• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

5.1 Kondisi Umum Tapak

Suatu potensi tersendiri bagi KWI 1 karena posisi tapak berada dekat dengan jalan raya. Jalur transportasi darat sudah tersedia dan ada dalam kondisi yang baik sehingga kondisi ini sangat mendukung dalam kemudahan untuk mencapai tapak.

Koleksi tanaman yang ada di KWI 1 sangat mendukung dalam pelestarian plasma nutfah. Koleksi tersebut khususnya berupa tanaman perkebunan tropis yang dikategorikan dalam kelompok tanaman obat dan aromatik serta terdiri dari jenis yang beragam dan dengan jumlah tanaman yang cukup banyak.

Berbagai jenis tanaman koleksi yang tersedia pada tapak merupakan suatu kontribusi dalam bidang penelitian dan pendidikan khususnya bidang perkebunan tropis. Kegiatan pendidikan secara khusus yang dapat terpenuhi adalah berupa pemberian informasi secara lengkap baik mengenai bentuk dan keterangan lain yang menyangkut keberadaan tanaman, produk hasil olahan , d a n cara perbanyakannya. Berbagai tanaman yang ada dalam hal penelitian merupakan suatu potensi sehingga memudahkan para peneliti yang akan melakukan penelitian tanaman terkait di tapak, karena lahan untuk kegiatan penelitian sudah tersedia di tapak. Beraneka macam kegiatan di atas tentu menghasilkan suatu produk yang dapat kembali dimanfaatkan untuk mendatangkan masukan yang bernilai komersil bagi Stake Holder, ilmu pengetahuan, serta pengguna riset.

KWI 1 masih sangat mendukung untuk kegiatan wisata dalam menunjang aspek pelayanan. Penambahan dan penataan sarana untuk kegiatan wisata dapat dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan wisata terutama yang berlatar belakang tanaman dan keadaan alam.

Kegiatan kunjungan yang dilakukan di tapak pada saat ini adalah untuk keperluan penelitian dan pendidikan. Untuk keperluan hal tersebut, peningkatan pelayanan dapat kembali ditingkatkan dengan menyesuaikan cara penyampaian dan media yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

43

5.2 Iklim

Iklim yang ideal untuk tingkat kenyamanan manusia menurut Laurie (1986), adalah 10° C – 26.7° C dengan kelembaban udara 40% - 75%. Dengan menggunakan rumus Temperature Humidity Index (THI), dapat diuraikan sebagai berikut:

THI = 0.8 T + (rH x T/500)

Keterangan : THI = Temperature Humidity Index

rH = Kelembaban udara T = Suhu rata-rata

Iklim yang nyaman di daerah tropis adalah memiliki nilai THI>27. Dengan melakukan perhitungan terhadap data iklim yang ada, maka nilai THI yang diperoleh pada lokasi KWI 1 adalah :

THI = 0,8 x 27 + (77 x 27/500) = 25,8

Dengan demikian nilai THI tapak KWI 1 masih berada di bawah standar kenyamanan manusia. Untuk mengatasi masalah ini usaha yang dapat dilakukan adalah dengan disain lanskap beserta elemen di dalamnya.

Curah hujan dapat dikatakan cukup tinggi karena berada antara 3.000 hingga 4.000 mm/tahun. Curah hujan pada tingkat ini dapat mengakibatkan beberapa jenis pohon tertentu tidak dapat berbunga dengan sempurna karena memerlukan perbedaan yang jelas antara bulan kering dengan bulan basah. Selain itu, tapak yang tergolong datar berpotensi untuk menciptakan genangan air. KWI 1 sendiri sudah memiliki sistem drainase yang baik dan didukung oleh penanaman vegetasi yang mampu menyerap kelebihan air hujan. Menurut Grey dan Daneke (1978), tanaman yang memiliki daun jarum (conifer) dapat menangkap air hujan yang jatuh hingga 40%. Selanjutnya tanaman berkanopi juga dapat membantu mengurangi 20% air hujan yang jatuh. Disamping itu, tanaman dengan percabangan horizontal menahan hujan lebih efektif. Curah hujan pada tingkat ini merupakan suatu potensi yang baik untuk pemeliharaan area wisata yang didominasi oleh tanaman karena cukupnya persediaan air bagi tanaman.

