• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum Perairan PLTU Labuan-Teluk Lada

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Kondisi Umum Perairan PLTU Labuan-Teluk Lada

Perairan Panimbang Teluk Lada, Panimbang dibatasi olah Tanjung Ketapang di sebelah timur dan Tanjung Citereup di sebelah barat, sehingga daerah tersebut merupakan teluk kecil di dalam Teluk Lada. Pada perairan terdapat berbagai aktivitas diantaranya PLTU, perkebunan kelapa dan permukiman penduduk. Batas-batas administrasi, yaitu: sebelah utara berBatas-batasan dengan Kabupaten Serang, sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.

Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22.50OC-27.90OC. Pada daerah pantai, suhu udara bisa mencapai 22OC-32OC, sedangkan di daerah pegunungan berkisar antara 18OC-29OC. Perairan PLTU Labuan-Teluk Lada berada

di wilayah Kecamatan Labuan dan Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Pada perairan ini berpotensi masuknya air buangan yang berasal dari PLTU. Kegiatan yang terdapat pada perairan tersebut diantranya permukiman yang mengeluarkan limbah domestik, perkebunan kelapa sawit, industri skala kecil seperti pengolahan produk perikanan, dan aktifitas perikanan.

4.3. Kondisi Kualitas Perairan Bojonegara -Teluk Banten dan PLTU Labuan – Teluk Lada

Keberadaan biota sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sebagai tempat hidupnnya. Kondisi perairan dapat memberikan respon yang berbeda seperti morfologi, fisiologi dan genetik. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari parameter fisika dan kimia di kedua perairan dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Kondisi kualitas air di Perairan Bojonegara -Teluk Banten

Parameter Satuan 26 Desember 2009 03 April 2010 16 Mei 2010 Air Suhu 0C 26 ± 1.53 29 ± 0.52 30 ± 0.29 Salinitas ‰ 25 ± 7.07 22 ± 2.02 26 ± 1.89 Arus cm/dt 14.71 ± 0.76 3.77 ± 1.86 11.04 ± 6.13 pH 8.00± 0.00 7.80 ± 0.29 7.20 ± 0.21 DO mg/l 4.12 ± 0.96 9.80 ± 5.34 5.60 ± 0.80 Pb mg/l 0.0530 ± 0.0042 0.0055 ± 0.0015 0.0004 ± 0.0000 Cd mg/l 0.0230 ± 0.0030 0.0070 ± 0.0010 0.0310 ± 0.0090 Hg mg/l 0.0006 ± 0.0001 0.0003 ± 0.0001 0.0055 ± 0.0010 Sedimen Pasir % 74.95 Debu % 11.28 Liat % 13.77 Pb mg/l 3.88 ± 1.30 0.56 ± 0.10 0.04 ± 0.01 Cd mg/l 0.50 ± 0.00 0.73 ± 0.09 0.13 ± 0.04 Hg mg/l 0.02 ± 0.00 0.02 ± 0.00 0.26 ± 0.02

Suhu perairan Bojonegara Teluk Banten berkisar antara 26OC sampai 30OC. Suhu tersebut masih termasuk ke dalam batas toleransi bagi kerang darah sehingga kerang darah dapat hidup. Menurut Broom (1985) kerang darah dapat hidup pada suhu air antara 25OC sampai 32OC. Suhu merupakan faktor yang penting karena

akan mempengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangbiakkan dari organisme tersebut (Nybakken 1988).

Salinitas pada bulan Desember 2009, April 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 22 -26‰. Nilai salinitas di lokasi tersebut masih cukup baik untuk kehidupan A. granosa. Salinitas di perairan tersebut masih termasuk ke dalam batas toleransi. Menurut Broom (1985) kerang darah dapat hidup dengan salinitas bervariasi antara 22-26‰. Salinitas mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisme, misalnya dalam distribusi biota akuatik. (Nybakken 1988).

