• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Kondisi Kelas Sebelum Tindakan

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah mengurangi kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria melalui model

113

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan jobsheet di SMK Negeri 1 Pandak.

Melalui model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted

Individualization) berbantuan jobsheet diharapkan berkuranganya kesulitan

belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek psikologi, berkurangnya kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek materi, serta meningkatnya kompetensi pembuatan saku passepoille pada celana pria ranah psikomotor.

Tujuan yang ingin direalisasikan melalui penelitian ini adalah:

a. Berkurangnya kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek psikologi

b. Berkurangnya kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek materi

c. Meningkanya kompetensi pembuatan saku passepoille pada celana pria ranah psikomotor.

Fakta yang terjadi di dalam kelas pada observasi awal, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran Sebelum Tindakan

Observasi awal dilaksanakan pada materi pembuatan saku

passepoille pada celana pria. Berdasarkan hasil observasi awal sebelum

tindakan, peneliti mendapatkan informasi tentang suasana kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selama ini guru menyampaikan materi melalui ceramah secara klasikal, dimana guru lebih banyak

114

berperan sebagai “teacher center”, siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan setelah diperintah oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar pembuatan saku

passepoille baik secara aspek psikologi maupun sacara aspek materi,

selain itu nilai kompetensinya juga masih rendah terutama ranah psikomotor. Media yang digunakan selama pembelajaran pembuatan saku passepoille pada celana pria masih terbatas pada papan tulis, buku-buku lama, contoh benda yang sudah jadi, dan belum menggunakan media yang khusus dirancang untuk pembelajaran seperti chart, modul,

hand out, jobsheet, dan media dengan pemanfaatan teknologi seperti

penggunaan LCD.

Kondisi siswa saat mengikuti proses belajar mengajar pada umumnya masih pasif. Pada awal proses pembelajaran ada beberapa siswa yang terlambat mengikuti pelajaran sehingga mengganggu konsentrasi teman yang lain. Guru menyampaikan materi secara klasikal, siswa hanya mendengarkan dan mencatat setelah diperintah oleh guru. Bahkan ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru terutama siswa yang duduk di barisan belakang. Setelah penyampaian materi, guru memberikan tugas terkait dengan materi. Cukup banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar hal ini terdeteksi dari kesalahan-kesalahan siswa dalam megerjakan tugas. Ada beberapa siswa yang kurang lengkap dalam mempersiapkan alat dan bahan sehingga mereka mengganggu teman yang lain untuk meminjam alat. Saat mengerjakan

115

tugas banyak siswa yang berpura-pura mengerjakan tugas saat guru mendekati. Beberapa siswa menunjukan sikap pemurung dan mengasingkan diri dari teman yang lain. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas banyak siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Apabila tugas belum selesai maka tugas dikerjakan di rumah. Pekerjaan rumah banyak yang tidak dikerjakan oleh siswa kalaupun dikerjakan banyak yang dikerjakan asal jadi.

Kegiatan pembelajaran yang telah dipaparkan di atas menunjukan bahwa siswa masih banyak mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa menyebabkan nilai kompetensinya rendah. Sehingga masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM.

b. Kesulitan Belajar Pembuatan Saku Passepoille pada Celana Pria Ditinjau dari Aspek Psikologi Sebelum Tindakan

Hasil observasi awal dan wawancara dengan guru menunjukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran praktek salah satunya pada materi pembuatan saku passepoille. Kesulitan itu terdeteksi dari perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung dan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari. perilaku yang ditunjukan siswa selama pembelajaran berlangsung termasuk pada aspek psikologi.

Hasil pengamatan kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek psikologi menunjukan rata-rata 5,03

116

dengan skor tertinggi 8, skor terendah 1, nilai tengah 4, nilai yang sering muncul 5, dan standar deviasi 1,64.

Kategori kesulitan belajar pembuatan saku passepoille aspek psikologi adalah:

Tabel 20. Kategori Kesulitan Belajar Pembuatan Saku Passepoille pada Celana Pria Ditinjau dari Aspek Psikologi Sebelum Tindakan

Kategori Golongan Frekuensi Persentase

Tinggi X ≥ 7 6 19.35%

Sedang 4 ≤ X < 7 20 64.52%

Rendah X < 4 5 16.13%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa 6 siswa (19,35%) mengalami kesulitan belajar pada kategori tinggi, 20 siswa (64,52%) pada kategori sedang dan 5 siswa (16,13%) pada kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa masih cukup mengalami kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek psikologi. Hasil dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

c. Kesulitan Belajar Pembuatan Saku Passepoille Ditinjau dari Aspek Materi Sebelum Tindakan

Kesulitan belajar pembuatan saku passepoille ditinjau dari aspek materi terdeteksi dari kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas terkait dengan materi yang sedang disampaikan yaitu materi pembuatan saku passepoille pada celana pria.

Kesulitan belajar siswa sebelum tindakan ditinjau dari aspek materi dari 31 siswa yang mengikuti pembelajaran melalui ceramah secara

117

klasikal berdasarkan 46 butir pernyataan, rata-rata mencapai 15,35 dengan skor tertinggi 21 dan skor terendah 11. Sedangkan untuk nilai tengah (median) adalah 15, nilai yang sering muncul (mode) adalah 14, dan standar deviasi 2,84.

Kategori kesulitan belajar pembuatan saku passepoille pada celana pria ditinjau dari aspek materi adalah:

Tabel 21. Kategori Kesulitan Belajar Pembuatan Saku Passepoille pada Celana Pria Ditinjau dari Aspek Materi Sebelum Tindakan

Kategori Golongan Frekuensi Persentase

Tinggi X ≥ 31 0 0.00%

Sedang 15 ≤ X < 31 18 58.06% Rendah X < 15 13 41.94%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan tabel di atas maka dapat 18 siswa (58,06%) mengalami kesulitan belajar pada kategori sedang dan 13 siswa (41,94%) pada kategori rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengalami cukup kesulitan belajar pembuatan saku

passepoille ditinjau dari aspek materi. Hasil dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

d. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Saku Passepoille Sebelum Tindakan Kompetensi siswa sebelum tindakan diambil dari nilai siswa pada materi pembuatan saku passepoille pada mata pelajaran busana pria yang dilakukan oleh guru. Kompetensi yang diambil hanya ranah psikomotor saja.

Berdasarkan data kompetensi siswa sebelum tindakan dari 31 siswa menunjukkan nilai rata-rata (Mean) yang dicapai adalah 71 , dengan nilai

118

tengah (Median) yaitu 71, nilai yang sering muncul (Mode) adalah 73, standar deviasi adalah 5,70, nilai tertinggi mencapai 82, dan nilai terendah adalah 61.

Pencapaian kompetensi pembuatan saku passepoille sebelum tindakan dapat dikatagorikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal, adapun kategorinya adalah:

Tabel 22. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Saku Passepoille Sebelum Tindakan Berdasarkan KKM

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tuntas 17 54.84%

2 Belum Tuntas 14 45.16%

Jumlah 31 100 %

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa siswa yang tuntas memenuhi KKM baru mencapai17 siswa (54,84 %) dan siswa yang belum tuntas memenuhi KKM sebanyak 14 siswa (45,16%). Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi siswa masih cukup rendah terlihat pada banyaknya siswa yang belum memenuhi KKM. Hasil dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

Dokumen terkait