• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Pustaka

4. Kondisi Status Sosial Ekonomi

Menurut Joshep S. Roucek dan Rolland L. Warren (1984:79) status adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lainnya itu atau kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lainnya yang lebih besar jumlahnya. Menurut Astrid S. Susanto (1977:181) status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah manusia.

Sedangkan menurut Soerjano Soekanto (1982:233) kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,

sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.

Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya tertentu adalah sebagai berikut (menurut Soerjono Soekanto):

a. Ukuran Kekayaan

Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadi, cara berpakaian, serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.

b. Ukuran Kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang menempati lapisan yang tertinggi.

c. Ukuran Kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional, Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masyarakat.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Oleh karena itu, ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran akan tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun tidak halal.

Menurut Selo Sumarjan dan Sulaeman Sumadi (1966:271) status atau kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Masyarakat pada umumnya mempunyai dua macam kedudukan yaitu (Soerjono Soekanto, 1983:144):

a. Ascribed Status, yaitu kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, jadi tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.

b. Achieved Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh melalui kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, hal mana tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuannya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserah kepada yang bersangkutan apakah dia mampu menjalani

syarat-syarat tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan tercapai olehnya.

Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi,antara lain :

a. Pendidikan orang tua

Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya.

b. Jenis pekerjaan orang tua

Kalau kita lihat dan perhatian di lingkungan sekitar kita, maka kita akan melihat banyaknya orang bekerja. Setiap pagi kita pun melihat orang berlalu-lalang pergi untuk bekerja sesuai dengan apa jenis pekerjaannya. Yang dimaksud jenis pekerjaan menurut Dr. James J. spillane SJ. dalam penelitian ini adalah bidang yang ditekuni oleh orang tua siswa setiap

harinya. Beliau mengelompokkan pekerjaan/jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut:

1) Golongan A

- Pemilik bus/colt - Pedagang

- Pengawas keamanan - Pengawas kantor - Petani pemilik tanah - Pemilik toko - Pegawai sipil ABRI - Peternak - Mandor - Tuan tanah 2) Golongan B

- Buruh nelayan - Buruh tani - Buruh kecil - Penebang kayu 3) Golongan C

- ABRI (Tamtama-Bintara) - Pamong Praja - Pegawai Badan Hukum - Guru SD - Kepala Kantor Pos Cabang - Kepala Bagian - Manager perusahaan kecil - Pegawai Negeri (Gol. I/a-I/d) - Supervisor/pengawas

4) Golongan D

- Meninggal dunia - Pensiunan - Tidak mempunyai pekerjaan tetap

5) Golongan E

- Guru SLTP/SLTA - Pegawai Negeri ( Gol. II/a keatas) - Juru rawat - Kepala Sekolah - Pekerja social - Kontraktor - Perwira ABRI (Letda, Lettu, dan Kapten) - Wartawan 6) Golongan F

- Petani penyewa - Buruh tidak tetap - Penarik becak

7) Golongan G

- Ahli hukum - Kepala Kantor Pos Pusat - Manager perusahaan - Menteri

- Ahli ilmu tanah - Pegawai negeri

(gol. III/a keatas)

- Apoteker - Pengarang - Dokter - Peneliti - Dosen/Guru Besar - Penerbang - Gubernur - Walikota/ Bupati - Kontraktor Besar

8) Golongan H

- Pembantu - Penjual Keliling - Tukang cuci

9) Golongan I

- Seniman - Buruh tetap - Penjaga - Supir bus/colt - Montir - Tukang Kayu - Pandai besi/emas/perak - Tukang listrik - Penjahit - Tukang mesin c. Faktor Penghasilan (Pendapatan dan Pengeluaran)

1) Pengertian Pendapatan

Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa (anak didik). Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan (gaji/upah).

Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa yang akan datang. Dan kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin maju.bagian terbesar dari pendapatan keluarga itu dibelanjakan lagi

guna membeli segala hal yang diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka. Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Sedangkan kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai kejenjang yang lebih tinggi.

2) Pengertian Pengeluaran

Didalam setiap keluarga selalu ada pemasukan dan bahkan ada pengeluaran. Menurut Drs Gilarso (1986:48) mengemukakan pengeluaran adalah bagian dari pendapatan keluarga atau uang masuk yang dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Pengeluaran disini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan tetapi mencakup semua pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya seperti membeli sesuatu barang, membayar periksa dokter, dan sebagainya.

Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga berbeda

sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota keluarga. Makin banyak atau besar penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya makin sedikit penghasilan makin sedikit pula pengeluarannya.

Dokumen terkait