Setiap Kab/Kota wajib menyajikan gambaran secara umum kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten/Kota masing-masing baik pada aspek teknis maupun pada aspek non teknis pendukung. Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:
a. Aspek teknis
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air limbah yang mencakup:
1. Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/on site, sistem terpusat/off-site);
2. Jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana airlimbah; 3. Tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah.
Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 6.29. Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota
Prasarana dan
Sarana Jumlah Kapasitas
Sistem Pengolahan Lembaga Pengelola Keterangan Kondisi (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Truk Tinja -Unit - M3 - - -
IPLT -Unit - M3 - - -
IPAL a. SLBM
Tahun 2010
- Ngabeyan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Kwarasan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Tawang 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
Tahun 2011
- Tegalmade 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Sukoharjo 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Dukuh 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Banaran 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Singopuran 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi Tahun 2012
- Laban 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Grogol 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Bentakan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Pucangan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Mancasan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
Tahun 2013
- Gadingan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Pandeyan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Ngrombo 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Kertonatan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi Tahun 2014
- Pucangan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Wirogunan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Pabelan 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Makamhaji 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
b. USRI
Tahun 2012
- Weru 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Jetis 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Gumpang 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
Tahun 2013
- Kartasura 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Gumpang 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Singopuran 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Cemani 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Palur 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
Tahun 2014
- Cemani 1 Unit 30 M3 Off site Beroperasi
- Palur 2 Unit 60 M3 Off site Beroperasi
c. sAIIG
- Gumpang 1 Unit 100 M3 Off site Beroperasi
- Jombor 1 Unit 100 M3 Off site Beroperasi
Tabel 6.30. Cakupan Pelayanan Sistem On Site
No Kecamatan
Jumlah PS Sanitasi Sistem On Site
Pengumpulan Pengolahan
Jamban
Keluarga MCK Lainnya
Septic
Tank Cubluk Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Weru 8.753 5 1.618 8.753 1.618 2. Bulu 7.226 6 1.005 7.226 1.005 3. Tawangsari 8.794 6 1.628 8.794 1.628 4. Nguter 8.784 10 1.626 8.784 1.626 5. Sukoharjo 11.862 15 2.395 11.862 2.395 6. Bendosari 15.267 8 1.789 15.267 1.789 7. Polokarto 20.126 7 2.518 20.126 2.518 8. Mojolaban 20.231 13 2.534 20.231 2.534 9. Grogol 24.293 33 3.143 24.293 3.143 10. Baki 12.293 14 1.343 12.293 1.343 11. Gatak 11.293 16 1.193 11.293 1.193 12. Kartasura 20.239 17 2.535 20.239 2.535
Tabel 6.31. Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat
No Lokasi
Sistem
Dibangun
Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi MCK ++ IPAL Komunal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Ngabeyan v 2010 100 KK Baik 2 Kwarasan v 2010 120 KK Baik 3 Tawang v 2010 134 KK Baik 4 Palur v 2011 120 KK Baik 5 Tegalmade v 2011 75 KK Baik 6 Sukoharjo v 2011 100 KK Baik 7 Dukuh v 2011 100 KK Baik 8 Banaran v 2011 110 KK Baik 9 Singopuran v 2011 120 KK Baik 10 Laban v 2012 40 KK Baik 11 Grogol v 2012 20 KK Baik 12 Bentakan v 2012 50 KK Baik 13 Pucangan v 2012 50 KK Baik 14 Mancasan v 2012 60 KK Baik 15 Gadingan v 2013 53 KK Baik 16 Pandeyan v 2013 70 KK Baik 17 Ngrombo v 2013 50 KK Baik 18 Kertonaton v 2013 78 KK Baik
19 Pucangan v 2014 60 KK Baik 20 Wirogunan v 2014 70 KK Baik 21 Pabelan v 2014 65 KK Baik 22 Makamhaji v 2014 80 KK Baik 23 Waru v 2012 60 KK Baik 24 Jetis v 2012 40 KK Baik 25 Gumpang v 2012 54 KK Baik 26 Kartasura v 2013 90 KK Baik 27 Gumpang v 2013 68 KK Baik 28 Singopuran v 2013 45 KK Baik 29 Cemani v 2013 65 KK Baik 30 Palur v 2013 71 KK Baik 31 Palur v 2014 65 KK Baik 32 Palur v 2014 65 KK Baik 33 Cemani v 2014 65 KK Baik 34 Gumpang v 2014 286 KK Baik 35 Jombor v 2014 223 KK Baik
Sumber: DPU Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
Tabel 6.32. Parameter Teknis Wilayah
No Uraian Besaran Ket Karakteristik Fisik Kota
1 Jumlah Penduduk 595.378 Jiwa
Tingkat Kepadatan
- Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar) - Ha - Tinggi (300-400 jiwa/ hektar) - Ha - Sedang (200-300 jiwa/ hektar) - Ha - Rendah (<200 jiwa/hektar) 24.916 Ha 2 Tipe Bangunan Rumah Tangga
- Permanen 89.312 Unit Sumber:
- Semi Permanen 63.530 Unit RPJMD
2010-2015
- Tidak Permanen 39.171 Unit
3 Badan Air
- Nama Sungai/ danau/ waduk Bengawan Solo
- Peruntukan Irigasi, Industri, air baku - Debit Max rata2: 8.945 liter/dtk
Min rata2: 4.318 liter/dtk
AMDAL Wosusokas
- kualitas 4,38 BOD Mg/liter
11,82 COD Mg/liter
b. Pendanaan
Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan tanki septik, retribusi air
limbah sistem komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman.
