• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.2 Kondisi Fisik

Kondisi fisik dalam olahraga di definisiksan sebagai kemampuan seorang olahragawan dalam melaksanakan kegiatan olahraga (Remmy Muchtar,1992:81 ). Lebih lanjut Remmy Muchtar menjelaskan tentang bahwa kondisi fisik di bagi atas; (a) kondisi fisik umum, (b) kondisi fisik khusus, dalam kondisi fisik ini, atau kita pakai istilah yang lebih khusus physical fitness, mengandung berbagai unsur yang merupakan kualitas fisik atau pysical qualities yang menentukan dalam kegiatan olahraga pada umumnya. Unsur-unsur tersebut terdiri atas: a) Speed atau kecepatan, b) Strenght atau kekuatan, c) Endurance atau daya tahan, d) Flexibility atau kelentukan dan, e) Agility atau kelincahan. Unsur-unsur tersebut diatas,merupakan kualitas fisik yang menentukan untuk pencapaian hasil dalam olahraga, oleh karena itu tidak dapat dilihat sebagai komponen yang terpisah-pisah.

2.3 Kekutan Otot Tungkai

Kekuatan merupakan dasar utama dalam melakukan aktivitas, dimana apabila tubuh tidak dalam keadaan kuat maka tidak bisa menerima beban darimanapun. Suharno HP (1978:21) mengartikan kekuatan sebagai kemampuan dari otak untuk dapat mengatasi tahanan beban dalam menjalankan aktivitas. Kekuatan merupaka faktor biologis yang timbul dari manusia sendiri.

Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988:58). Dalam melatih kekuatan otot dapat dilakukan dengan latihan beban yang berdasarkan kontraksi

otot yang digolongkan dalam tiga kategori yaitu kontraksi isometris, kontraksi konsentris dan kontraksi eksentris (Paulus L. P dan Dikdik Z. S, 2006: 14-15). Harsono (1988:47) mengatakan kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tekanan atau kemampuan untuk membangkitkan tenaga (tension) terhadap suatu tahanan (resistance).

Dari beberapa pengertian tersebut kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan gerakan aktifitas seperti menendang, berjalan, melompat, dan lain sebagainya. Dimana gerakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan gerakan olahraga terutama cabang olahraga yang dominan menggunakan kaki seperti: sepakbola, pencak silat, bersepeda dan sebagainya.

Otot-otot addukter sangat terkait dalam melakukan tembakan pada permainan sepakbola. Otot-otot adduktor menggerakkan tungkai atas ke arah garis tengah badan. Otot-otot ini semua berorigo pada rami os pubis dan os ischii dan berinsersio pada permukaan dorsal os femur di linea aspera (Surja Widjaja, 1998:81).

Dengan demikian seperti halnya yang dikatakan Poerwodarminto (1982:1107) tentang kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu tertentu dimana kemampuan itu dihasilkan oleh adanya kontraksi otot pada tungkai. Dalam olahraga kita temukan situasi atau keadaan

adanya kontraksi terhadap berat badan sendiri atau beban tambahan yang harus diberi percepatan. Kontraksi ini timbul ketika kita menendang bola, supaya bola hasil tendangan bergerak kencang maka memerlukan kekuatan tungkai yang baik. Selain itu juga kekuatan dibutuhkan untuk mengatasi tahanan berat tubuh untuk menjaga keseimbangan pada saat melakukan tendangan. Guna mengukur kekuatan otot tungkai diperlukan suatu alat yang dinamakan dengan Leg Dynamometer.

2.4 Panjang Tungkai

Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, melompat maupun menendang.

Gerakan melempar, memukul dan menyepak adalah gerakan angular, karena gerakan ini didasari dengan gerakan tulang, gerakan ini disertai dengan linier badan agar benda yang disepak rnengenai sasaran (Radioputro, 1973:80). Selanjutnya Radioputro mengatakan “kecepatan berbanding dengan besarnya radius”. Radioputro (1991:143) juga mengatakan bahwa suatu subyek yang bergerak pada ujung radius yang panjang akan memiliki kecepatan linier lebih besar daripada subyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Seandainya kecepatan angulernya dibuat konstan maka panjang radius makin besar daripada kecepatan liniernya. Jadi lebih menguntungkan kalau digunakan pengungkit yang

panjang. Untuk memberi kecepatan linier pada obyek dengan ketentuan panjang pengungkit tersebut tidak mengorbankan kecepatan angulernya.

Panjang tungkai melibatkan tulang-tulang dan otot-otot pembentuk tungkai baik tungkai bawah dan tungkai atas. Tulang-tulang pembentuk tungkaimeliputi tulang-tulang kaki, tulang tibia dan fibula, serta tulang femur (Raven, 1981:14).

Gambar 1 :

Struktur Tungkai (Evelyn, Anatomi dan Fisiologi Paramedis, Hal: 114 - 115)

2.5 Ketrampilan Timang-Timang Bola

Dalam banyak cabang olahraga, teknik dasar merupakan komponen yang mendasar. Sehingga teknik dasar merupakan faktor penentu didalam cabang olahraga seperti : sepakbola, bola voli, bola basket dan olahraga yang lainnya. Teknik dasar yaitu semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal yang sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola (A. Sarumpaet. dkk., 1991:26). Selain teknik dasar masih ada faktor fisik dan mental yang mendukung. Didalam teknik dasar ada banyak teknik-teknik yang lain, salah satunya adalah skill atau ketrampilan. Ketrampilan disini yaitu ketrampilan timang-timang bola. Timang-timang bola juga bisa disebut ketrampilan penunjang teknik dasar menendang bola, dan menendang bola itu sendiri ada

bermacam-macam, Macam-macam tendangan menurut perkenaan kaki dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu 1) Dengan kaki bagian dalam, 2) Dengan kura kaki bagian dalam, 3) Dengan kura kaki bagian luar, 4) Dengan kura-kura kaki penuh, 5) Dengan ujung jari, 6) Dengan tumit (Sukatamsi, 1988:47).

Timang-timang bola yang dimaksud penulis adalah menendang dengan kontrol bola dengan kaki yang caranya ialah menaruh bola di bagian kaki baik dengan paha atau kura-kura bagian tengah lalu diangkat turun naik secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gerakan ayunan kaki pada saat menimang-nimang bola adalah berpengaruh terhadap kemampuan teknik seorang pemain bola.

Timang-timang bola merupakan hal yang pokok untuk dilakukan pada saat menendang bola, yang dimaksud adalah kemampuan seorang pemain untuk melakukan gerakan menendang bola dengan baik sehingga mampu dengan tepat mengarahkan bola untuk ditendang tepat ke arah gawang. Danny Mielke (2007 : 9) mengatakan melakukan juggling atau timang-timang bola adalah cara yang sangat bagus untuk mengembangkan reaksi yang cepat, kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik didalam permainan.

Gambar 2 :

Dokumen terkait