• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Aspek teknis

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83%

b. Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau tergenang mencapai 14,49%

c. Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68%.

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan drainase yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini :

Menguraikan dan melampirkan peta yang berisi kondisi jaringan drainase kota, baik kondisi fisik, kapasitas saluran dan fungsinya. Diuraikan juga sejauh mana sistem jaringan yang ada berfungsi dalam mengatasi masalah genangan/banjir yang terjadi. Perlu juga digambarkan mengenai daerah dan tingkat pelayanan sistem drainase yang ada dilihat dari cakupan daerah aliran sungai (DAS) dan daerah tangkapan air hujan, serta perlu dijelaskan daerah rawan genangan di Kota/Kabupaten masing-masing.

Pada aspek teknis ini perlu ditampilakan : 1. Gambar peta genangan Kabupaten/Kota.

2. Gambar peta jaringan sistem drainase (klasifikasi sistem drainase primer dan sekunder termasuk jaringan jalan kota).

b. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase seperti pembiayaan pembangunan sarana serta anggaran Pemda (APBD) untok O & P sarana prasarana yang ada .

c. Kelembagaan

Menguraikan organisasi pengelolaan drainase perkotaan yang mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, serta sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola drainase perkotaan saat ini.

d. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola, perundangan misalnya kejadian untuk tidak bermukim di bantaran sungai atau saluran drainase, masalah pertanahan di perkotaan yang relatif rumit, dll (Perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).

e. Peran Serta Masyarakat dan swasta

Partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan pembangunan sistem drainase perkotaan. Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran drainase, , penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan- kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan

kampanye dan edukasi terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.

Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Drainase Identifikasi Permasalahan Drainase Perkotaan

Setiap Kab/Kota perlu menguraikan permasalahan yang dihadapi masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar ( basic need) dan kebutuhan pengembangan (depelopment need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.

Dari kegiatan inventarisasi tersebut akan dihadapkan data-data permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase. Permasalahan Pembangunan Sektor Drainase di Indonesia secara umum adalah :

Kapasitas sistem drainase tidak sesuai dengan kondisi saat ini; -

Belum memadainya penyelenggaraan sistem drainase. -

Tabel 6.31

Program Prioritas Master Plan Drainase Kota Lahat

No. TAHUN PROGRAM KEGIATAN

1. 2001 Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Drainase kota

2. 2001 – 2002

Penyusunan Rencana Detail Engineering Desain (DED) Drainase kota Lahat dalam rangka persiapan konstruksi, dilengkapi dengan :

a). Rekomendasi kebutuhan teknis b). Estimasi Rencana Anggaran Biaya

c). Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) untuk kelengkapan dokumen lelang

d). Gambar-gambar teknis e). Kelembagaan yang berwenang

Sumber : Hasil analisa

Tantangan Pengembangan Persampahan

Setiap Kab/Kota perlu menguraikan tantangan sesuai karakteristik masing-masing terkait pembangunan sektor drainase. Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan.Optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun, peningkatan dan

pengembangan sistem yang ada, pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjang terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan menteri PU No.14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggung jawab

kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target pelayanan dasar bidang drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 6.32

dibawah ini

3.

2002 – 2003

2004 – 2005

Tahap kebutuhan mendesak/darurat dengan merenovasi saluran-saluran didaerah strategis yang sering tergenang dan memerlukan

penanggulangan segera (Prioritas I), pada pekerjaan Paket I

b). Tahap II

Tahap Pembangunan saluran yang terputus dengan saluran yang sudah ada namun belum tersambung yang dapat menimbulkan terjadinya genangan/luapan air pada musim hujan (Prioritas II), lanjutan pekerjaan pada Paket II.

4. 2006 – 2007 Tahap pelaksanaan pekerjaan Paket III

5. 2007 – 2008 Tahap pelaksanaan pekerjaan tambahan/bangunan pelengkap saluran dan pengembangan saluran drainase dikawasan peruntukan fasilitas umum/sosial.

6. 2008 – 2010

a). Pembangunan saluran drainase jalan yang menghubungkan wilayah/zona pengembangan kota sesuai dengan perkembangan kota.

b). Tahap pembentukan kelembagaan, pemeliharaan dan operasional. 7. 2010 – 2012 Tahap rencana pengembangan saluran air limbah domestik dengan sistem

pengolahan terpadu

8. 2012 – 2015 Tahap pemeliharaan dan pengembangan operasional saluran drainase dan pelaksanaan wewenang tiap-tiap lembaga pelaksana pekerjaan.

Tabel 6.32

Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan Dasar

Standar Pelayanan Minimal Waktu

Pencapaian Ket Indikator Nilai Penyehatan lingkungan Permukiman (Sanitasi Lingkungan & Persampahan)

Drainase Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota

sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30cm, selama 2 jam) dan tidak

lebih dari 2 kali setahun

50% 2014 Dinas yang

membidangi PU

6.6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan

Dokumen terkait