Perairan Bojonegara, Teluk Banten kecepatan arus rata-rata pada bulan Desember 2009, April 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 3.77-14.71 cm/detik. Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, karena perbedaan dalam densitas air laut atau disebabkan oleh gerakan gelombang (Nontji 1987). Pergerakan air yang ditimbulkan oleh gelombang dan arus juga memiliki pengaruh yang penting terhadap bentos yaitu mempengaruhi lingkungan sekitar, seperti ukuran sedimen, kekeruhan, dan banyaknya fraksi debu juga stress fisik yang dialami organisme-organisme dasar. Kecepatan arus pada perairan Bojonegara, menurut Wood (1987) termasuk katagori arus sangat lemah sekali karena kecepatan arus kurang dari 5 cm/detik, sedangkan pengaruhnya terhadap kerang darah dengan kurangnya pencampuran masa air maka terjadi stratifikasi kolom air dan berkurangnya oksigen bagi organisme dasar. Arus di perairan Bojonegara juga dikatagorikan sebagai arus sedang dengan kecepatan arus antara 10 sampai 100 cm/detik. Arus ini menguntungkan bagi organisme dasar dan perairan terbuka, terjadi pencampuran dan pembauran antara bahan organik dan anorganik.

Oksigen terlarut (DO) merupakan salah satu bentuk gas terlarut yang sangat diperlukan bagi organisme. Perairan Bojonegara, Teluk Banten memiliki kadar oksigen rata-rata pada bulan Desember 2009, April 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 4.12-9.80 mg/L. Batas minimal toleransi bagi moluska bentik adalah 4 ppm (Clark 1974 in Ippah 2007). Oksigen terlarut di sekitar perairan tersebut masih dapat ditorerier untuk kehidupan kerang darah dalam melakukan proses metabolisme yang diperlukan untuk pertumbuhan, bereproduksi dan rekrutmen.

Kisaran pH rata-rata pada bulan Desember 2009, April 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 7.20-8.00. pH merupakan menggambarkan konsentrasi ion hidrogen. Apabila terdapat perubahan pH maka akan mempengaruhi proses kimia dan biologi perairan. Nilai tersebut masih termasuk ke dalam batas toleransi sehingga kerang darah dapat mengalami pertumbuhan. Menurut Mayunar et al. (1995) batas toleransi pH bagi organisme air adalah 6.50-8.50.

Substrat adalah parameter yang penting karena merupakan habitat bagi kelangsungan hidup kerang darah. Tekstur di perairan Bojonegara-Teluk Banten memiliki fraksi pasir sebesar 74.95%, fraksi debu sebesar 11.28% dan fraksi liat sebesar 13.77%. Berdasarkan hasil analisis segitiga miller didapatkan tipe substrat di perairan Bojonegara-Teluk Banten memiliki tipe substrat lempung berpasir. Menurut Broom (1985) kerang darah dengan populasi terbesar umumnya ditemukan pada daerah pasang surut berlumpur lunak berbatasan dengan hutan bakau. Hal ini menujukan bahwa walaupun ada perbedaan jumlah fraksi pasir debu dan liat kerang darah dapat beradaptasi hidup di substrat tersebut. Substrat merupakan unsur yang penting karena menentukan jenis makanan yang diperlukan untuk metabolisme. Nybakken (1988) menyatakan bahwa penggali pemakan deposit cenderung melimpah pada substrat lumpur dan substrat lunak yang merupakan daerah dengan kandungan bahan organik yang tinggi, sedangkan pemakan suspensi terdapat lebih melimpah pada substrat yang lebih mengandung pasir dengan kandungan bahan organik lebih sedikit.

Meningkatnya industri seperti pabrik gula, batu bara dan pabrik minyak di sekitar perairan Bojonegara, Teluk Banten mempunyai peluang besar terhadap pencemaran limbah yang mengandung logam berat sehingga mempengaruhi kondisi populasi kerang darah. Kisaran kandungan logam berat pada air yang terdiri atas Pb (timbal), Cd (Kadmium) dan Hg (Merkuri) masing-masing adalah 0.0004-0.0530 mg/l, 0.0070-0.0310 mg/l dan 0.0003-0.0055 mg/l. Kisaran konsentrasi logam berat Pb (timbal) dan Cd (Kadmium) bila dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia (KepMen LH No.51 Tahun 2004) telah melampaui ambang batas yang ditetapkan yaitu (> 0.001 mg/l). Dampak yang ditimbulkan dengan nilai Pb yang tinggi dalam jangka waktu yang optimum, bila terakumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan kematian bagi

biota air yang mengkonsumsinya, sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan (Sukiyanti 1987 in Buwono et al. 2005). Nilai Hg (Merkuri) bila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan Kep Men LH No. 51 Tahun 2004 masih dapat ditolerier bagi kerang darah karena masih < 0.008 mg/l, sehingga kerang dapat hidup. Merkuri memiliki sifat mudah larut di air dan lemak akibatnya merkuri sebagai salah satu logam yang paling berbahaya bagi manusia dan sebagian besar hewan (Effendi 2003).

