• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI INDUSTRI PUPUK DAN PROSPEK USAHA

Dalam dokumen Annual Report Pupuk Indonesia 20151500872839 (Halaman 132-136)

Bisnis pupuk dunia pada umumnya berada dalam kondisi yang kurang menggembirakan, dimana pada tahun 2015 terjadi oversupply kapasitas produksi pabrik urea dan amoniak dunia, yaitu sebesar 238 juta ton, namun kebutuhan dunia tercatat hanya sekitar 174 juta ton. Kelebihan pasokan urea ini akan bertambah lagi dengan berdirinya pabrik-pabrik baru yang akan beroperasi dalam waktu dekat, yaitu sekitar 14 juta ton di tahun 2016 dan 8 juta ton pada tahun 2017.

China sebagai salah satu produsen utama urea dunia terus meningkatkan ekspornya, sehingga turut berperan dalam jatuhnya harga komoditi urea dan amoniak di pasar internasional. Pada awal tahun 2013, harga urea dunia mencapai USD 395 per ton namun hanya berada pada kisaran USD 200 per ton di akhir tahun 2015. Industri pupuk nasional dipastikan akan semakin kehilangan daya saing bila kebijakan Pemerintah mengenai harga gas saat ini terus berlanjut.

Negara-negara produsen pupuk lainnya diuntungkan dengan harga gas yang kompetitif, yaitu berkisar diantara USD1 sampai 4 per MMBTU. Sedangkan harga gas untuk industri pupuk nasional berkisaran pada harga USD 6-8 dollar per MMBTU. Tidak hanya bahan baku gas, bahan baku pupuk lainnya pun masih harus diimpor, terutama untuk bahan baku pupuk majemuk, seperti NPK, ZA, SP-36.

Menurut data dari Kementerian Pertanian, kebutuhan pupuk nasional pada tahun 2013-2025 mencapai 9 juta ton pupuk urea per tahun, 4 juta ton pupuk fosfat, 1,8 juta ton pupuk ZA dan 12 juta ton pupuk NPK. Jika mengacu pada data tersebut, maka prospek industri pupuk domestik masih cukup baik karena masih terhadap kesenjangan yang cukup besar antara kebutuhan dengan kapasitas produksi yang ada. Oleh karena itu peluang pasar tersebut harus benar-benar dimanfaatkan agar tidak sampai diambilalih oleh produsen swasta ataupun produk-produk impor.

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut, Pemerintah melalui Inpres No. 2 tahun 2010 tentang Revitalisasi Industri Pupuk telah memerintahkan percepatan revitalisasi industri pupuk di Indonesia, bukan hanya dengan merevitalisasi pabrik lama tapi juga menggantikannya dengan pabrik baru yang lebih hemat dan efisien konsumsi bahan bakunya.

Berlakunya Masyarakat Ekonomia Asean (MEA) juga akan berdampak signifikan terhadap keber langsungan industri pupuk, antara lain produk pupuk Impor akan masuk secara bebas ke Indonesia, yang mengakibatkan industri pupuk nasional akan sulit bersaing dan turunnya penjualan apabila tidak dikelola secara efisien. Margin produsen pupuk nasional juga akan berkurang karena menyesuaikan harga pasar dan berpotensi negatif apabila HPP lebih tinggi dari harga pasar. Dampak lainnya adalah adanya potensi petani tidak membeli pupuk karena bertani tidak menarik lagi sebagai akibat masuknya produk pertanian murah.

price, around USD1 to USD4 per MMBTU. While gas price for national fertilizer industry valued USD6 – USD8 per MMBTU. Besides gas, other fertilizer raw materials were also imported, primarily for compound fertilizer raw material such as NPK, ZA and SP-36.

According to data released by Ministry of Agriculture, national fertilizer demand will reach 9 million ton urea fertilizer per year, 4 million ton phosphoric fertilizer, 1.8 million ton ZA fertilizer and 12 million ton NPK fertilizer in 2013 – 2015. Referring to the data, prospect of domestic fertilizer industry is promising considering large gap between demand and existing production capacity. Therefore, the market opportunity has to be taken for benefit not to be taken over by private producer or imported products manufacturer.

To fulfill fertilizer demand, under Inpres Number 2 of 2010 regarding Fertilizer Industry Revitalization, the Government has mandated fertilizer industry revitalization acceleration in Indonesia, not only revitalizing old plant but also replacing the plant with new plant with better raw material consumption efficiency.

ASEAN Economic Community (AEC) era will also bring major impact to the sustainable of fertilizer industry, when imported fertilizer product will freely imported to Indonesia and placed national fertilizer industry in competitiveness issue and decreasing sales if the industry was not managed efficiently. Margin of the national fertilizer producer will be also lower after market price adjustment and even has negative prospect if Cost of Production is higher than market price. Another impact is a possibility where the farmers will not purchase fertilizer since Agriculture is no longer interesting after entrance of low-cost agriculture product.

MARKETING

PIHC marketing organization with the marketing team under the control of the Directorate of Marketing. The duties and functions of the Marketing Team in brief is to: 1. Marketing Planning 2. Control of Stock 3. Product Sales 4. Handling of Customers

Marketing Strategy

The starting point of the Pupuk Indonesia Marketing process is to determine a strategy of Marketing. Marketing strategies include marketing planning, marketing processes, marketing and evaluation. Pupuk Indonesia conduct market research to determine the needs and desires of consumers and continues to do a SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunities, and Threat) in order to maximize the value of its sales. Product and service quality is the main thing in the marketing strategy Pupuk Indonesia so Pupuk Indonesia has been a manufacturer of fertilizers that are reliable and trustworthy.