Klasifikasi iklim yang dilakukan Oldeman dalam Handoko (1995) berdasarkan perhitungan bulan kering (BK), bulan lembab (BL) dan bulan basah (BB) yang batasannya memperhatikan peluang hujan, hujan efektif, dan

kebutuhan air tanaman, dalam hal ini digunakan komoditas palawija dan padi. Batas penentuan bulan kering (BK), bulan lembab (BL) dan bulan basah (BB) sebagai berikut:

Bulan kering (BK) : bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm Bulan lembab (BL) : bulan dengan rata-rata curah hujan 100 – 200 mm Bulan basah (BB) : bulan dengan rata-rata curah hujan > 200 mm

Oldeman dalam penentuan klasifikasi iklimnya menggunakan ketentuan panjang periode bulan kering dan bulan basah berturut-turut.

Tipe klasifikasi dibagi menjadi lima didasarkan jumlah bulan basah turut dengan empat subdivisi menggunakan jumlah bulan kering berturut-turut. Berikut tipe iklim utama dan subdivisinya :

Tabel 5. Tipe iklim utama

Tipe utama Jumlah bulan basah berturut-turut

A > 9

B 7 – 9

C 5 – 6

D 3 - 4

E < 3

Tabel 6. Subdivisi iklim

Sub divisi Jumlah bulan kering berturut-turut

1 < 2

2 2 – 3

3 4 – 6

4 > 6

Berdasarkan lima tipe utama dan empat sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat digolongkan menjadi 17 daerah agroklimat, mulai dari A1 hingga E. Berdasarkan data curah hujan yang ada, tidak terdapat bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm, maka tidak terdapat bulan kering. Namun, terdapat bulan lembab dengan rata-rata curah hujan 159,5 mm. Selain itu menurut tipe iklim utama dan subdivisi iklim, keadaan iklim tapak digolongkan menjadi Tipe A dan

45

subdivisi 1. Selanjutnya berdasarkan tipe agroklimat, dapat disimpulkan bahwa tapak berada dalam kondisi tipe iklim A1.

5.3 Sirkulasi

KWI 1 berbatasan langsung dengan Jalan Tentara Pelajar. Hal ini sangat membantu di dalam kemudahan pengenalan dan pencapaian lokasi oleh masyarakat luas. Dalam rancangan identitas tapak dapat lebih ditonjolkan di pintu masuk tapak agar dapat lebih menunjang aksesibilitas dan keamanan pengunjung, mengingat tapak ini juga berada dalam area Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik beserta area lain yang tergabung di dalamnya dan saling berdekatan. Dengan adanya ciri-ciri yang khas pada pintu masuk tapak yang dirancang diharapkan akan membantu mengenalkan tapak kepada masyarakat lebih luas serta dapat lebih mengontrol sirkulasi dan akses tapak.

Keamanan akses masuk pada KWI 1 sudah memiliki sebuah pengontrol berupa pos keamanan yang dapat membantu kelancaran arus keluar masuk kendaraan maupun pejalan kaki. Akses keluar masuk yang tersedia di KWI 1 tidak hanya digunakan oleh pengunjung beserta kendaraannya, tetapi juga digunakan oleh pegawai yang bekerja di sana. Di KWI 1 sendiri sudah tercipta keteraturan penggunaan tapak, sehingga tidak terjadi tumpang tindih arus masuk dan keluar antara pegawai dengan pengunjung yang ingin melakukan kegiatan wisata.

Pada petak tanam D9, D10, F4, F7, F9, dan G9 terdapat jalan setapak buatan. Jalan tersebut terlihat tidak menyatu dan dalam kondisi yang tidak terawat. Perlu adanya penataan kembali agar terlihat menyatu dan memberikan kesan estetis.

Petak tanam F2 dan F5 terbagi dua menjadi bagian F2a dan F2b serta F5a dan F5b. Petak tanam tersebut perlu dibuat menjadi satu bagian saja agar memberikan kesan simetris dan menyatu serta memudahkan sirkulasi pengunjung di dalam kebun.