c. Kelembagaan
Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola air limbah saat ini.
d. Peraturan Perundangan
Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah permukiman yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).
e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah, perilaku masyarakat dalam BAB, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.
C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah i. Identifikasi Permasalahan Air Limbah
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan besaran masalah yang dihadapi di Kab./Kota masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.
Tabel 6.33. Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi
No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan
Tindakan Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dilakukan (1) (2) (3) (4) (5) A Kelembagaan
1 Bentuk organisasi Belum terbentuk SKPD yang menangani limbah Pelembagaan penanganan air limbah oleh SKPD Perubahan tupoksi UPTD Persampahan dan Kebersihn 2 Tata Laksana (Tupoksi, SOP, dll) Belum
tersusunnya tupoksi
Penyusunan tupoksi Penataan SOP
3 Kualitas dan kuantitas SDM Standar kompetensi pegawai
On the job training Classroom training
B Perundangan terkait sektor air limbah (Perda, Pergub, Perwali,)
Pengelolaan air limbah belum ditangani secara khusus
Penyusunan Perbup Legal drafting perbup
C Pembiayaan: - Sumber-sumber pembiayaan (APBD Prov/Kab/Kota/swasta/ masy) - Retribusi Minimnya anggaran Usulan pembiayaan ke pemerintah pusat Menambah alokasi anggaran APBD Prov/Kab D Peran serta masyarakat dan swasta Minimnya peran
serta masy dan swasta
Mendorong peran serta masy dan swasta
Menggali peran serta masy dan swasta lewat CSR E Teknis Operasional
1 Sistem on site sanitation
- MCK Minimnya jumlah Penambahan MCK Meratakan persebaran MCK - Jamban keluarga/cubluk/septitank Jarak antar septik
tank terlalu dekat
Meningkatkan kualitas septik tank
Penyedotan secara rutin
- Septik tank komunal Sedikit jumlah Penambahan jumlah Sosialisasi ke masy - PS Sanimas Kualitas PS
Rendah
Peningkatan PS Peningkatan kualitas
- Truk tinja Belum
dimanfaatkan
Perawatan truk tinja Optimalisasi truk tinja - IPLT Belum terbangun Mencari lahan IPLT Penyusunan DED 2 Sistem off site sanitation
- Sambungan rumah Sedikit jumlah Penambahan jumlah Sosialisasi ke masy - Sistem jaringan pengumpul Perlu perawatan
rutin
Perawatan rutin Pemeliharaan jaringan pengumpul - Sistem sanitasi berbasis masy Minimnya minat
masy
Sosialisasi ke masy Meningkatkan kesadaran masy - IPAL Sedikit jumlah Penambahan jumlah Sosialisasi ke masy
Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Indonesia, secara umum adalah:
(1) Belum optimalnya penanganan air limbah
(3) Belum optimalnya manajemen air limbah: a. Belum optimalnya perencanaan;
b. belum memadainya penyelenggaraan air limbah. ii. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan tantangan dan peluang sesuai karakteristik Kab/Kota masing-masing terkait pembangunan sektor air limbah. Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015.
Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Air Limbah. Target pelayanan dasar bidang Air Limbah sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui table di bawah.
Tabel 6.34. Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu Pencapaian Ket Indikator Nilai Penyehatan Lingkungan Permukiman Air Limbah Permukiman Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.
60 % 2014 Dinas yg
membidangi PU
Tersedianya sistem air limbah skala komunitas kawasan/ kota
5 % 2014 Dinas yg
membidangi PU
Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya kewajiban penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan perlindungan sumber air baku dalam tataran undang-undang sampai dengan peraturan daerah. Peraturan
perundangan juga telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah permukiman.