As one implementation of the marketing strategy is to take into account the mix marketing, which are product, price, promotion and place. More clearly, the strategies implemented for the year 2015 are as follows:

1. Logistics Management and Distribution 2. Product Management and Product Innovation 3. Service Management Customer complaints

In meeting the full demand of subsidized fertilizer to farmers, then PIHC grow fertilizer complete kiosk which provide subsidized fertilizer newsstands all types of complete fertilizer. The company also guarantees the supply of subsidized fertilizer according to which is assigned by the Government as stipulated in the Supply Agreement between the Government cq. The Ministry of

PEMASARAN

Organisasi Pemasaran Pupuk Indonesia dengan Tim Pemasaran di bawah kendali dari Direktorat Pemasaran. Adapun tugas dan fungsi Tim Pemasaran secara ringkas adalah untuk: 1. Perencanaan Pemasaran 2. Pengendalian Stok 3. Penjualan Produk 4. Penanganan Pelanggan

Strategi Pemasaran

Titik awal dari proses Pemasaran Pupuk Indonesia adalah menentukan strategi Pemasaran. Strategi Pemasaran mencakup perencanaan pemasaran, proses pemasaran, dan evaluasi pemasaran. Pupuk Indonesia melakukan riset pasar untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen dan senantiasa melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threat) guna memaksimumkan nilai penjualannya. Kualitas produk dan pelayanan merupakan hal utama dalam strategi pemasaran Pupuk Indonesia sehingga Pupuk Indonesia telah menjadi produsen pupuk yang handal dan terpercaya.

Sebagai salah satu bentuk implementasi dari strategi pemasaran adalah dengan memperhitungkan bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi dan tempat. Secara lebih jelas, strategi-strategi yang diimplementasikan untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Logistik dan Distribusi 2. Manajemen Produk dan Inovasi Produk 3. Manajemen Pelayanan keluhan Pelanggan

Dalam memenuhi permintaan pupuk bersubsidi secara lengkap kepada Petani, maka Pupuk Indonesia menumbuhkan Kios Pupuk Lengkap dimana kios- kios pupuk bersubsidi menyediakan seluruh jenis pupuk secara lengkap. Perusahaan juga menjamin jumlah pasokan pupuk bersubsidi sesuai dengan yang ditugaskan oleh Pemerintah yang tertuang dalam

Pupuk Indonesia ensure supply of fertilizer for the Public Service Obligation (PSO).

Besides, marketing activities as well to meet the Commercial sector, both non-subsidized domestic needs and export implementation is coordinated at the Holding. Commercial domestic consumer sector include oil palm plantation company, rubber, sugar cane and some industrial raw materials such as urea and ammonia plant melamine, glues, explosives and fertilizer compound.

Kementerian Pertanian dengan Pupuk Indonesia Dengan perjanjian tersebut Pupuk Indonesia menjamin pasokan pupuk untuk Public Service Obligation (PSO). Disamping itu kegiatan pemasaran juga untuk memenuhi sektor Komersil, baik kebutuhan non subsidi domestik dan ekspor yang pelaksanaannya dikoordinasikan di Holding. Konsumen sektor Komersil dalam negeri diantaranya adalah perusahaan perkebunan sawit, karet, tebu serta beberapa industri yang berbahan baku urea maupun amoniak seperti pabrik melamin, lem, bahan peledak dan Pupuk majemuk.

PT Pupuk Indonesia (Persero), or formerly known as Pupuk Sriwidjaja (Persero) is State Owned Enterprise established under Notarial Deeds of Eliza Pondaang Number 177 dated December 24th, 1959 and announced

in Republic of Indonesia State Gazette Number 46 dated June 7th, 1960.

Pupuk Indonesia classifies its business segment into two major group, fertilizer and non-fertilizer. Pupuk Indonesia supplies domestic fertilizer demand for subsidy and non-subsidy sectors. Products of the Company include Urea, NPK, SP-36, ZA, ZK, Organic Fertilizer and other products. In running fertilizer business, Pupuk Indonesia is supported with five subsidiaries fertilizer manufacturer. Non-fertilizer activity consists of EPC, construction, trading, energy business, logistic and food business activities.

The Company showed positive performance in 2015 although global economy was experienced a downturn condition. Various external conditions were occurring beyond our control that constrained or effort to book optimum effort. The conditions were Rupiah PT Pupuk Indonesia (PERSERO), dahulu bernama

PT PUPUK SRIWIDJAJA (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris Eliza Pondaang No. 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.46 tanggal 7 Juni 1960.

Pupuk Indonesia membagi segmen usahanya menjadi dua bagian besar, yaitu pupuk dan non pupuk. Pupuk Indonesia memasok kebutuhan pupuk dalam negeri baik untuk sector subsidi maupun non subsidi. Produk tersebut meliputi pupuk urea, NPK, SP-36, ZA, ZK, pupuk organic dan lain sebagainya. Dalam menjalankan aktivitas bisnis pupuk, Pupuk Indonesia didukung oleh lima anak perusahaan yang merupakan produsen pupuk. Kegiatan non pupuk terdiri dari kegiatan EPC, konstruksi, perdagangan, bisnis energi, logistik dan bisnis pangan.

Perseroan pada tahun 2015 menunjukkan kinerja yang cukup baik walaupun perekonomian global berada pada kondisi yang kurang menguntungkan. Banyak kondisi eksternal yang berada di luar kendali yang akhirnya cukup menghambat upaya mendapatkan laba yang

Perseroan pada tahun 2015 menunjukan kinerja yang cukup baik

Dalam dokumen Annual Report Pupuk Indonesia 20151500872839 (Halaman 132-136)

Dokumen terkait