• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana

Untuk fasilitas pos, Kota Sabang memiliki sebuah kantor pos dan tidak memiliki bis surat. Karena letak kantor pos ini berada di Kecamatan Sukakarya, maka pengiriman dan penerimaan surat di kantor pos ini didominasi oleh warga Sukakarya. Sebanyak 10.399 surat, 238 buah paket dan 938 wesel dikirim oleh kantor pos Sabang pada tahun 2010 (Tabel 23).

Tabel 23. Banyaknya Sarana Komunikasi di Kota Sabang Tahun 2010

No. Kecamatan Kantor Pos Pesawat

Telepon Internet Radio

1. Sukajaya - 531 552 160

2. Sukakarya 1 1.000 396 200

Jumlah 1 1.531 948 360

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Dengan wilayah yang kecil, berita apapun akan menyebar di Sabang, namun demikian tetap dilakukan penerangan/pengumuman berita kepada masyarakat, baik melalui radio, media cetak lokal maupun secara langsung dari pengeras suara yang dipasang di mobil penerangan.

   

Wilayah Kota Sabang dan hampir semua tempat wisata mempunyai akses internet yang dapat digunakan oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Bahkan warung-warung dan kafe-kafe yang ada di Sabang sebagian juga sudah memiliki akses internet sendiri. Sarana komunikasi melalui mobile-phone dapat diakses dengan baik terutama produk-produk pelayanan Telkomsel, Indosat, Flexi (CDMA), Excelcomindo (Pro XL) dan lain-lain.

4.5.2 Transportasi

Prasarana transportasi seperti jalan di Kota Sabang ini secara umum relatif tersedia, namun kondisi ruas jalannya tidak terlalu mulus. Di beberapa lokasi masih adanya jalan yang rusak. Sementara itu, dari segi sarana transportasi, khususnya angkutan kota kendaraan yang ada hanyalah taksi (berpangkalan di pusat kota) dan mobil sewaan. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam pergerakan penduduk dan barang.

4.5.2.1 Transportasi Darat

Pada tahun 2010, panjang jalan di Kota Sabang mencapai 162.851 km yang terdiri dari 88.993 km jalan kota dan sisanya 73.858 km jalan provinsi (Tabel 24).

Tabel 24. Panjang Jalan Kota dan Provinsi Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di Kota Sabang Tahun 2010

Panjang Jalan Kota Panjang Jalan Provinsi Uraian Panjang Jalan

(km)

Uraian Panjang Jalan (km) Jenis Permukaan : Jenis Permukaan :

1. Diaspal 88.993 1. Diaspal 73.858

2. Kerikil - 2. Kerikil -

3. Tanah - 3. Tanah -

4. Tidak Dirinci - 4. Tidak Dirinci -

Jumlah 88.993 Jumlah 73.858

Kondisi Jalan : Kondisi Jalan :

1. Baik 78.154 1. Baik 40.196

2. Sedang 1.440 2. Sedang -

3. Rusak 1.260 3. Rusak 6.447

4. Rusak Berat 8.139 4. Rusak Berat 27.215

Jumlah 88.993 Jumlah 73.858

   

4.5.2.2 Transportasi Laut

Sebagai pulau yang berada di wilayah Selat Malaka, Sabang sering dijadikan tempat persinggahan berbagai pelayaran. Pada tahun 2010 tercatat 1.377 pelayaran, baik pelayaran samudera, lokal maupun nusantara yang singgah di Sabang. Biasanya pelayaran samudera atau nusantara memuat barang sedangkan untuk pelayaran lokal untuk mengangkut penumpang dari Sabang ke Banda Aceh atau sebaliknya. Untuk transportasi laut dari dan ke Sabang dilayani 2 (dua) unit kapal ferry cepat, dari Balohan Sabang menuju pelabuhan Ulee Lheu - Banda Aceh yang berjarak ± 18 mil dan sebaliknya dengan waktu tempuh ± 1 jam, dan kapal ferry Roro dengan waktu tempuh ± 2 jam

Sebanyak 208.366 orang tercatat melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi laut dari pelabuhan Balohan (Sabang) menuju Ulee Lheu (Banda Aceh) pada tahun 2010, sedangkan pada arah sebaliknya ada sebanyak 222.021 orang yang berkunjung ke Sabang. Mereka menggunakan kapal cepat Pulau Rondo, Express Bahari dan KMP BRR maupun KMP Simeulue (Tabel 25).