Tidak semua batas tapak dengan area pemukiman ini terbuat dari bahan permanen seperti beton. Untuk lebih memperindah pandangan dan mendukung aksesibilitas pagar pembatas yang ada perlu dibuat dari struktur yang baik dan kuat serta indah dipandang.

5.4 Vegetasi

Penempatan tanaman pada petak tanam berdasarkan kategori-kategori tertentu sangat membantu terciptanya good view, dan mempermudah dalam hal perawatan, serta meningkatkan potensinya dalam hal edukasi. Berbagai tanaman yang ditanam di dalam tapak merupakan potensi utama yang ingin ditonjolkan kepada para pengunjung. Dengan keadaan yang teratur dan dalam petak tanam yang disesuaikan dengan kategori tanaman yang beraneka ragam, keadaan tapak, dan sirkulasi pengunjung maka kegiatan wisata dapat dilakukan dengan nyaman. Penegasan batas petak satu dengan yang lainnya di KWI 1 sudah dilakukan dengan pemberian tanaman yang membentuk pagar atau border. Untuk mencegah diterobosnya tanaman tersebut oleh pengunjung, j enis tanaman yang digunakan berupa tanaman pangkas yang solid. Tinggi tanaman pembatas adalah 1 – 1,5 meter agar tidak mengundang perilaku yang kurang baik dari pengunjung.Dengan demikian sirkulasi pengunjung beserta perilakunya dan pengelompokan tanaman dalam petak dapat tercipta dengan jelas.

Cara penempatan varietas tanaman dalam satu petak tanam adalah seragam (Gambar 40). Tanaman dalam petak tanam sebagian besar memiliki diameter tajuk 5 meter dan lebih. Sehingga tanaman yang ada tergolong ke dalam usia dewasa. Karena bentuk fisiknya lebih mudah untuk dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain atau dapat dikatakan sudah tumbuh dengan sempurna, tanaman pada usia dewasa cocok untuk dijadikan obyek wisata khususnya pendidikan. Penampakan fisiknya berupa buah, bentuk tajuk, dan lain sebagainya lebih mudah untuk diamati. Fungsi lain tanaman untuk memperbaiki iklim tapak dan daerah sekitar juga ditunjang dengan baik oleh tanaman dewasa dengan luasan permukaan daun yang besar.

Di dalam KWI 1, tanaman yang dikembangkan memiliki kategori sebagai tanaman obat, aromatik, dan tanaman industri yang berasal dari dalam dan luar negeri. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, baik dari pembibitan, penanaman, penampakan fisik, dan pemungutan hasil panennya, pengolahan hasil, produk serta asal usul dan sejarah pengembangannya.

Pepohonan yang ada merupakan potensi utama yang ditawarkan oleh tapak. Ukuran fisik, variasi, dan usianya merupakan suatu nilai lebih yang dimiliki

47

setiap individu pohon. Baik dalam hal penataan sirkulasi dan fasilitas, dalam perancangannya keberadaan pohon eksisting harus diperhatikan, sebab untuk memperoleh kembali masa tanaman seperti yang ada sekarang memerlukan waktu belasan tahun atau bahkan puluhan tahun. Apabila pada tapak terjadi penumpukan letak tanaman seperti pepohonan yang terlalu banyak pada lokasi yang terlalu sempit maka penebangan secara terpilih terhadap pohon eksisting perlu dipertimbangkan. Penutupan tajuk yang terlalu lebat akan mengurangi intensitas c a h a y a m a t a h a r i dan meningkatkan keadaan lembab sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya kenyamanan dan kemungkinan mengundang perilaku yang kurang baik dari pengunjung.

Vegetasi di dalam KWI 1 terlalu rapat (Gambar 41), sehingga perlu adanya penjarangan agar fasilitas yang baru dapat ditambahkan pada tapak. Pemindahan tanaman dari petak satu ke petak lainnya dapat dilakukan karena beberapa tanaman di KWI 1 masih tergolong muda sehingga kegiatan penebangan dapat dilakukan seminimal mungkin. Jenis vegetasi dari masing- masing petak tanam sangat bervariasi, sehingga perlu adanya penyeragaman agar lebih mudah diidentifikasi.