6. 4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah A. Analisis Kebutuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Air Limbah adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan air limbah kota. Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan penanganan air limbah, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development need).
Pada bagian ini Kab./Kota harus menguraikan kebutuhan komponen pengelolaan air limbah secara teknis dan non teknis baik sistem setempat individual, omunal maupun terpusat skala kota, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan air limbah adalah analisis sistem pengelolaan air limbah (on site dan off site), analisis jaringan perpipan air limbah untuk sistem terpusat, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 6.35. Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
No. Uraian Kondisi Eksisting
Kebutuhan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Peraturan terkait sektor air limbah
- Ketersediaan Peraturan bidang Air Limbah (Perda, Pergub, Perwali dst) Pebup No 49 Thn 2013 ttg UPTD Kebersihan, Persampahan dan Pengelolaan Air Limbah - - - - - B Kelembagaan
- Bentuk Organisasi UPTD Kebersihan, Persampahan dan Pengelolaan Air Limbah
- - - - -
- Ketersediaan tata laksana (Tupoksi, SOP, dll)
Perbup No 50 Thn 2013 ttg Penjabaran Tugas Pokok Fungsi UPTD Kebersihan, Persampahan dan Pengelolaan Air
No. Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Limbah - Kualitas dan kuantitas SDM Jumlah : 22 org,
sebagian besar bertugas kebersihan Tambah: 3 org Tambah: 2 org Tambah: 2 org Tambah: 2 org Tambah: 2 org C Pembiayaan
- Sumber pembiayaan (APBD Prov/ Kab/kota/ swasta/ masyarakat/ dll)
Belum ada anggan utk pengelolaan limbah
APBD Kab APBD Kab APBD Kab APBD Kab APBD Kab - Tarif Retribusi Belum ada tarif Penentuan
tarif dasar Kenaikan tariff 10 % Kenaikan tariff 10 % Kenaikan tariff 10 % Kenaikan tariff 10 % - Realisasi penarikan retribusi
(% terhadap target)
Belum ada penarikan 20 30 40 50 60 D Peran swasta dan masyarakat
(Sudah ada/belum ada/ bentuk kontribusi, dll)
Belum ada - - - - -
E Sistem setempat (on site)
- Ketersediaan dan kondisi IPLT Belum ada Pemb IPLT Operasi Operasi Operasi Operasi - Kapasitas IPLT Belum ada - 200 m3 200 m3 200 m3 200 m3 - Tingkat cakupan Pelayanan
IPLT
0% 5% 10% 15% 20%
- Ketersediaan dan kondisi Truk tinja 1 truck Kondisi baik - Tambah 2 truk Tambah 1 truk Tambah 1 truk Tambah 1 truk - Biaya O&P 100 jt 150 jt 200 jt 250 jt 500 jt
- Kualitas efluen IPLT (BOD dan COD) 5.000 mg/l 5.000 mg/l 5.000 mg/l 5.000 mg/l - Ketersediaan Sistem
pengolahan air limbah skala kecil/kawasan/ komunitas
35 IPAL 40 IPAL 45 IPAL 50 IPAL 55 IPAL 60 IPAL
F Sistem Terpusat (off site)
- Ketersediaan dan kondisi IPAL Tidak ada - - - - -
- Kapasitas IPAL ……….M3 - - - - -
- Tingkat cakupan Pelayanan IPAL
(% dari target) - - - - -
- Biaya O&P - - - - -
6.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah
A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal
Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal
Kriteria Lokasi
-Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas); - kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.
-Rekruitmen dan pembiayaan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat;
-Pelatihan TFL secara regional termasuk refreshing/coaching;
-Pengadaan material dan upah kerja untuk pembangunan prasarana air limbah (septic tank komunal, MCK++, IPAL komunal);
-TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan KSM/mandor/tukang dan pemberdayaan masyarakat;
-Pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL untuk kawasan RSH;
-Membangun/rehabilitasi unit IPLT dan peralatannya dalam rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;
-Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat dan pengelolaan Septic Tank;
- Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
-Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:
-Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
-Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);
-Sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;
-Sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota (IPAL RSH); -Sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola prasarana
yang dibangun;
-Pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan.
Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal
Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal dilaksanakan dengan menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota dalam pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah sistem setempat (on-site). Peran pemerintah pusat adalah membantu pendanaan fasilitator dan konstruksi PS
air limbah skala kawasan, serta membangun IPLT. Pemerintah daerah mempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, serta pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi.