Usaha Peternakan dan Pengolahan Hasil Ternak c. Seksi Kesehatan Hewan

d. Seksi Pengembangan Peternakan 7. Sub Dinas Perikanan, terdiri dari:

a. Seksi Produksi Perikanan b. Seksi Sumber Hayati Perikanan

c. Seksi Usaha Perikanan d. Seksi Produksi Perkebunan 8. Unit Pelaksana teknis (UPT) Dinas. 9. Cabang Dinas Pertanian.

10. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan susunan organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar berdasarkan lampiran Perda Kabupaten Karanganyar Nomor: 9 Tahun 2001 tanggal 15 Februari 2001, dapat dilihat pada Gambar 8.

Kepala

Sumber: Perda Kabupaten Karanganyar Nomor: 9 Tahun 2001

Perikanan Produksi Perikanan Sumber Hayati Perikanan Usaha Perikanan Bagian Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

Kepegawaian Keuangan Umum Perencanaan

Tanaman Pangan & Hortikultura

Perhutanan Peternakan Perkebunan

Pengembangan Hutan Rakyat Perlindungan Hutan Pengembangan Usaha Kehutanan Produksi Padi & Palawija Produksi Hortikultura Rehabilitasi Pengembangan Lahan dan Tanaman Pangan Usahatani dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Produksi Peternakan Usaha Peternakan & Pengolahan Hasil Ternak Kesehatan Ternak Pengembangan Ternak Perlindungan Tanaman Perkebunan Usahatani Perkebunan Pengembangan Lahan Perkebunan Produksi Perkebunan

Gambar 8. Bagan susunan organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar.

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersaji dalam Gambar 8, terdiri dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Penyuluh Kehutanan Lapangan (PKL). Kelompok Jabatan Fungsional tersebut pada tahun 2006, berjumlah 129 orang. Dengan perincian, 90 orang PPL dan 39 orang PKL. Dari jumlah tersebut 10 orang bertugas di tingkat kabupaten (Dinas Pertanian), 115 orang bertugas di wilayah binaan masing-masing (kecamatan) dan 4 orang bertugas di Cabang Dinas Pertanian.

Dalam melaksanakan tugasnya PPL dan PKL menggunakan metode sebagai berikut: 1). Kunjungan ke Kontak Tani, Kelompok Tani dan anggota kelompok tani; 2). Ceramah dan diskusi; 3). Demplot/petak percontohan; 4). Kursus tani/Kelompok tani; 5). Studi banding; 6). Karya wisata; 7). Magang; 8). Temu usaha/Karya; 9). Mimbar sarasehan, dan 10). Siaran pedesaan. Ada tiga kelompok sasaran PPL dan PKL dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu: 1). Petani; 2). Kelompok Tani dan 3). Masyarakat pertanian.

Dalam rangka pengefektifan kegiatan penyuluhan pertanian para petani dihimpun dalam wadah Kelompok Tani. Di Kabupaten Karanganyar terdapat sebanyak 699 Kelompok Tani, dengan perincian sebagaimana disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Kelompok Tani berdasarkan kelas/tingkat di Kabupaten Karanganyar tahun 2006.

No. Kelas/Tingkat Kelompok Tani Jumlah Kelompok

1. Pemula 7

2. Madya 289

3. Lanjut 315

4. Utama 88

Jumlah 699

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Aspek Prioritas dan Variabel Utama Dalam Sistem Usahatani Berkelanjutan di Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat penelitian pendahuluan didapatkan bahwa di Kabupaten Karanganyar terdapat enam pola usahatani yaitu : (1). pola usahatani monokultur padi, (2). pola usahatani monokultur sayuran, (3). pola usahatani monokultur palawija, (4). pola usahatani tumpangsari, (5). pola usahatani mixed farming, dan (6). pola usahatani monokultur tanaman hias (bunga).

Berdasarkan hasil Fokus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder sistem usahatani di Kabupaten Karanganyar dalam rangka menentukan variabel utama sistem usahatani berkelanjutan dihasilkan 13 variabel utama untuk dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Untuk dimensi lingkungan variabel yang penting adalah : jenis komoditas, sumberdaya air dan sumber daya laha. Untuk dimensi ekonomi variabel yang penting adalah : produksi, pasar, harga, modal, tenaga kerja, dan sarana produksi. Untuk dimensi sosial variabel yang penting adalah pendidikan, kelembagaan, kesehatan, dan informasi.

Hasil identifikasi pola usahatani dan variabel utama akan dipadukan dalam bentuk hirarki dalam rangka menentukan prioritas pola usahatani yang berkelanjutan. Struktur hirarki sistem usahatani berkelanjutan di Kabupaten Karanganyar terdiri dari 4 level, yaitu: 1). Level kesatu, yaitu menentukan keberlanjutan sistem usahatani pada setiap pola usahatani di Kabupaten Karanganyar sebagai tujuan; 2). Level dua, menentukan prioritas utama dimensi pembangunan berkelanjutan; 3). Level ketiga yaitu menentukan prioritas variabel-variabel utama indikator dari masing- masing aspek pembangunan berkelanjutan; 4). Level ke empat menentukan prioritas keberlanjutan pola usahatani.

Dokumen terkait