Tabel 25. Jumlah Penumpang yang Menggunakan Transportasi Laut di Kota Sabang Tahun 2010

Jenis Kapal Jumlah Penumpang (orang)

Ulee Lheue - Balohan Balohan - Ulee Lheue

KMP Pulo Rondo 37.812 37.941

KMP Express Bahari 31.377 29.645

KMP BRR, Simeulue 152.832 140.780

Jumlah 222.021 208.366

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.5.2.3 Transportasi Udara

Sabang memiliki lapangan udara Maimun Saleh yang terletak di kelurahan Cot Ba’u seluas + 78 ha dengan panjang landasan pacu 1.850 m dan lebar 30 m, taxiway 165 m x 23 m, apron 160 m x 90 m, terminal penumpang 500 m2 dan terminal kargo/hanggar 300 m2. Status lapangan udara ini merupakan lapangan udara militer dibawah pengelolaan TNI-AU dan secara resmi dapat digunakan untuk penerbangan sipil.

   

Untuk mendukung pelayanan penerbangan sipil telah tersedia fasilitas gedung pelayanan penumpang meliputi ruang tunggu, ticketing, bagasi, pusat informasi dan beberapa fasilitas lainnya. Bandara Maimun Saleh Sabang telah dinyatakan sebagai Bandara Internasional sesuai surat Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor AJJ.106/3/3-Phb-2002 tanggal 23 Oktober 2002.

4.5.3 Listrik dan Air Bersih

Tenaga listrik merupakan suatu alat untuk penerangan, industri, bisnis, pendidikan dan sosial dalam rangka untuk meningkatkan usaha-usaha pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar penduduk Kawasan Sabang telah terlayani oleh aliran listrik. Sumber daya atau energi listrik yang tersedia untuk melayani masyarakat dilayani oleh PT. PLN (Persero). Jaringan listrik yang tersedia di Kota Sabang bersumber dari PT. PLN (Persero), yakni : Ranting Sabang, Sub Ranting Seurapong dan Sub Ranting Deudap. Ranting Sabang pada tahun 2009 mempunyai kemampuan daya terpasang sebesar 8.065 kw dengan daya tampung 3.500 kw, gardu yang dimiliki sebanyak 80 unit. Untuk perkembangan listrik yang masuk ke kecamatan yang ada di kota Sabang sudah terlayani 100 %.

Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat berasal dari air tanah, air permukaan dan mata air. Sumber-sumber air bersih tersebut berasal dari mata ie Kelurahan Anoi Itam, Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen dan Danau Paya Seumeusek. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk men-supply kebutuhan air bagi Kota Sabang. Hal ini karena danau ini mempunyai luas 3 km2 dengan kapasitas sediaan 7 (tujuh) juta ton air serta debit airnya mencapai 28 liter/detik.

Pada saat ini PDAM Kota Sabang memanfaatkan rembesan dari Danau Aneuk Laot, disamping menyedot air langsung dari danaunya untuk didistribusikan kepada konsumen. Sumber air yang sangat potensial adalah di wilayah Balohan berupa mata air, yaitu di sekitar Cot Kuala dan diperkirakan merupakan rembesan dari Danau Aneuk Laot. Sumber air permukaan lainnya

   

terdapat di sekitar Pria Laot yang berasal dari aliran air terjun gunung sarong keris, yang sampai saat ini belum dimanfaatkan.

Berdasarkan data yang diketahui di wilayah Balohan terdapat sedikitnya 4 mata air dengan debitnya sekitar 25 liter/detik, sedangkan di Kawasan Perkotaan Sabang terdapat 5 mata air dengan debit atau kapasitas 50 liter/detik. Mata air yang berpotensi adalah di Mata Ie. Sampai saat ini mata air ini belum dimanfaatkan secara optimal dan meluas. Pemanfaatannya hanya terbatas untuk kebutuhan domestik masyarakat di sepanjang aliran mata air tersebut. Debit mata air yang lain, seperti mata air Jaboi sebesar 5 liter/detik dan mata air Lhueng Angen sebesar 5 liter/detik.

Kapasitas pelayanan air bersih dari PDAM sekitar 42 liter/detik. Penduduk yang tidak terlayani atau menjadi pelanggan pada PDAM pada umumnya menggunakan sumur gali maupun sumur bor. Rata-rata kedalaman muka air tanahnya sekitar 20 meter dan diperkirakan debitnya sekitar 3 liter/detik. Selain itu, juga menggunakan air tadah hujan dan sungai yang ada.