Gambar 40. Pola Penanaman Vegetasi Gambar 41. Kerapatan Vegetasi Penamaan petak tanam dengan huruf E,F,G,H hanya berfungsi sebagai penanda petak saja. Untuk petak A,B,C,D berdasarkan dari sejarah KWI sekarang telah berubah fungsi menjadi Kavling Karyawan yang berada di sekitar KWI 1. Penamaan petak tanam perlu dikaitkan dengan jenis vegetasi sehingga lebih memudahkan pengunjung di dalam mengenali tiap petakan tanam.

Penambahan elemen tanaman dapat dilakukan dalam upaya menghalangi pemandangan yang kurang baik ke arah pemukiman yang mengelilingi tapak.

Tembok bata yang dilapisi dengan semen tempel bertekstur kasar dengan penampakan atap perumahan sangat mengurangi nilai estetika yang ada dan membutuhkan penggunaan tanaman pembatas yang tinggi sehingga pemandangan yang kurang baik dapat dengan maksimal diatasi.

Tapak dapat ditambahkan vegetasi lain untuk lebih memperindah yang mendukung berbagai fungsi diantaranya sebagai peneduh, pengarah, pembatas, estetis, koleksi, dan aromatik. Penambahan vegetasi beraroma menarik atau berb u n g a i n d a h merupakan salah satu contoh pilihan yang baik untuk meningkatkan nilai tambah pada fasilitas- fasilitas lain di tapak seperti di sekitar media informasi, tempat berteduh, toilet, serta musholla. Penggunaan vegetasi eksisting juga dapat dilakukan untuk menambah kesan alami pada tapak, seperti penggunaan tanaman pagar dan tanaman penutup tanah. Keharmonisan pada tapak dapat tercipta bila tanaman dan elemen keras dapat saling melengkapi.

5.5 Satwa

Diharapkan dengan adanya berbagai macam tanaman obat, aromatik, dan industri yang dikelola dengan baik maka keragaman satwa yang ada di dalamnya akan meningkat. Selain itu, dalam perancangan diharapkan adanya hubungan yang baik antara pengunjung dengan lingkungan satwa, sehingga dibutuhkan adanya rambu yang dapat menjaga interaksi tersebut.

5.6 Tanah dan Air

KWI 1 memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan yang sifatnya memiliki tingkat kemasaman masam hingga agak masam, bahan organik pada lapisan atas rendah hingga agak sedang dan menurun pada lapisan bawah, kejenuhan basa rendah hingga sedang, daya absorpsi rendah hingga sedang, unsur hara sedang, permeabilitas tinggi, aktivitas biologi baik serta kepekaan erosi kecil. Golongan latosol coklat kemerahan memiliki tingkat kesesuaian wilayah S-1 atau sangat sesuai untuk penanaman tanaman semusim, tahunan dan padi sawah (Soepraptohardjo, 1976). Sehingga sangat mendukung pengembangan tapak sebagai lokasi wisata ilmiah yang berbasis tanaman.

Sebagian besar petak tanam yang ada di KWI 1 berada pada area yang memiliki topografi yang datar. Hal ini sangat baik dalam merancang tapak karena

49

akan mengurangi adanya perlakuan cut and fill. Selain itu keadaan yang demikian akan memudahkan perawatan, dan pemanenan terhadap tanaman yang ditanam, serta keanekaragaman tanaman yang ada pada petak tanam akan lebih mudah untuk diamati dan diperkenalkan kepada para pengunjung.

Tanaman koleksi pada tapak untuk keperluan air mengandalkan hujan dan menara air sebagai pasokan utama. Toilet yang ada pada tapak mengambil sumber air dari menara air yang masih berfungsi dengan baik.

5.7 Fasilitas

Agar informasi tentang berbagai tanaman yang ditanam di dalam tapak dapat disampaikan dengan baik kepada para pengunjung, p emanfaatan tapak sebagai kebun wisata ilmiah akan menuntut tersedianya fasilitas yang memadai, tidak sekedar untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengunjung untuk kegiatan wisata. Sehingga perlu dilakukan peningkatan dalam hal pemberian informasi kepada pengunjung berupa penunjuk arah, pemberian identitas tanaman, panel, nama petak tanam, dan pusat informasi, baik secara audio maupun visual. Pemberian papan nama ataupun panel dapat dilakukan untuk menunjukkan identitas tanaman kepada pengunjung. Hal- hal yang dicantumkan dapat berupa nama lokal, nama latin, famili, dan asal tanaman. Disamping itu penempatan papan penunjuk arah pada lokasi yang strategis juga membantu pengunjung dalam melakukan perjalanan ke titik-titik tertentu disertai dengan adanya peta lokasi yang diletakkan pada posisi strategis dalam tapak. Nama petak tanam perlu ditampilkan dengan jelas agar pengunjung dapat mengenali antara petak tanam yang satu dengan lainnya. Pusat informasi audio visual ditujukan agar pengunjung dapat lebih memahami informasi yang ada di KWI 1.

Paranet yang berada di lapangan parkir dapat dipindahkan ke dalam kebun dengan dialihfungsikan berupa kios produk. S ehingga area yang sebelumnya digunakan sebagai paranet dapat digunakan untuk area parkir kendaraan besar berupa bis.

Tanaman dalam jumlah besar pada tapak juga memerlukan air untuk hidup. Berbagai fasilitas pemeliharaan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan penyediaan air bagi tanaman perlu ditingkatkan, mengingat tapak juga digunakan untuk berbagai penelitian yang pemeliharaan dan perawatannya harus terjaga

dengan baik. Segi keamanan juga perlu diperhatikan demi menjaga keberadaan fasilitas yang ada pada KWI 1.

Penyediaan tempat pembuangan sampah perlu diperhatikan. Karena ada beberapa titik pada tapak yang digunakan untuk menimbun sampah. Hal ini selain dapat mengurangi keindahan tapak juga dapat mengganggu kesehatan akibat sampah yang dibuang sembarangan sehingga menyebabkan bau tidak sedap dan mengundang datangnya hewan- hewan liar yang memanfaatkan sampah tersebut. Dengan adanya lokasi dan tempat pembuangan sampah maka diharapkan hal- hal tersebut di atas tidak terjadi. Selain itu, materi yang digunakan dan jenis sampah yang akan dibuang dalam tempat sampah perlu diperhatikan. Tempat sampah yang akan digunakan oleh para pengunjung hendaknya dibuat dengan pemisahan fungsi, yaitu untuk sampah organik dan anorganik. Penampungan sampah yang dihasilkan dari perawatan dan pemeliharaan tanaman dalam tapak hendaknya dipisahkan dari tempat sampah yang digunakan oleh pengunjung.

Pendopo yang berada pada petak tanam D9 dan F10 letaknya tidak teratur. Perlu adanya penempatan posisi yang sesuai sehingga memberikan kesan estetis dan menyatu.

Toilet yang berada pada petak D4 dan E4 kondisinya rusak, sehingga perlu adanya perbaikan dan penataan kembali. Toilet yang masih dapat digunakan pada petak tanam G9 kondisinya kurang terawat serta letaknya tidak teratur. Perlu adanya penempatan posisi toilet yang sesuai sehingga memberikan kesan menyatu dan estetis.

Penyediaan fasilitas yang mendukung aktivitas pengunjung seperti toilet dapat ditempatkan di beberapa titik pada tapak. Toilet tersebut dipisahkan antara wanita dan pria. Perlu adanya musholla agar para pengunjung yang beragama Islam dapat melaksanakan ibadah shalat sebagaimana mestinya. Selain itu, gazebo

juga dapat dibuat sebagai pengganti pendopo guna melindungi pengunjung dari hujan atau panas yang berlebihan. Penyediaan ruang yang menyajikan informasi secara audio visual tentang hasil- hasil tanaman perkebunan yang ada pada tapak juga dapat dilakukan agar lebih menarik perhatian pengunjung untuk lebih memiliki rasa ingin tahu terhadap berbagai komoditas tanaman perkebunan, khususnya tanaman obat dan aromatik.

51

Fasilitas yang memadai bagi pengunjung maupun yang menunjang pemeliharaan tapak dan seisinya dapat menjadi suatu keberlanjutan yang baik pada tapak serta lingkungan sekitarnya. Pengadaan fasilitas pada tapak juga harus memperhatikan kemudahan dalam hal perawatannya sehingga tujuan pengadaannya dapat tercapai dengan benar dan fasilitas yang diadakan pada tapak memiliki usia pakai yang maksimal. Adapun fasilitas yang belum ada adalah belum tersedianya musholla pada tapak.

5.8 Aspek Sosial dan Ekonomi

Sumber dana operasional K W I 1 yang dianggarkan dalam APBN merupakan suatu potensi untuk pengembangan lebih lanjut dari segi ekonomi. Dengan adanya dana dari pemerintah, kegiatan belanja dan lainnya yang membutuhkan dana dapat terkontrol dan terjamin keberlanjutannya. Jika telah dilakukan pengembangan, maka KWI 1 juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi pihak pengelola maupun pemerintah daerah.

5.9 Persepsi Pengunjung

Persepsi pengunjung merupakan tanggapan pengunjung dari sesuatu yang ada di KWI 1 yang dipengaruhi oleh kemampuan psikologis serta kekuatan melihat, merasakan, mencium, mendengar dan meraba. Persepsi pengunjung dibagi menjadi karakteristik pengunjung, persepsi terhadap lokasi di KWI 1 Balittro, persepsi terhadap fungsi KWI 1 Balittro, persepsi pengunjung terhadap fungsi rekreasi, persepsi pengunjung terhadap fungsi konservasi, dan persepsi pengunjung terhadap fungsi pendidikan.

5.9.1 Karakteristik Pengunjung Tabel 7. Karakteristik Pengunjung

No. Informasi Frekuensi Persentase

1. Jenis Kelamin a. Laki- laki 17 56,7 b. Perempuan 13 43,3 Jumlah (Σ ) 30 100 2. Umur a. Di bawah 7 tahun 0 0,0 b. 7 s.d. 14 tahun 11 36,7 c. 15 s.d. 24 tahun 3 10,0 d. 25 s.d. 55 tahun 13 43,3

Tabel 7. (Lanjutan) Karakteristik Pengunjung

No. Informasi Frekuensi Persentase

e. Di atas 55 tahun 3 10,0

Jumlah (Σ ) 30 100

3. Tingkat Pendidikan/Pendidikan Terakhir

a. Tamat SD 7 23,3

b. Tamat SLTP 1 3,3

c. Tamat SLTA 11 36,7

d. Tamat Akademi 1 3,3

e. Tamat Perguruan Tinggi 3 10,0

f. Lainnya 7 23,3

Jumlah (Σ ) 30 100

4. Jenis Pekerjaan

a. Pelajar 11 36,7

b. Mahasiswa/i 3 10,0

c. Pegawai Negeri Sipil 11 36,7

d. Pegawai Swasta 3 10,0 e. ABRI/Polri 0 0,0 f. Wiraswasta/Pedagang/Jasa 0 0,0 g. Buruh 0 0,0 h. Pensiunan 0 0,0 i. Petani 0 0,0

j. Ibu Rumah Tangga 0 0,0

k. Tidak Bekerja 0 0,0

l. Lainnya 2 6,7

Jumlah (Σ ) 30 100

5. Alamat Tempat Tinggal

a. Bogor 28 93,3

b. Jakarta 2 6,7

c. Lainnya 0 0,0

Jumlah (Σ ) 30 100

6. Frekuensi Anda mengunjungi KWI 1 Balittro ini

a. Tidak pernah 0 0,0

b. Setiap hari 4 13,3

c. Seminggu sekali 4 13,3

d. Dua Minggu sekali 0 0,0

e. Sebulan sekali 2 6,7

f. Tiga bulan sekali 0 0,0

g. Enam bulan sekali 0 0,0

h. Setahun sekali 10 33,3

i. Lainnya 10 33,3

Jumlah (Σ ) 30 100

7. Apa tujuan Anda berkunjung ke KWI 1 Balittro ini

a. Mendapatkan info tanaman bermanfaat 16 53,3

53

Tabel 7. (Lanjutan) Karakteristik Pengunjung

No. Informasi Frekuensi Persentase

c. Mengadakan rekreasi 0 0,0 d. Menyalurkan hobi 1 3,3 e. Mencari inspirasi 0 0,0 f. Sosialisasi/Pergaulan 0 0,0 g. Lainnya 11 36,7 Jumlah (Σ ) 30 100