Logam berat yang terdapat pada sedimen memiliki nilai yang lebih tinggi daripada di perairan. Kisaran kandungan logam berat pada air yang terdiri atas Pb (timbal), Cd (Kadmium) dan Hg (Merkuri) masing-masing adalah 0.04-3.88 mg/l, 0.13-0.73 mg/l dan 0.02-0.26 mg/l. Menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda (IACD/CEDA 1997), kandungan timbal dalam sedimen di perairan Bojonegara tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan karena masih di bawah standar yang telah ditetapkan (< 85 mg/l). Kandungan Cd (Kadmium) yang diperoleh juga di bawah baku mutu yaitu 0.8 mg/l, sehingga kandungan logam berat yang ada di sedimen tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan kerang darah. Kondisi fisika kimia perairan di PLTU-Labuan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kondisi kualitas air di Perairan PLTU-Labuan Teluk Lada

Parameter Satuan 12 Desember 2009 13 Maret 2010 29 Mei 2010 Air Suhu 0C 28 ± 0.58 29 ± 0.58 32 ± 0.58 Salinitas ‰ 35 ± 0.58 25 ± 0.58 32 ± 3.23 Arus cm/dt 20.53 ± 13.72 2.81 ± 0.04 4.28 ± 0.71 pH 7.7 ± 0.29 7.3 ± 0.29 7.8 ± 0.29 DO mg/l 5.24 ± 1.32 5.41 ± 0.42 6.34 ± 0.30 Pb mg/l 0.0233 ± 0.0085 0.0120 ± 0.0044 0.0599 ± 0.0942 Cd mg/l 0.0050 ± 0.0000 0.0050 ± 0.0000 0.0180 ± 0.0070 Hg mg/l 0.0005 ± 0.0004 0.0003 ± 0.0001 0.0004 ± 0.0001 Sedimen Pasir % 79.16 Debu % 9.15 Liat % 11.69 Pb mg/l 0.90 ± 0.61 1.78 ± 0.39 0.02 ± 0.00 Cd mg/l 0.50 ± 0.00 0.67 ± 0.21 0.26 ± 0.24 Hg mg/l 0.24 ± 0.09 0.97 ± 0.81 0.24 ± 0.21

Suhu perairan PLTU-Labuan Teluk Lada 28-32OC. Suhu di perairan sekitar PLTU-labuan lebih tinggi dibandingkan dengan perairan Bojonegara. Hal ini karena adaya buangan panas yang berasal dari PLTU-Labuan yang terletak di sekitar lokasi pengambilan contoh. Menurut Nontji (1987) bahwa air laut yang cukup panas dapat ditemukan di depan pelimbahan industri atau pembangkit listik yang membuang bekas air pendinginya ke laut. Namun perairan tersebut masih termasuk kedalam batas toleransi bagi kerang darah, sehingga masih dapat melalukan metabolisme dalam tubuhnya. Menurut Broom (1985) kerang darah dapat hidup pada suhu air sebesar 25.00-32.80OC.

Kisaran nilai salinitas pada bulan Desember 2009, Maret 2010, Mei 2010 adalah 25-35‰. Perbedaan salinitas antara perairan Bojonegara umumnya dipengaruhi oleh percampuran masa yang air tawar yang berasal dari sungai sehingga salinitas di Bojonegara lebih rendah. Nilai salinitas di lokasi tersebut masih cukup baik untuk kehidupan A. granosa. Menurut Nybakken (1988), kisaran salinitas pada perairan laut antara 30‰-40‰. Salinitas mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisme, misalnya dalam distribusi biota akuatik

Perairan PLTU-Labuan Teluk Lada memiliki kecepatan arus rata-rata pada bulan Desember 2009, Maret 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 2.81-20.53 cm/ detik. Kecepatan arus pada perairan ini, menurut Wood (1987) termasuk katagori arus sangat lemah sekali karena kecepatan arus kurang dari 5 cm/detik, sedangkan pengaruhnya terhadap kerang darah dengan kurangnya pencampuran masa air maka terjadi stratifikasi kolom air dan berkurangnya oksigen bagi organisme dasar. Arus di perairan Labuan juga dikatagorikan sebagai arus sedang dengan kecepatan arus antara 10 sampai 100 cm/detik. Arus tersebut menguntungkan bagi organisme dasar dan perairan terbuka, karena terjadi pencampuran dan pembauran antara bahan organik dan anorganik.

