• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 METODOLOGI

5.2 Kondisi Umum Perikanan Tangkap

Berdasarkan wawancara dengan 28 nelayan dan 3 pemilik perahu motor di Pondok Mimbo diperoleh data tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi serta pendapatan bersih nelayan per trip sebagaimana Tabel 7. Dari survei lapangan juga diketahui bahwa di Pondok Mimbo sudah ada fasilitas pengolahan ikan yaitu pemindangan modern dan cold storage, namun belum pernah dioperasikan. Data lapangan di TPI Jangkar diperoleh dengan mewawancarai 25 nelayan dan 8 pemilik perahu serta pengurus KUD Minaharta – Jangkar. Dari survei lapangan juga diketahui bahwa terdapat 391 buah perahu motor yang berpangkalan di TPI Tanjung Jangkar. Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi penangkapan ikan serta pendapatan bersih nelayan per trip dari nelayan di TPI Tanjung Jangkar sebagaimana tabel lampiran 7.a.

Tabel 7 Data ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Pondok Mimbo

No Ukuran Perahu (GT) Jenis Alat Tangkap Lama Operasi (jam) Daerah Operasi Pendapatan Bersih per orang-Trip (Rp) 1 2 Trawl Udang 12 Jangkar, Mimbo 10.000 – 50.000

2 6 Trawl 72 Jangkar, Merak 100.000

3 2 Trawl Udang 12 Mimbo 10.000 – 50.000

4 2 Trawl Udang 12 Jangkar, Merak 10.000 - 50.000

5 5 Purse Seine 8 Mimbo, Selat Madura 80.000

6 2 Trawl Udang 72 Jangkar, Merak 50.000 - 100.000

7 4 Purse Seine 12 Selat Madura 75.000

Pada survei lapangan di PPI Besuki, berhasil mewawancarai langsung 22 responden nelayan, yang biasa melakukan penangkapan ikan dengan peralatan tangkap berupa purse seine dan trawl. Menurut Ketua KUD, di wilayah TPI Besuki terdapat sekitar 280 buah perahu/kapal motor, yang terdiri atas 80 buah perahu motor berukuran antara 5 – 10 GT dengan alat tangkap purse seine, dan 150 buah perahu motor berukuran antara 2 – 10 GT dengan alat tangkap purse seine atau trawl udang, dan perahu pancing dengan bobot 2 – 5 GT (Tabel 8). Masalah utama dalam penangkapan yaitu belum adanya SPBU dan perusahaan es di sekitar PPI Besuki, sehingga BBM dan es dibeli dari PPI lain. Juga diperoleh informasi bahwa, di sekitar PPI Besuki banyak dijumpai penimbangan ikan secara perorangan yang umumnya dilakukan oleh tengkulak yang bebas menentukan harga ikan, Disamping itu ada perjanjian dibawah tangan tentang pinjaman uang/modal oleh nelayan pada tengkulak yang berdampak pada tingkat kesejahteraan nelayan. Bahkan para pemilik perahu juga sering terjerat utang kepada para tengkulak khususnya akibat butuh uang untuk memperbaiki mesin perahu/kapal motor atau alat tangkap, sementara suku cadang peralatan tangkap tidak tersedia di sekitar PPI Besuki.

Tabel 8 Data ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Besuki

No Ukuran Perahu (GT) Jenis Alat Tangkap Lama Operasi (jam) Daerah Operasi Pendapatan Bersih per Orang-

Trip (Rp) 1 10 Purse seine 48 Selat Madura,

Jangkar, Mimbo 10.000 – 100.000

2 2 Trawl Udang 12 Mimbo, Jangkar,

Besuki 30.000 – 40.000

3 10 Purse seine 12 Mimbo, Jangkar,

Probolinggo 20.000 – 80.000 4 10 purse seine 12 Mimbo, Jangkar,

Probolinggo 20.000 – 80.000 5 10 Purse seine 48 Selat Madura,

Jangkar, Mimbo 10.000 -100.000

6 2 Trawl Udang 12 Mimbo, Jangkar,

Besuki 30.000 – 40.000

7 10 Purse seine 48 Selat Madura,

Data lapangan tentang penangkapan ikan oleh nelayan yang berpangkalan di PPI Probolinggo diperoleh dari 9 respoden nelayan, 3 respoden pemilik perahu motor dan Kepala Kelurahan. Kepala Kelurahan yang membawahi wilayah PPI Probolinggo menerangkan bahwa jumlah pemilik perahu yang berada diwilayahnya kurang lebih 211 perahu motor. Alat tangkap yang biasa digunakan adalah purse seine untuk penangkapan ikan pada malam hari dan trawl udang/teri pada pagi/siang hari. Jumlah penduduk dengan pekerjaan sebagai nelayan di kelurahannya kurang lebih 2.965 orang terdiri dari 20 orang nelayan remaja (umur kurang dari 15 tahun), kurang lebih 1.200 orang nelayan pemuda (umur antara 15 – 35 tahun) dan kurang lebih 1.745 orang nelayan dewasa (umur di atas 35 tahun). Kendala utama bagi pemilik perahu tipe cakra adalah modal kerja untuk dapat melakukan operasi penangkapan lebih dari 1 hari, naik turunnya harga ikan dan rute pelayaran daerah fishing ground yang jadi rebutan sesama nelayan, Hasil tangkapan utama adalah ikan tongkol dan lemuru, yang paling dominan adalah ikan teri besar dan teri kecil, sedangkan tangkapan lainnya ikan cumi dan udang. Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi penangkapan ikan serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Probolinggo sebagaimana dinyatakan pada lampiran lampiran 7.b.

Dari survei lapangan di PPI Branta Pesisir – Pamekasan diperoleh informasi bahwa nelayan setempat rata-rata menggunakan peralatan tangkap tipe trawl

teri/udang. Hasil tangkapan ikan yang maksimal terjadi pada musim hujan atau bulan September hingga bulan Maret dengan jenis tangkapan ikan yang dominan adalah layang, tongkol dan lemuru. Masalah utama yang dihadapi adalah harga ikan yang naik turun dan tidak adanya jaminan modal usaha berupa pinjaman modal kerja, menambah perlengkapan perahu serta alat tangkap. Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi penangkapan ikan serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Pamekasan sebagaimana dinyatakan pada lampiran lampiran 7.c.

Data lapangan di PPI Dungkek diperoleh dari 16 respoden nelayan, 25 respoden pemilik perahu dan ketua kelompok nelayan. Berdasarkan keterangan dari ketua kelompok nelayan Makmur bahwa nelayan umumnya menggunakan alat tangkap trawl udang/teri dan gillnet, dengan ukuran perahu motor 3 GT. Selain

bermitra dengan perusahaan, kelompok nelayan Makmur juga bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep antara lain dalam bentuk bantuan peralatan GPS dan penyuluhan. Permasalahan utama yang dihadapi nelayan setempat adalah kesulitan mendapatkan tangkapan pada saat bukan musim teri karena sebagian nelayan tidak mempunyai alat tangkap jenis yang lain misalnya jaring untuk penangkapan ikan tongkol. Kendala utamanya yang dihadapi adalah ukuran perahu motor yang kurang besar dan tidak tersedia penerangan berupa lampu merkuri serta tidak mempunyai alat tangkap selain ikan teri. Di saat selain musim hujan atau musim ikan teri, hasil pendapatan menurun bahkan tidak ada penghasilan. Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi penangkapan ikan serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Probolinggo sebagaimana dinyatakan pada lampiran lampiran 7.d.