4.6 Kondisi Kepelabuhanan

Pelabuhan saat ini terdiri atas 2 lokasi, yakni Pelabuhan Teluk Sabang dan Pelabuhan Teluk Balohan. Teluk Balohan ditetapkan sebagai lokasi untuk Pelabuhan Nasional yang merupakan pintu gerbang bagi penumpang dan distribusi barang dari Aceh (Gambar 16).

   

Berdasarkan analisis pemilihan lokasi pelabuhan internasional hub, lokasi dari Teluk Sabang sampai dengan Lhok Pria Laot terpilih sebagai lokasi pelabuhan bebas yang merupakan pelabuhan internasional hub (bernama: Sabang Hub Internasional Port atau SHIP) dan direncanakan akan menempati luas areal 462 ha (Gambar 17).

Gambar 17. Pelabuhan Hubungan Internasional Kota Sabang

Sesuai dengan strategi pengembangan maka dalam periode 2007-2021 ini, akan dikembangkan terlebih dahulu SHIP di Teluk Sabang selama 15 tahun dengan luas sekitar 62 ha. Selanjutnya, apabila SHIP di Teluk Sabang sudah tidak dapat lagi melayani jasa pelabuhan dan perdagangan internasional, maka akan dikembangkan ke Teluk Pria Laot dengan luas sekitar 400 ha. (pengembangan pelabuhan 50 ha dan kawasan industri/perdagangan 350 ha).

Pelabuhan hubungan international ini juga akan menyediakan area proses alih kapal dan area perdagangan yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan modern, seperti pelabuhan serbaguna, pelabuhan cargo, pelabuhan peti kemas (container), pelabuhan cair lengkap dengan dermaganya dan dock, serta fasilitas pendukung seperti kantor pengelola, kantor-kantor perusahaan pelayaran,

   

perusahaan bongkar muat, dan ekspedisi. Juga disediakan fasilitas penyimpanan BBM dan sarana pengolahan air bersih.

4.7 Kondisi Perikanan

Adanya lokasi strategis Sabang, secara komersial sangat memungkinkan untuk pengembangan pelabuhan dan industri perikanan di Kawasan Sabang. Komoditas ikan yang dapat diprioritaskan dari kawasan ini di antaranya adalah tuna, cakalang, kerapu, kakap merah, ikan pelagis kecil, ikan teri, ikan hias, dan udang. Potensi lestari dari tuna yang diperkirakan dapat dimanfaatkan sebesar 16.000 ton/tahun, sedangkan cakalang diperkirakan sekitar 7.000 ton/tahun. Selanjutnya ikan kerapu dan kakap merah, dari data yang diperoleh dari Koperasi Serba Usaha Kota Sabang, diduga memiliki potensi lestari sebesar 12.000 ton /tahun. Sementara ikan pelagis kecil dan ikan teri diperkirakan masih memiliki persediaan untuk peluang pengembangan sebesar 3.000 ton/tahun dari potensi sebesar 6.000 ton.

Posisi Kawasan Sabang di perairan Sabang juga potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi perikanan budidaya di jaring apung. Perikanan budidaya diarahkan pada jenis aneka ikan konsumsi eksklusif seperti lobster, kerapu, udang, kerang-kerangan. Perikanan budidaya dilakukan di berbagai pulau kecil di Sabang dan Aceh.

4.8 Kondisi Pariwisata

Sabang memiliki banyak daerah tujuan wisata terutama wisata alam. Dalam

Master Plan Kawasan Sabang 2007 – 2021 telah ditetapkan daerah wisata yang akan dijadikan prioritas dalam pengembangan Kawasan Pariwisata Sabang dalam jangka waktu 5 tahun yang akan datang adalah daerah wisata bahari di Iboih dan Gapang. Selanjutnya dikembangkan Kawasan Internasional Resort di Gua Sarang Kampung Paya, Revitalisasi Kota Lama Sabang. Kawasan wisata Iboih dan Gapang merupakan daerah tujuan wisata bahari yang menyajikan pemandangan alam bawah laut yang sangat indah. Pemandangan ini dapat dinikmati dengan menyelam ataupun dengan menaiki perahu dengan dasar kaca yang telah tersedia disana. Eksplorasi keindahan alam bawah laut di Iboih dan Gapang dapat

   

dilanjutkan hingga ke P. Rubiah. Selain pemandangan alam bawah laut, potensi wisata yang dapat dikelola dari Iboih dan Gapang adalah wisata memancing (game fishing). Potensi pariwisata ini merupakan peluang untuk menarik kunjungan wisatawan dunia dengan semua fasilitas berskala internasional.

Dokumen terkait