Oksigen terlarut (DO) di perairan PLTU Labuan Teluk Lada pada bulan Desember 2009, Maret 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 5.24-6.34 mg/l. Kadar oksigen terlarut optimum bagi moluska bentik adalah 4.10-6.60 ppm, sedangkan kadar minimal yang masih dalam batas toleransi adalah 4 ppm (Clark 1974 in Ippah 2007). Oksigen terlarut di sekitar perairan tersebut masih dapat di tolerier untuk

kehidupan kerang darah dalam melakukan proses metabolisme yang diperlukan untuk pertumbuhan, bereproduksi dan rekrutmen.

Kisaran pH rata-rata pada bulan Desember 2009, Maret 2010 dan Mei 2010 berkisar antara 7.30-7.80. pH merupakan menggambarkan konsentrasi ion hidrogen. Nilai tersebut masih termasuk ke dalam batas toleransi sehingga kerang darah dapat mengalami pertumbuhan. Menurut Mayunar et al. (1995) batas toleransi pH bagi organisme air adalah 6.50-8.50.

Subtsrat adalah parameter yang penting karena merupakan habitat bagi kelangsungan hidup kerang darah. Tekstur di perairan Labuan memiliki fraksi pasir sebesar 79.16%, fraksi debu sebesar 9.15% dan fraksi liat sebesar 11.69%. Berdasarkan hasil dari segitiga Millar didapatkan tipe substrat di perairan Labuan memiliki tipe substrat pasir. Menurut Broom (1985) kerang darah dengan populasi terbesar umumnya ditemukan pada daerah pasang surut berlumpur lunak berbatasan dengan hutan bakau. Perbedaan jumlah fraksi liat, pasir dan debu antara perairan Bojonegara menandakan kerang masih dapat hidup. Substrat merupakan unsur yang penting karena menentukan jenis makanan yang diperlukan untuk metabolisme.

Pesatnya perkembangan di sekitar perairan sekitar teluk Lada seperti PLTU-Labuan, seperti permukinan yang menyebabkan masukan limbah domestik seperti pencemaran logam berat di perairan dan sedimen. Kisaran kandungan logam berat pada air yang terdiri atas Pb (timbal), Cd (Kadmium) dan Hg (Merkuri) masing-masing adalah 0.0120-0.0599 mg/l, 0.0050-0.0180 mg/l, 0.0003-0.0005 mg/l. Kisaran konsentrasi logam berat Pb (timbal) dan Cd (Kadmium) bila dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia (KepMen LH No.51 Tahun 2004) telah melampaui ambang batas yang ditetapkan yaitu (> 0.001 mg/l). Hal ini sama seperti di perairan Bojonegara, Teluk Banten. Dampak yang ditimbulkan dengan nilai Pb yang tinggi dalam jangka waktu yang optimum, Menurut Sukiyanti (1987) in Buwono et al. (2005) logam berat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan kematian bagi biota air yang mengkonsumsinya, sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan. Nilai Hg (Merkuri) bila dibandingkan dengan standar yang ditetapkan Kep Men LH (2004) masih dapat ditorerier bagi kerang darah karena masih < 0.008 mg/l, sehingga kerang dapat hidup. Merkuri memiliki sifat mudah larut di air dan lemak menyebabkan merkuri

sebagai salah satu logam yang paling berbahaya bagi manusia dan sebagian besar hewan (Effendi 2003).

Logam berat yang terdapat pada sedimen memiliki nilai yang lebih tinggi daripada di perairan. Kisaran kandungan logam berat pada air yang terdiri atas Pb (timbal), Cd (Kadmium) dan Hg (Merkuri) masing-masing adalah 0.02-1.78 ppm, 0.26-0.67 ppm dan 0.24-0.97 ppm. Menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda (IACD/CEDA 1997), kandungan timbal dalam sedimen di perairan Bojonegara tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan karena masih di bawah standar yang telah ditetapkan (< 85 ppm). Kandungan Cd (Kadmium) yang diperoleh juga di bawah baku mutu yaitu 0.8 ppm. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan baku mutu IADC/CEDA (1997) rata-rata kandungan Hg yang ada di sedimen masih di bawah baku yang ditetapkan (< 0.3 ppm), sehingga kandungan logam berat yang ada di sedimen tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan kerang darah.

Dokumen terkait