8. Kunjungan Anda ke KWI 1 Balittro ini biasanya

a. Sendiri 5 16,1 b. Bersama keluarga 1 3,2 c. Bersama teman 13 41,9 d. Bersama pasangan 0 0,0 e. Lainnya 12 38,7 Jumlah (Σ ) 31 100

9. Kegiatan utama yang biasanya Anda lakukan di KWI 1 Balittro ini

a. Duduk-duduk 1 2,9 b. Jalan-jalan 5 14,3 c. Diskusi/Berkumpul/Mengobrol 3 8,6 d. Fotografi 1 2,9 e. Pengobatan/Terapi 0 0,0 f. Studi/Penelitian/Praktikum 18 51,4

g. Melihat- lihat pemandangan 1 2,9

h. Lainnya 6 17,1

Jumlah (Σ ) 35 100

10. Bagaimana cara Anda menuju ke KWI 1 Balittro ini

a. Berjalan kaki 7 23,3

b. Naik sepeda 1 3,3

c. Naik motor 4 13,3

d. Naik mobil pribadi 3 10,0

e. Naik angkot 15 50,0

f. Naik bus 0 0,0

g. Lainnya 0 0,0

Jumlah (Σ ) 30 100

Pengunjung yang datang ke KWI 1 Balittro sebagian besar merupakan laki- laki dengan persentase 56,7% dan sebagian kecil merupakan perempuan dengan persentase 43,3%. Mereka sebagian besar merupakan dewasa dengan tingkatan umur 25 sampai dengan 55 tahun, adapun persentasenya sebesar 43,3%. Sedangkan jumlah persentase terkecil yaitu pada tingkatan umur 15 sampai dengan 24 tahun dan pada tingkatan umur di atas 55 tahun dengan nilai persentase

yang sama sebesar 10%. Dari berbagai tingkatan umur tersebut, pengunjung yang datang ke KWI 1 Balittro sebagian besar memiliki tingkat pendidikan/pendidikan terakhir tamat SLTA dengan persentase 36,7% serta sebagian kecil tamat SD dan lainnya dengan persentase yang sama sebesar 23,3%. Jenis pekerjaan mereka sebagian besar sebagai pelajar dan pegawai negeri sipil dengan persentase yang sama sebesar 36,7% serta sebagian kecil sebagai lainnya dengan persentase sebesar 6,7%. Dari berbagai jenis pekerjaan tersebut, pengunjung yang datang ke KWI 1 Balittro sebagian besar memiliki alamat tempat tinggal di Bogor dengan persentase 93,3%, sedangkan sisanya sebesar 6,7% memiliki alamat tempat tinggal di Jakarta. Frekuensi mereka mengunjungi KWI 1 Balittro sebagian besar setahun sekali dan lainnya dengan persentase yang sama sebesar 33,3% serta sebagian kecil sebulan sekali dengan persentase sebesar 6,7%. Tujuan mereka berkunjung ke KWI 1 Balittro sebagian besar untuk mendapatkan info tanaman bermanfaat dengan persentase sebesar 53,3% dan sebagian kecil untuk menyalurkan hobi dengan persentase sebesar 3,3%. Kunjungan mereka ke KWI 1 Balittro ini biasanya sebagian besar bersama teman dengan persentase sebesar 41,9% dan sebagian kecil bersama keluarga dengan persentase sebesar 3,2%. Kegiatan utama yang biasanya mereka lakukan di KWI 1 Balittro ini sebagian besar melakukan studi/penelitian/praktikum dengan persentase sebesar 51,4% dan sebagian kecil melakukan duduk-duduk, fotografi, melihat- lihat pemandangan dengan persentase yang sama sebesar 2,9%. Dari berbagai kegiatan tersebut, cara pengunjung menuju ke KWI 1 Balittro ini sebagian besar naik angkot dengan persentase sebesar 50,0% dan sebagian kecil naik sepeda dengan persentase

Dokumen terkait